Penerapan Model Pembelajaran SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI
(SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN ENERGI PANAS DAN BUNYI
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN JEPARA
TAHUN PELAJARAN2017/2018
Sri Endang Setyaningsih
SD Negeri Kauman Jepara
ABSTRAK
Setelah melaksanakan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman ada kegelisahan yang penulis rasakan, yaitu rendahnya hasil belajar siswa.Hal ini disebabkan keaktifan dan minat belajar siswa rendah padahal IPA termasuk pelajaran yang menarik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah“Apakah penerapanmodel pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,Intelektual) dapat meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar IPA pokok bahasan energi panas dan bunyi siswa kelas IVSDNegeriKauman Jepara tahun pelajaran2017/2018?”Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar siswa kelas IV SD Negeri Kauman Jepara pada mata pelajaranIPA pokok bahasan energi panas dan bunyi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan model pembelajaran SAVI. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus.Tiap siklus terdiri perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Adapun hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata pada Siklus I pertemuan 1 adalah 70.Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 26 yang tuntas 16 siswa atau 61,53% di atas KKM, yang belum tuntas 10 siswa atau 38,46% di bawah KKM, dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 50.Sedangkan nilai rata-rata pada Siklus I pertemuan 2 adalah 76,92.Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 26 yang tuntas 20 siswa atau 76,92% di atas KKM, yang belum tuntas 6 siswa atau 23,07% di bawah KKM, dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 50. Pada siklus II pertemuan 1 adalah 83,46.Jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 26 yang tuntas 23 siswa atau 88,46% di atas KKM, yang belum tuntas 3 siswa atau 11,54% di bawah KKM, dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 60.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang energy panas dan bunyi
Kata Kunci: pembelajaran SAVI, hasil belajar peserta didik.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pembelajaran yang diterapkan pada sekolah.Secara sederhana IPA sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. Seorang tokoh Arthur A. Carin dan Robert B. Sund (Garnida, 2003: 3), menyebutkan bahwa sains merupakan sistem pengetahuan tentang alam semesta melalui cara pengumpulan data dengan pengamatan dan percobaan. Pendidikan pada bidang IPA menekankan segala sesuatunya untuk memberikan pengalaman secara langsung.Tujuan pendidikan yang memuat gambaran tentang nilai-nilai baik. Namun disisi lain tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa dapat memahami konsep IPA secara sederhana dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil tes belajar IPA materi energi panas dan bunyi yang dilakukan di kelas IV SDN Kauman Jepara tempat peneliti bekerja, data menunjukkan hasil belajar siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70.Sedangkan IPA adalah merupakan salah satu mata pelajaran yang menarik bagi siswa.Namun, pemahaman konsep siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi energi panas dan bunyi belum meningkat dengan baik.
Permasalahan rendahnya pemahaman konsep energi panas dan bunyi menjadi pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA materi energi panas dan bunyi, yakni merancang pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa serta mampu menuntun siswa untuk berpikir kritis dan sistematis dalam memahami pembelajaran IPA energi panas dan bunyi.Selama ini peneliti memang masih memakai metode ceramah untuk menyampaikan pembelajaran. Tanpa diketahui metode ceramah menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi penuh dengan menggunakan indra telinga yang terbatas, metode ceramah juga membuat kelas menjadi monoton, metode ini membuat guru cenderung memperlakukan siswa sama rata.
Untuk meningkatkan aktivitas siswa, guru dapatmenerapkan pendekatan yang memanfaatkan indrasebanyak mungkin dan membuat terlibat seluruh tubuh/pikiran dalam proses belajar. Pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual), karena dalam penerapan pendekatan SAVI bukan hanya menggunakan pikiran tetapi jugamenggunakan fisiknya dalam proses pembelajaran. Perpaduan gerakan fisik dan aktivitas intelektual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA.
Dengan penerapan pendekatan SAVI melalui metode eksperimen guru dapat berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa sebagai pelaku utama sehingga siswa dapat menjadi aktif dalam proses pembelajaran IPA. Dalam melakukan percobaan dibutuhkan keterpaduan empatkomponen yaitu somatis, audiotori, visual dan intelektual.Somatis yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam melakukan percobaan dengan teliti dan konsentrasi, audiotori yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar sehingga siswa diajarkan untuk mendiskusikan permasalahan yangdihadapi dan mampu menghargai pendapat orang lain,visual yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan sehingga siswa dapat memperhatikan dan terlibat langsung dengan media ajar, dan intelektual yaitubelajar dengan memecahkan masalah dan merenung sehingga dengan menemukan pengalaman belajarnya sendiri siswa dapat menarik kesimpulan dan menemukan bukti yang meyakinkan dalam percobaan yang dilakukannya (Meier, terj., Rahmani Astuti, 2002:91-92).
