PENERAPAN STRATEGI JITU WITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

 

Dian Mustikaningsih

SMK Negeri 5 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang tidak bisa dipelajari dalam sekali waktu. Para siswa beranggapan bahwa matematika hanya bisa dipelajari oleh orang yang memiliki otang yang encer dan mindset bahwa matematika sulit dan susah untuk memahaminya. Selain itu, matematika merupakan pelajaran yang paling tidak disukai, penuh dengan perhitungan angka-angka, banyak hafalan rumus, materinya terlalu rumit dan tentunya ketika mengerjakan soal banyak yang salah. Bagi sebagian besar siswa matematika adalah momok, dengan melihat soalnya saja yang berisi angka-angka membuat siswa malas untuk membaca, apalagi memahami dan kemudian mengerjakan perhitungannya hingga ketemu dengan jawabannya. Menghadapi kondisi siswa, guru dengan berbagai cara dan kesabaran yang tinggi berusaha untuk membuat siswa menyukai matematika. Guru beranggapan dengan menyukai pelajarannya maka siswa akan terdorong untuk mau mengikuti dan memecahkan permasalahan dalam perhitungan matematika. Sehingga guru berusaha meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo yang dilaksanakan melalui dua cara yaitu satu hari satu soal dengan banyak soal terhitung mulai hari setelah kegiatan pembelajaran di kelas sampai hari pada kegiatan pembelajaran berikutnya dan satu hari satu soal yang dikerjakan secara mandiri atau berkelompok di rumah maupun di sekolah kemudian mendapat umpan balik dari guru sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dan lebih mudah memahami penyelesaian soal. Hasil pembelajaran melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino yaitu dapat menumbuhkan minat dan kebiasaaan belajar matematika pada siswa sehingga menjadi suka matematika, dan akhirnya bisa matematika. Hal ini terlihat pada perubahan kondisi belajar di kelas dan kenaikan nilai ulangan harian matematika dari nilai ulangan harian pertama pada semester 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 57,35 mengalami peningkatan pada ulangan harian pertama semester dua yang diperoleh nilai rata-rata kelas 74,45. Dimana siswa yang mendapat nilai pada rentang 75 – 89 dengan kategori baik pada semester 1 sebanyak 6,45% dan mengalami kenaikan pada semester dua sebanyak 77,42%. Yang lebih menambah semangat guru untuk terus berusaha dengan menerapkan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino adalah berkurangnya persentase siswa yang memperoleh nilai pada rentang 60 – 74 dengan kategori cukup yaitu pada semester 1 sebesar 35,48% menjadi 22,58% pada semester dua dan siswa yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 59 sebanyak 58,06% pada semester 1 menjadi tidak ada siswa yang berkategori kurang.

Kata kunci: prestasi belajar; satu hari satu soal; witing tresno jalaran soko kulino

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berhitung merupakan bagian dari matematika yang bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar berhitung. Guru berusaha menemukan kemampuan berhitung siswa untuk penjumlahan dan pengurangan dengan angka negatif yang kurang, perkalian yang belum hafal, dan perhitungan sederhana yang seharusnya sudah dipelajari di sekolah dasar tetapi ternyata siswa belum bisa. Menghadapi kondisi siswa, guru dengan berbagai cara dan kesabaran yang tinggi berusaha untuk membuat siswa menyukai matematika. Guru beranggapan dengan menyukai pelajarannya maka siswa akan terdorong untuk mau mengikuti dan memecahkan permasalahan dalam perhitungan matematika. Terkadang untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi, guru memberikan tugas secara individu, tetapi tugas tersebut tidak sepenuhnya dikerjakan dengan alasan tidak bisa. Apalagi untuk tugas kelompokpun, yang aktif mengerjakan adalah siswa yang mampu dan mau, sedangkan siswa yang lain pasif dan masa bodoh. Bahkan untuk membiasakan siswa mengerjakan soal matematika, guru berusaha memberikan sanksi pada siswa untuk mengerjakan soal bagi siswa yang terlambat masuk kelas, yang tidak membawa buku, yang mengganggu temannya, dan yang tidak mengerjakan tugas. Guru hanya memberikan beberapa soal latihan dengan tujuan agar siswa merasa ingin tahu dan mencoba soal lain dirumah. Namun ternyata berbagai upaya untuk membuat siswa senang belajar matematika belum berhasil.

