PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIME TOKEN

BERBANTU AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS V SDN WONOSARI 01

Afifah Kusumaningrum

Fine Reffiane

Prasena Aristiyanto

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Peserta didik di kelas V SDN Wonosari 01 Bawang Batang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar peserta didik yang rendah. Terbukti dalam proses pembelajaran IPA materi sistem pernafasan dibuktikan dengan hasil ulangan harian yaitu 14 dari 20 peserta didik nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas untuk mempermudah sistematika pembahasan dalam sekripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yaitu. Bagaimana pengaruh model pembelajaran time token berbantu animasi audio visual terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Wonosari 01 Bawang Batang? Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Pre-Experimental Designs. Pre-Experimental Design yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Pada design ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar maka dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan (O1) dan posttest sesudah diberi perlakuan (O2). Perbedaan yang diketahui adalah perbedaan pencapaian antara data hasil pretest dan data hasil posttest yang dilakukan di kelas V SDN Wonosari 01 dengan jumlah 20 siswa.Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pemelajaran menggunakn model kooperatif time token berbantu audiovisual berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem pernafasan kelas V SDN Wonosari 01 Batang, dapat dilihat dari rata-rata pretest 60 dan rata-rata posttes 81. Berdasarkan perhitungan uji t dari hasil belajar diperoleh thiting sebesar 12,357, sedangkan ttabel dengan db = N-1 = 20 -1 = 19, dan taraf signifikan 0,005 sebesar 1,729. karena thitung > ttabel yaitu 12,357 > 1,729, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah menggunakan model kooperatif time token berbantu audiovisual lebih baik daripada sebelum menggunakn model kooperatif time token berbantu audiovisual.

Kata kunci: Time Token, Hasil Belajar, Sistem Pernafasan

 

LATAR BELAKANG

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang penting dan efektif dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas. Di sekolah dasar, pembelajaran secara mendasar pertama kali diterima oleh siswa. Oleh karena itu, proses pembelajaran berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil pembelajaran. Seorang guru juga harus dapat memotivasi siswa sehingga tercapai pembelajaran yang efektif, salah satu cara untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelas yaitu dengan menyajikan suatu tampilan untuk menarik perhatian dan meningkatkan motivasi untuk merangsang pemikiran siswa agar lebih berkesan dibutuhkan animasi dalam pembelajaran, media animasi termasuk media audio visual karena terdapat gerakan gambar dan suara , hal ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Menurut Soegeng (2012: 12) pembelajaran yang digunakan sebaiknya bersifat aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga siswa tidak merasa bosan dan tertekan selama pembelajaran berlangsung. Penulis akan memberikan solusi dengan memakai model pembelajaran cooperative learning.

Metode belajar adalah suatu cara atau jalan yang dilalui dalam kegiatan mengajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa (Slameto. 2013).

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Aalam (IPA) merupakan salah satu mata pelajran yang wajib yang diajarkan di SD. Pendidikan IPA diharpkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik di kelas V SDN Wonosari 01 Bawang Batang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar peserta didik yang rendah. Terbukti dalam proses pembelajaran IPA materi sistem pernafasan dibuktikan dengan hasil ulangan harian yaitu 14 dari 20 peserta didik nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Melihat kondisi yang demikian, maka diperlukan suatu metode atau model pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran dan menarik yaitu dengan mengubah cara mengajar agar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Shoimin (2014: 45), model pembelajaran cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok– kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Terdapat macam– macam model pembelajaran cooperative learning yaitu model pembelajaran jigsaw, student teams achievement divisions, team games tournament, numbered head together, time token, cooperative script, snowball throwing, bamboodancing, make a match, course review horay, role playing, talking stick, problem base learning, think pair share, group investigation, pair checks, team assisted individually, dan two stay two stray. Namun dalam hal ini penulis menggunakansalah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran time tokenyang berbantu animasi.

Model pembelajaran time token merupakan salah satu tipe dari metode pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru sehingga siswa tidak hanya diam saja. Disini siswa dilibatkan untuk berperan aktif berbicara.