Harapan penerapan pendekatan SAVI mampu membuat siswa belajar lebih mandiri dengan menemukan dan memahami konsep sendiri sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah melalui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,Intelektual)dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: Meningkatkan aktivitas belajar IPA tentang pokok bahasanenergi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahunpelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,Intelektual) dan meningkatkan hasil belajar IPA tentang pokok bahasanenergi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahunpelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,Intelektual).
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa, memudahkan mempelajari materi-materi pelajaran dan siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran IPA. Manfaat bagi guru serta sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan pemahaman konsep, sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya. Manfaat bagi Sekolah mendapatkan alternatif model pembelajaran di sekolah melalui PTK dan menambah referensi tentang PTK di perpustakaan sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Hasil Belajar
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002: 4) mengartikan “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Sudjana (2000: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada individu belajar.
Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59), mengungkapkan “Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental dan tendensi yang belajar”. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman, belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Menurut Hamalik (2004: 27), belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu memahami. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh dengan sistematis mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.
Setiap individu pasti mengalami proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, danakanberlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan disekolah, belajar merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar; 2)perubahan dalam belajar bersifat fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara; 5)Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah: 6)Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah seperti cara mengajar, mutu rancangan, metode evaluasi, dan lain-lain. Adapula faktor yang harus diterima apa adanya seperti: latar belakang siswa, penghasilan orang tua, lingkungan sekolah, dan lain-lain.
Pembelajaran IPA
Ilmu Perngetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan poengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada poemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA di arahkan untuk inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu pesrta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Pengertian prinsip dan tujuan IPA yaitu belajar Sains tidak hanya menimbun pengetahuan, tetapi harus dikembangkan serta diaplikasikan kedalam bentuk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scintientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Pembelajaran SAVI
Menurut Henry (2009) SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual, dan Intektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan menyeluruh(holistic); belajar berdasarkan pengalaman; belajar dengan simbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup
Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning(AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu: 1)Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh; 2)Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.; 3)Kerjasama membantu proses pembelajaran; 4) Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan; 5)Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik; 6)Emosi positif sangat membantu pembelajaran dan 7) Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Jadi pada dasarnya pembelajaran SAVI ini lebih menonjolkan bagaimana siswa menciptakan kreativitasnya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada cara berpikir siswa menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk menggali kemamapuannya dalam memperoleh pengetahuan yang baru.
Karakteristik dalam model pembelajaran SAVI sudah mewakili semua aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan semata melainkan ia dapat benar-benar memahami secara langsung apa yang ia pelajari. Di sini juga sangat berperan dalam penerapannya. Guru dituntut untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam memfasilitasi siswa dengan ragam alat peraga yang menarik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Kerangka Berpikir
Penggunaan model pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kauman Jepara belum efektif karena belum dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar, sehingga berimbas pada hasil belajar yang kurang optimal. Pengajaran merupakan suatu sistem yaitu sebagai kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaiantujuan yang diinginkan (Sumaatmadja,1984).
Sebagai suatu sistem, pengajaran mengandung sejumlah komponen antara lain pendekatan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran akan menerapkan model pembelajaran SAVI untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Penerapan model pembelajaran SAVI pada penelitian ini karena dapat memotivasi siswa saat belajar dan memancing siswa untuk lebih dapat menggunakan seluruh kemampuannya dan tertarik dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa lebih giat belajar dan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran yangakan berimbas pada peningkatan hasil belajar IPA.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Diduga dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang bahasan pokok energi panas dan bunyi siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kauman Jeparasebagai instansi mengajar peneliti. Waktu penelitian dilaksanaka pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 selama 3 bulan. Pelaksanaan siklus I pada hari Jum’at, 9 dan 16Februari 2018 dan pelaksanaan siklus II pada hari Jum’at, 23 Februari 2018.Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/ 2018. Jumlah 26 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari aktivitas belajar siswa, hasil tes formatif, kinerja guru dan dokumen.Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan 2 cara, yaitu cara kuantitatif dan dengan cara kualitatif. Tehnik kuantitatif yaitu teknik menganalisa hasil tes siswa meliputi pedoman penilaian, penghitungan rata-rata hasil tes, dan penentuan persentase ketuntasan. Data kualitatif berupa data hasil observasi ketrampilan guru dan aktivitas siswa serta hasil catatan penelitian yang dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori kesimpulan.
