Pengaruh Kecerdasan Emosional
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, MOTIVASI KERJA,
DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU MA NEGERI 1 KEBUMEN
Moh. Dawamudin
MAN Kebumen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen ; (2) Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen; (3) Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen ; dan (4) Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitafif deskriptif. Populasi adalah guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen yang berjumlah 52 guru, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Teknik kuesioner (angket) dipakai untuk mengumpulkan data variabel kecerdasan emosional, motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah, sedangkan Lembar Penilaian Kerja Guru (LPKG) dipakai untuk memperoleh data kinerja guru. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan: 1) ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru siswa MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. 2) Ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. 3) Ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. 4) Ada pengaruh bersama-sama yang signifikan antara kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja guru, selanjutnya diikuti oleh kecerdasan emosional dan motivasi kerja.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Peningkatan kinerja guru dapat berhasil dengan maksimal, maka perlu adanya informasi yang aktual tentang kondisi kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
Terdapat beberapa faktor eksternal yang menentukan tingkat kinerja seperti: “supervisi, lingkungan kerja, perilaku, ma-najemen, desain jabatan, umpan balik dan administrasi pengupahan” (Timpe, 2001:9). Selain faktor eksternal, faktor internal juga sangat menentukan tingkat kinerja seseorang, diantaranya adalah kecerdasan emosional (EQ). “Kecerdasan emosi, di mana seorang individu dituntut untuk mampu memanage emosinya sendiri, yang terkadang terasa kurang stabil. Emotional Qoutient (EQ) merupakan cerminan jiwa seseorang yang akan terlihat pada kondisi bagaimanapun.” (Rivai, 2004:142).
Untuk meningkatkan kinerja guru, salah satunya adalah yang menyangkut as-pek manusia yang melaksanakan tugas pekerjaannya. Supaya guru dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditentu-kan, diperlukan adanya motivasi kerja. “Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai motivasi tertentu. Motivasi merupakan penggerak, alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menuyebabkan orang itu berbaut sesuatu” (Wursanto, 2007:302). Motivasi kerja harus dilaksanakan oleh seluruh guru, karena dengan motivasi kerja akan me-numbuhkan sikap tanggung jawab terha-dap kegiatan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
Selain kecerdasan emosional dan motivasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor pendukung kinerja guru. Untuk membentuk guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar perlu adanya kepemim-pinan kepala sekolah yang profesional.
Bertitik tolak dari uraian di atas, dalam penelitian ini mengambil judul “Pe-ngaruh Kecerdasan Emosional, Motivasi Kerja, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen”.
Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh yang signifikan ke-cerdasan emosional terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebu-men?.
2. Adakah pengaruh yang signifikan moti-vasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen?.
3. Adakah pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen?.
4. Adakah pengaruh kecerdasan emosio-nal, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh yang sig-nifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang sig-nifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebu-men.
3. Untuk mengetahui pengaruh yang sig-nifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi wawasan kepada sekolah se–bagai bahan evaluasi bagi pengelolaan sekolah dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen pendidikan.
b. Dari sudut keilmuan, hasil penelitan ini dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan ilmu penge–tahuan, khususnya di bidang pembela–jaran di MA.
c. Sebagai bahan merumuskan khasanah ilmu tentang kecerdasan emosional, Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan kinerja guru.
d. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan wahana penerapan teori yang diper–oleh salama kuliah di Program Pasca–sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja guru di MA dan sebagai dasar untuk menentukan langkah dalam upaya untuk meningkatkan kinerja guru di MA.
b. Dinas Pendidikan, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menen-tukan strategi dalam upaya meningkat-kan kinerja guru di MA, di samping untuk mengefektifkan program-pro-gram supervisi pendidikan.
c. Sebagai bahan kajian untuk mengem-bangkan penelitian lebih lanjut tentang kecerdasan emosional, motivasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja guru.
