Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Dalam Pelajaran
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DALAM PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SITIREJO DI SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Wahyuti
Guru Kelas V SDN Sitirejo, Kec. Tunjungan, Kab. Blora
ABSTRAK
Tujuan dalam Makalah Publikasi Ilmiah adalah mendeskripsikan karakteristik pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.Makalah Publikasi Ilmiah ini merupakan karya tulis dalam upaya mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran yang terjadi di Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan pengelolaan pembelajaran kooperatif.Hasil Makalah Publikasi Ilmiah adalah 1) Karakteristik pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam kelompok kecil dengan komposisi kelompok yang heterogen terdiri dari beberapa anggota yang mengerjakan tugas kelompok, 2) Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam kelompok kecil terdiri dari empat-enam anggota yang heterogen, baik kecerdasan dan jenis kelamin, 3) Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, 4) Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi hasil belajar.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif, Ilmu Pengetahuan Sosial
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Ruang lingkup IPS meliputi manusia, tempat dan waktu, keberlanjutan dan perubahan, sistem sosial dan budaya dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan. IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Secara lengkap, IPS bertujuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, memberikan bekal dalam kehidupan sehari-hari agar melakukan sosialisasi dalam masyarakat dan melanjutkan pembelajaran pada jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Suwarna (2013), permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran IPS adalah pembelajaran berlangsung text book oriented, peserta didik tidak terlibat dalam pembelajaran, sehingga sering mengobrol dengan teman atau tidak fokus, pembelajaran hanya dengan menghafal dan ruang lingkup materi yang luas. Secara lengkap, menurut Fitriana (2011), permasalahan dalam pembelajaran IPS adalah 1) apersepsi guru kurang mengena dengan materi maupun peserta didik, 2) kesulitan menemukan buku sebagai sumber belajar yang lengkap, 3) waktu mengerjakan tugas yang singkat, 4) materi yang disampaikan termasuk luas, 5) penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas, 6) penggunaan media yang tidak sesuai dengan fokus peserta didik dalam pembelajaran, 7) guru tidak memberikan tindak lanjut dalam pembelajaran, 8) jumlah peserta didik yang banyak.
Pembelajaran IPS pada seperta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 mengalami permasalahan seperti halnya uraian tersebut. Oleh karena itu, masalah yang terjadi dalam pembelajaran perlu diselesaikan dengan tuntas. Salah satu upaya penyelesaian masalah dalam pembelajaran adalah penggunaan belajar kooperatif. Oleh karena itu, pembelajaran klasikal diperbarui dengan pembelajaran kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil.
Menurut Piaget dan Vigotsky (dalam Rusman, 2012: 202), hakikat sosial dari belajar adalah penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota yang beragam, sehingga terjadi perubahan konseptual. Namun, pembelajaran kooperatif tidak sekedar belajar dalam kelompok. Ada beberapa unsur dalam pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan belajar dalam kelompok yang dilakukan ala kadarnya dan asal-asalan. Dalam pembelajaran kooperatif yang memenuhi unsur-unsur tertentu, pengelolaan kelas menjadi efektif dan berlangsung peer teaching. Publikasi Ilmiah (PI) dalam Makalah ini merupakan upaya penyelesaian masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS dengan pembelajaran kooperatif. Dalam Makalah ini, penulis sebagai Guru Kelas V mengelola pembelajaran kooperatif dengan metode belajar tertentu sesuai dengan materi yang disampaikan. Begitu juga dengan pembagian kelompok, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang berbeda-beda dalam pembelajaran, sehingga interaksi dalam belajar kooperatif semakin beragam.
PEMBAHASAN
Menurut Rusman (2012: 202-203), Pembelajaran Kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Dalam Pembelajaran Kooperatif terjadi interaksi dan komunikasi yang semakin luas, yaitu guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru.
Menurut Rusman (2012: 207-208), karakteristik Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara tim, sehingga tim harus membuat peserta didik belajar dan setiap anggota harus saling membantu untuk mencapai tujuan belajar.
b. Berdasarkan manajemen kooperatif, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan kontrol.
c. Kemauan bekerja sama karena keberhasilan tim ditentukan oleh kerja sama.
d. Keterampilan bekerja sama dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Rusman (2012: 208-209), ciri-ciri yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut:
a. Peserta didik bekerja secara kooperatif untuk menuntaskan materi.
b. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila memungkinkan, anggota berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan yang lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Menurut Rusman (2012: 210-211), tiga keterampilan kooperatif dalam Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut:
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain untuk berbicara, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi menunjukan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisasi, menerima tanggung jawab, mengurangi ketegangan.
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, berkompromi.
Dalam Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif dalam pelajaran IPS adalah Metode Card Sort. Menurut Silberman (2009: 171-172), Metode Card Sort adalah metode belajar kolaboratif yang digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat dan fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Metode Card Sort menggunakan kartu yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Kartu tersebut dibagikan kepada peserta didik berupa potongan-potongan kertas, kemudian berusaha menemukan kartu dengan kategori yang sama sesuai dengan konsep, penggolongan sifat dan fakta tentang objek. Kegiatan mensortir kartu ini menjadikan gerakan fisik yang dominan dan membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.