Validasi data hasil belajar IPAtentang sumber energi bunyi dan panas pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui model pembelajaran SAVI, baik hasil tes formatif siklus I, dan siklus II diperoleh dengan teknik tes. Supaya data yang diperoleh valid, peneliti membandingkan hasil observasinya dengan hasil observasi supervisor 1 dan supervisor 2.
Indikator Kinerja Penelitian /Keberhasilan penelitian.
Sebagai tolok ukur (kriteria) keberhasilan tindakan kelas ini berhasil apabila:1)Nilai hasil belajar IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Kaumanmenunjukkan peningkatan dari kondisi prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II; 2)Nilai rata-rata prestasi belajar IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan (KKM) yaitu 70; Minimal 85% siswa, nilai hasil belajar IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Kauman mencapai KKM; dan nilai rata-rata kelas ≥ 70
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan selama 2 siklus setiap siklus melalui 4 tahapan penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang selanjutnya diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Pelaksanaan siklus kedua setelah siklus pertama selesai dan pelaksanaannya sama seperti siklus pertama.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal tindakan merupakan hasil refleksi terhadap pencarian fakta hasil belajar IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman semester II tahun pelajaran 2017/2018.Data refleksi diperoleh dari pengamatan dan hasil ulangan harian selama pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI.
Hasil ulangan harianterakhir dalam pembelajaran IPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018 menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Dari 26 siswa yang memperoleh nilai 70 (sesuai KKM) keatas hanya 11 siswa dan 15 siswa lainnya masih dibawah 70,00. Nilai rata-rata kelas adalah 63,46. Siswa yang tuntas 11 siswa (42,30%) dan yang belum tuntas 15 siswa (57,69%). Nilai tertinggi 80 dan terendah 40.
Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti dan dibantu supervisor 1 dan supervisor 2 sepakat untuk dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran SAVI dengan tujuan agar hasil belajar siswa meningkat dengan cara melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Hasil penelitian dari prasiklus sampai siklus ke dua dapat dilihat sebagai berikut:Perbandingan Hasil Tes Formatif Prasiklus dengan Siklus I
Berdasarkan hasil proses pembelajaran dari prasiklus dengan siklus I mata pelajaran IPAtentang sumber energi panas dan bunyi pada siswa kelas IVSDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018, dapat dilihat dalam tabel 4.7 sebagai berikut.
Hasil Tes Formatif Prasiklus dengan Siklus I
No | Indikator | Prasiklus | Siklus 1 | ||||
Pertemuan 1 | Pertemuan 2 | ||||||
Jumlah | % | Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1 | Tuntas | 11 | 42,30 | 16 | 61,53 | 20 | 76,92 |
2 | Belum Tuntas | 15 | 57,69 | 10 | 38,46 | 6 | 23,07 |
Jumlah | 26 | 100 | 26 | 100 | 26 | 100 | |
Rata-rata kelas | 63,46 | 70,00 | 76,53 |
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat ketuntasan siswa dan rata-rata kelas selalu meningkat, tetapi belum melampui indikator keberhasilan. Peneliti berdiskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2 perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA perlu dilanjutkan karena hasil pembelajaran siklus I pertemuan 2 belum mencapai indikator keberhasilan.
Perbandingan Hasil Tes Formatif Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan hasil proses pembelajaran dari siklus I dengan siklus II mata pelajaran IPAtentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Perbandingan Hasil Tes Formatif Siklus I dengan Siklus II
No | Indikator | Siklus I | Siklus II | ||||
Pertemuan 1 | Pertemuan 2 | ||||||
Jumlah | % | Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1. | Tuntas | 16 | 61,53 | 20 | 76,92 | 23 | 88,46 |
2. | Belum Tuntas | 10 | 38,46 | 6 | 23,07 | 3 | 11,54 |
Jumlah | 26 | 100 | 26 | 100 | 26 | 100 | |
Rata-rata kelas | 70,00 | 76,53 | 83,46 |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan siswa dan rata-rata kelas sudah melampui indikator keberhasilan. Indikator kinerja minimal 85% siswa mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas ≥ 75. Peneliti berdiskusi dengan supervisor 1 dan 2, perbaikan pembelajaran mata pelajaran mata pelajaran IPAtentang sumber energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara tidak perlu dilanjutkan karena hasil pembelajaran siklus II pertemuan 1 sudah mencapai indikator keberhasilan.
