PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN DI SMP KRISTEN KANAAN JAKARTA

 

Wisnu Mursabdo

SMP Kristen Kanaan Jakarta

 

ABSTRAK

Pandemi covid-19 telah membawa revolusi dunia pendidikan dari system luring menjadi daring, dari system pendidikan tatap muka menjadi sistem pendidikan berbasis online. Revolusi pendidikan adalah sebuah keniscayaan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, semua stakeholders pendidikan harus mengikutinya, seperti di SMP Kristen Kanaan Jakarta. Guru dan murid mungkin bisa cepat beradaptasi dengan teknologi, namun tidak demikian dengan sebagian orang tua. Orang tua mendapat beban tambahan sebagai guru pendamping di rumah dan orang tua terbebani dengan biaya pulsa untuk langganan internet. Beruntung, SMP Kristen Kanaan melalui Yayasan Kanaan sudah mempersiapkan diri sebelum pandemi melanda. Yayasan sudah menyiapkan LMS (learning management system) yang memuat tentang materi pembelajaran sampai penilaian. Mengajar secara daring menjadi tantangan baru bagi guru, guru harus mencari kreatifitas baru agar proses pembelajaran yang diberikan tidak “garing”. Guru harus belajar banyak platform pembelajaran, dari aplikasi tatap muka sampai aplikasi pembelajaran berbasis online. Namun pada akhirnya, teknologi hanya sebuah alat, tidak bias menggantikan peran humanis guru di dalam kelas. Guru tetap harus mengasah kreativitas anak melalui pembelajaran praktikum dan diskusi agar dampak pembelajaran daring tidak menghasilkan generasi yang pintar memencet tombol tetapi generasi yang siap dalam kolaborasi. Pandemi covid-19 haruslah menjadi pembelajaran juga dari pemerintah agar sistem dalam mengembangkan kurikulum dan infrstruktur pendidikan agar tercipta pemertaan pendidikan.

Kata kunci:   pandemi covid-19, revolusi pendidikan, learning management system, platform pembelajaran

 

PENDAHULUAN

Pertengahan Maret 2020 menjadi titik awal perubahan dunia pendidikan Indonesia akibat pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019). Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pendidik dan anak didik, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akhirnya memutuskan perubahan pembelajaran dari tatap muka mejadi pembelajaran jarak jauh atau PJJ.

Berbagai reaksi awal diluapkan oleh para pemangku kepentingan atau stakeholders pendidikan mulai dari manajemen sekolah, yayasan, guru, murid hingga orang tua. Perubahan yang drastis membuat para stakeholders kewalahan menghadapi pembelajaran jarak jauh yang berbasis online karena belum siap secara sistem dan infrastruktur. Guru dan siswa mungkin bisa melakukan adaptasi secara lebih cepat, namun orang tua berada pada posisi tidak mengenakkan. Orang tua yang selama ini menyerahkan pendidikan kepada sekolah akhirnya harus turut serta menjadi “guru” di rumah. Orang tua juga dibebani dengan tambahan biaya pengeluaran untuk internet karena pembelajaran berbasis internet.

Di balik musibah virus korona, terdapat hikmah yang dapat dipetik, semua stakeholders pendidikan harus siap tidak siap menghadapi dinamika dunia pendidikan. Guru dan siswa ditantang untuk melakukan revolusi pendidikan, harus cepat belajar menyesuaikan platform meet conference ataupun aplikasi pendidikan lainnya. Bahkan manajemen sekolah pun dituntut harus bisa menyediakan LMS atau Learning Management System yang berisi ragam fitur penunjang pembelajaran. Meski sudah ada LMS, namun guru dan siswa diharapkan mampu menguasai platform pembelajaran lain seperti Google Classroom, Edmodo, Quizizz dan sebaginya.

Pandemi Covid-19 memberi pelajaran penting dalam dunia pendidikan bahwa mengajar juga membutuhkan kreatifitas, bukan hanya penyampaian materi. Guru ditantang untuk kreatif dalam mengajar supaya bahan ajarnya bisa dicerna oleh murid. Murid ditantang untuk bisa menyerap pembelajaran tanpa kehilangan banyak konten. Orang tua dituntut untuk siap menjadi guru. Dan terakhir, manajemen sekolah harus bisa mempersiapkan diri dalam menghdapai era kompetisi milenial yang sangat menggantungkan pada teknologi informatika atau digital.

PEMBAHASAN

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan

Pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) merupakan musibah yang memilukan bagi seluruh segmen kehidupan manusia termasuk pendidikan. Krisis yang datang datang secara tiba-tiba, membuat pemerintah Indonesia harus mengambil keputusan pahit menutup sekolah untuk mengurangi penyebaran dan penularan covid-19. Alasan penutupan sekolah oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) adalah untuk keselamatan dan kesehatan para pendidik dan anak didik (Syahril, 2020).

