PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SATUAN UKURAN PANJANG BAGI SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Sri Sugiyati

SD Negeri Kragilan 2

ABSTRAK

Tujuan penelitian tidakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada satuan ukuran panjang bagi siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2 pada semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel x (variabel bebas: pembelajaran dengan pendekatan kontekstual) dan variabel terikat (variabel y: Hasil belajar matematika satuan panjang bagi siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2 pada semester I tahun pelajaran 2013/2014). Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester yaitu dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 dengan sasaran siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2 pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 orang. Untuk memperoleh data menggunakan teknik pengumpulan data dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan dua siklus. Selanjutnya data yang berupa kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan antara nilai tes kondisi awal, siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif berdasarkan hasil observasi untuk direfleksi. Berdasarkan pembahasan penelitian ternyata melalui pendekatan kontekstual hasil rata – rata ulangan harian dalam kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 1,80, sedangkan hasil ulangan harian dari siklus I ke siklus II mengalami penurunan sebesar 0,50. Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan 1,30. Diperoleh kesimpulan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika satuan ukuran panjang bagi siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2 pada semester I tahun pelajaran 2013/2014.

Kata-kata kunci: Pembelajaran Kontekstual, Peningkatan Hasil belajar


PENDAHULUAN

Pada pembelajaran Matematika di sekolah bertujuan untuk mengembangkan kecakapan atau kemahiran matematika. Adapun yang diharapkan dapat dicapai siswa antara lain menggunakan penalaran pada pola sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (Depdiknas 2006). Supaya tujuan tersebut di atas dapat dicapai maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika, antara lain mengkondisikan peserta didik untuk menemukan kembali rumus, konsep atau prinsip, dalam matematika melalui bimbingan guru.

Karena sebagian hal tersebut, hasil belajar matematika kelas III di bawah rata-rata atau KKM 60. Buktinya dapat dilihat pada daftar nilai. Ulangan dilakukan 2 kali pada saat pra siklus atau kondisi awal yaitu dari 32 siswa yang dapat nilai tuntas 10 siswa atau 31,25 % yang belum tuntas 22 siswa atau 68,75% dan rata-ratanya nilai baru 53.

Setelah diadakan penelitian diharapkan nilai rata-rata ulangan harian peserta didik dapat mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 60. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontektual.

Setelah dilakukan pengamatan ternyata ditemukan beberapa masalah yang terjadi yang akan diteliti, yaitu: (1) Proses pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik; (2) Hasil belajar yang masih redah. Masalah inilah yang akan menjadi fokus penelitian.

Berdasarkan kajian tersebut, dirumuskan (1) “Apakah pembelajaran dengan model kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika satuan ukuran panjang bagi siswa kelas III semester I SD Negeri Kragilan 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014”. (2) “Bagaimana proses pem-belajaran model kontektual dapat mening-katkan hasil belajar matematika satuan, ukuran panjang bagi siswa kelas III semester 1 SD Negeri Kragilan 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014”

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika satuan ukuran, panjang bagi sisawa bagi siswa kelas III semester 1 SD Negeri 2 Kragilan 2 kecamatan gemolong kbupten sragen tahun pelajaran 2013/2014. (2) Untuk meningkatakan kwalitas pembelajaran dikelas III Semester 1 SD Negeri 2 Kragialn Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen digunakan model kontektual.

KAJIAN TEORI

Hakekat Matematika

Matematika adalah ilmu deduktif, eksionatif, formal, hierarki, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya, sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika (Karso dkk, 1998: 14). Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani manthein atau mathenein yang berarti mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi (Audi I lakim Nasution, 1980: 12).

Ruseffendi (1989: 23) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur – unsur yang tidak didefinisikan, definisi – definisi, aksioma – aksioma, dan dalil – dalil, di mana dalil – dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karma itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

Hakekat Belajar

Belajar melalui proses yang relatif terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengalaman inilah yang membuahkan hasil yang disebut belajar. (Robert M. Cagne,1984. The Condition Learning and Theory of Instruction). Menurut Nana Sudjana (1989: 5) mengartikan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan yang dimaksud scbagai hasil dari proses belajar yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, perubah-an sikap dan tingkah laku, keterampilan kecakapan, kebiasaan dan perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Bruner (Sumarmo, 2003) menjelas-kan bahwa belajar sebagai proses kognitif yang meliputi memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, belajar penemuan terjadi apabila materi yang dipelajari tidak disajikan dalam bentuk final, tetapi memerlukan kegiatan mental lebih dulu agar membentuk pengetahuan baru dalam struktur kognitif pembelajaran.