Hasil ketuntasan belajar siswa dan rata-rata kelas sudah diatas indikatorkeberhasilan penelitian. Hasil diskusi peneliti dan supervisor sebagai observer sepakat tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus III.
Pembahasan Kualitas/ Tindakan Hasil Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaranIPA tentang energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan model pembelajaran SAVI dilakukan 2 (dua) siklus dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil tes formatif prasiklus siswa yang tuntas 11 siswa (42,30%). Nilai rata-rata kelas 63,46. Hasil tes formatif siklus I pertemuan 1 siswa yang tuntas 16 siswa (61,53%) dan nilai rata-rata kelas 70,00. Hasil tes formatif siklus I pertemuan 2 siswa yang tuntas 20 siswa (76,92%) dan nilai rata-rata kelas 76,92. Hasil tes formatif siklus II pertemuan 1 siswa yang tuntas 23 siswa (88,46%) dan nilai rata-rata kelas 83,46.
Hasil proses pembelajaran sudah diatas indikator keberhasilan penelitian. Tolok ukur indikator keberhasilan penelitian;minimal rata-rata kelas ≥ 70, ketuntasan minimal (KKM) ≥ 85% dan batas minimal rata-rata aktifitas kinerja guru 85%.Bagi 3siswa yang belum tuntas tidak diadakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran tetapi akan diberi tugas remidi dan pengayaan diluar tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada prasiklus, siklus I dan siklus II terdapat temuan-temuan sebagai berikut.
- Kinerja guru mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I dan siklus II. Hasil observasi terhadap kinerja guru pada masing-masing siklus diprosentasekan. Sehingga bisa diketahui adanya peningkatan prosentase hasil observasi di setiap siklus seperti tabel di bawah ini.
Tabel Peningkatan Kinerja Guru
Uraian | Siklus I Pertemuan | Siklus II | |
1 | 2 | 1 | |
Prosentase | 76% | 84% | 96% |
- Aktivitas siswa dalam belajar mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I pertemuan 1, Siklus I pertemuan 2 dan siklus II.Hasil observasi aktivitassiswa dalam belajar pada masing-masing siklus diprosentase.Sehingga bisa diketahui adanya peningkatan hasil observasi di setiap siklus seperti tabel di bawah ini.
Tabel Aktivitas siswa dalam belajar
Uraian | Siklus I Pertemuan | Siklus II | |
1 | 2 | 1 | |
Prosentase | 50% | 70% | 90% |
- Persentase ketuntasan belajar secara klasikal dan nilai rata-rata kelas dari prasiklus, siklus I dan siklus II telah terjadi peningkatan. Hal ini terlihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel Peningkatan Hasil Belajar
Uraian | Prasiklus | Siklus I Pertemuan | Siklus II | |
1 | 2 | 1 | ||
Ketuntasan | 42,30 | 61,53 | 76,92 | 88,46 |
Nilai rata-rata | 63,46 | 70,00 | 76,53 | 83,46 |
Berdasarkan hasil temuan pada prasiklus, siklus I, dan siklus II seperti uraian di atas, ternyata hasil pembelajaran IPA tentang energi panas dan bunyi melalui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,Intelektual)pada siswa kelas IV SDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkat.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dideskripsikan sebelumnya dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
- Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatic, Audio, Visual and Intelligent) mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran IPA tentang energi panas dan bunyipada siswa kelas IV SD Negeri Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018. Hal itu terlihat dari nilai ketuntasan siswa kondisi awal42,30%, siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 61,53%, siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 76,92%, siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 88,46%.
- Menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatic, Audio, Visual and Intelligent) mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran IPA tentang energi panas dan bunyipada siswa kelas IVSDN Kauman Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara semester II tahun pelajaran 2017/2018, sehingga siswa terlibat baik secara interaktual atau emosional.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk meningkatan pembelajaran IPA antara lain:Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mendorong minat siswa dalam belajar IPA.Guru dapat menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatic, Audio, Visual and Intelligent) dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat.Guru membiasakan melakukan perbaikkan pembelajaran apabila siswa belum tuntas dalam menguasai materi pembelajaran.Guru sebaiknya menggunakan alat peraga yang tepat untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.2004.Psikologi Belajar.Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Daryanto.2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dave, Meier. 2005. The Accelereted Learning Handbooks;Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Terjemahan Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka. Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: Referensi (GP press. Group).
Garnida.Dadang. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika Aditama
Hamalik, Oemar. (2004).Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.
Henry. 2009. Model – Model Pembelajaran. http: //herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model pembelajaran–savi/. (diakses pada18 Januari 2018 pukul 11.50).
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.