PENGEMBANGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

 

Novia Risna Setyawati

Naniek Sulistya Wardani

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar-FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pendekatan Problem Based Learning (PBL) pembelajaran IPS kelas IV SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) dengan langkah-langkah penelitian 1) mengembangkan pendekatan Problem Based Learning (2) uji ahli materi, (3) revisi desain (4) uji lapangan I, (5) revisi, (6) uji lapangan II, (7) revisi, (8) uji lapangan III. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 1,2,3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Semester II Tahun 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik nontes berupa checklist, yang pengukurannya menggunakan skala Likert dan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah validitas pada langkah-langkah PBL. Hasil penelitian menunjukkan langkah-langkah pendekatan PBL yang dikembangkan adalah valid dengan validitas uji lapangan I jumlah responden 25 siswa diperoleh hasil sebanyak 5 (62,5%) dari 8 langkah pendekatan PBL yang dinyatakan valid. Uji lapangan II dengan jumlah responden 30 siswa di peroleh hasil sebanyak 6 (75%) dari 8 langkah pendekatan PBL yang dinyatakan valid. Uji lapangan III dengan jumlah responden 35 siswa diperoleh hasil sebanyak 8 (100%) langkah pendekatan PBL yang dinyatakan valid. Langkah-langkah pendekatan PBL yang valid dapat berpengaruh pada hasil belajar aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor siswa yang mencapai KKM menunjukkan pada uji lapangan I aspek kognitif 19 (76%) siswa, afektif sikap 18 (72%) siswa dan psikomotor 18 (72%) siswa. Uji lapangan II aspek kognitif 27 (90%) siswa, afektif sikap 28 (93%) siswa, dan psikomotor 26 (86%) siswa. Uji lapangan III aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor semua siswa telah mencapai KKM 100%. Berpijak pada penelitian ini, disarankan bagi guru dalam melakukan pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan langkah-langkah pendekatan PBL.

Kata kunci : Pengembangan, Pendekatan Problem Based learning (PBL), Pembelajaran IPS.

PENDAHULUAN

Inovasi dalam dunia pendidikan sebenarnya terletak pada ide-ide yang kreatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terciptanya pembelajaran yang berinovasi itulah mengajak siswa untuk berfikir aktif. Pembelajaran aktif dapat diberikan oleh siswa dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) karena pendekatan ini mengacu aktivitas pemecahan masalah. Siswa di hadapkan pada suatu permasalahan nyata sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya menjadi lebih tinggi, menyelesaikan masalah serta memperoleh pengetahuan yang baru. Hal tersebut termasuk dalam serangkaian proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran IPS berbasis Problem Based Learning (PBL) yang mengacu kurikulum 2013 dirasa tepat karena pembelajaran IPS berkaitan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat berlatih kemandirian dengan mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengelola informasi untuk memecahkan persoalan pembelajaran serta siswa dapat berfikir kreatif untuk menggunakan keahlian berfikir tingkat tinggi di dalam dunia nyata dengan pemanfaatan berbagai sumber.

Berdasarkan masalah tersebut, maka pendekatan Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk melatih siswa berfikir lebih aktif dalam pembelajaran, kreatif dalam memecahkan masalah pembelajaran yang tengah dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan sumber pengetahuan yang beragam. Dari sumber pengetahuan yang beragam, siswa dapat memperoleh penemuan-penemuan untuk memecahkan masalah. Maka, pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa mengetahui solusi dari permasalahan yang terjadi.

Permasalahan yang ada pada pembelajaran IPS di SD Negeri Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang mengacu kurikulum 2013 terkait dengan desain pembelajaran yang belum berkembang, oleh karena itu perlu adanya alternatif pemecahan masalah. Salah satu alat untuk mengatasi kesenjangan itu dengan mengembangkan pendekatan Problem Based Learning (PBL), melakukan sintak pendekatan PBL di lapangan. Spesifik produk yang dihasilkan dari pengembangan ini yaitu mampu melakukan prosedur pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan instrumen prosedur menggunakan beberapa langkah-langkah pendekatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pengembangan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan perbaikan yang ada. Selain itu untuk memberikan pertimbangan pada pengembangan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk pembelajaran IPS.

