UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA KELUARGA

MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH

SISWA KELAS I SEMESTER II SD NEGERI 1 JOLOTUNDO

KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Suprapti

Guru Kelas I SD Negeri 1 Jolotundo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitan ini adalah meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Semester II SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dalam Tema Keluarga melalui Model Cooperative Learning tipe Make A Match. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 1 Jolotundo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2016. Subyek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Jolotundo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 27 anak.Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi. Alat pengumpulan data dengan butis soal dan lembar observasi. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini adalah Model Cooperative Learning tipe Make A Match meningkatkan hasil belajar Tema Keluarga pada siswa Kelas I Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keluarga, Model Cooperative Learning, Make A Match.

 

PENDAHULUAN

Siswa yang berada pada Sekolah Dasar (SD) Kelas I berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan, seperti IQ, EQ dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah disebabkan tidak efektifnya proses pembelajaran,dalam pemberian materi guru terlalu monoton dan kurang bervariasi danbahasa yang digunakan sulit dipahami siswa dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi. Selama pembelajaran guru asyik sendiri sehingga tidak melibatkan siswa. Selain itu guru tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan materi, tidak memberi kesempatan bertanya kepada siswa, tidak memberikan tugas untuk siswa dan tidak memberi pekerjaan rumah untuk siswa, sehingga sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar.Dari 27 siwa, yang tuntas belajarnya 6 siswa atau 22,22%, sedangkan yang belum tuntas belajarnya 21 siswa atau 77,78%. Nilai rata-rata hanya sebesar 53,33.

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dengan hasil belajar yang semakin meningkat, penulis melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Dalam pembelajaran tersebut, setiap siswa harus menentukan pasangan yang benar antara pertanyaan dan jawaban dalam kartu yang dibagikan kepada setiap siswa. Dengan demikian, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, tetapi melibatkan siswa dalam menentukan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban yang benar

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian dilaksanakan di Kelas I SD Negeri 1 Jolotundo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2016.

Subyek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Jolotundo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 27 anak.

Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi. Alat pengumpulan data dengan butis soal dan lembar observasi. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Di Siklus I, Model Cooperative Learning tipe Make A Match dengan membagikan kartu kepada setiap siswa, terdiri dari kartu pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi tentang hidup rukun dalam keluarga. Guru membagikan kartu tersebut secara acak dan siap mencari pasangan yang sesuai antara kartu pertanyaan dan jawaban. Pasangan siswa tersebut harus yakin kesesuaian antara kartu pertanyaan dan jawaban tersebut. Siswa juga dibatasi waktu dalam menentukan pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban tersebut, yaitu selama lima menit. Setelah selesai, kartu pertanyaan dan jawaban tersebut diserahkan kepada guru dan dibagikan lagi kepada siswa dimana setiap siswa menerima kartu yang berbeda.

Di Siklus I, siswa melakukan hal yang sama, yaitu menentukan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban. Kegiatan tersebut berlangsung hingga tiga kali. Selanjutnya, guru membimbing pembahasan dengan menunjukan setiap kartu dan menentukan pasangan yang sesuai antara kartu pertanyaan dan jawaban. Sesuai dengan pembahasan, siswa mengetahui hidup rukun dalam keluarga sesuai dengan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban. Sesuai dengan hasil observasi, siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban karena waktu yang terbatas dalam menganalisis kartu dan sikap yang kurang percaya diri.

Di Siklus I, hasil belajar dengan jumlah siswa yang tuntas belajarnya 10 siswa atau 37,03%, sedangkan yang belum tuntas belajarnya 17 siswa atau 62,97%. Nilai rata-rata hanya sebesar 60,37.

Deskripsi Siklus II

Di Siklus II, Model Cooperative Learning tipe Make A Match dengan membagikan kartu kepada setiap kelompok. Sesuai dengan jumlah siswa, ada tujuh kelompok yang terdiri dari tiga-empat anggota. Setiap kelompok menerima kartu pertanyaan dan jawaban yang sama. Setiap anggota menerima pasangan kartu pertanyaan dan jawaban yang tidak sesuai. Setiap kartu pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi tentang manfaat hidup rukun dalam keluarga. Guru membagikan kartu tersebut secara acak dan siap mencari pasangan yang sesuai antara kartu pertanyaan dan jawaban dalam kelompoknya sendiri.