Hakekat Pembelajaran

Menurut Peaget dalam Hera Lestari Mikarsa (2007: 6.23) bahwa kemampuan berpikir orang dewasa berbeda sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Peaget (Woolfolk & Nicolich, 1980) proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap – tahap perkembangan tertentu sesuai pada umumnya. Perjenjangan ini sifatnya hierarki, artinya harus dilalui berdasarkan urutan/tahapan yang telah ditentukan.

Tahap atau tingkat yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Tingkat sensori motor (0 – 2 tahun), (2) Tingkat pre – operasional (2 – 7 tahun); (3) Tingkat operasi kongkrit (7 – 11 tahun); (4) d). Tingkat operasi formal (11 – 15 tahun). Pendapat Peaget ini didukung oleh Bruner yang mengatakan bahwa usia SD untuk mendapatkan daya tangkap dan serapnya meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan masih masih memerlukan mata dan tangan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di SD diperlukan benda kongkrit.

Adapun prinsip-prinsip pembelajar-an matematika SD menurut Dirjendikdas-men (1993) antara lain: (1) dalam menyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai dari tahapan yang paling sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks, dari yang dekat kepada peserta didik menuju lingkungan yang lebih luas; (2) pengalaman – pengalaman sosial anak dan penggunaan – penggunaan benda – benda kongkret perlu dilakukan guru untuk membantu pemahaman peserta didik terhadap pengertian-pengertian dalam ber-hitung; (3) setiap langkah dalam pembela-jaran berhitung hendaknya diusahakan melalui penyajian yang menarik untuk menghindari terjadinya tekanan atau ketegangan pada diri peserta didik.

Penilaian Pembelajaran

Untuk mengetahui hasil pembelajaran dilakukan penilaian pembelajaran. Penilaian pcmbelajaran dapat dilakukan secara tes dan non tes. Penilaian secara tes ada bermacam-macam, yaitu (1). Penilaian Formatip atau ulangan harian yaitu ulangan yang dilaksanakan setiap selesai mengajarkan dalam setiap pokok bahasan, (2). Penilaian Pengamatan yaitu Penilaian yang dilakukan oleh mendasarkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3). Penilaian Tugas dan Pekerjaan Rumah adalah Penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa yang sehubungan dengan pengerjaan tugas dan pekerjaan rumah yang berfungsi untuk menambah pemahaman materi. (4) Penilaian Portofolio yaitu serangkaian informasi yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian, dan (5). Ulangan Umum Semester yaitu ulangan yang dilaksanakan setiap akhir semester. Dilihat dari jenisnya Penilaian dapat digolongkan menjadi dua, (1). Penilaian tertulis, dan (2). penilaian perbuatan. Penilaian tertulis bentuknya bermacam-macam antara lain benar – salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian, dan uraian. Penilaian perbuatan dapat berupa pengamatan, wawancara, angket, skala sikap, dan daftar isian. (Psikologi Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 156).

Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu, antara lain: (1) Pene-litan yang berjudul penerapan pemelajaran model kontektual untuk eningkatkan hasil belajar matematika satuan ukuran panjang bagi siswa kelas III kolah Dasar Negeri Kragilan 2 pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. (2) “Nama: Satini NIP: 19580707 198304 2 006, SD Jagung 2 UPT Dinas Pendidikan kecamatan Plupuh dengan judul: Penigkatan kompetensi hasil belajar matematika tentang keliling dan luas persegi serta persegi panjang melalui pendekatan lingkungan siswa kelas III SD Negeri Jagung 2 pada semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Dengan mengguna-kan metode atau pendekatan lingkungan. Adapun hasilnya kondisi awal rata-rata 52, Sedangkan pada siklus 1 sebesar rata-rata 60, dan pada ulangan siklus 2 rata-rata sebesar 64. Pada hasil nilai kondisi awal ulangan pertama dari 15 siswa yang tuntas 5 siswa: 33%. Pada siklus 1 dari 15 siswa yang tuntas 10 siswa atau 60%. Siklus 2 dari 15 siswa yang tuntas 13 siswa atau 87%. Jadi ketuntasan belajar dari kondisi awal 33% menjadi 87% , pada kondisi akhi terjadi peningkatan hasil belajar.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, guru belum menggunakan pembelajaran kontekstual, sehingga partisipasi dan hasil belajar siswa masih rendah. Kemudian guru menerapkan model pembelajaran kontekstual, sehingga terjadi peningkatan baik partisipasi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan atau satu semester yaitu dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2,.