Shoimin (2013: 216) menyatakan bahwa model pembelajaran time token adalah salah satu contoh model pembelajaran dimana siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar, yang di dalamnya mengajarkan keterampilan sosial untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau menghindarkan siswa diam sama sekali dalam berdiskusi.

Dengan menggunakan model pembelajaran time token berbantu animasi audio visual guru berupaya untuk meningkatkan hasil IPA pada peserta didik tentang peroses pernafasan pada manusia agar peserta didik termotivasi untuk belajar dan juga paham tentang proses pernafasan ehingga peserta didik mendapatkan hasil yang optinal dengan memanfaatkan animasi audio visual.

Media berbasis audiovisual merupakan bentuk media pembelajaarn yang mudah dan terjangkau. Media audiovisual selain menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari lebih banyak, media audio visual digunakan untuk: (1) mengembangkan ketrampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah dilihat dan didengar,(2) mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahl yang jauh dari lokasi,(3) menyajikan model yang akan ditiru oleh siswa,(4)menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengnai suatu pokok bahasan atau suatu masalah. (Cecep Kustadi dan Bambang Sutjipto 2013:103)

Berdasrkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “pengaruh model kooperatif tipe time token berbantu audio visual terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pernafasan kelas V SDN Wonosari 01”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian terdapat empat bentuk desain eksperimen, yaitu Pre-Experimental Design, The Experimental Design, Factorial Design dan Quasi Experimental Design, metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti yaitu Pre-Experimental Designs. Pre-Experimental Design yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Pada design ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar maka dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan (O1) dan posttest sesudah diberi perlakuan (O2). Perbedaan yang diketahui adalah perbedaan pencapaian antara data hasil pretest dan data hasil posttest (O2-O1).

Pengumpulan data digunakan untuk memenuhi data-data yang diperlukan dalam penelitian. Cara pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian yaitu observasi, interview, tes, dan dokumentasi.

Menurut Arikunto (2013:203). instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklis (check-list), atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam.

Tes dapat menjadi instrumen pengumpul data atau yang digunakan untuk mengukur hasil belajar menggunakan model pembelajaran tipe time token. Pada penelitian ini instrumen tes berupa soal pilihan ganda. Soal tes yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Tes berupa pretest dan posttest pretest, (1) Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, adapun manfaat dari diadakannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang akan disampaiakan, (2) Posttestadalah tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Posttest adalah evaluasi akhir setelah proses pembelajaran dilakukan, pemberian tes posttest dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siwa memahami materi yang sudah disampaikan saat proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba penelitian yang berbentuk tes yang selanjutnya diukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran serta daya pembeda.

Sebelum memberikan perlakuan pada kelas V, perlu dianalisis melalui uji normalitas dan uji–t dengan menggunakan nilai pretest dan posttest. Analisis dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, yaitu tahap awal yang merupakan tahap pemadaman sampel dan tahap akhir yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Wonosari 01 , Kecamatan Bawang , Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan satu kelas dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest design. Pada penelitian ini diberi perlakuan berupa model kooperatif time token. Data penelitian terdiri dari data pretest dan data postest pada hasil belajar IPA. Data nilai pretest sebagai pengukur kemampuan awal siswa dengan memberikan soal dan data nilai posttest diambil dari hasil pengerjaan soal oleh siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe time token.

Data hasil penelitian diperoleh dari nilai pretest dan posttest hasil belajar siswa. Nilai pretest dan posttest dinyatakan tuntas jika memenuhi nilai KKM. Adapun Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) mata pelajaran IPA SDN Wonosari 01 yaitu 70. Perhitungan nilai pretest dan nilai posttest setelah diberikan perlakuan hasilnya berbeda. Berikut tabel nilai pretest dan posttest siswa kelas V SD N Wonosari 01.

