PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI

TATA TERTIB SEKOLAH MELALUI LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VIII SMPN I JAKEN SEMESTER I TAHUN 2018/2019

 

Kholida Muhajiroh

Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri I Jaken Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena pada kelas VIII SMPN I Jaken yaitu siswa yang masih banyak memiliki kedisiplinan yang rendah dalam menaati tata tertib sekolah. Ciri-cirinya antara lain: 1) siswa tidak mengikuti kegiatan literasi, 2) ketika pergantian jam pelajaran, siswa berada di luar kelas, 3) tidak masuk tanpa keterangan, 4) tidak mengikuti ekstrakurikuler, 5) seragam tidak sesuai ketentuan, 6) merokok, 7) berkelahi, 8) membawa HP, 9) membuang sampah sembarangan, 10) terlambat datang ke sekolah, 11) pulang sebelum waktunya, 12) tidak menjaga kebersihan dan keindahan sekolah, 13) mencoret-coret fasilitas sekolah, 14) tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, 15) tidak membuat pekerjaan rumah dan lain-lain.Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mendeskripsikan proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah, (b) mengetahui seberapa banyak peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling. Teknik modelling adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan model untuk dijadikan obyek observasi oleh individu agar individu tersebut meniru tingkah laku model..Subjek penelitian siswa kelas VIII SMPN I Jaken tahun 2018/2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Jaken berjumlah 10 orang. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Agustus sampai Oktober 2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan alokasi waktu masing-masing 2 x pertemuan. Jenis penelitian adalah Penelitian tindakan kelas bidang Bimbingan dan Konseling (PTK BK). Metode penelitian komparatif menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) proses pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dengan peningkatan rata-rata dari 1,93 pada siklus I menjadi 2,9 pada siklus II atau dengan peningkatan sebesar 0,97, 2) kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah dari siklus I sampai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 18%, dari 55% menjadi 73%.  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Jaken. Saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya guru pembimbing lebih mengembangkan layanan bimbingan kelompok untuk membantu meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah.

Kata kunci: Kedisiplinan Menaati Tata Tertib, Bimbingan Kelompok, Teknik Modelling

 

PENDAHULUAN

Menciptakan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah bertujuan untuk mendidik siswa agar sanggup memerintahkan diri sendiri. Mereka dilatih untuk dapat menguasai kemampuan, juga melatih siswa agar dapat mengatur dirinya sendiri, sehingga para siswa dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.

Pada kenyataannya, seluruh siswa SMPN 1 Jaken sudah memahami akan adanya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Akan tetapi hal tersebut masih berhenti pada tingkat pemahaman saja, dan belum diterapkan dalam sebuah tindakan. Masih terdapat banyak siswa yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku sehingga perilaku disiplin belum tampak pada diri setiap siswa. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa, misalnya: siswa tidak mengikuti kegiatan literasi, ketika pergantian jam pelajaran, siswa berada di luar kelas, tidak masuk tanpa keterangan, tidak mengikuti ekstrakurikuler, seragam tidak sesuai ketentuan, merokok, berkelahi, membawa HP, membuang sampah sembarangan, terlambat datang ke sekolah, pulang sebelum waktunya, tidak menjaga kebersihan dan keindahan sekolah, mencoret-coret fasilitas sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah dan lain-lain.

Secara garis besar banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar di sekolah.dll. Sasaran dari penelitian ini adalah kelas VIII. Siswa ini diambil berdasarkan masukan dari bapak/ibu guru lainnya yang mengeluhkan tentang perilaku siswa yang kurang disiplin dalam menaati tata tertib sekolah. Guru pembimbing/peneliti juga melihat dan merasakan sendiri kegiatan siswa ketika berada di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, persoalan rendahnya kedisiplinan siswa pada SMPN 1 Jaken harus segera diatasi.