LANDASAN TEORI
Kajian Pustaka
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Sukari (2001:52) menjelaskan bah-wa “kinerja widyaiswara adalah kemampu-an widyaiswara selaku pengajar dalam membuat rencana pengajaran, melaksana-kan pengajaran, dan hubungan antar pribadi. Sjahrial (2001:71) mendefinisikan bahwa “kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya.”
b. Penilaian Kinerja Guru
Cooper (2001:27) menjelaskan bahwa: “kemampuan pembelajaran adalah serangkaian guru dalam hal: 1) menyusun rencana pelajaran, 2) mengajukan perta-nyaan, 3) berkomunikasi dengan siswa, 4) mengelola kelas, 5) mengevaluasi hasil belajar peserta didik.”
Kinerja guru diukur kinerjanya de-ngan Lembar Penilaian Kinerja Guru (LPKG) yang diadopsi dari UMA n (2000:119) yang terdiri dari: penilaian penyusunan rencana pengajaran atau satuan pelajaran, peni-laian kegiatan belajar mengajar dan penilaian hubungan antarpribadi.
2. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian
Goleman (2007:36) mengatakan bahwa: kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.
b. Komponen-komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Segal (2001:5) bahwa; “Ruang lingkup EQ adalah hubungan priba-di dan sosial”, sehingga dapat dikatakan, kecerdasan emosional pada manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu kecer-dasan pribadi dan kecerdasan sosial.
Indikator kecerdasan emosional dalam penelitian ini meliputi: 1) kesadaran diri, 2) pengaturan diri, 3) memotivasi diri, 4) empati, dan 5) keterampilan sosial.
3. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Stanford (dalam Mangku-negara, 2007: 93), “Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class” (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Sedangkan menurut Sopiah (2014:170), “motivasi adalah sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu.”
b. Prinsip-prinsip Motivasi Kerja
Terdapat lima prinsip motivasi ker-ja, yaitu: “prinsip partisipasi, prinsip ko-munikasi, prinsip mengakui andil bawahan, prinsip pendelegasian wewenang, prinsip pemberian perhatian” (Mangkunegara, 2007: 100-101).
Indikator motivasi kerja dalam pe-nelitian ini meliputi: ingin berprestasi, ingin mendapat pengakuan, ingin lebih maju, tertarik pada profesi guru, ingin naik pang-kat, ingin mendapatkan gaji yang mema-dai, dan hubungan kerja yang harmonis dan menyenangkan.
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepe-mimpinannya sebagai suatu tim untuk menapai suatu tujuan tertentu (Samsudin, 2006: 287).
Rivai (2004:78) mengemukakan “kepemimpinan adalah kemampuan mem-peroleh konsensus dan keterikatan pada sasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai dengan pengala-man sumbangan dan kepuasan di kelom-pok kerja.
b. Peran Kepala Sekolah di MA
Menurut Mulyasa (2003:126), “kepala sekolah merupakan motor pengge-rak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tuju-an sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.”
Menurut Koontz yang dikutip oleh Wahjosumidjo (2003:104), kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu: 1) mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dala mmelaksanakan tugas masing-masing; 2) memberikan bimbingann dan pengarahan para guru, staf, dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan ispsirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
Indikator kepemimpinan sekolah dalam penelitian ini meliputi: inisiatif kepala sekolah, daya tarik kepala sekolah, kemam-puan berkomunikasi, kemampuan di dalam mempelopori, kemampuan di dalam me-ngembangkan loyalitas, dan kemampuan menggerakkan orang lain.
Kerangka Berpikir
Kemampuan mengajar guru adalah kulminasi dari proses perolehan atau kom-petensi yang dicapai melalui kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemim-pinan kepala sekolah yang memadai. Faktor-faktor tersebut diduga tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi lebih merupakan proses panjang yang berdimensi waktu yang interaktif, saling melengkapi dan memperkuat. Kecerdasan Emosional lebih bersifat hubungan antar pribadi, baik dengan kepala sekolah, guru, karyawan, maupun kepada siswanya. Seorang guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan bersemangat dalam melaksanakan tugasnya dan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya. Selain motivasi kerja, keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas juga ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemim-pinan kepala sekolah yang potensial dapat meningkatkan semangat kerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Uraian di atas menunjukkan bahwa ketiga faktor di atas yaitu: kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemim-pinan kepala sekolah secara bersama-sama memberikan kontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru dan kontribusi dari berbagai variabel tersebut dapat dibuat model penelitian sebagai berikut:
Model hubungan antar variabel penelitian mengenai kinerja guru di MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen
Keterangan:
X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Motivasi Kerja
X3 = Kepemimpinan Kepala Sekolah
Y = Kinerja Guru
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan kecer-dasan emosional terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
2. Ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
3. Ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
4. Ada pengaruh kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen yang berada di Jalan Cincin Kota 44 Kabupaten Kebumen.
