PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KLERO 02

PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Agus Salim

SD Negeri Klero 02

 

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai luhur dan moral berdasarkan pada budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri Klero 02, diketahui bahwa pembelajaran PKn yang berlangsung, belum menggunakan model yang variatif, pemanfaatan media belum optimal, siswa kurang fokus terhadap materi. Hal ini ditunjukkan dengan presentase ketuntasan siswa hanya 34 % dengan KKM 75. Memperhatikan beberapa kendala tersebut, peneliti ingin memperbaiki kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game Tournament dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di Kelas IV SD Negeri Klero 02?. Tujuan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan tiap siklusnya yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus satu kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD N Klero 02, sebanyak 29 siswa, yaitu 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Sumber data: guru, siswa, data dan dokumentasi. Teknik pengambilan data meliputi teknik tes dan non tes.Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 34%, siklus I 55%dan siklus II 69% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 86%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.  Simpulan hasil penelitian yakni melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game Tournament mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Hendaknya instruction berbantuan media dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran.

Kata Kunci: PKn, Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game Tournament.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk pendidikan dasar dan menengah lebih lanjut menerangkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan pembelajaran PKn(BSNP, 2006:271)antara lain agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Sedangkan ruang lingkup bahan kajian PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut : (1) persatuan dan kesatuan bangsa; (2) norma, hukum dan peraturan; (3) hak asasi manusia meliputi; (4) kebutuhan warga negara; (5) konstitusi negara; (6) kekuasaan dan politik; (7) pancasila; (8) globalisasi (BSNP, 2006:271).

Berdasarkan kajian kebijakan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan Depdiknas (2007) dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran PKn. Pemahaman guru terhadap SK-KD sangat beragam, karena latar belakang pendidikan, daerah, kapasitas, dan kompetensi yang juga sangat beragam. Sehingga terkadang mengalami kesulitan untuk memahami dan memaknai SK-KD dalam implementasi pembelajaran. Kebiasaan guru yang ”taken for granted” dari pusat memperlemah kreativitas dan inovasi mereka dalam mengembangkan pembelajaran. Khususnya dalam mencari sumber, memilih dan mengorganisasikan materi sesuai tuntutan KD. Buku-buku yang ada belum menyesuaikan dengan standar isi, sementara buku-buku pendukung juga tidak banyak tersedia.Selain itu, menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2009) kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.

Permasalahan di atas juga terjadi di SD N Klero 02 . Hasil observasi dan wawancara di sekolahditemukan data bahwa dalam pembelajaran PKn yang dilakukan masih kurang optimal. Hal ini disebabkan guru masih menggunakan metode ceramahdalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga kurangmenggunakan variasi dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran PKn berlangsung monoton dan siswa cepat merasa bosan. Guru mendominasi kegiatan belajar mengajar sehingga kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.Siswa jarang bertanya mengenai hal- hal yang belum mereka pahami dan jika guru melakukan tanya jawab, siswa tidak berani dalam menyampaikan pendapat mereka. Guru belum memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih memilih untuk berbicara dengan teman mereka sehingga kelas menjadi gaduh.

Hal tersebut didukung dengan data dokumen nilai mata pelajaran PKn di kelas IV semester II SD N Klero 02 menunjukkan bahwa dalam mata pelajaran PKn, 9 dari 29 siswa kelas IV (34%) nilai yang diperoleh masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 75. Dari rata-rata data dokumen ditunjukkan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85 dengan rata-rata kelas 66.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran PKn di kelas IV SD N Klero 02 perlu diperbaiki untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peneliti bersama tim kolaborasi berinisiatif menetapkan alternatif tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran PKn. Dalam hal ini diperlukan pendekatan pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) yang diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Hamdani (2011:92) memaparkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Menurut Suarjana dalam Takhqiqi (2010) keunggulan pendekatan kooperatif tipe TGT yaitu: 1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas; 2) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu; 3) dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam; 4) proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; 5) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; 6) motivasi belajar lebih tinggi; 7) hasil belajar lebih baik; 8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2010) bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT: 1) Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama; 2) Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional; 3) Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, dimana aktivitas siswa dan keterampilan guru dapat meningkat melalui pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif tipe TGT.

Dari latar belakang masalah tersebut peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Pada Siswa IV SD Negeri Klero 02 Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan : Bagaimanakah cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Klero 02 ?