Menurut Silberman (2009: 150), langkah-langah pembelajaran dengan Metode Card Sort sebagai berikut:
a. Guru memberikan setiap peserta didik kartu yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori.
b. Guru memerintahkan peserta didik berkeliling ruangan atau mencari peserta didik lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama.
c. Guru memerintahkan peserta didik yang kartunya memiliki kategori yang sama untuk menawarkan diri kepada peserta didik lainnya.
d. Guru memerintahkan peserta didik mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.
e. Guru memberikan poin-poin penting dari tiap presentasi dan materi yang terkait.
Menurut Maulidiyah (2017), kelebihan Metode Card Sort sebagai berikut:
a. Mudah menguasai kelas.
b. Mudah menerangkan materi.
c. Mudah dilaksanakan.
d. Materi mudah dimengerti.
e. Pembelajaran menjadi antusias.
f. Dapat digunakan untuk kelas dengan jumlah murid yang banyak.
g. Meningkatkan sosialisasi murid yang satu dengan yang lain.
Menurut Maulidiyah (2017), kekurangan Metode Card Sort sebagai berikut:
a. Terjadi penyimpangan perhatian apabila jawabannya menarik perhatian.
b. Memerlukan perhatian.
c. Membutuhkan waktu dalam persiapan.
Dalam Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif dalam pelajaran IPS adalah Metode Role Reversal Questions. Menurut Silberman (2009: 149), Metode Role Reversal Questions adalah metode bertukar peran dalam aktivitas tanya-jawab. Guru berperan menjadi peserta didik, maka guru bertanya dan peserta didik menjawab. Begitu pula sebaliknya, peserta didik berperan menjadi guru, maka peserta didik bertanya dan guru menjawab.
Menurut Silberman (2009: 150), langkah-langah pembelajaran dengan Metode Role Reversal Questions sebagai berikut:
a. Guru menyusun pertanyaan sesuai dengan materi.
b. Guru menjelaskan pertukaran peran sebagai peserta didik yang bertanya dan peserta didik sebagai guru yang menjawab.
c. Guru bertukar peran dengan peserta didik dan mendorong peserta didik bertanya dengan pertanyaannya sendiri.
Menurut Kamidi (2016: 258), kelebihan Metode Role Reversal Questions sebagai berikut:
a. Proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik.
b. Pembelajaran bersifat kritis dengan menjawab pertanyaan.
c. Pembelajaran menjadi menarik karena tidak hanya mendengarkan.
d. Melatih keberanian peserta didik dalam bertanya dan menjawab.
e. Menciptakan kerja sama peserta didik dalam pembelajaran.
f. Menumbuhkan tanggung jawab peserta didik sebagai individu dan kelompok.
g. Menciptakan minat dan motivasi belajar dalam pembelajaran.
Menurut Kamidi (2016: 259), kekurangan Metode Role Reversal Questions sebagai berikut:
a. Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan.
b. Topik pembahasan menjadi luas jika pertanyaan tidak sesuai dengan topik.
c. Memerlukan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas.
d. Memerlukan keterampilan guru dalam pengelolaan peserta didik.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada Hindu, Budha dan Islam pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan pembelajaran kooperatif, yaitu belajar dalam kelompok kecil. Dalam pembelajaran kooperatif tersebut, peserta didik dan kelompoknya berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan materi. Tugas kelompok merupakan review dan analisis terhadap materi. Pembelajaran kooperatif hanya pada pertemuan tertentu saja, tepatnya pada review materi setelah menyampaikan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) tertentu.
Pada Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif menjadi tindak lanjut dalam pembelajaran klasikal, khususnya pada kegiatan inti. Pada beberapa kegiatan awal, pembelajaran berlangsung klasikal dengan ditunjang dengan peta Indonesia sebagai media pembelajaran yang menunjukan wilayah beberapa Kerajaan bercorak agama tertentu, khususnya Hindu, Budha dan Islam. Selain itu, pembelajaran juga menggunakan slide power point sebagai sumber belajar. Begitu juga dalam materi berikutnya tentang tokoh dari Kerajaan bercorak agama Hindu, Budha dan Islam, pembelajaran masih menggunakan slide power point sebagai sumber belajar. Kemudian pembelajaran kelompok dengan mengerjakan lembar kerja kelompok. Terakhir review materi, baik secara klasikal maupun kelompok.
Pada Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil, yaitu enam kelompok terdiri empat-lima anggota. Empat kelompok terdiri dari empat anggota dan dua kelompok terdiri dari lima anggota. Walaupun terbentuk enam kelompok yang sama, komposisi masing-masing kelompok berbeda pada setiap pembelajaran. Perbedaan komposisi kelompok ini merupakan variasi dalam pembelajaran kooperatif, sehingga tidak monoton. Dengan demikian, peserta didik belajar dengan anggota yang berbeda. Pembelajaran kooperatif ditindaklanjuti dengan Metode Card Sort dan Metode Role Reversal Questions.