Dalam penelitian ini peneliti dibantu guru kelas dan siswa dalam rangka pengumpulan data. Hal ini dikandung maksud agar penelitian ini benar – benar memperoleh data yang akurat, dengan langkah yang tepat sehingga bermakna bagi peningkatan hasil belajar siswa.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang kami teliti siswa kelas tiga Sekolah Dasar Negeri Kragilan 2 sejumlah 32 (tiga puluh dua ) siswa. Dari sejumlah siswa tersebut terdiri dari 15 siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan.

Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang kami perlukan berasal dari:

1. Sumber data primer: yaitu hasil ulangan harian tentang materi pada mata pelajaran matematika satuan ukuran panjang.

2. Sumber data sekunder: yaitu data yang diperoleh dari peneliti dan guru/teman sejawat melalui hasil observasi/wawancara.

Deskripsi Persiklus

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dan diadakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaa, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu selama 2 x 35 menit. Adapun tahapan pada siklus 1 (satu) adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan/Planing

Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan materi pokok mengukur satuan panjang, kelas III semester I.

2) Memilih dan menentukan metode yang tepat yaitu kontektual.

3) Menyiapkan soal-soal tentang materi pokok ukuran panjang.

4) Menyiapkan kisi-kisi soal tes akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan/Acting

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti dengan bantuan teman sejawat dengan cara mengisi lembar observasi (pengamatan) perbaikan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2013 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru membri salam dan menanyakan keadaan siswa.

2) Guru melakukan observasi dengan bertanya tentang pelajaran yang lalu.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru menjelaskan tentang ukuran panjang.

5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

6) Guru menyuruh kelompok masig-masing untuk mengukur meja, kursi yang digunakan.

7) Siswa melaksanakan perintah kerja.

8) Siswa bersama guru membahas hasil kelompok.

9) Siswa mengerjakan tes formatif secara individu sebagai akhir pembelajaran.

c. Pengamatan/Observating

Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah jalannya pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pembelajaran tes dilakukan untuk mengetahui penelitian siklus 1 ini sudah berhasil apa belum.

Untuk mengetahui apakah penelitian pada siklus 1 berhasil atau tidak, maka dilakukan juga tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan pada saar pembelajaran berlangsung. Instrumen dan hasil pengamatan untuk guru dan siswa secara lengkap dijelaskan pada lampiran.

d. Refleksi/Reflecting

Setelah diperoleh hasil dari pekerjaan peserta didik, hasil observasi (pengamatan) maupun hasil diskusi, selanjutnya dilakukan analisis oleh pendidik (guru). Hasil analisis apakah pembelajaran sudah berhasil, apabila hasil belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan akan diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus berikutnya.

2. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk dua jam pelajaran yaitu selama 2 x 35 menit. Adapun tahapan pada siklus 2 (dua) adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan/Planning

Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan materi mengukur satuan panjang kelas III semester I.

2) Memilih dan menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran yaitu pendekatan/metode kontektual.

3) Menyiapkan soal-soal tentang satuan panjang.

4) Menyispkan kisi-kisi untuk tes akhir siklus 2.

b. Pelaksanaan/Acting

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti dengan bantuan teman sejawat dengan cara mengisi lembar observasi (pengamatan). Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 pada tanggal 9 September 2013 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru memberi salam dan memimpin doa.

2) Guru melakukan observasi dengan bertanya tentang pelajaran yang lalu.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru menjelaskan tentang ukuran panjang.

5) Guru membagi menjadi beberapa kelompok.

6) Guru menyuruh siswa untuk mengukur ruang kelas, almari, papan tulis.

7) Siswa melaksanakan perintah guru.

8) Siswa bersama guru membahas hasil tugasnya.

9) Siswa mengerjakan tes formatif secara individu sebagai akhir pembelajaran.

c. Pengamatan/Observating

Pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah jalannya pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pembelajaran tes dilakukan untuk mengetahui apakah siklus 2 ini sudah berhasil atau belum.