Di Siklus II, siswa sebagai anggota menentukan pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban tersebut dalam kelompoknya masing-masing, yaitu selama lima menit. Kelompok pemenang adalah kelompok dengan pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban yang sesuai. Sesuai dengan pembahasan, siswa mengetahui manfaat hidup rukun dalam keluarga sesuai dengan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban. Sesuai dengan hasil observasi, siswa terampil menentukan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban karena fokus dalam kelompok dan sikap yang semakin percaya diri.

Di Siklus II, hasil belajar dengan jumlah siswa yang tuntas belajarnya 24 siswa atau 88,88%, sedangkan yang belum tuntas belajarnya 2 siswa atau 11,12%. Nilai rata-rata hanya sebesar 90,37.

Pembahasan

Pinsip utama dalam Model Cooperative Learning tipe Make A Match adalah menentukan pasangan yang sesuai antara kartu pertanyaan dan jawaban diantara beberapa siswa dalam membentuk pasangan. Oleh karena itu, keberhasilan Model Cooperative Learning tipe Make A Match sangat tergantung pada pasangan siswa.

Pada Siklus I, Model Cooperative Learning tipe Make A Match dengan menentukan pasangan yang sesuai antara kartu pertanyaan dan jawaban. Dengan jumlah siswa yang termasuk cukup banyak dan waktu yang cukup terbatas, siswa mengalami kesulitan menentukan pasangan antara kartu pertanyaan dan jawabanyang sesuai. Selain itu, siswa juga kurang percaya diri. Atas dasar tersebut, pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban ada yang tidak sesuai. Bahkan beberapa siswa belum menentukan pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban.

Pada Siklus II, Model Cooperative Learning tipe Make A Match dengan kelompok kecil yang terdiri dari tiga-empat anggota dalam setiap kelompok. Setiap anggota menerima pasangan kartu pertanyaan dan jawaban yang tidak sesuai. Setiap kelompok menerima kartu pertanyaan dan jawaban yang sama. Dengan kelompok kecil tersebut, siswa terampil menentukan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban serta semakin percaya diri. Pada pembelajaran tersebut, kelompok dengan pasangan kartu pertanyaan dan jawaban yang sesuai terbanyak adalah kelompok terbaik. Dengan demikian, setiap anggota percaya diri dalam menentukan pasangan dan mengkoreksi kesesuaian pasangan antara kartu pertanyaan dan jawaban.

Model Cooperative Learning tipe Make A Match pada hakikatnya adalah evaluasi karena menentukan kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban yang terpisah. Dalam evaluasi secara sederhana, siswa hanya menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ditentukan. Dengan demikian, Model Cooperative Learning tipe Make A Match merupakan evaluasi dalam bentuk yang berbeda dengan evaluasi yang biasa. Oleh karena itu, Model Cooperative Learning tipe Make A Match juga meningkatkan hasil belajar.

Pada Siklus I, hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 60,37 dan ketuntasan sebesar 37,03%. Pada Siklus II, hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 90,37 dan ketuntasan sebesar 88,88%. Sesuai dengan hasil belajar tersebut, maka nilai rata-rata memenuhi KKM sebesar 70 dan ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%. Sesuai dengan data tersebut, maka hasil belajar meningkat dan memenuhi indikator kinerja. Dengan demikian, tujuan belajar tercapai dan hipotesis penelitian terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Model Cooperative Learning tipe Make A Match meningkatkan hasil belajar Tema Keluarga pada siswa Kelas I Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 SD Negeri 1 Jolotundo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang dengan nilai rata-rata sebesar 90,37 dan ketuntasan sebesar 88,88%.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru selalu mencari dan menerapkan model pembelajaran, sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa selalu aktif belajar, sehingga hasil belajar meningkat, 2) Siswa selalu rajin belajar, baik di sekolah maupun di rumah, sehingga hasil belajar meningkat, 3) Kepala Sekolah selalu memotivasi guru agar dapat memanfaatkan sumber pembelajaran, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan danhasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R. W. 1989.Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. 1997.Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hartono, Kasmadi. 1990. TeknikMengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Purwanto. 1997. Psikologi           Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Ridha, dkk. 2009. Media Pembelajaran di SD. Salatiga: Widya Sari Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Suciati, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wanataputra, Udin dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

—. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Press.