2. Waktu Penelitian
Semester gasal bulan Juli s/d September tahun pelajaran 2014/2015.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen dengan jumlah guru 52 orang.
2. Sampel
Seluruh anggota populasi guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen berjumlah 52 orang dijadikan sampel penelitian, sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Angket
Materi yang diungkap melalui ang-ket yaitu variabel kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemim-pinan kepala sekolah (X3).
2. LPKG
Lembar Penilaian Kinerja Guru (LPKG) yang terdiri dari LPKG 1, LPKG 2, dan LPKG 3.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Hasil analisis diperoleh data berupa mean dan deviasi standar dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini. Data-data tersebut ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Mean dan Deviasi Standar Variabel Penelitian
Sumber: Data Primer, 2014.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Tabel 4.2. Rangkuman Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
Hasil masing-masing uji t antara variabel bebas terhadap residu kuadrat memiliki signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas tersebut, pene-litian ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena p-value > a. Dengan demikian, semua variabel independen memiliki varians yang konstan (sama) penyebar-annya dan tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik
3. Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas diperoleh harga korelasi X1-X2 = 0,209, X1-X3 = 0,038, dan X2-X3 = 0,147. Karena harga ketiga hubungan tersebut lebih kecil dari 0,8, maka tidak memiliki permasalahan multikolinieritas.
4. Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin Watson (d) menunjukkan angka sebesar 1,898. Nilai dU dapat dilihat melalui tabel Durbin Watson pada tingkat signifikansi 0,05 (N=52), k=3, nilai dU = 1,67. Penelitian ini tidak terjadi auto-korelasi karena dU < d < 4 – dU.
Pengujian Hipotesis
Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kin = a + b1KE + b2MK + b3KS + e
Dimana Kin = Kinerja Guru, KE = Kecerdasan Emosional, MK = Motivasi kerja, KS = Kepemimpinan kepala Sekolah, e = error yang variabel lain yang tidak masuk ke dalam model, tetapi ikut mempengaruhi kinerja guru.
Dari hasil output SPSS, untuk penyajian dapat dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Kin = 33,475 + 0,387 KE + 0,427 MK + 0,380 KS.
(1,589) (2,767) (2,625) (2,840)
R2 = 0,344
F = 9,904
DW = 1,898
Interprestasi dan Uji Statistik:
1. Parameter Estimate. Apabila kecerdas-an emosional (X1) meningkat 1 skor, maka kinerja guru meningkat 0,387 skor, dan apabila motivasi kerja (X2) meningkat 1 skor, maka kinerja guru meningkat 0,427 skor, apabila kepe-mimpinan kepala sekolah (X3) mening-kat 1 kor, maka kinerja guru meningkat 0,380 skor. Nilai konstanta sebesar 33,475 menunjukkan nilai rata-rata Y apabila X1, X2 dan X3 nol.
2. R2 = 0,344. Artinya, 34,4% variabel yang dipilih/masuk ke dalam model sudah tepat, yaitu variasi variabel kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3) dapat menerangkan variasi variabel kinerja guru. Sisanya 65,6% diterangkan oleh variabel residualnya.
3. F = 9,904. Nilai Fhitung > Ftabel (9,904 > 2,70) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka model cukup baik yaitu pemilihan variabel kecerdasan emosio-nal (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3) dapat menerangkan variasi variabel kinerja guru sudah tepat.