Data hasil belajar nilai pretest dan posttest siswa kelas V SD N Wonosari 01 Tahun Ajaran 2018/1019 pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Hasil pretest dan posttest siswa

Keterangan Pretest Posttest
Nilai tertinggi 80 100
Nilai Terendah 36 60
Rata-rata 60 81
Siswa Tuntas 7 18
Siswa Tidak Tuntas 13 2

 

 

 

 

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas terdapat perbedaan antara nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas dan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada saat pretest dan posttest. Pada saat pretest terdapat siswa yang tuntas atau lulus KKM 7 siswa dan yang tidak tuntas KKM terdapat 13 siswa dan nilai terendah pretest 36 dan tertinggi dari nilai pretest yaitu 80 dengan rata-rata nilai pretest 60. Kemudian untuk posttest terdapat 13 siswa yang tuntas KKM dan 2 siswa yang tidak tuntas KKM dengan nilai tertinggi posttest 100 dan nilai terendah dari posttes 60, dengan rata-rata nilai 81.

Analisis data awal dilakukan untuk mengkaji apakah sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data awal pada penelitian ini menggunakan data pretest. dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai L0=0,1679 dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh Ltabel=0,19, Karena L0 < Ltabel maka artinya data berdistribusi normal. Jadi data nilai pretest menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas akhir data posttest diperoleh nilai L0=0,1438 dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh Ltabel=0,19. Karena L0< Ltabel maka artinya data berdistribusi normal. Jadi data nilai posttest menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Uji t merupakan salah satu uji parametrik. Biasanya digunakan untuk ukuran sampel dibawah 30. Syaratnya adalah data berupa kuantitaif dan memiliki distribusi normal. Pengujian satu sampel pada prinsipnya dilakukan untuk menguji perbedaan rata-rata pretest dan posttest. diperoleh thitung sebesar 12,357, sedangkan ttabel dengan db = N-1 = 20 -1 = 19, dan taraf signifikan 0,005 sebesar 1,729. karena thitung > ttabel yaitu 12,357 > 1,729, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh model kooperatif time token berbantu audiovisual terhadap hasil belajar siswa materi sistem pernafasan kelas V SD N Wonosari 01.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti membagikan soal pretest kepada siswa dan hasilnya 13 dari 20 siswa nilainya masih dibawah 70 atau dibawah KKM dengan nilai terendah 36 nilai tertinggi 80 dan rata-rata 60. kemudian untuk pertemuan ke 2 atau pembelajaran ke 2 peneliti menggunakan model kooperatif time token setelah pembelajaran selsai peneliti membagikan soal posttest kepada siswa dan hasilnya meningkat dari sebelum diberikan model kooperatif time token berbantu audiovisual yaitu 18 dari 20 siswa lulus KKM dengan nilai terendah 60 nilai tertinggi 100 dan rata-rata nilai yaitu 81. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakn model kooperatif time token berbantu audiovisual.

Berdasarkan pembahasan di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada maat pelajaran IPA materi sistem pernafasan dengan menggunakn model pembelajaran kooperatif time token berbantu audiovisual. Dibandingkan dengan menggunakn model konvensional pada hasil belajar. sehingga dapat disimpulkan bahwa “model pembelajaran kooperatif time token berbantu audiovisual dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi sistem pernafasan kelas V SD N Wonosari 01 kecamatan Bawang Kabupaten Batang”.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif time token berbantu audio visual berpengaruh terhadap hasl belajar mata pelajaran IPA materi sistem pernafasan kelas V SDN Wonosari 01 kabupaten Batang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest lebih tinggi darpada hasil pretest. Yaitu rata-rata posttest mendapatkan 81 dan pretest mendaptkan rata-rata 60. Selain itu diperkuat juga dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung sebesar 12,357 dan ttabel sebesar 1.729, karena thitung (12.357) > ttabel (1.729) mak H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa uji t hasil belajar signifikan.

Saran                                                              

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Guru diharpkan dapat menggunakn model pembelajaran dan berinovasi dalam pembelajaran ,seperti model pembelajaran kooperatif time token yang berbantu audio visual yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa dan agar siswa lebih antusias dan semangat dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
  2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penelitian lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta cetakan ke 15: Rineka Cipta.

Kustadi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor: Galia Indonesia.

Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovaif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

_____________. 2014 68 Model Pembelajaran Inovaif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Soegeng, A.Y. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: IKIP PGRI SEMARANG PRESS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.