Keputusan berat yang diambil Kemdikbud berdampak besar pada seluruh stakeholders pendidikan. Pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tatap muka atau luar jaringan (luring) harus diubah menjadi pembelajaran jarak jauh yang notabene berbasis dalam jaringan (daring). Ada keuntungan dan kerugian atas pemberlakuan pembelajaran daring. Keuntungan pembelajaran daring paling kentara bagi siswa adalah waktu belajar lebih fleksibel, lebih rileks/enjoy dalam mengikuti pelajaran, dan bisa berdiskusi dengan orang tua atau saudara bila menemui kesulitan dalam pembelajaran.

Di balik keuntungan pembelajaran daring, setidaknya ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek, yaitu sistem trial error yang bergerak dengan ketidakpastian karena belum terujinya sistem pendidikan daring. Kedua adalah dampak jangka panjang yaitu tidak tercapainya aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat akibat paparan covid-19 (Wulandari, 2020).

Perubahan Pembelajaran Luring menjadi Daring

Menurut John Dewey (1958) dalam Syaiful (2013), pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end), dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun termasuk dengan sistem daring.

Penerapan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak (Puspitrasari, 2020). Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi.

Dalam pembelajaran luring, guru dan murid terpisah jarak sangat dekat, guru dan murid bisa berinteraksi langsung baik dalam sesi tanya jawab ataupun dalam penugasan. Murid pun bisa langsung bertanya kepada guru bila belum memahami suatu materi pembelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran daring, siswa dan guru terpisah dalam jarak yang jauh, guru dan murid berinteraksi lewat layar piranti lunak seperti gawai, laptop, atau komputer. Suasana belajar pun tampak lebih kaku akibat sekat virtual.

Dampak Pembelajaran Daring kepada Stakeholders Pendidikan di SMP Kristen Kanaan

Perubahan pembelajaran luring menjadi daring tentu memberi dampak luar biasa kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) institusi pendidikan, termasuk SMP Kristen Kanaan di Jakarta. Para guru, siswa, orang tua, bahkan yayasan sampai kalang kabut karena tidak atau belum siap untuk menggelar pembelajaran daring. Tapi apa daya, pembelajaran daring harus tetap dilaksanakan, semua stakeholders akhirnya harus nerimo ing pandum (ikhlas menerima keadaan).

Bagi murid, pembelajaran daring memaksa mereka belajar jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Fasilitas penunjang online seperti gawai, laptop, dan computer belum sepenuhnya siap di rumah. Kendala selanjutnya yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka. Dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka.

Sementara itu dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet sebagai sarana pembelajaran. Kendala selanjutnya yaitu para guru belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, para guru terbiasa terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan murid –murid. Dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para guru perlu waktu untuk beradaptasi menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil belajar.

Sementara bagi yayasan, perubahan pembelajaran memaksa mereka harus menyiapkan tools atau piranti lunak Learning Manajemen System (LMS) yang bisa menjadi jembatan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Beruntung Yayasan Kristen Kanaan sudah mempunyai bekal LMS karena sebelum pandemi sudah me-launching Kanaan Integrated Support System (KISS) sebagai piranti lunak penunjang pembelajaran.

Dari sisi orang tua, pembelajaran daring dirasa menambah beban tambahan karena orang tua juga harus menjadi guru pendamping yang harus menjelaskan atau membantu anaknya saat mengerjakan tugas. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru kadangkala berada di luar batas kemampuan pengetahuan orang tua.

Perubahan Sosial Budaya Guru dan Murid dalam Pembelajaran Daring

Menurut Zapalska (2006) dalam Aji (2020) jika seorang siswa tertentu belajar terbaik dengan cara tertentu, ia harus dihadapkan pada berbagai pengalaman belajar untuk menjadi pembelajar online yang lebih fleksibel. Temuan menunjukkan bahwa siswa online lebih cenderung memiliki gaya belajar visual dan baca tulis yang lebih kuat. Tinjauan literatur saat ini telah menemukan bahwa ada banyak penelitian tentang implementasi teknologi dalam pendidikan online berkaitan dengan penghematan biaya dan efisiensi, bahwa peningkatan kualitas dan efektivitas pendidikan online memerlukan kerangka kerja yang harus diterapkan di sekolah. Kerangka yang diusulkan memberikan panduan praktis kepada para pemangku kepentingan dalam penilaian kualitas pengajaran dan pembelajaran online. Beberapa faktor yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik bagi pembelajar online adalah: menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang positif; membangun komunitas belajar; memberikan umpan balik yang konsisten secara tepat waktu; dan menggunakan teknologi yang tepat untuk mengirimkan konten yang tepat. Seiring meningkatnya peluang pembelajaran online dalam masyarakat saat ini, pustakawan perlu mempertimbangkan cara-cara tambahan untuk merancang instruksi online secara efektif.

Tantangan demi tantangan harus bisa disikapi guru dan murid dengan beragam kreatifitas. Metode guru yang selama ini banyak ceramah di pembelajaran luring harus mulai sedikit ditinggalkan karena metode daring kurang cocok dengan metode ceramah.

Meskipun pembelajaran berlangsung secara daring, namun tugas-tugas yang bisaa dikerjakan selama pembelajaran luring tetap bisa diberikan kepada murid untuk tetap melatih sensor motorik siswa melalui komunikasi verbal dalam dunia digital.