KAJIAN PUSTAKA

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humoniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah, Susanto (2014: 137). Pendidikan IPS sejak pada pendidikan dasar telah diperkenalkan untuk mengkaji kehidupan sehari-hari yang langsung bisa diamati dan dipahami siswa. Ilmu pengetahuan sosial mengkaji beberapa fakta, konsep, generalisasi dan teori yang didalamnya berkaitan erat dengan kehidupan sosial, Huriah (2014: 107). Mata pelajaran IPS diperoleh dari lingkungan masyarakat yang sangat dekat dengan kehidupan siswa sehingga pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan menganalisis terhadap kondisi kehidupan bermasyarakat karena dekat dengan kehidupan siswa. Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.

Pembelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2013 terarah sesuai dengan aturan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kelas IV SD semester 2, disajikan melalui tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kelas IV SD semester 2

Kompetensi Inti (Sikap sosial)

Kompetensi Inti (Pengetahuan)

Kompetensi Inti (Ketrampilan)

2.   Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3.   Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya seni yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

 Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar

2.3 Menunjukkan perilaku santun, tanggung jawab dan disiplin dalam perilakunya melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya

3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi

 4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan sosial dan budaya di lingkungan sekitar sampai provinsi.

 

Kompetensi inti dan kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar. Proses pembelajaran diselenggarakan untuk setiap satuan pendidikan yang didalamnya mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Beranjak dari perencanaan pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran juga penting guna mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dengan menentukan pendekatan pembelajaran.

Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2012: 241) Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang pemikiran tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk dalam belajar bagaimana belajar. Pendekatan ini membenturkan siswa kedalam masalah kemudian siswa mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran tingkat tinggi yang merangsang keaktifan siswa. Pembelajaran Problem Based Learning mengharapkan peserta didik untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskan untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut dalam pemecahan masalah, Rusmono (2012: 74). Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai jika pembelajaran dapat berpusat pada siswa (student centered) dengan tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks, Suyadi (2013: 130).

Berdasarkan langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning menurut empat pakar yaitu Menurut Suprijono (2012: 74) langkah – langkah pendekatan Problem Based Learning (PBL) yaitu 1) Siswa diberikan orientasi tentang permasalahan pembelajaran. 2) Siswa diminta untuk melakukan penelitian berdasarkan tugas-tugas yang terkait dengan permasalahan. 3) Siswa melakukan investigasi dan mencari solusi sebagai pemecahan masalah. 4) Siswa menyajikan laporan tentang pemecahan masalah.. 5) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya. Langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning menurut Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2013: 243) yaitu 1) Siswa dihadapkan pada suatu masalah. 2) Siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas pembelajaran terkait dengan masalah. 3) Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk memecahkan masalah. 4) Siswa merencanakan dan menyiapkan laporan tentang pemecahan masalah. 5) Guru melakukan refleksi dan mengevaluasi terhadap penyelidikan dan proses pemecahan masalah. Langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning menurut Suyadi (2013: 137) terdapat enam langkah, yaitu 1) Siswa dihadapkan pada permasalahan dan menyadari adanya masalah dalam pembelajaran. 2) Siswa diminta untuk merumuskan masalah. 3) Siswa diminta merumuskan hipotesis dari rumusan masalah yang ada. 4) Siswa mengumpulkan data-data kemudian diorganisasikan. 5) Siswa menguji hipotesis dari data-data yang telah dikumpulkan dan, 6) siswa menentukan pilihan penyelesaian yang telah teruji hipotesis kebenarannya sebagai solusi. Pendekatan Problem Based Learning menurut Hamruni (2012: 277) dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Siswa diminta untuk mendefiniskan masalah dengan kalimatnya sendiri. 3) Siswa mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan dan menganalisis. 4) Siswa menyusun dugaan sementara dengan membuat jawaban-jawaban sementara terhadap permasalahan. 5) Siswa menyelidiki data-data dan informasi yang berorientasi pada permasalahan yang ada. 6) Siswa menyempurnakan perumusan masalah yang telah mereka definisikan sebelumnya. 7) Siswa dapat menyimpulkan alernatif-alternatif pemecahan masalah. 8) Siswa menguji solusi permasalahan aktual melalui diskusi dengan teman sebangku. Dapat dikembangkan langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning sebagai berikut: 1) Menerima masalah pembelajaran., 2) Merumuskan permasalahan pembelajaran, 3) Mengidentifikasi hipotesis, 4) Mengklasifikasi hipotesis, 5) Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah, 6) Menyajikan laporan. Pengukuran langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning pada pembelajaran IPS perlu diukur hasil belajar siswa sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Hasil belajar ditinjau dari taksonomi C. Taksonomi Bloom dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 23) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kognitif afektif psikomotor. Aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat diketahui melalui pengukuran yang diartikan sebagai upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk memberikan angka pada suatu peristiwa atau gejala, Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012: 47). Penentuan hasil belajar berupa angka diidentifikasi melalui teknik tes dan nontes dengan penguasaan materi dan aspek perilaku. Penguasaan materi yang dimaksud adalah derajat pencapaian hasil seperti yang dikehendaki dalam standar proses.