Kebiasaan belajar siswa seperti di atas menyebabkan prestasi belajar matematika yang diharapkan belum tercapai. Dalam beberapa kesempatan guru memberikan kuis setelah pembelajaran 1 kompetensi dasar selesai yang hasilnya kurang memuaskan.

Nilai rata-rata prestasi belajar matematika tergolong kurang yaitu 57,35. Dimana tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik tetapi siswa dengan kategori kurang mencapai 58,06%. Siswa yang mampu mencapai kategori baik hanya 6,45% dan yang masuk dalam rentang nilai 60 – 74 dengan kategori cukup sebanyak 35,48%.

Nilai ketuntasan minimum yang ditetapkan sebesar 75 yang termasuk kategori baik dengan tujuan untuk membantu nilai raport yang digunakan siswa SMK memasuki dunia kerja. Sehingga guru berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika agar dapat mencapai nilai ketuntasan minimum yang berkriteria baik tersebut.

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang dikembangkan dalam Best Practice ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo?
  2. Bagaimanakah hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo?
  3. Bagaimanakah dampak dari pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo?

Tujuan dari penulisan Best Practice ini adalah sebagai berikut:

  1. Mendeskripsikan kualitas proses pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo.
  2. Mendeskripsikan hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo.
  3. Mendeskripsikan dampak dari pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo.

Manfaat yang diharapkan dari penulisan Best Practice ini adalah sebagai berikut:

  1. Diperolehnya model pendamping strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino dalam rangka meningkatkan prestasi belajar matematika di SMK Negeri 5 Sukoharjo.
  2. Ditemukannya langkah yang terbaik, efisien, efektif, dan produktif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo.

KAJIAN TEORI

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu per satu untuk mengetahui apa pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. (Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. 1994. Hlm 19-21)

Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat tercapai. Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang hasil belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan Wjs. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.

Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun limgkungan social. (Hamalik. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Bandung: Sinar Baru.1991.hlm 16)

Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. (Sardiman. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994. Hlm 22-23)

Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru. (Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1999:10) Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Witherington juga mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

Dari definisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:

  • Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
  • Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalaui latihan atau pengalaman dan perubahan itu relatif menetap.
  • Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

Hakikat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu tersebut.

Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. (Ngalim, Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. 1988. Hlm 85-87)

Pengertian Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu’u 2004:75). Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan hal ini, prestasi belajar dapat dirumuskan:

  • Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
  • Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
  • Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (1990:23), mengatakan “diantara ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, maka rana kognitif sering dinilai para guru di sekolah”.

Menurut Kartono Kartini dalam Tulus Tu’u (2004:83), faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa antara lain:

  1. Faktor Internal
  2. Faktor kesehatan

Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan anak tertinggal pelajarannya. Karena itu, orang tua harus memperhatikan kesehatan anak-anaknya dengan makanan yang bergizi.

  1. Faktor kecerdasan

Siswa dengan kecerdasan yang kurang menyebabkan siswa tersebut lambat dan akan tertinggal dari teman-temannya. Hasil yang dicapai tidak optimal. Selain itu, kecerdasan sangat mempengaruhi cepat lambatnya kemajuan belajar siswa.

  1. Faktor perhatian

Perhatian disini terdiri dari perhatian di sekolah dan di rumah. Perhatian belajar di rumah sering terganggu dengan acara televisi, kondisi keluarga dan rumah sedangkan perhatian belajar disekolah sering terganggu dengan suasana pembelajaran,serta kurangnya konsentrasi. Perhatian yang kurang memadai akan berdampak kurang baik terhadap hasil belajar.