Langkah Solutif Guru dan Siswa dalam Menghadapi Dinamika Pembelajaran

Pandemi Covid-19 telah mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Perubahan cara mengajar pun harus menyesuaikan dengan kondisi. Guru yang pada awalnya belum bersahabat dengan tools pembelajaran online, mau tidak mau harus mulai belajar untuk dapat menggunakannya. Murid pun demikian, gawai pintar yang selama ini hanya untuk eksis di media sosial juga harus berbagi fungsi untuk pembelajaran.

Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi Zoom, Google Meet, Cisco Webex, Google Classroom, Edmodo, maupun Quizizz. Di mana semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.

Ragam aplikasi yang dikuasai oleh guru dan murid menjadikan khasanah pengetahuan pembelajaran online bagi guru dan murid menjadi lebih luas. Guru juga semakin tertantang untuk mempelajari lebih dan lebih lagi karena dari satu aplikasi guru akan memahami kelebihan dan kekurangannya.

Semua pilihan program aplikasi dan tools pembelajaran kembali kepada guru yang bisa berfungsi sebagai dalang dalam pewayangan, atau allenatore dalam sebuah pertandingan bola. Kemana arah pembelajaran online semua bisa didesain oleh guru sebagai playmaker yang harus bisa menggerakkan peran aktif seluruh siswa.

PENUTUP

Simpulan

Di balik masalah dan keluhan perubahan pembelajaran dari luring menjadi daring, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan di Indonesia. Siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Dengan adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh, maka mampu memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.

Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.

Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru.

Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak di rumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Hikmah selanjutnya yaitu penggunaan media seperti handphone atau gadget, dapat dikontrol untuk kebutuhan belajar anak. Peran orang tua semakin diperlukan dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan gadget. Hal tersebut memberikan dampak yang positif bagi anak, dalam memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat. Anak cenderung akan menggunakan handphone untuk mengakses berbagai sumber pembelajaran dari tugas yang diberikan oleh guru.

Saran

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, termasuk perubahan pada bidang pendidikan. Adalah kesiapan dan bisa menyesuaikan diri, sikap yang harus disiapkan oleh semua anggota stakeholders dunia pendidikan, mulai dari guru, murid, manajemen sekolah, dan orang tua. Perubahan adalah abadi, jika tidak mau berubah maka akan tergulung oleh derasnya ombak perubahan. Saat ini perubahan yang terjadi adalah perubahan dari pembelajaran luring menjadi daring, tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan lagi di masa mendatang baik dari sisi kurikulum ataupun proses pembelajaran. Maka perlunya sikap mental untuk siap menghadapi perubahan yang terjadi.

Untuk menunjang kelancaran dan kesuksesan pola pembelajaran jarak jauh, pemerintah melalui Kemdikbud seharusnya juga siap dengan infrastruktur, baik yang piranti lunak ataupun pirati keras, saat mengumumkan pembelajaran jarak jauh. Kesenjangan infrastruktur telekomunikasi dan gawai setiap peserta didik menjadi masalah tersendiri dalam penerimaan pembelajaran. Pemerintah bisa menggandeng LSM atau warga untuk saling membantu dalam pengadaan gawai pintar, sedangkan subsidi internet bisa dibangun kerjasama dengan operator seluler.

Bagi guru dan siswa, meski cepat bisa menyesuaikan dengan kondisi perubahan, namun masih perlu perbaikan sikap mental dalam pembelajaran daring. Guru harus lebih kreatif lagi dalam membuat materi ajar, sehingga murid lebih mudah dalam mencerna pelajaran. Guru harus lebih banyak belajar lagi mengenai pembelajaran daring baik melalui webinar ataupun dari sumber-sumber lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Rizqon Halal Syah. 2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Ketrampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. Vol 7 No 5. DOI: 10. 15408/sjsbs. v7i5. 15314.

Hidayat, Syarif & Asroi. (2017). Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Mandiri.

Hidayat, Syarif. (2019). Teori, Proses, dan Konteks Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Pustaka Mandiri.

Syahril, Iwan. (2020). Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Ketimpangan Praktik Belajar Murid dalam Kegiatan Belajar dari Rumah. Jakarta: The SMERU Research Institute.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015) Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015—2019. Jakarta: Pusat Informasi dan Humas.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Keberhasilan Program Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pusat data dan statistik Pendidikan dan Kebudayaan.

Neolaka, Amos dan Grace Amialia. (2017). Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana.

Rasydin, Waini dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasar Pendidikan.

Puspitasari, Rina. (2020). Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Pendidikan Di Indonesia, 8 Oktober 2020, https://iain-surakarta. ac. id/hikmah-pandemi-covid-19-bagi-pendidikan-di-indonesia/

Sagala, Syaiful. (2013). Etika dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan. Jakarta: Kencana

Wulandari, Nadiah Ayu. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Di Indonesia, 8 Oktober 2020, https://pustakabergerak. id/artikel/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-pelaksanaan-pendidikan-di-indonesia-2