Rendahnya kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah akan dapat teratasi melalui berbagai macam layanan, salah satunya dapat dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling. Cara ini dipandang tepat karena lewat kelompok persoalan dibicarakan, dan dalam kelompok, akan dibuat keputusan ataupun kesepakatan bersama. Layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan pun memakai teknik khusus yaitu teknik Modelling, yaitu siswa diberikan contoh teladan yang baik. Dengan contoh teladan yang baik ini, diharapkan siswa bisa meniru model yang diberikan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, guru pembimbing akan memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling sebagai upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib pada siswa kelas VIIII SMPN 1 Jaken Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah sebagaimana diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan Teknik Modelling untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah pada siswa kelas VIIII SMPN I Jaken Semester I Tahun 2018/2019?; dan 2. Seberapa banyak peningkatan kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah pada siswa kelas VIIII SMPN I Jaken Semester I Tahun 2018/2019 setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling?

Manfaat Penelitian ini dibagi secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bimbingan dan konseling tentang teknik Modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah.

Manfaat praktisnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah di antaranya: peserta didik memperoleh wawasan tentang pentingnya berperilaku disiplin, terutama dalam menaati tata tertib sekolah; memberikan layanan bimbingan dan konseling yang lebih bervariasi untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah; membantu guru dalam meningkatkan karirnya melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan; membantu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah; dan membantu sekolah dalam meningkatkan mutu akademik.

KAJIAN TEORI

Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau orang yang melakukan aktifitas belajar.

Disiplin adalah kepatuhan dalam melaksanakan suatu peraturan yang dilakukan secara sadar dan tanggung jawab yang berguna untuk mencapai keberhasilan diri dalam hidup bermasyarakat. Disiplin memiliki beberapa macam. Macam-macam disiplin antara lain: disiplin pribadi, disiplin sosial, disiplin nasional, disiplin ilmu, dan disiplin tugas.

Aspek-aspek disiplin terdiri atas sikap mental, pemahaman yang baik mengenai sistem aturan tingkah laku, dan sikap dan tingkah laku yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, dan hukuman.

Tata tertib adalah peraturan-peraturan yang sudah disepakati oleh suatu lembaga yang harus ditaati oleh masyarakat, apabila dilanggar akan diberikan sanksi. Unsur-unsur tata tertib antara lain: perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang, akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku dan pelanggar peraturan, cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subyek yang dikenai tata tertib sekolah.

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

Tujuan bimbingan kelompok adalah melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya, melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok, melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya, melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok, melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain, melatih siswa memperoleh keterampilan sosial dan membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.

Bimbingan kelompok memiliki fungsi berikut: memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar, mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan, menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok, menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.

Bimbingan kelompok memiliki empat asas yaitu ssas kerahasiaan, asas keterbukaan, asas kesukarelaan, dan asas kenormatifan. Kemudian bimbingan kelompok memiliki beberapa komponen yaitu pemimpin kelompok dan anggota kelompok.

Modelling adalah salah satu strategi pembelajaran dengan menyediakan model atau contoh untuk dijadikan objek observasi oleh individu yang sedang belajar dengan tujuan agar individu tersebut meniru atau mencontoh tingkah laku model. Teknik modelling dilaksanakan dengan tujuan untuk menghilangkan perilaku tertentu dan untuk membentuk perilaku baru. Modelling memiliki beberapa jenis yaitu modelling langsung, model simbolik, modelling diri sendiri, modelling partisipan, modelling tertutup, dan modelling kognitif.

Ada beberapa tahapan terjadinya modelling yaitu atensi (perhatian), representasi, reproduksi dan motivasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2018, dan tempatnya dilaksanakan di Ruang BK SMPN 1 Jaken.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIII SMPN I Jaken semester 1 Tahun 2018/2019 yang berjumlah 10 siswa, yaitu 1 siswa dari kelas VIIII B, 2 siswa dari kelas VIIII C, 3 siswa dari kelas VIIII D, 1 siswa dari kelas VIIII E dan 3 siswa dari kelas VIIII F.

Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan peningkatan proses layanan bimbingan kelompok khususnya berbagai tindakan yang dilakukan peneliti. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru pembimbing/peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI AWAL

Pada kondisi awal, proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMPN I Jaken sudah pernah dilakukan. Namun, sifatnya insidental. Sehingga target sasaran bimbingan kelompok belum dicapai secara maksimal, karena bimbingan kelompok tidak dilakukan secara terprogram dan berkesinambungan. Dalam penelitian ini, guru pembimbing/peneliti mengambil 1 siswa dari kelas VIIII B, 2 siswa dari kelas VIIII C, 3 siswa dari kelas VIIII D, 1 siswa dari kelas VIIII E dan 3 siswa dari kelas VIIII F. Siswa yang berjumlah 10 siswa ini, diambil berdasarkan pengamatan dari guru pembimbing/peneliti dan juga masukan dari bapak/ibu guru yang lain, yang mengeluhkan tingkat kedisiplinan siswa yang rendah dalam menaati tata tertib sekolah.

 Bedasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil bahwa siswa yang kedisiplinannya rendah memiliki cirri-ciri: 1) siswa tidak mengikuti kegiatan literasi, 2) ketika pergantian jam pelajaran, siswa berada di luar kelas, 3) tidak masuk tanpa keterangan, 4) tidak mengikuti ekstrakurikuler, 5) seragam tidak sesuai ketentuan, 6) merokok, 7) berkelahi, 8) membawa HP, 9) membuang sampah sembarangan, 10) terlambat datang ke sekolah, 11) pulang sebelum waktunya, 12) tidak menjaga kebersihan dan keindahan sekolah, 13) mencoret-coret fasilitas sekolah, 14) tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, 15) tidak membuat pekerjaan rumah dan lain-lain.

HASIL SIKLUS I

a) Hasil proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling siklus 1

Aspek Pengamatan

Pelaksanaan tindakan siklus I

Pertemuan I

Rata-rata

Pertemuan II

Rata-rata

Rata-rata Pert I & II

Perencanaan Layanan Bimbingan Kelompok

8

 

2 (Cukup Baik)

12

3 (Baik)

 

2,5 (Cukup Baik)

Fase-fase atau tahap-tahap bimbingan kelompok

6

1,5 (Kurang Baik)

6

1,5 (Kurang Baik)

1,5 (Kurang Baik)

Teknik-teknik yang digunakan dalam bimbingan kelompok

7

1,75 (Kurang Baik)

7

1,75 (Kurang Baik)

1,75 (Kurang Baik)

Jumlah

21

Rata-rata = 1,75 (Kurang Baik)

25

Rata-rata = 2,1 (Cukup Baik)

 

Rata-rata proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok siklus I = 1,93 (cukup baik)

 

Berdasarkan tabel di atas bahwa proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling termasuk dalam kategori tindakan cukup baik.

b) Hasil Kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah pada siklus I

No

Subjek

Prosentase

Kategori

1

BP

51

Rendah

2

AAW

61

Sedang

3

AEP

53

Rendah

4

ATS

55

Rendah

5

BBS

62

Sedang

6

MAM

53

Rendah

7

SBR

55

Rendah

8

BS

54

Rendah

9

RIS

54

Rendah

10

RFT

53

Rendah

Rata-rata = 55 (Rendah)

 

Jadi, kesimpulannya tingkat kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah pada siklus I rata-rata termasuk dalam kategori rendah.

 

 

HASIL SIKLUS II

a) Hasil proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling siklus II

Aspek Pengamatan

Pelaksanaan tindakan siklus II

Pertemuan I

Rata-rata

Pertemuan II

Rata-rata

Rata-rata Pert I & II

Perencanaan Layanan Bimbingan Kelompok

12

3 (Baik)

16

4 (Amat Baik)

3,5 (Amat Baik)

Fase-fase atau tahap-tahap bimbingan kelompok

10

2,5 (Cukup Baik)

10

2,5 (Baik)

2,5 (Baik)

Teknik-teknik yang digunakan dalam bimbingan kelompok

9

2,25 (Cukup Baik)

12

3 (Baik)

2,6 (Baik)

Jumlah

31

Rata-rata = 2,6 (Baik)

38

Rata-rata = 3,2 (Baik)

 

Rata-rata proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok siklus II = 2,9 (baik)

 

Berdasarkan tabel di atas bahwa proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling termasuk dalam kategori tindakan yang baik.

b). Peningkatan kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah pada siklus II

No

Subjek

Prosentase

Kategori

1

BP

61

Sedang

2

AAW

77

Tinggi

3

AEP

78

Tinggi

4

ATS

71

Tinggi

5

BBS

78

Sedang

6

MAM

66

Tinggi

7

SBR

71

Tinggi

8

BS

71

Tinggi

9

RIS

81

Tinggi

10

RFT

75

Tinggi

Rata-rata = 73 (Tinggi)

 

Jadi, kesimpulannya tingkat kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah pada siklus II termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan perbedaan disiplin belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah kelas VIII SMPN I Jaken pada siklus II lebih tinggi atau positif dibandingkan pada siklus I.