  1. Faktor minat

Minat merupakan kecenderunagn yang tinggi terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran yang dikembangkan guru tidak menimbulkan minat, akan membuat siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

 

  1. Faktor bakat

Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran yang diikuti tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajar yang dicapai tidak optimal.

  1. Faktor Eksternal
  2. Faktor keluarga

Faktor-faktor tersebut berupa faktor orang tua misalnya cara orang tua mendididk yang kurang baik, teladan yang kurang, faktor suasana rumah yang ramai dan sering cekcok, serta faktor ekonomi keluarga.

  1. Faktor sekolah

Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran, misalnya metode yang kurang variatif dan membosankan siswa; faktor hubungan antara guru dan siswa yang kurang dekat, faktor siswa, faktor guru yang kurang pengguasaan terhadap materi, faktor sarana di sekolah seperti buku-buku yang kurang, lingkungan yang ramai. Semua itu mengganggu siswa mencapai prestasi yang baik.

  1. Faktor disiplin sekolah

Disiplin sekolah yang tidak ditegakkan dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap proses belajar anak. Misalnya siswa yang terlambat dibiarkan saja tanpa adanya hukuman.

  1. Faktor masyarakat

Faktor media massa seperti acara televisi yang mengganggu waktu belajar, faktor teman bergaul yang kurang baik, merupakan faktor yang paling banyak memepengaruhi prestasi dan perilaku siswa.

  1. Faktor lingkungan tetangga

Misalnya tetangga yang pengangguran, pencuri, penjudi, peminum merupakan lingkungan yang dapat bergaul terhadap hasil belajar siswa.

  1. Faktor aktivitas organisasi

Jika siswa mempunyai banyak aktivitas organisasi selain menunjang hasil belajar, dapat juga menganggu hasil belajar jika tidak dapat menggatur waktu dengan baik.

Matematika merupakan pelajaran yang paling ditakuti oleh kebanyakan orang. Hal ini membuat pelajaran yang 1 ini dibenci oleh banyak orang. Padahal pelajaran ini benar benar berguna bagi kehidupan kita sehari hari, bahkan bagi orang biasa sekalipun. Para pedagang, tukang las, tukang bangunan bahkan tukang parkir pun butuh matematika untuk menghitung uang recehan yang ia dapatkan dari pengendara yang memarkirkan kendaraannya. Matematika adalah kunci dari semua pelajaran sains, baik itu fisika, ekonomi, akuntansi dan kimia karena pelajaran tersebut tidak akan dapat kita pahami tanpa mempelajari terlebih dahulu dasarnya yaitu matematika. Namun yang jadi permasalahan sekarang adalah, bagaimana cara belajar yang baik agar dapat menguasai ilmu matematika ini? Harus diingat bahwa tidak mudah untuk menguasai matematika ini selain dengan cara yang benar dalam belajar matematika. Dibutuhkan kesabaran dan kegigihan yang tinggi untuk berusaha, tapi dengan niat yang kuat penulis yakin siswa bisa menguasai pelajaran matematika.

Beberapa cabang yang cukup mendasar dan bermanfaat luas dalam pengembangan ilmu Matematika:

  1. Arimatika. Semua hal tentang tambah, kurang, kali, bagi. Cabang Matematika yang paling sering digunakan dalam hidup ini, bahkan oleh orang yang tidak suka Matematika sekalipun!
  2. Geometri. Ilmu yang membahas bentuk, bidang, dan ruang suatu benda (terutama luas dan volume). Insinyur dan arsitek yang kompeten pasti menguasai cabang Matematika ini.
  3. Aljabar. Manipulasi operasi arimatika untuk mencari suatu nilai yang tidak diketahui (biasanya dinyatakan dalam variabel x dan y). Ahli komputer dan programming termasuk mereka yang wajib menguasai aljabar. Bahkan ketika kecil, einstein mulai belajar matematika dari Aljabar ini.
  4. Trigonometri. Cabang matematika yang didedikasikan untuk mempelajari semua properti pada segitiga (terutama sudut dan sisi) beserta manipulasinya. Trigonometri juga harus dikuasai oleh para insinyur dan arsitek.
  5. Kalkulus (deret, limit, turunan, differensial, dan integral). Cabang matematika yang wajib dikuasai ilmuwan dan insinyur. Ilmu kalkulus mempelajari laju perubahan sesuatu, penjumlahan sesuatu yang banyak sekali menuju suatu nilai pasti, sampai pendekatan yang luar-biasa akurat untuk menghitung sesuatu yang “nyaris” mustahil dipecahkan untuk dihitung menggunakan operasi matematika biasa.

