PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL

DISCOVERY LEARNING BERBANTU “GENETIK TREE”

 

Windarti Yohanna

SMP Negeri 6 Salatiga

 

ABSTRAK

Dari tahun ke tahun pelajaran IPA khususnya tentang materi pewarisan sifat terutama persilangan dirasa sulit oleh peserta didik. Mereka kesulitan untuk mendapatkan gambaran, apalagi ditambah dengan adanya istilah- istilah yang digunakan dalam persilangan, seperti: parental, filial, gamet, genotif, fenotif, dominan, resesif, homozygote, heterozygote, monohibrid, dihibrid, intermedier, test cross, back cross yang kesemuanya harus mereka pahami.Mereka kebanyakan kesulitan untuk menentukan huruf sebagai genotif, misalnya satu macam huruf atau dua macam huruf kemudian sebuah atau berpasangan, juga cara menggabungkan gamet untuk jadi individu dan memberi nama sesuai fenotifnya.Oleh karena itu pada tahun pelajaran 2019 / 2020 ini peneliti menggunakan model Discovery Learning berbantu alat peraga atau media dengan memanfaatkan botol – botol air mineral yang ada di bank sampah SMP Negeri 6 Salatiga. Alat peraga yang dibuat diharapkan bisa membantu meningkatkan hasil belajar IPA materi tentang pewarisan sifat khususnya persilangan. Adapun alat peraga yang dibuat oleh peneliti berupa” Genetic Tree “, atau pohon genetika yang menggambarkan sifat yang dominan dan sifat yang resesif. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu membandingkan hasil antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Pengetahuan kondisi awal yang tuntas 62,5% kemudian naik di siklus I yang tuntas menjadi 78,1% dan disiklus II meningkat menjadi 81,25%. Demikian juga untuk nilai keterampilan juga mengalami kenaikan dari kondisi awal rata –rata nilai 82,5 di siklus I rata-rata nilai menjadi 83,6 dan di siklus II rata – rata nilai menjadi 89,7 Untuk ketuntasan nilai keterampilan baik prasiklus,siklus I maupun siklus II tuntas 100%

Kata Kunci: Hasil Belajar, Discovery Learning, Alat Peraga

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA akan lebih optimal jika guru dalam merencanakan pembelajaran tersebut mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik serta kemampuan sumberdaya pendukung lainnya. Dari tahun ke tahun pembelajaran IPA khususnya tentang materi pewarisan sifat terutama persilangan dirasa sulit oleh peserta didik. Mereka kesulitan untuk mendapatkan gambaran, apalagi ditambah dengan adanya istilah- istilah yang digunakan dalam persilangan..

Oleh karena itu pada tahun pelajaran 2019 / 2020 ini peneliti menggunakan model Discovery Learning dan mencoba membuat alat peraga atau media dengan memanfaatkan botol – botol air mineral yang ada di bank sampah SMP Negeri 6 Salatiga sekolah dimana peneliti mengajar, Adapun alat peraga yang dibuat oleh peneliti berupa” Genetic Tree“ atau pohon genetika.. Yang berada diatas tanah menggambarkan sifat yang dominan (sifat yang selalu menang / muncul bila bersama dengan sifat yang lain). Sedangkan yang berada di bawah tanah menggambarkan sifat yang resesif (sifat yang lemah / kalah) bila bersama dengan sifat yang dominan maka sifat resesif akan tertutup, kecuali bersama dengan sifat resesif lainnya. Sehingga peserta didik terkonsep kalau sifat yang mereka silangkan berasal dari bagian atas tanah (di bagian pohon yang berupa daun dan bunga) maka akan menutup sifat yang berasal dari bawah tanah (akar dan umbi). Dengan cara ini diharapkan peserta didik lebih mudah memahami

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Pencapaian hasil belajar adalah hasil proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan belajar sendiri diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Ibnu Trianto,2014: 19). Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar tiap siswa berbeda- beda walaupun mereka menerima pelajaran dalam waktu yang sama. secara garis besar dapat di bagi menjadi dua faktor yaitu:Faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan dan hasil belajar keterampilan baik di siklus I maupun siklus II

Discovery Learning

Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Pada Discovery Learning materi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Penggunaaan Discovery Learning ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery peserta didik menemukan informasi sendiri.

Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,mengkategorikan,menganalisis,mengintegrasikan,mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan – kesimpulan. Bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus diikuti, melainkan hanya merupakanarahan tentang prosedur kerja yang diperlukan(Suprihatiningrum,jamil (2012)..

Tahapan atau Sintak Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah: 1) Stimulastion, 2) Problem Statement, 3) Data Collestion, 4)Data Processing, 5) Verivication dan 6) Generalization

Alat Peraga “Genetik Tree”

Alat peraga merupakan suatu media pembelajaran. Ahmad Walid (2017) Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Alat peraga pembelajaran dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Minat belajar peserta didik bisa tumbuh pada saat mereka melihat adanya sesuatu yang disediakan/ dibawa oleh bapak ibu guru. Alat peraga yang digunakan bisa membuat peserta didik untuk lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Alat peraga yang digunakan berupa “Genetik Tree” atau pohon genetika yang menggambarkan kedudukan gen dominan dan resesif pada persilangan.

Gen yang dominan digambarkan oleh bagian pohon yang berada diatas tanah sedangkan bagian pohon yang berada dibawah tanah menggambarkan gen yang resesif. Sehingga dengan penggunaan alat peraga ini bertujuan antara lain:

  • Memperjelas informasi atau pesan dalam pembelajaran
  • Mempermudah dalam membayangkan gen reseif dan dominan
  • Memberi variasi dalam pengajaran terutama persilangan
  • Menghilangkan persepsi bahwa persilangan itu sulit

METODE

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 Salatiga. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IXA SMP Negeri 6 Salatiga yang berjumlah 32 anak yang terdiri dari peserta didik putra berjumlah 8 anak dan peserta didik putri berjumlah 24 anak. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana segala informasi dan data yang didapatkan melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas. Model yang digunakan oleh peneliti yaitu model Discovery Learning. Penelitian dilakukan 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Untuk analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif adalah membandingkan pemahaman konsep kondisi awal, siklus I dan siklus II, kemudian mendeskripsikan. Refleksi artinya menarik simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal dilihat dari pembelajaran Kompetensi Dasar 3.2 yaitu materi Sistem Reproduksi pada Hewan dan Tumbuhan. Pada kondisi awal pembelajaran ini, penilaian sikap yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial sudah baik. Sedangkan hasil ulangan harian atau nilai pengetahuan kelas IX A yang tidak tuntas 12 anak dari 32 peserta didik dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50, sedangkan rata – rata kelas untuk nilai pengetahuan 72,5 masih kategori dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal, karena KKM yang sudah peneliti buat adalah 75. Kalau dibuat prosentase nilai pengetahuan yang tuntas 62,5%.

Hasil nilai keterampilan pada Kompetensi Dasar 3.2 Sistem Reproduksi pada Hewan dan Tumbuhan kelas IXA semua tuntas dari 32 peserta didik dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 75 sedangkan rata-rata kelas untuk nilai keterampilan 82,5 Berarti untuk nilai keterampilan sudah diatas KKM, karena yang peneliti gunakan merupakan kelas unggulan.

Deskripsi Siklus 1

Hasil belajar aspek pengetahuan peserta didik pada siklus 1 mencapai rata-rata 77,8 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 53. Jumlah peserta didik yang belum mencapai ketuntasan adalah 9 anak dari 32 peserta didik atau persentase ketuntasan klasikal mencapai 71,9%.

Untuk nilai keterampilan pada siklus 1 didasarkan pada penilaian praktek. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 75.dengan rata – rata 83,6. Semua peserta didik tuntas, sehingga prosentase ketuntasan klasikal mencapai 100%.

Deskripsi Siklus II

Hasil belajar aspek pengetahuan peserta didik pada siklus II mencapai rata-rata 80,78 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas adalah 6 anak, sehingga peserta didik yang tuntas adalah 25 anak dengan persentase ketuntasan klasikalnya adalah 78,1%.

Untuk nilai keterampilan pada siklus II mencapai rata-rata 89,7 dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 84. Semua peserta didik tuntas bahkan diatas KKM sehingga persentasi ketuntasan klasikalnya adalah 100%

PEMBAHASAN

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA pada materi Pewarisan Sifat. Oleh karena itu perlu ditambahkan dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa alat peraga. Dengan bantuan alat peraga peserta didik lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari yaitu persilangan.Hasil pengamatan siklus I dan siklus II menunjukkan pembelajaran IPA melalui metode Discovery Learning dengan penggunaan alat peraga “genetik tree” berpengaruh terhadap hasil belajar.

