PENGEMBANGAN MEDIA TELEVISI BERKANTONG

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II

SEKOLAH DASAR

 

Risci Intan Yustanti 1)

Suyitno YP 2)

Mira Azizah 3)

1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil wawancara yaitu tidak adanya alokasi data dana dalam pembuatan media, terbatasnya waktu bagi guru dalam membuat media dikarenakan kesibukan di sekolah dan di rumah, serta kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk Mengetahui bagaimana pengembangan media Televisi Berkantong pada tema Hidup Bersih dan Sehat Kelas II Sekolah Dasar (2) Untuk mengetahui bagaimana kelayakan media Televisi Berkantong pada tema Hidup Bersih dan Sehat Kelas II Sekolah Dasar (3) Untuk mengetahui bagaimana kevalidan media Televisi Berkantong pada tema Hidup Bersih dan Sehat Kelas II Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development(R&D) dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Teknik pengumpulan data menggunakan penilaian ahli validasi materi pembelajaran, ahli validasi media pembelajaran, angket respon guru, dan angket respon siswa. Hasil penilaian rata-rata validasi ahli materi dan ahli media pembelajaran adalah 96,13% dengan kategori “Sangat Layak”. Hasil perhitungan angket respon guru adalah 94,40% dengan kategori “Sangat Layak”. Hasil perhitungan angket respon siswa adalah 93,71% dengan kategori “Sangat Baik. Kesimpulannya bahwa pengembangan media Televisi Berkantong layak digunakan dalam pembelajaran dan dapat diterima dengan baik oleh guru maupun siswa pada Tema Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Pembelajaran 1 dan 2.

Kata Kunci: Pengembangan, media Televisi Berkantong, hidup bersih dan sehat

 

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Kurikulum yang berlaku di sekolah-sekolah dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik terpadu. Menurut Subroto dalam Kadir dan Asrohah (2014: 6) dalam definisi yang lebih operasional bahwa “pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau terencana, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna”.

Agar tercipta suatu kegiatan pembelajaran yang bermakna, diperlukan penggunaan media pembelajaran pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran. Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dengan demikian, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Arsyad, 2013: 3).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II di SD Negeri Mranggen 3 dapat disimpulkan bahwa permasalahan timbul karena tidak adanya alokasi data dana dalam pembuatan media bagi guru, terbatasnya waktu bagi guru dalam membuat media dikarenakan kesibukan di sekolah maupun di rumah, serta kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan peran media sangatlah penting dalam proses pembelajaran, media dapat digunakan guru untuk lebih mempermudah pemahaman siswa terhadap materi, meningkatkan minat belajar siswa, serta dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Menanggapi permasalahan tersebut, peneliti berupaya untuk mencari inovasi agar siswa kelas II sekolah dasar antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Inovasi tersebut antara lain membuat media pembelajaran yang menarik dan interaktif sehingga dapat meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, serta dapat membuat peserta didik lebih aktif dan fokus pada materi yang disampaikan oleh guru. Hamalik dalam Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.

Berdasarkan uraian di atas terkait dengan inovasi media pembelajaran, peneliti memutuskan untuk mengembangkan media Televisi menjadi media Televisi Berkantong sebagai media pembelajaran yang inovatif dan menarik. Media Televisi Berkantong dijadikan solusi untuk materi kelas II Sekolah Dasar pada tema Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah. Televisi Berkantong merupakan sebuah media yang berbentuk seperti Televisi asli yang memiliki tombol otomatis, 6 kantong warna warni dibelakang Televisi, kotak dadu, dan materi yang terletak di layar Televisi yang akan berjalan secara otomatis apabila tombol pada Televisi ditekan.

Kelebihan dari media Televisi Berkantong adalah bentuk medianya menarik karena menyerupai bentuk Televisi klasik yang asli, serta dapat menumbuhkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, dan mempraktikan secara langsung.

Berdasarkan uraian di atas peneliti termotivasi melakukan penelitian pengembangan media pembelajaran dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran dan diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pada pembelajaran dengan judul: “Pengembangan Media Televisi Berkantong untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas II Sekolah Dasar”.

 

 

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian dan Pengembangan yang berorientasi pada produk (Research and Development). Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa media Televisi Berkantong pada tema Hidup Bersih dan Sehat subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Kelas II Sekolah Dasar. Syaodih (2016: 164) mengemukakan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian pengembangan ini, penulis mengacu pada Sugiyono (2013: 169) Borg & Gall yang terdiri dari lima langkah yang dilakukan secara sistemik dan sistematis. Langkah-langkah tersusun sebagai berikut:

  1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and Information Collecting)

Mengetahui potensi dan masalah merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi dan mencari kekurangan yang perlu diteliti dan dikembangkan dari penelitian-penelitian yang sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilah dan mencari tiap-tiap kekurangan yang ada dengan cara melakukan observasi di lapangan.