Secara lebih rinci, rumusan permasalahan berdasarkan latar belakang masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1.       Apakah melalui pendekatan kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas IV SD N Klero 02 ?

2.       Apakah melalui pendekatan kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD N Klero 02 dalam mata pelajaran PKn?

3.       Apakah melalui pendekatan kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Klero 02 dalam mata pelajaran PKn?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Klero 02 .

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a.     Mendeskripsikan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran PKn dengan pendekatan kooperatif tipe TGT.

b.     Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas IV SD N Klero 02 dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan kooperatif tipe TGT.

c.     Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Klero 02 dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan kooperatif tipe TGT.

Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada pendidikan sekolah dasar.

2.    Manfaat Praktis

a.     Siswa         

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi antar teman dan dapat meningkatkan penguasaan materi sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b.     Guru

Melatih keterampilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Selain itu,memberikan pengalaman langsung pada guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran dengan metode yang inovatif sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

c.     Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk guru-guru di SD N Klero 02 .

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian belajar

Menurut Slavin (dalam Rifa’i dan Anni 2009: 82), menyatakan bahwa belajar adalah perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Hal ini dapat diambil unsur-unsur dalam belajar yaitu proses berlangsungnya, perubahan perilaku individu, dan pengalaman. Hamalik (2010: 27-28) juga merumuskan pengertian tentang belajar, yakni belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasan hasil latihan melainkan melainkan pengubahan kelakuan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang bersifat positif, aktif, menyeluruh, terarah, serta berkesinambungan, yang terjadi secara sadar sebagai hasil dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Pendekatan Kooperatif

Slavin (2010:4) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.Sejalan dengan hal tersebut pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerjasama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah (Muslim Ibrahim dalam Rusman, 2011:208).

Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok sehingga terjadi interaksi di antara siswa dalam 1 kelompok maupun dengan kelompok lain untuk mendiskusikan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.

Pendekatan Kooperatif tipe TGT

Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas siswa seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement (Hamdani, 2011:92).Menurut Eko (2011), pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan kooperatif tipe TGT adalah sebuah pembelajaran kooperatif yang melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status antara siswa yang satu dengan yang lain, dan mengandung permainan dan penghargaan kelompok.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, pembelajaran PKn belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa. Guru belum menerapkan pembelajaran inovatif serta kurang memaksimalkan media atau alat peraga. Selain itu, guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa cepat merasa bosan dan konsentrasi atau mengalihkan perhatiannya pada hal lain di luar kegiatan belajar.

Melihat kondisi tersebut, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe TGT. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk belajar dalam kelompok yang heterogen kemudian guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan materinya agar meningkatkan pemahaman materi. Kemudian guru menciptakan game berupa pertanyaan yang diikuti setiap kelompok dan dibuat turnamen atau kompetisi. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kelompok.

Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan pada pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipeTGT diharapkan dapat memberikan peningkatan pada aktivitas guru, siswa, dan hasil belajar siswa. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi atau masukan bagi guru untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hal tersebut, dapat disusun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2015 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Kamis tanggal 23 April 2015, dan siklus 3 pada hari Selasa tanggal 28 April 2015.

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas IV, karena siswa kelas IV itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 29 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 20 orang.

Prosedur Penelitian

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam silklus-siklus penelitian. Masing-masing siklus penelitian, meliputi perencanaan, pelaksanakan, pengamantan, dan refleksi (Arikunto: 2009:16).

 

 

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas IV sebanyak 29 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Klero 02 terletak di Desa Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Klero 02 terletak di pinggir jalan raya, di selatan dan utara Sekolah Dasar Negeri Klero 02 terdapat kantor dan pertokoan, di sebalah timur jalan raya, di sebelah utara terdapat perumahan warga, dan di barat terdapat perumahan warga.

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Klero 02 Desa Klero pada semester II diperoleh data yaitu dari 29 siswa yaitu 9 laki-laki dan 20 perempuan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal yang menjadi salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) data hasil perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah

Persen (%)

1.

Tuntas

10

34

2.

Belum tuntas

19

 66

Jumlah

29

100

 

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 19 siswa atau 66%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 34%.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Ketuntasan Belajar Siklus I

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah

Persen (%)

1.

Tuntas

16

55

2.

Belum tuntas

13

 45

Jumlah

29

100

 

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 13 siswa atau 45%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa dengan persentase 55%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada gambar 4.6.