Pada aspek pengetahuan, rata-rata hasil belajar dari kondisi awal hingga kondisi akhir meningkat sebesar 8,28% Nilai tertinggi dan nilai terendah juga mengalami kenaikan.. Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas juga meningkat. Peningkatakan hasil belajar pada aspek pengetahuan ditunjukkan tabel

Tabel 1.1 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan

NO Tahap Nilai
Rata-rata Tertinggi Terendah Prosentase Ketuntasan
1 Pra Siklus 72,5 90 50 62,5%
2 Siklus I 77,8 90 53 71,9%
3 Siklus II 80,78 100 60 78,1%
4 Kenaikan 8,28 10 10 15,6%

Berdasarkan tabel 1.1 nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan ketuntasan mengalami kenaikan..

Pada aspek keterampilan, rata-rata hasil belajar dari kondisi awal hingga kondisi akhir meningkat sebesar 7,2 Nilai tertinggi dan nilai terendah pada kondisi awal dan kondisi akhir juga meningkat. Peningkatakan hasil belajar pada aspek keterampilan ditunjukkan pada tabel

 

 

Tabel 1.2 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Keterampilan

NO Tahap Nilai
Rata-rata Tertinggi Terendah Prosentase Ketuntasan
1 Pra Siklus 82,5 95 75 100%
2 Siklus I 83,6 95 75 100%
3 Siklus II 89,7 100 84 100%
4 Kenaikan 7,2 5 9 0%

 

Pembelajaran IPA melalui metode \discovery Learning dengan menggunakan alat peraga “genetik tree” dapat meningkatkan keterampilan peserta didik. Keterampilan peserta didik pada penelitian ini didasarkan dari nilai praktek.

Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun siklus II membawa peningkatan hasil belajar Pewarisan Sifat kelas IX A Semester Gasal tahun pelajaran 2019/2020.

Pada siklus 1 ketuntasan klasikal untuk nilai pengetahuan mencapai 71,9% dan pada siklus II ketuntasan klasikal untuk nilai pengetahuan mencapai 78,1%. Indikator keberhasilan penelitian ini direfleksikan dengan ketuntasan klasikal pada siklus I dan siklus II. Demikian juga ketuntasan untuk nilai keterampilan pada siklus I dan siklus II ketuntasan klasikal tetap yaitu 100%. Dengan melihat ketuntasan klasikal siklus I dan siklus II maka Pembelajaran IPA pada materi Pewarisan Sifat dengan metode Discovery Learning dengan menggunakan Alat Peraga “Genetik Tree”dapat meningkatkan hasil belajar baik aspek pengetahuan maupun keterampilan peserta didik kelas IXA SMP Negeri 6 Salatiga semester Gasal tahun pelajaran 2019/2020, maka peneliti menganggap telah bisa mencapai indikator tersebut.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan melalui metode Discovery Learning dengan menggunakan alat Peraga “ Genetik Tree “ dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi peserta didik kelas IX A semester gasal SMP Negeri 6 Salatiga pada tahun pelajaran 2019 / 2020 terbukti.

PENUTUP

Simpulan

Dari penelitian ini, peneliti dapat menarik kesimpulan melalui model Discovery Learning dengan Menggunakan Alat Peraga “Genetik Tree” dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi peserta didik kelas IXA semester gasal SMPN 6 Salatiga tahun pelajaran 2019 / 2020

Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah: Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning dengan menggunakan Alat Peraga “Genetik Tree” dapat dijadikan sebagai alternatif untuk melakukan inovasi pembelajaran di kelas khususnya dalam materi Pewarisan Sifat tentang Persilangan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:

Daryanto.2013.Inovasi Pembelajaran Efektif.Bandung: YRama Widya

Ibnu Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group

Kemendikbud. 2015.Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud

Kenneth Tobin. 2015. Handbook Pengajaran dan Pembelajaran Sains. Bandung:Nusa Media.

http://www.google.com/amp/s/silabus.org/model-alat peraga-pembelajaran-ipa/amp/