Pengumpulan informasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri Mranggen 3 menghasilkan rangkuman dan permasalahan yang ada. Berdasarkan pada hasil penelitian dan pengumpulan informasi dapat menjadikan suatu landasan pengembangan media. Untuk itu pengembangan media pembelajaran mengidentifikasi tujuan pembelajaran pada tema Hidup Bersih dan Sehat subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Kelas II Sekolah Dasar.

  1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang didalamnya akan mencakup mengenai pemilihan media yang tepat yang akan dijadikan sebagai penunjang materi pembelajaran. Pada tahap perencanaan (planning), peneliti memilih untuk membuat dan mengembangkan Media Televisi Berkantong. Tujuan penelitian dan pengembangan media Televisi Berkantong yaitu agar dapat digunakan sebagai media yang berfungsi untuk memudahkan siswa dan guru dalam pembelajaran Tema 4 Hidup Bersih dan Sehat subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Kelas II Sekolah Dasar.

  1. Pengembangan Bentuk Awal Produk (Develop Premilinary From of Product)

Pada Tahap ini peneliti melakukan kegiatan membuat dan mengembangkan bentuk awal produk media agar sesuai dengan tujuan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti memilih membuat dan mengembangkan media Televisi Berkantong yang disesuaikan dengan Hidup Bersih dan Sehat subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Kelas II Sekolah Dasar. Tahapan dalam menentukan media Televisi Berkantong meliputi:

  • Bahan-bahan pembelajaran yaitu buku kurikulum 2013 revisi 2017 kelas II Sekolah Dasar, buku referensi materi.
  • Membuat pola desain dan menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk membuat dan mengembangkan produk media Televisi Berkantong yang meliputi kertas, bolpen, dan penggaris.
  • Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dan mengembangkan produk media Televisi Berkantong meliputi papan tipis, kaca tipis, bahan MMT, mesin dinamo kecil, kain flannel warna warni, dan stiker.
  • Alat-alat evaluasi atau instrument validasi yang digunakan dalam pengembangan media Televisi Berkantong meliputi angket ahli media, angket ahli materi, angket ahli pembelajaran, angket keberterimaan media, angket respon guru, dan angket respon siswa kelas II SD Negeri Mranggen 3.
  1. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Uji coba produk media Televisi Berkantong dilakukan di Kelas II SD Negeri Mranggen 3. Dari SD tersebut sebagai uji coba produk awal diterima atau tidaknya pengembangan media Televisi Berkantong. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mengisi angket respon siswa dan juga peneliti meminta guru kelas II tersebut untuk mengisi angket evalusi media ahli pembelajaran terkait dengan media Televisi Berkantong.

  1. Revisi Hasil Uji Coba Produk Utama (Main Product Revision)

Setelah dilakukan uji coba di SD Negeri Mranggen 3, peneliti dapat melihat hasil dari uji coba yang telah dilaksanakan. Peneliti dapat melakukan revisi produk bilamana produk yang diuji cobakan perlu untuk di revisi berdasarkan hasil angket yang telah disebar. Namun apabila hasil angket yang telah disebar oleh peneliti mandapatkan hasil yang layak atau sangat layak maka produk media yang dikembangkan oleh peneliti yaitu media Televisi Berkantong tidak perlu di revisi lagi karena berdasarkan pada uji coba lapangan awal menuai hasil media Televisi Berkantong sudah berada pada kriteria yang telah diharapkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Validasi Ahli Materi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penilaian ahli materi, diketahui nilai keseluruhan validator 1 adalah 96,67% dengan jumlah skor 58 dan validator 2 adalah 91,67% dengan jumlah skor 55 termasuk dalam kriteria “Sangat Layak”, yang diketahui dari rentang 81%-100%.

Setelah validasi materi dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian, kemudian hasil penilaian tersebut dihitung secara keseluruhan untuk mengetahui rata-rata persentase kelayakannya, rata-rata persentase kelayakan media Televisi Berkantong sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rata-rata Kelayakan oleh Ahli Materi

No Ahli Materi Persentase Kelayakan Kategori Penilaian
1 Validator 1 96,67% Sangat Layak
2 Validator 2 91,67% Sangat Layak
Rata-rata 94,17% Sangat Layak

 

Dari hasil yang diperoleh dari penilaian ahli materi 1 dan ahli materi 2, diketahui nilai keseluruhan sebesar 94,17% termasuk dalam kriteria “Sangat Layak”, yang diketahui dari rentang 81%-100%.