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siklus II

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah

Persen (%)

1.

Tuntas

20

69

2.

Belum tuntas

9

 31

Jumlah

29

100

 

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 9 siswa atau 31%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 69%.

Hasil Belajar Siswa Siklus 3

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 3, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14 Ketuntasan Belajar Siklus III

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah

Persen (%)

1.

Tuntas

25

86

2.

Belum tuntas

4

 14

Jumlah

29

100

 

Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 4 siswa atau 14%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 25 siswa dengan persentase 86%.

Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT pada Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran PKn

No

Aspek yang diamati

Sebelum Perbaikan

Siklus I

Siklus II

Siklus II

 

1

Ketrampilan Guru

Cukup

Baik

Baik

Sangat Baik

2

Aktivitas Siswa

Cukup

Baik

Baik

Sangat Baik

3

Hasil Belajar

34% Tuntas

55% Tuntas

69% Tuntas

86% Tuntas

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus II, dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 34%, siklus I 55% , siklus II 69%, dan siklus III 86%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

1.     Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah sebagai berikut:(1) siswa membangun atau menyusun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman,(2) siswa bekerjasama dengan orang lain dan melakukan tanya jawab.

2.     Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas guru adalah sebagai berikut :(1) guru membimbing siswa untuk mempelajari materi,(2) guru membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok,(3) guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil,(4) guru memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.

3.      Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dengan pendekatan kontekstualdapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Pada siklus I presentasi ketuntasan belajar 55%, sedangkan pada siklus II presentasi ketuntasan belajar 69% dan pada siklus III presentasi ketuntasan belajar 86%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

a.   Bagi siswa, dengan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas siswa, sehingga dapat berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa.

b.   Bagi guru, dengan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT merupakan salah satu pembelajaran inovatif yang dapat dilaksanakan untuk menambah pengetahuan untuk menaikan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah, dengan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT dapat mengembangkan strategi pembelajaran (pembelajaran inovatif) yang dapat dilaksanakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Aryani, Ine Kusuma dan Markum Susatim.2010. Pendidikan kewarganegaraan berbasis nilai.Bogor: Ghalia Indonesia.

Dikti. 2002 .Kualitas Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2010 .Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Mahmud.2011. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Pustaka setia.

Riffa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni.2009. Psikologi Pendidikan.Semarang: UNNES PRESS.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Dikti

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pranada Media Group.

Simangunsong, Wilson.2005.Matematika Dasar.Jakarta: Erlangga

Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Suhardjono.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukayati.2008. Penelitian Tindakan Kelas . Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Anonim. 2011. Pembelajaran Kooperatif model TGT(Team Game Tournament)Tersedia di http://matematika-ipa.com/model-pembelajaran-tgt-model-team-game-tournament-permainan-dalam-tgt-komponen-dalam-tgt/ (diunduh tanggal 17 April 2012 pukul 15.30 WIB)

Anonim. 2012. Pengertian Kualitatif dan Kuantitatif. online. http://www.surgamakalah.com/2012/01/data-kualitatif-dan-kuantitaif sebuah.html (diunduh tanggal 6 april, pukul 10.08 WIB)

Ekocins.2011. Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT). Tersedia di http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/(diunduh 17 April 2012 pukul 15.30 WIB)

Ian. 2010. Hakikat, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD. Tersedia di http://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-kewarganegaraan-di-sd/[Di unduh tanggal 26 April 2012 pukul 20:34 WIB]

Online, Perpustakaan. 2009. Kajian Kurikulum by Depdiknas 2007. Tersedia di: http://www.puskur.net/download/prod2007/48_Kajian%20Kebiajakan%20Kurikulum%20PKn.pdf(diunduhtanggal 17 April 2012 pukul 15.30 WIB)

Pradistawaty.2008. Teori Belajar Kognitif Menurut Piaget. Tersedia di: (http://pradistawaty.files.wordpress.com/2008/06/piaget.pdf(diunduhtanggal 17 April 2012 pukul 15.00 WIB

Ryantoro, Muji. 2011. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Tersedia di http://mujiryantoro.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-tujuan-pendidikan.html [diunduh tanggal 3 Maret 2012 pukul 13:45 WIB]

Trianto.2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Tersedia di http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/mengembangkan-model-pembelajaran.html (diunduh tanggal 14 Mei 2012 pukul 23:17 WIB)