Pada Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif dengan tugas kelompok dalam lembar kerja kelompok. Dalam pembelajaran tersebut, hasil belajar peserta didik dan kelompoknya diuji dengan tugas individual melalui Metode Card Sort dan tugas kelompok melalui Metode Role Reversal Questions. Melalui Metode Card Sort, peserta didik melakukan sortir kartu sesuai dengan kategori tertentu, yaitu Kerajaan Kutai Martadipura, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak Bintoro. Melalui Metode Role Reversal Questions, peserta didik melakukan tanya-jawab sesuai dengan tradisi maupun tokoh yang berkaitan dengan corak agama. Bahkan pembelajaran dengan Metode Role Reversal Questions, ada penghargaan bagi kelompok yang mendapat poin terbanyak.
Pada Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif dengan tugas kelompok dalam lembar kerja kelompok meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dengan diskusi kelompok. Aktivitas belajar peserta didik juga meningkat dalam diskusi kelas dalam koreksi dan pembahasan hasil tugas kelompok. Peningkatan aktivitas belajar sesuai dengan hasil belajar dalam lembar kerja kelompok. Hasil belajar dalam ulangan harian juga meningkat. Hasil belajar tersebut adalah nilai rata-rata sebesar 84,87 dan ketuntasan sebesar 92,3%.
Pada Publikasi Ilmiah Makalah ini, pembelajaran kooperatif yang difokuskan pada kegiatan inti sesuai dengan pengelolaan pembelajaran itu sendiri yang merupakan kesatuan utuh antara perencanaan dan pelaksanaan. Keduanya saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Perencanaan tersebut sangat memperhatikan karakteristik guru, peserta didik, sarana dan prasarana dan lingkungan. Guru mempunyai kompetensi dalam menyusun sumber belajar dengan slide power point. Peserta didik belajar secara aktif dan kooperatif mengerjakan tugas kelompok dalam kembar kerja kelompok. Sarana dan prasarana di sekolah ditunjang dengan proyektor, sehingga sumber belajar bervariasi dan konkrit. Lingkungan di sekolah kondusif untuk pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil.
Sesuai dengan pembahasan di atas, hasil dalam Publikasi Ilmiah Makalah ini sebagai berikut:
1. Karakteristik pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam kelompok kecil dengan komposisi kelompok yang heterogen terdiri dari beberapa anggota yang mengerjakan tugas kelompok.
2. Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam kelompok kecil terdiri dari empat-enam anggota yang heterogen, baik kecerdasan dan jenis kelamin.
3. Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
4. Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi hasil belajar.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Karakteristik pembelajaran kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil, komposisi kelompok bersifat heterogen dan tugas kelompok dalam lembar kerja kelompok sesyau dengan materi.
2. Pembelajaran kooperatif dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada peserta didik Kelas V SDN Sitirejo Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 berdasarkan pengelolaan pembelajaran yang sistematis antara perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi dengan metode belajar yang relefan, yaitu Metode Card Sort dan Metode Role Reversal Questions.
Saran
1. Peserta didik supaya aktif dan kooperatif dalam diskusi kelompok sesuai dengan pemahaman dan kemampuannya.
2. Guru supaya mengevaluasi hasil tugas kelompok sebagai hasil belajar kelompok dan mengakumulasikan dengan hasil belajar individual.
3. Sekolah supaya melaksanakan pembelajaran kooperatif secara sistematis dengan mempertimbangkan karakteristik guru, peserta didik, sarana dan prasarana dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Fitriana, Ade. 2011. Problematika Pengajaran IPS di SD. Dalam http://www.google.com/amp/s/ardafitriana.wordpress.com/2011/11/26/problematika-pengajaran-ips-di-sd/amp/ (diakses pada 20 Januari 2018).
Kamidi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar PKn Pokok Bahasan Pemilihan Umum di Indonesia Menggunakan Model Active Learning tipe Role Reversal Question pada Siswa Kelas VI SDN 1 Polengan. Lumajang: Jurnal Tarbiyatuna, Vol. 7 No. 2, Edisi Desember 2016, Hal. 232-256.
Maulidiyah, Neneng Aida. 2017. Model Pembelajaran Card Sort. Dalam http://biologihebring.blogspot.co.id/2017/10/makalah-model-pembelajaran-card-sort.html?m=1 (diakses pada Sabtu, 20 Januari 2018).
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, Melvin. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilaningsih, Endang dan Limbong, Linda. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarna, Acep. 2013. Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah dan Solusinya. Dalam http://suwarnaacep.blogspot.co.id/2013/09/masalah-pembelajaran-ips-di-sekolah-dan.html?m=1 (diakses pada 20 Januari 2018).
Syamsiyah, Siti dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Yuliati, Reny dan Munajat, Ade. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.