(Melani Arnaldi & Math Day SD Al Azhar Pusat. Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu)

Witing Tresno Jalaran Soko Kulino adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa, yang kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya menjadi “Cinta tumbuh karena terbiasa”. Memang kalau dipahami maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama. Kalaupun mungkin pada awalnya cinta itu belum tumbuh, tetapi karena sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya cinta itupun mulai tumbuh. Rupanya ungkapan ini tidak melulu didominasi urusan cinta. Ungkapan ini bisa juga pas untuk hal-hal yang lain, seperti dalam pembelajaran matematika. Semakin sering soal-soal matematika dikerjakan maka pemahaman dan rumus akan melekat di hati, di pikiran, mudah untuk menentukan jalan keluar menyelesaikan permasalahan matematika.

Beberapa hal yang digunakan penulis untuk menerapkan strategi pada siswa agar bisa menguasai matematika adalah sebagai berikut:

  1. Meluruskan Niat

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah “Meluruskan Niat” dalam belajar matematika, janganlah kita belajar matematika hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus sebagai syarat lulus mata ujian Matematika. Karena hal ini berarti jika kita telah melewati ujian/test, maka kita akan meninggalkan dan melupakan materi yang telah kita pelajari tersebut. Niatkan belajar matematika untuk menambah pengetahuan kita. Karena dengan belajar matematika, daya nalar otak kita akan terasah dengan baik sehingga mudah untuk menerima pelajaran yang lainnya. Ingat sekali lagi, jangan hanya berorientasi kepada Hasil ujian, tapi berorientasilah pada proses belajarnya.

  1. Kenali, pahami lalu cintai keindahan matematika

Point ini merupakan poin yg paling penting dalam belajar matematika. Akan sangat mudah mempelajari sesuatu jika kita mencintainya terlebih dahulu. Bagaimana mau mencintai matematika jika kita tidak mengenalnya? maka langkah kedua adalah kita harus mengenal apa itu matematika, apa fungsi matematika bagi kehidupan sehari hari. jika kamu sudah mengenalnya, maka kamu akan tahu bahwa matematika memang sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, contoh sederhananya, ketika tukang bangunan membuat sebuat fondasi rumah, maka dia harus menghitungnya secara teliti agar pondasinya tidak timpang, maka digunakanlah beberapa rumus matematika. bahkan ketika kita menghitung uang jajan kita, maka kita harus menghitungnya menggunakan matematika bukan? Sungguh tak mungkin kita bisa hidup jauh dari matematika. Maka menanamkan dalam pikiran kita bahwa matematika itu sesuatu yang berguna, indah, menarik dan sebagai teka-teki yang menyenangkan untuk dipecahkan. Jika kita telah mencintainya. Semua rumus yang kelihatannya rumit tiba-tiba akan menjadi mudah untuk dipelajari. Begitulah kekuatan cinta, bahkan kotoran kucing pun bisa jadi kue coklat.

  1. Berdoa

Sebelum kita memulai mempelajari matematika, ada baiknya kita berdoa agar Tuhan memberi kemudahan bagi kita untuk memecahkan setiap persoalan yang terdapat di materi yang kita pelajari. Bukankah Tuhan itu Maha Pintar? Maka mintalah kepada-Nya sedikit kepintaran-Nya agar kita bisa memahami materi yang kita pelajari. Selain itu agar kita tetap konsisten dalam belajar dan gigih dalam berusaha, serta tidak mudah putus asa dalam belajar. Jadi doa ini juga termasuk hal yang penting.