4. t1 = 2,767. Nilai t1 > 1,67 (ttabel N=52) dengan nilai signifikansi 0,008 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kecerdasan emosional (X1) ada/nyata/bukan nol. t2 = 2,625. Nilai t2 > 1,67 dengan nilai signifikansi 0,012 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan motivasi kerja (X2) ada/nyata/bukan nol. t3 = 2,804. Nilai t2 > 1,67 dengan nilai signifikansi 0,007 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kepemimpinan kepala sekolah (X3) ada/nyata/bukan nol.
Dari interprestasi dan uji statistik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis Pertama (hubungan X1 terhadap Y)
Diketahui t1 = 2,767 Nilai t1 > 1,67 dengan nilai signifikansi 0,008 < 0,05, artinya hubungan kecerdasan emosional (X1) ada/nyata/bukan nol. Berarti hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima kebenarannya.
2. Uji Hipotesis Kedua (hubungan X2 terhadap Y)
Diketahui t2 = 2,625. Nilai t2 > 1,67 dengan nilai signifikansi 0,012 < 0,05 artinya hubungan motivasi kerja (X2) ada/nyata/bukan nol. Berarti hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima kebenarannya.
3. Uji Hipotesis Ketiga (hubungan X3 terhadap Y)
Diketahui t3 = 2,840. Nilai t2 > 1,67 dengan nilai signifikansi 0,007 < 0,05, artinya hubungan kepemimpinan kepala sekolah (X3) ada/nyata/bukan nol. Berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima kebenarannya.
4. Uji Hipotesis Keempat (hubungan X1, X2, dan X3 terhadap Y)
Nilai F = 9,904. Nilai Fhitung > 2,70 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka model cukup baik yaitu pemilihan variabel variabel kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3) dapat menerangkan variasi variabel kinerja guru sudah tepat.
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Analisis Data
Untuk mengetahui koefesien korelasi ganda dan bobot sumbangan ubahan-ubahan bebas (prediktor) terhadap ubahan terikat (Kreterium) digunakan analisis regresi ganda metode stepwise, yaitu dilakukan dengan pemasukan secara bertahap ubahan kedalam model.
Ubahan pertama yang masuk dalam model adalah motivasi kerja (X2). Ubahan ini dapat menjelaskan varians dari kinerja guru sebesar 16,2%. Kemudian diikuti kepemimpinan kepala sekolah (X3) yang masuk ke dalam model. Varians yang dapat dijelaskan menjadi 25,5%. Peningkatan yang terjadi sebesar 9,7%. Selanjutnya diikuti kecerdasan emosional (X1) yang masuk ke dalam model. Varians yang dapat dijelaskan menjadi 34,4%. Peningkatan yang terjadi sebesar 8,9%.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis data terlihat bah-wa kecerdasan emosional memiliki penga-ruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil perhitungan r parsial dapat diketahui untuk thitung sebesar 2,767 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru (Y). Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka makin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
Dari hasil analisis data terlihat bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil perhitungan r parsial dapat diketahui untuk thitung sebesar 2,625 dengan nilai signifikan sebesar 0,012 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru (Y). Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin tinggi tingkat motivasi kerja yang dimiliki guru, maka makin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
Dari hasil analisis data terlihat bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil perhitungan r parsial dapat diketahui untuk thitung sebesar 2,840 dengan nilai signifikan sebesar 0,007 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru (Y). Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin tinggi tingkat kepemimpinan kepala sekolah yang dimiliki makin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja guru siswa MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
Secara bersama-sama kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepe-mimpinan kepala sekolah mempunyai pe-ngaruh yang signifikan terhadap kinerja guru, koefesien determinan berganda Ry(1,2,3) sebesar 0,344. Hal ini berarti 34,4% varians kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3). dan sisanya 65,6% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti antara lain: kreativitas guru, latar belakang pendidikan, komitmen organisasi, kedisiplinan kerja, dan lain-lain.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SA-RAN
Kesimpulan
1. Ada pengaruh yang signifikan ke-cerdasan emosional terhadap kinerja guru siswa MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka makin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja guru siswa MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
2. Ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Semakin tinggi tingkat motivasi kerja yang dimiliki maka makin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
3. Ada pengaruh yang signifikan kepe-mimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Semakin tinggi kepemim-pinan kepala sekolah maka semakin tinggi pula pengaruhnya terahdap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
4. Ada pengaruh bersama-sama yang signifikan antara kecerdasan emosio-nal, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen. Variabel kinerja guru (Y) dapat dijelas-kan oleh kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3). Koefesien determinan berganda Ry(1,2,3) sebesar 0,344. Hal ini berarti 34,4% varians kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh kecerdasan emosional (X1), motivasi kerja (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah (X3) dan sisanya 65,6% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti antara lain: kreativitas guru, latar belakang pendidikan, komitmen organisasi, dan lain-lain.