Untuk mengetahui apakah penelitian siklus 2 berhasil atau tidak, maka dilakuka juga tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk siswa dan guru. Instrumen dan hasil pengamatan untuk guru dan siswa secara lengkap dijelaskan pada lampiran.

d. Refleksi/Reflecting

Setelah dilakukan berbagai kegiatan diperoleh hasil dari siswa, melalui observasi (pengamatan) maupun tes. Selanjutnya dilakukan analisis oleh peneliti atau guru. Hasil analalisis digunakan untuk melakukan refleksi apakah pembelajaran sudah berhasil, apabila hasil belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Prasiklus

Tingkat ketuntasan siswa sebelum dilakukan perbaikan pada mata perbaikan matematika materi satuan ukuran panjang di kelas III semester I SD Negeri Kragilan 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari data berikut ini: Nilai rata-rata kelas sebesar 5,20 dengan nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 7 dengan tingkat ketuntasan sebesar 31,25%.

Sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi pokok satuan ukuran panjang kelas III semester I SD Negeri Kragilan 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari 32 siswa yang tuntas mencapai nilai tuntas sama dengan KKM yaitu 60 hanya 10 siswa atau 31,25% berarti masih ada siswa 22 atau 68,75% yang belum tuntas. Berarti masih ada 68% siswa yang gagal dan perlu mendapatkan perbaikan dalam proses pembelajaran.

1. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 jam masing-masing terdiri dari 35 menit. Materi pada siklus 1 adalah satuan ukuran panjang dengan menggunakan metode atau pendekatan kontektual. Peneliti mengawali dengan merencanakan perbaikan pembelajaran melaksanakan perbaikan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan/Planing

Pada perbaikan pembelajaran memfokuskan pada permasalahan yang ada pada pembelajaran sebelumnya (Pra siklus). Guru menggunakan metode/pendekatan yang tepat agar siswa berhasil lebih baik dan dapat sesuai dengan KKM yang ditentukan yaitu dengan pendekatan kontektual. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yang terlaksana sesuai dengan perencanaan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan siklus 1 ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Proses pembelajaran berlangsung dengan baik, setelah selesai pembelajaran penelitian mengadakan evaluasi dengan mengadakan tes formatif. Tes diadakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

Adapun hasil dari perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan hasil sebagai berikut: Nilai rata-rata kelas 7,30 dengan nilai terendah 4dan nilai tertinggi 9 dengan tingkat ketuntasan sebesar 75%.

c. Pengataman/Observasing

Pada perbaikan siklus 1 berlangsung, peneliti juga melakukan pengamatan, data penelitian diambil dari pengamatan terhadap guru dan siswa. Guru sebagai subyek peneliti terlibat langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan reflkeksi. Data hasil observasi bisa dilihat pada lampiran.

d. Refleksi/Reflecting

Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dan pengamatan/observasi atas tindakan pembelajaran pada siklus 1 maka dapat diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

i. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran sudah berjalan baik.

ii. Dari 32 siswa ada 8 siswa atau 25% belum tuntas, sedangkan 24 siswa atau 75 % sudah tuntas.

2. Siklus II

Hasil belajar pada siklus 1 sudah mengalami kemajuan di bandingkan sebelum perbaikan (Pra siklus) meskipun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajar. Maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan tujuan agar semua siswa tuntas belajar.

Siklus 2 dilaksanakan dalam 2 jam, yang masing-masing sama yaitu ukuran satuan panjang, dengan menggunakan metode atau pendekatan kontektual. Peneliti mengawali dengan merencanakan perbaikan pembelajaran, melaksanakan perbaikan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan/Planning

Perbaikan pembelajaran memfokuskan pada permasalahan yang ada pada pembelajaran sebelumnya (siklus 1). Hasil belajar siswa pada siklus 2 diharapkan bisa meningkat, pelaksanaan perbaikan pembe-lajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang terlaksana sesuai dengan perencanaan.

b. Pelaksanaan/acting

Perbaikan siklus 2 ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi dengan mengerjakan tes formatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Hal ini dapat dilihat hasilnya adalah nilai rata-rata menjadi 7,30 dengan nilai terendah 6 dan nilai tertinggi 9 dengan tingkat ketuntasan sebesar 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Autherd dan MC Helmore. 2000. Pendidikan Masyarakat

Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka; Jakarta.

E.T. Ruseffendi, 1994. Pendidikan Matematika; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Jakarta.

Jarome Brunner. 1994. Pendidikan Matematika 3. Dep P dan K

Karso, dkk. 1998

Mulyadi HP, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Clasroom Action Research, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah; Semarang.

Noehi Nasution, 1994, Psikologi Pendidikan: Jakarta.

 

Siskandar, 1993, Pendidikan Matematika, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.