Susanto Ahmad (2014: 5) hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah melalui kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar yang dikehendaki sesuai dengan tujuan melalui evaluasi. Penilaian ini tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan, namun juga sikap dan ketrampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang disampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan proses penilaian pembelajaran yang mencakup tiga aspek kognitif, afektif dan psikomotor sesuai tujuan yang telah ditetapkan, berupa angka yang dapat diidentifikasi melalui teknik tes dan non tes.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development / R&D). Menurut Borg Dan Gal (1983 : 772) yang dikutip oleh Wardani Naniek dalam penelitiannya sebagai a process used to develop and validate educational products. Istilah produk mengacu pada objek material seperti model pembelajaran, perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku, LKS, soal- soal, materi ajar. Langkah-langkah penelitian secara detil adalah (1) mengembangkan pendekatan Problem Based Learning (2) uji ahli materi (3) revisi desain (4) uji lapangan I (25 siswa) (5) revisi (6) uji lapangan II (30 siswa) (7) revisi (8) uji lapangan III (35 siswa).

Langkah-langkah Pendekatan Problem Based Learning (PBL)

Produk yang dikembangkan berdasarkan empat pakar yaitu Suprijono (2012: 74), Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2013: 243), Suyadi (2013: 137), Hamruni (2012: 277) langkah-langkah pendektan Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut (1) menerima masalah pembelajaran, (2) merumuskan permasalahan pembelajaran, (3) mengidentifikasi kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar, (4) mengidentifikasi mata pencaharian di lingkungan sekitar, (5) mengklasifikasi kegiatan konsumsi di lingkungan sekitar, (6) mengklasifikasikan kegiatan distribusi di lingkungan sekitar, (7) menyimpulkan hubungan kegiatan ekonomi dan mata pencaharian, (8) menyajikan laporan hubungan kegiatan ekonomi dan mata pencaharian.

Uji Lapangan 1

Pengukuran uji lapangan 1 adalah uji kelompok dengan jumlah siswa kecil dibandingkan uji lapangan 2 dan uji lapangan 3 dengan jumlah 25 siswa. Uji yang pertama kali dilakukan yakni di SD Negeri Gendongan 01 Gugus Kanigoro. Hasil uji validitas pengembangan pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS bahwa langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning menunjukkan 2 (25%) langkah yang memiliki validitas sangat tinggi, 3 (37,5%) langkah yang memiliki tingkat validitas tinggi, 2 (25%) langkah yang memiliki tingkat validitas rendah, 1 (12,5%) langkah yang tidak memiliki validitas. Hasil penilaian aspek kognitif pada uji lapangan 1 menunjukkan nilai berada dibawah KKM yakni 6 siswa (24% dari seluruh siswa), aspek afektif sikap siswa yang berada dibawah KKM yaitu yakni 7 siswa (28% dari seluruh siswa), aspek psikomotor siswa yang berada di bawah KKM yakni 7 siswa (28% dari seluruh siswa).

Uji Lapangan 2

Pada uji lapangan II jumlah siswa lebih banyak dibandingkan uji lapangan I yakni 30 siswa SD Negeri Gendongan 03. Hasil uji validitas pengembangan langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS menunjukkan 1 (12,5%) langkah yang memiliki validitas sangat tinggi, 4 (50%) langkah yang memiliki validitas tinggi, 1 (12,5%) memiliki validitas cukup, 1 (12,5%) memiliki validitas rendah, 1 (12,5%) langkah yang tidak memiliki tingkat validitas. Hasil penilaian aspek kognitif pada uji lapangan II menunjukkan nilai berada dibawah KKM yakni 3 siswa (10% dari seluruh siswa), aspek afektif sikap siswa yang berada dibawah KKM yaitu yakni 2 siswa (6,7% dari seluruh siswa), aspek psikomotor siswa yang berada di bawah KKM yakni 4 (13% dari seluruh siswa)

Uji Lapangan 3

Uji lapangan III memiliki jumlah siswa paling banyak yaitu 35 siswa dari SD Negeri Gendongan 02. Berdasarkan hasil uji validitas pengembangan langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS menunjukkan 3 (37,5%) langkah yang memiliki validitas tinggi, 5 (63,5%) memiliki validitas cukup. Pada aspek kognitif afektif sikap dan psikomotor semua siswa berada diatas KKM.