Validasi Ahli Media

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penilaian ahli media, diketahui nilai keseluruhan validator 1 adalah 96,15% dengan jumlah skor 50 dan validator 2 adalah 100% dengan jumlah skor 52 termasuk dalam kriteria “Sangat Layak”, yang diketahui dari rentang 81%-100%.

Setelah validasi media dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian, kemudian hasil penilaian tersebut dihitung secara keseluruhan untuk mengetahui rata-rata persentase kelayakan. Diketahui rata-rata persentase kelayakan media Televisi Berkantong sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rata-rata Kelayakan oleh Ahli Media

No Ahli Materi Persentase Kelayakan Kategori Penilaian
1 Validator 1 96,15% Sangat Layak
2 Validator 2 100% Sangat Layak
Rata-rata 98,10% Sangat Layak

 

Dari hasil yang diperoleh dari penilaian ahli media 1 dan ahli media 2, diketahui nilai keseluruhan sebesar 98,10% termasuk dalam kriteria “Sangat Layak”, yang diketahui dari rentang 81%-100%.

Hasil Respon Guru (Ahli Pembelajaran) dan Hasil Respon Siswa

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penilaian ahli pembelajaran, diketahui nilai keseluruhan adalah 94,4% dengan jumlah skor 34 termasuk dalam kriteria “Sangat Layak”, yang diketahui dari rentang 81%-100%.

Media Televisi Berkantong yang sudah dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media kemudian diujicobakan pada siswa kelas II SD Negeri Mranggen 3 dengan jumlah 35 siswa.

Bahwa 27 responden masuk dalam kriteria “Sangat Baik” dan 8 responden masuk dalam kriteria “Baik”. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari rata-rata persentase 35 responden yaitu 93,71% termasuk dalam kriteria “Sangat Baik” yang dilihat dari kriteria kuantitatif termasuk dalam interval 81%-100%. Hal ini membuktikan bahwa media Televisi Berkantong layak digunakan dalam pembelajaran, dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dilaksanakan melalui penelitian dan pengembangan dapat disimpulkan bahwa Media Televisi Berkantong telah memenuhi kriteria valid sebagai media pembelajaran berdasarkan nilai rata-rata kelayakan sebesar 96,13% untuk hasil ahli materi dan ahli media dengan kategori “Sangat Layak” dan layak digunakan sebagai media pembelajaran pada Tema Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah. Media Televisi Berkantong telah memenuhi kriteria kebertrimaan dalam media pembelajaran berdasarkan hasil angket respon dari guru sebesar 94,40% dengan kategori “Sangat Layak” dan rata-rata hasil angket respon dari siswa sebesar 93,71% dengan kategori “Sangat Baik”. Kesimpulannya bahwa pengembangan media Televisi Berkantong layak digunakan dalam pembelajaran dan dapat diterima dengan baik oleh guru maupun siswa pada Tema Hidup Bersih dan Sehat Subtema 1 Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Pembelajaran 1 dan 2.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan adalah:

  1. Bagi Guru

Guru sebaiknya menggunakan media dalam pembelajaran agar dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi dan membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Dengan menggunakan media pembelajaran guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang meneyenangkan dan meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

  1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dan berminat untuk menciptakan atau menyediakan media pembelajaran yang sesuai dan dapat mendukung proses pembelajaran. Salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu media Televisi Berkantong.

  1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti masih sangat menyadari belum sempurnanya penelitian dan pengembangan ini. Harapan dikemudian hari, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan media Televisi Berkantong menjadi media audio visual yang dapat dinikmati bagi anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Rifki. 2015. “Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar”. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jinop/article/view/2450 Diakses pada tanggal 19 September 2019.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Persada.

Filisyamala, Jihan. 2018. “Pengaruh Media Televisi untuk Mengembangkan Kosakata Anak”. Jurnal. STKIP PGRI Trenggalek. http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/article/view/180 Diakses pada tanggal 20 September 2019.

Imamah, Ridlotul. 2015. “Media Visual Tiga Dimensi (3D) Dalam Mata Pelajaran Menulis Sajak”. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia. http://antologi.upi.edu/file/JURNAL_INDONESIA_1.pdf Diakses pada tanggal 23 September 2019.

Kadir dan arohah, Hanum. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Rajawali Pers.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Kustandi, Cecep. 2013. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Putra, Nusa. 2015. Penelitian Tindakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Syaodih, Nana. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sisdiknas. 2003. Undang-undang No.20 tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.

Soegeng. 2016. Dasar-dasar Penelitian (Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan). Semarang: Magnum.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyitno. 2018. Pengantar Praktis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Yusmiono, Agus. 2018. “Media Pembelajaran Visual Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi di Universitas PGRI Palembang”. Jurnal. Universitas PGRI Palembang. https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/view/2148 Diakses pada tanggal 22 September 2019.