PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD

 

Tiara Kusuma Rani

Nani Mediatati

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD dengan penerapan model pembelajaran NHT dan model pembelajaran STAD. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu dengan desain “Nonequivalent Control Group Design”. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 sebagai kelompok eksperimen, diberi perlakuan dengan model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 sebagai kelompok kontrol, diberi perlakuan dengan model STAD. Uji ANCOVA terhadap posttest kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil uji F hitung sebesar 4,908, taraf signifikansi/probabilitas 0,030 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapatperbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol. Hasil belajar pada kelompok eksperimen (posttest) memperoleh rata-rata 89,32 dan memperoleh rata-rata 84,80. Artinya pemberian perlakuan menggunakan model NHT memberi pengaruh yang lebih baik pada hasil belajar daripada model pembelajaran STAD.

Kata Kunci:    Numbered Head Together (NHT), Student Team Achievement Divisison (STAD), Hasil Belajar IPA

 

PENDAHULUAN

Permendikbud No. 68 Th. 2013 menyatakan bahwa pada tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan mampu membuat suatu karya melalui penerapan pembelajaran konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah dengan bijaksana. Melalui pembelajaran IPA yang demikiandiharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik. Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran adalah bagaimana seorang guru mampu mengemas materi yang akan disampaikan dengan model pembelajaran yang menyenangkan tidak membosankan dan ada interaksi antar peserta didik.Salah satunya adalah dengan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil, dimana peserta didik saling bekerjasama dalam pembelajaran agar mampu mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003:5).Salah aspek dari pembelajaran kooperatif yaitu selain berkolaborasi dalam kelompok , pembelajaran kooperatif juga mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dan menjalin hubungan yang lebih baik lagi antar peserta didik. Ada beragam tipe model pembelajaran kooperatif (Trianto,2009:59) antara lain yaitu Numbered HeadTogether(NHT) danStudentTeamAchievementDivision (STAD).Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran, salah satunya adalah IPA.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD

Trianto (2010: 136) ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sciencemerupakan ilmu yang mengkaji atau belajar tentang fenomena alam yang terjadi di sekitar.Penguasaan IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan cara pemecahan masalah yang bisa diidentifikasikan. Oleh karena itu penerapan IPA sendiri perlu dilakukan dengan bijaksana supaya tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Proses pembelajaran IPA sendiri menekankan pada pengalaman langsung pada peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya.Trianto (2010: 136) juga menyatakanbahwa IPA merupakan kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen yang menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur.Dari segi kognitifnya, peserta didik SD masih dalam tahap perkembangan operasional konkret (untuk kelas rendah) dan tahap operasional formal (untuk kelas tinggi).

Hasil Belajar IPA SD

Sumaji (2003: 41) berpendapat bahwa hasil belajar IPA memiliki 2 aspek yaitu yang pertama aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual dan yang kedua aspek nonkognitif berkaitan dengan sikap, keterampilan dan juga emosional.Dilihat dari berbagai segi, yang pertama dari segi produk peserta didik diharapkan mampu menguasai konsep IPA, kedua yaitu segi sikap peserta didik diharapkan untuk mencaritahu benda-benda yang ada disekililingnya secara kritis, berhati-hati dan bertanggung jawab.Sudjana (2003: 3) penilaian hasil belajar merupakan suatu proses penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dengan ketentuan tertentu.Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya yaitu perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengetahuan yang luas pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotoris.

Menurut Slameto (2010: 54) terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : (1)faktor intern, mencakup faktor jasmani peserta didik, psikologi peserta didik, dan juga faktor peserta didik yang kelelahan; (2) faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan juga faktor dari masyarakat.Salah satu faktor sekolah adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Model Pembelajaran NHT

Ridwan,(2015:44) mengungkapkan bahwa NHT merupakan model pembelajaran kooperatif yang meminta siswa untuk berpikir bersama dengan kelompoknya. Setiap anggota kelompok diberi nomor dan diberi kesempatan menjawab pertanyaan dari guru. Senada dengan pendapat tersebut, Suprijono, (2013: 92) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan penomoran pada masing-masing peserta didik dalam kelompok selanjutnya guru memberikan pertanyaan secara acak dan peserta didik berdiskusi untuk mencari jawabannya.

Model Numbered Heads Together (NHT) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling bertukar gagasan dan menentukan jawaban yang paling benar (Miftahul Huda, 2011: 138). Menurut Trianto (2007: 62) NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative pada struktur kelas tradisional.