 

 

Pembahasan

Hasil pengukuran pada pembelajaran IPS aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor untuk menunjukkan bahwa langkah-langkah yang dikembangkan dapat efektif pada pembelajaran IPS. Hal ini ditunjukan pada hasil validitas langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning pada hasil validitas tinggi, hasil pengukuran aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor yang melebihi KKM yang ditetapkan yakni KKM aspek kognitif 75, afektif sikap 70 dan psikomotor 70. Pada hasil uji lapangan I, validitas langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning menunjukkan bahwa masih ada langkah-langkah yang belum valid 1 (12,5%) memiliki validitas cukup, 1 (12,5%) memiliki validitas rendah dan 1 (12,5%) memiliki validitas sangat rendah, 1 (12,5%) langkah yang memiliki tingkat validitas sangat rendah, mempengaruhi nilai siswa dari ketiga aspek yaitu kognitif, afektif sikap dan psikomotor yang belum mencapai KKM. Hasil validitas yang masih rendah diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan uji lapangan II dengan jumlah siswa lebih banyak, langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning diuji cobakan kemudian dianalisis dengan uji validitas. Hasil validitas yang diperbaiki menunjukkan bahwa uji lapangan II memiliki hasil yang lebih baik pada nilai KKM siswa dengan jumlah yang lebih sedikit yakni sebesar 9 siswa dari tiga aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor dibandingkan dengan uji lapangan I yakni 20 siswa dari tiga aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor.

Pada uji lapangan I dan II yang menunjukkan belum tuntasnya semua siswa yang mencapai nilai diatas KKM, langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning pembelajaran IPS diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan uji lapangan III pada siswa dengan jumlah yang lebih besar. Hasil langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning yang valid yaitu 3 (37,5%) langkah yang memiliki validitas tinggi, 5 (63,5%) memiliki validitas cukup menunjukkan bahwa nilai ketuntasan semua siswa berada di atas KKM. Berdasarkan uji lapangan I, uji lapangan II dan uji lapangan III langkah-langkah pengembangan pendekatan Problem Based Learning pada pembelajaran IPS yang valid dapat membuat siswa melebihi nilai KKM. Pada pendekatan Problem Based Learning yang telah dikembangkan, menunjukkan bahwa langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning efektif untuk pembelajaran IPS SD.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan pendekatan Problem Based Learning pada pembelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Gugus Kanigoro SD Negeri Gendongan 01, SD Negeri Gendongan 02, SD Negeri Gendongan 03 disimpulkan bahwa validitas langkah-langkah pendekatan Problem Based Learning dinyatakan uji lapangan I dengan perolehan hasil 5 (62,5%) langkah di nyatakan valid dengan ketuntasan diatas KKM aspek kognitif 19 (76% dari seluruh siswa), afektif sikap 18 (72% dari seluruh siswa), dan psikomotor 18 (72% dari seluruh siswa). Uji lapangan II hasil 6 (75%) langkah di nyatakan valid dengan ketuntasan diatas KKM aspek kognitif 27 (90% dari seluruh siswa), afektif sikap 28 (93% dari seluruh siswa), dan psikomotor 26 (86% dari seluruh siswa), uji lapangan III 8 (100%). Pengembangan pendekatan Problem Based Learning pada pembelajaran IPS kelas IV terbukti menjadikan pembelajaran efektif.

 

 

Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, saran yang dapat diberikan adalah guru perlu menggunakan pendekatan dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungannya agar pembelajaran dapat lebih mudah dipahami oleh siswa. Pengukuran ketiga aspek kognitif, afektif sikap dan psikomotor perlu dilakukan yang disesuaikan dengan pengembangan yang digunakan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Huriah, Rachman. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Bogor: Ghalia Indonesia.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wardani, Naniek Sulistya, dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari Press