  1. Banyak Latihan dan Belajar

Tiga point diatas akan sangat tidak berguna jika ujung ujungnya kamu tidak mengambil langkah untuk segera belajar dan banyak latihan dengan rajin dan konsisten. terkadang ada masanya kita semangat sekali untuk belajar, namun ada juga masa masa ketika malas sekali untuk belajar. Maka disini butuh kedisiplinan serta kekonsistenan dalam mempelajari matematika. Dalam 1 hari Tidak perlu meluangkan terlalu banyak untuk belajar, cukup sedikit waktu namun tetap kontinu dan konsisten. Matematika adalah ilmu hitung, tentu akan semakin baik belajar ilmu hitung dengan berlatih menghitung dengan rajin. banyakin latihan membahas soal-soal, karena jika kita sudah terbiasa, maka akan mudah bagi kita untuk menyelesaikan soal yang sama dikemudian hari. Selain itu hal tersebut juga bisa membuat pemahaman kita kepada matematika semakin mendalam.

  1. Tiada kata “Aku Tak Bisa” dan “Putus Asa”

Putus asa merupakan penyakit yang paling sering ditemui setiap orang ketika berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Ketika kita belajar matematika, hindarilah sejauh mungkin kata putus asa, ketika kita menemukan soal yang rumit,maka segera minta bantuan ke guru matematika atau ke teman yang sudah memahami. sebisa mungkin jauhkan diri dari mengucapkan kata “Aku Tak Bisa” karena hal tersebut hanya memperburuk keadaan, ketika kamu merasa bahwa kamu tidak bisa mengerjakannya, maka katakanlah “Aku Pasti Bisa”!! Berilah semangat motivasi untuk diri sendiri, karena setiap permasalahan pasti ada pemecahannya.

  1. Sabar

Sabar dalam belajar, sabar dalam memecahkan persoalan, dan sabar dalam melaksanankan segala sesuatu.

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

Dari uraian diatas, penulis berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dengan membiasakan siswa mengerjakan soal. Langkah-langkah penerapan strategi ‘Witing Tresno Jalaran Soko Kulino’ adalah sebagai berikut:

  1. siswa disarankan untuk mengerjakan soal yaitu satu hari satu soal dengan berusaha dikerjakan sendiri atau melihat buku (bukan menyalin pekerjaan temannya) yang dapat dilakukan di rumah atau di sekolah, apabila tidak mampu mengerjakan soal matematika secara mandiri maka siswa dapat bertanya pada teman tentang cara pengerjaannya,
  2. atau siswa dapat mengerjakannya secara berkelompok pada jam pembelajaran atau di luar jam pembelajaran,
  3. pada pembelajaran berikutnya soal yang telah dikerjakan tersebut dikumpulkan sebelum pembelajaran dimulai,
  4. setelah pembelajaran selesai, guru mengoreksi pekerjaan siswa dengan memberikan umpan balik,
  5. guru mengembalikan pekerjaan siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan lagi soal, begitu seterusnya hingga siswa merasa ketagihan (terbiasa) untuk mengerjakan soal matematika,
  6. kebiasaaan mengerjakan soal ini akhirnya menumbukkan rasa suka pada pelajaran matematika,
  7. rasa suka pada pelajaran matematika menambah semangat siswa dalam belajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajarnya.

Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino dilakukan dengan alasan sebagai berikut:

  1. Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan banyak latihan sehingga terbiasa memahami soal-soal.
  2. Latihan soal perlu dibiasakan kepada siswa dengan berbagai tingkat kemampuan perhitungan.
  3. Pembiasaan latihan soal ditempuh dengan mengerjakan soal yang berawal dari satu hari satu soal’.
  4. Semakin sering mengerjakan soal siswa semakin bisa.
  5. Semakin bisa menyelesaikan soal matematika siswa semakin suka.
  6. Semakin suka dengan pelajaran matematika diharapkan prestasi belajar meningkat.

Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih

Hasil yang dicapai dalam penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yang terlihat pada kenaikan nilai ulangan matematika yang diperoleh beberapa siswa yang mengikuti strategi jitu tersebut.

Nilai rata-rata prestasi belajar matematika tergolong cukup yaitu 74,45. Walaupun tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik tetapi siswa dengan kategori baik mencapai 77,42%. Siswa yang mampu mencapai kategori cukup mencapai 22,58% dan yang masuk dalam rentang nilai 0 – 59 dengan kategori kurang sudah tidak ada.

Upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar matematika agar dapat mencapai nilai ketuntasan minimum 75 yang berkriteria baik, menunjukkan hasil dengan kenaikan persentase siswa yang memdapat nilai pada rentang 75 – 89 dan tidak adanya siswa yang mendapat kriteria kurang. Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino memberikan dampak tumbuhnya minat dan perubahan kebiasaaan belajar matematika pada siswa yang dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan di atas, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

Meningkatkan prestasi belajar matematika melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino di SMK Negeri 5 Sukoharjo dilaksanakan melalui dua cara yaitu:

  1. Satu hari satu soal, banyak soal terhitung mulai hari setelah kegiatan pembelajaran di kelas sampai hari pada kegiatan pembelajaran berikutnya.
  2. Satu hari satu soal, yang dikerjakan secara mandiri atau berkelompok di rumah maupun di sekolah kemudian mendapat umpan balik dari guru sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dan lebih mudah memahami penyelesaian soal.

Hasil atau dampak dalam pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino dapat menumbuhkan minat dan kebiasaaan belajar matematika pada siswa sehingga menjadi suka matematika, dan akhirnya bisa matematika. Hal ini terlihat pada perubahan kondisi belajar di kelas dan kenaikan nilai ulangan harian matematika dari nilai ulangan harian pertama pada semester 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 57,35 mengalami peningkatan pada ulangan harian pertama semester dua yang diperoleh nilai rata-rata kelas 74,45. Dimana siswa yang mendapat nilai pada rentang 75 – 89 dengan kategori baik pada semester 1 sebanyak 6,45% dan mengalami kenaikan pada semester dua sebanyak 77,42%. Yang lebih menambah semangat guru untuk terus berusaha dengan menerapkan strategi jitu Witing Tresno Jalaran Soko Kulino adalah berkurangnya persentase siswa yang memperoleh nilai pada rentang 60 – 74 dengan kategori cukup yaitu pada semester 1 sebesar 35,48% menjadi 22,58% pada semester dua dan siswa yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 59 sebanyak 58,06% pada semester 1 menjadi tidak ada siswa yang berkategori kurang tersebut pada semester dua.

Saran-saran

Berdasarkan simpulan di atas selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Bagi Sekolah

Menciptakan suasana yang kondusif dengan sarana prasarana yang memadai, sistem sanksi yang mendidik, metode pembelajaran yang variatif, serta kedekatan hubungan guru dan siswa.

  1. Bagi Orang tua

Memberikan cukup waktu untuk siswa belajar di rumah, memahami kebutuhan siswa, dan mendorong motivasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel. 2016. Witing Tresno Jalaran Soko Kulino. Diunduh dari https://www.hipwee.com/opini/witing-tresno-jalaran-soko-kulino/

Artikel. 2011. “Prestasi Belajar”. Diunduh dari https://www.sarjanaku.com/2011/02/prestasi-belajar.html

Diarti, Hindun. 2018. Kiat Jitu Mengelola Kelas. Sukoharjo: Farishma Indonesia.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik. 1991. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru.

Melani Arnaldi & Math Day SD Al Azhar Pusat. 2014. Cara Mudah Belajar Mencintai Matematika. Klinik Psikoneurologi Hang Lekiu.

Ngalim, Purwanto. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.