Model Pembelajaran STAD

Kokom Komalasari, (2010: 63) menjelaskan bahwa STAD adalah suatu model pembelajaran dengan cara mengelompokkan peserta didik secara heterogen, selanjutnya siswa yang pandai menjelaskan pada anggota kelompok yang lain sampai mengerti.

Slavin, (2009: 143) membagi STAD menjadi beberapa komponen, yaitu: (1) Presentasi kelas : Pada presentasi kelas, guru mengajarkan materi kepada peserta didik dan memberitahukan aturan pembelajaran STAD yang di dalamnya akan ada diskusi kelompok sebagai persiapan kuis individual; (2) Tim : Peserta didik akan dibentuk menjadi beberapa tim untuk mendiskusikan suatu materi dan mengerjakan soal latihan sebagai persiapan mengikuti kuis individual; (3) Kuis : Siswa melakukan kuis individual tanpa melalui bantuan dari timnya; (4) Skor kemajuan individual : Skor individual dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan skor awal. Skor kemajuan yang diperoleh akan digunakan dalam menghitung skor tim; (5) Penghargaan tim : Tim yang memperoleh poin tertinggi akan memperoleh sertifikat atau penghargaan lainnya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Menurut Sugiyono (2016: 114) eksperimen semu merupakan bentuk pengembangan dari eksperimen murni yang sulit untuk dilaksanakan suatu penelitian eksperimen semu ini dilakukan karena faktanya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian-penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 dan SD Negeri Banyubiru 03, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Variabel penelitian meliputi variabel bebas (independent) yaitu varibel penelitian meliputi suatu tindakan yang memiliki pengaruh pada variabel terikat (dependent), variabel kovariat adalah variabel yang digunakan untuk mengontrol semua perlakuan yang tidak terkontrol oleh variabel terikat, dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat dan dilambangkan dengan (Y). Penelitian ini menggunakan pretest sebagai variabel kovariat (X/ 01 dan 03). Pada penerapan model pembelajaran NHT dan STAD merupakan variabel bebas (X1dan X2). Hasil belajar IPAyaitu variabel terikat (Y) yang muncul karena variabel bebas yaitu O2 dan O4.

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 sebagai kelompok eksperimen yang diajar menggunakan model NHT dan siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 03 sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan model STAD. Masing-masing kelompok berjumlah 40 siswa.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif dan statistik inferensial ANCOVA.Uji prasyarat untuk teknik ANCOVAadalah 1) uji normalitas, 2) uji homogenitas, dan 3) uji homogenitas linear data.Fungsi dari ANCOVA yaitu untuk membandingkan rata-rata pada hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan mengontrol pengaruh variabel kovariat.

 

HASIL PENELITIAN

Skor rata-rata pretest (sebelum diberi perlakuan) dan posttest (sesudah diberi perlakuan) baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2 Komparasi Hasil Belajar Siswa (pretest dan posttest) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tahap

Pengukuran

Rerata Skor (mean) Kelompok

Selisih

Eksperimen

Kontrol

Pretest

Posttest

Selisih

53.90

89.32

35,42

56.10

84.80

28,7

2,2

4,52

 

Rata-rata hasil pretest yang menunjukkan bahwa kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen.Namun setelah diberi perlakuan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.Selisih rata-rata pretest dan posttest kelompok eksperimen juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Tabel diatas menunjukkan adanya selisih rata-rata posttest kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 4,52. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model NHT memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa dibandingkan model STAD. Model NHT memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, dalam melaksanakan tanggung jawabnya mencari jawaban yang benar, menyampaikan ide atau gagasannya dan menghargai pendapat orang lain bila ide atau gagasannya belum digunakan, dan juga siswa bisa berlatih sebagai tutor sebaya dengan anggota kelompok yang belum paham, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa dapat lebih optimal.

Perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini berdasarkan hasil uji ANCOVA adalah positif signifikan.Uji prasyarat ANCOVA, yaitu (1) Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Hasil pretestposttest kelompok eksperimen yaitu 0,200 dan 0,056.Sedangkan hasil pretestposttest kelompok kontrol yaitu 0,200 dan 0,056. Dirumuskan hipotesis H0 adalah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan Ha adalah sampel yang tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak. Dalam penelitian ini nilai signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data tersebut adalah 0,200 ;0,056;0,200 dan 0,056> 0,05 maka H0 diterima, maknanya persebaran data hasil pretestposttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal;(2) Uji homogenitas untuk mengetahui varian kedua kelompok homogen atau tidak. Apabila nilai signifikansi/probabilitas > 0,05, maka data dikatakan homogen. Diketahui bahwa hasil Test of Homogeneityof Variances signifikansi/probabilitas nilai pretest menunjukkan angka 0,121 dan signifikansi/probabilitas nilai posttest menunjukkan angka 0,696. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H0 adalah variansi data pada tiap kelompok sama (homogen) dan Ha adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H0 ditolak, jika sebaliknya maka H0 diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data pretest dan postest kedua kelompok adalah sebesar 0,121 dan 0,696 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pretest danposttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogeny;(3) Uji homogenitas koefisien regresi linear untuk mengetahui kehomogenitasan koefisien regresi X (variabel kovarian=pretest) dengan hasil belajar (Y). Parameter yang digunakan untuk menentukan homogenitas koefisien regresi adalah nilai koefisien beta (B) pada tabel output parameter estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat yang lain adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 (Budiyono, 2009: 300). Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi linear kedua sampel homogen. Dari uji koefisien regresi liniear pada parameter estimates nilai beta (B) sebesar 4,645 lebih besar dari 0,60, nilai t sebesar 2,216 berada pada signifikansi/probabilitas 0,030, maka koefisien regresi linear kedua sampel homogen dan model ANCOVA dapat digunakan.Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis regresi dan varians yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji ANCOVA

Dependent Variable: posttest

Source

Type III Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Corrected Model

 3128,259a

 2

 1564,129

42,109

,000

Intercept

65242.604

 1

65242.604

744.355

.000

pretest

 2389,653

 1

2389,653

64,333

,000

treatment

 430.225

 1

430.225

4.908

.030

Error

 6749.034

 77

87.650

 

 

Total

 613643.000

80

 

 

 

Corrected Total

7252.688

79

 

 

 

a. R Squared = .069 (Adjusted R Squared = .045)

 

Pada varian treatment, diperoleh nilai F hitung sebesar 4.908 dengan signifikansi hitung 0,030. Oleh karena nilai 0,030< α = 0,050, maka nilai F signifikan. Artinya bahwa pengaruh model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar siswa berbeda secara signifikan dengan model pembelajaran STAD.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang diajarkan menggunakan model NHT lebih tinggi daripada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 03 yang diajar dengan model pembelajaran STAD. Hasil uji hipotesis menggunakan teknik ANCOVA yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga memperkuat hasil analisis dengan hasil signifikansi/probabilitas 0,030< 0,05. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari nilai α, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang diajar menggunakan model NHT dan SD Negeri Banyubiru 03 yang diajar dengan model pembelajaran STAD. Rata-rata hasil belajar pada penerapan model pembelajaranNHT sebesar 89.32, sedangkan rata-rata hasil belajar pada penerapan model pembelajaran STAD sebesar 84.80. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran NHT mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar yang lebih tinggi daripada model pembelajaran STAD. Model NHT memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, dalam melaksanakan tanggung jawabnya mencari jawaban yang benar, dalam menyampaikan ide atau gagasannya dan menghargai pendapat orang lain bila ide atau gagasannya belum digunakan, dan juga bisa berlatih sebagai tutor sebaya dengan anggota kelompok yang belum paham, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa dapat lebih optimal.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Mujiono, Nugroho, E. N., Rahayu, E. S. (2013), yang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi baik dalam mata pelajaran IPA. Selanjutnya hasil penelitian Farida EstyPurwasih (2014), yang menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan pembelajaran menggunakan model NHT dan STAD terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPA. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan STAD. Demikian juga hasil penelitian GM. Putra Aristyadharma, DB.KT.Semara Putra, I M. Ardana (2014) yang menyatakan bahwa penggunaan model NHT berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas V SD Gugus 1 Kuta.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA dari siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 yang diajar menggunakan model pembelajaran NHT dan yang SD Negeri Banyubiru 03 yang diajar dengan model pembelajaran STAD. Kesimpulan ini didasarkan pada hasiil uji ANCOVA 0,030 < 0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar pada penerapan model pembelajaran NHT sebesar 89.32 sedangkan rata-rata hasil belajar pada penerapan model pembelajaran STAD sebesar 84.80.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang ditujukan kepada:

a.         Guru, dapat menerapkan model pembelajaran kooperatife tipe NHT dalam mata pelajaran IPA di kelas 5 SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b.         Siswa, untuk selalu berantusias mengikuti pembelajaran dan juga meningkatkan hasil belajarnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT dalam pembelajaran IPA.

c.         Sekolah, memberikan kesempatan dan memfasilitasi kepada guru agar dapat berinovasi dan berkreativitas dalam mengembangkan suasana kegiatan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Huda, M. 2011. Cooperative Learning Metode, teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Risetdan Praktik.Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumaji. Dkk.2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Suprijono Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori Dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana

Trianto, 2010.Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi Pustaka.