Setelah melewati tahapan-tahapan dan setiap pertemuan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah, maka dapat dilihat perubahan yang terjadi antara siklus I dan siklus II. Hal ini terbukti dengan data persentase pada siklus I rata-rata persentasenya sebesar 54%, dan pada siklus II rata-rata persentasenya sebesar 74%. Jadi, peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah sebesar 20%.

PEMBAHASAN

 a) Hasil proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling

Data di atas menunjukkan bahwa proses pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dengan peningkatan rata-rata persentase dari 63,25% pada siklus I menjadi 73,6% pada siklus II atau dengan persentase perolehan sebesar 10,35%.

b) Peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah

Data di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar dari siklus I sampai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 20%, dari 54% menjadi 74%. Ini berarti bahwa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling, peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah mengalami peningkatan yang signifikan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah kelas VIII SMP Negeri I Jaken Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019, dapat diketahui bahwa secara empiris ada peningkatan kedisiplinan dalam menaati tata tertib sekolah, yang dijabarkan sebagai berikut: (a) proses pelaksanaan layanan Bimbingan kelompok dengan Teknik Modelling ternyata dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah dan (b) peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah dari siklus I ke siklus II sebesar 18%, dari siklus I sebesar 55% dan siklus II sebesar 73%.

Implikasi dari penelitian tersebut di atas adalah (a) melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling akan terjadi peningkatan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah; (b) melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling yang terbukti dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah, akan menimbulkan semangat siswa yang sangat tinggi untuk beraktivitas dalam pembelajaran; dan (c) melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling yang dilaksanakan dengan baik dan terbukti dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam menaati tata tertib sekolah, akan berdampak pada keinginan guru-guru lain untuk mengenali dan mempelajari tentang apa dan bagaimana cara melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling.

Saran yang bisa penulis lakukan adalah (a) untuk memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa dalam rangka meningkatkan kedisiplinannya dalam menaati tata tertib sekolah sebaiknya guru BK merancang rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling dengan mengalokasikan waktu yang lebih banyak dibandingkan alokasi waktu untuk guru. Sehingga layanan bimbingan kelompok akan berjalan efektif; dan (b) agar hasil penelitian ini berdampak pada guru-guru BK lain untuk menerapkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik Modelling seyogyanya sekolah dalam hal ini kepala sekolah selalu memberi kesempatan dengan memfasilitasi adanya kegiatan MGBK sekolah agar guru-guru BK dapat saling bertukar pengalaman atau berbagai macam hal tentang best practice yang telah dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu dan Manrihu.1996. Teknik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Depdikbud.

Alwi, Hasan,dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayudha, D. Prayoga. 2000. Persaingan Usaha dan Hukum yang Mengaturnya di Indonesia. Jakarta: Proyek ELIPS. Badan Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Feist, Jess dan Gregory J, Feist. 2008. Theories of Personality (Edisi Keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Alih Bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Lemhanas. 1997. Menghadapi Tantangan Masa Depan. Jakarta: Pusaka Sinar Harapan.

Lestari, Dwi Endro. 2015. Upaya Menangani Siswa yang Sering Melanggar Tata Tertib Sekolah Melalui Layanan Konseling Kelompok (Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan dan Konseling). IKIP Veteran Semarang. Semarang: Tidak diterbitkan.

Lestari, Farikha Wahyu. 2011. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam Menaati Tata Tertib Melalui Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Modelling Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri II Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 (Skripsi). UNNES. Semarang: Tidak diterbitkan.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Balai Aksara Ghalia Indonesia dan Pustaka Saadiyah.

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung: Alfabeta.

Sujanto, Bedjo. 2004. Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah di Era Krisis yang Berkepanjangan. Jakarta: ICW.

Tu’u, Tulus S. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wibowo, Mungin Edi. 2005. Bimbingan Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.

Wijaya, Cece. 1991. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosda Karya.