5. Koefisien parsial kecerdasan emosional 0,321, koefisien parsial motivasi kerja sebesar 0.308, koefisien parsial kepe-mimpinan kepala sekolah sebesar 0,326. Dengan demikian dapat disim-pulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja guru, selanjut-nya diikuti oleh kecerdasan emosional dan motivasi kerja..
Implikasi
1. Dengan adanya hubungan yang positif kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, maka dapat memberikan petunjuk pada pihak yang terkait untuk mau dan mampu serta lebih memperhatikan ketiga faktor tersebut, agar kinerja guru MA Negeri 1 Suruh, khususnya meningkat dan lebih baik.
2. Petunjuk pentingnya kualitas kecerdas-an emosional yang berpengaruh terha-dap kinerja guru, kecerdasan emosi guru seyogyanya dapat tumbuh dan berkembang melalui pengalaman pri-badi maupun pengalaman sosial dan mampu meningkatkan kecerdasan emosi guru melalui pemantauan, peningkatan kualitas dan kuantitas faktor pendukung dan pendorong tumbuhnya kecerdasan emosi sampai terwujud sikap profesionalisme guru sebagai langkah penghayatan terhadap profesi keguruannya, sehingga tercipta kinerja guru yang berkualitas.
3. Petunjuk pentingnya motivasi kerja guru dalam kinerjanya, tercapainya kinerja guru secara riil akan dapat berhasil dengan baik apabila salah satunya didukung oleh motivasi kerja. Motivasi akan memberikan dorongan pada seseorang untuk melakukan sesuatu (bekerja). Faktor penting yang menyebabkan guru bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipe-nuhi. Faktor-faktor yang harus dipe-nuhi tersebut adalah motivasi kerja, sehingga dengan motivasi yang dimiliki guru, baik motivasi instriksik maupun ekstrinsik dapat menunjang kinerja guru di MA Negeri 1 Kabupaten Kebumen.
4. Petunjuk perlunya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, tercapainya kinerja guru secara riil akan dapat berhasil dengan baik apabila salah satunya didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah. Sikap penampilan pimpinan yang selalu membuat bawahan senang akan berdampak positif dan menciptakan iklim kondusif di tempat kerja, sehingga menunjang kinerja guru di MA Negeri 1 Suruh”.
Saran-saran
1. Untuk Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan kinerja guru perlu didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang memadai, oleh karena itu kepala sekolah diharapkan dapat menerap-kan kebijakan-kebijakan yang dapat direspon oleh para guru sesuai dengan kewenangannya selaku kepala sekolah.
2. Untuk Guru
Lebih meningkatkan profesionalis-me, hendaknya para guru dapat memper-hatikan kecerdasan emosinya dengan mengontrol kemampuan diri, meningkatkan motivasi kerja, dan memiliki persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam memajukan sekolah.
3. Untuk Penelitian lebih lanjut
Para peneliti dapat mengadakan penyelidikan yang lebih cermat terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru terlepas dari faktor kecerdasan emosional, motivasi kerja, maupun kepemimpinan kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dharma.2004. Manajemen Supervisi, Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Ali Imron.1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Menengah Pertama
Fernandus H.J.X.1984. Evaluation of Educational Program. Jakarta: National Educational Planning, Evaluation and Curriculum Development.