Pengembangan Video Interaktif Dalam Pembelajaran
PENGEMBANGAN VIDEO INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI POKOK GERAK BENDA
UNTUK KELAS III SD NEGERI WATU AGUNG 01
KEC.TUNTANG KAB. SEMARANG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
Ardan Yoga Saputra
Tri Nova Hasti Yunianta
Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media berupa video interaktif dengan pendekatan saintifik untuk siswa kelas 3 SD yang valid, praktis dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan disain pengembangan Borg & Gall yang disederhanakan oleh Sugiyono menjadi tujuh tahapan pengembangan. Pengumpulan data menggunakan uji pakar, angket, observasi dan tes dengan instrumen lembar uji pakar, lembar observasi, angket , dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan: (1) Valid ditunjukkan dengan hasil uji ahli / uji pakar materi dan media. Pada uji pakar materi diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kategori sangat baik dan pada uji ahli / pakar media diperoleh skor rata-rata 3,2 dengan kategori baik. (2) Praktis ditunjukkan dengan hasil angket respons guru memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan kategori sangat baik, hasil lembar observasi memperoleh rata-rata 3,85 dengan kategori sangat baik dan media pembelajaran video interaktif mendapatkan respon positif siswa dalam penggunaannya pada pembelajaran IPA. (3) Efektif yang dinilai berdasarkan jumlah persentase peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM. Pada saat pretest sebesar 78% dan saat posttest sebesar 100%, sehingga terdapat peningkatan 22%. Hal ini juga dapat dilihat taraf nilai signifikansi 0,001 < 0,005 sehingga terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, video interaktif, saintific
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui dan memahami suatu hal tertentu dari hal yang belum tahu menjadi tahu, sesuatu hal yang belum dimengerti menjadi mengerti. Pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manuasia yang berkualitas. Dunia pendidikan selalu berkaitan dengan proses belajar mengajar dengan demikian proses belajar mengajar tidak lepas dari penggunaan media berupa sarana dan prasarana untuk memperlancar atau membuat lebih konkret proses kegiatan belajar mengajar.
Media adalah salah satu sarana dan prasarana untuk mengantarkan pesan ataupun informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Berbagai jenis komponen yang berada di lingkungan sekolah dapat merangsang siswa untuk belajar. Heinich (Prawiradilaga, 2004: 133) berpendapat bahwa peran media sangat penting dalam belajar-mengajar, yaitu sebagai acuan pemikiran. Peran penyajian secara visual dapat menyederhanakan informasi serta mengulang informasi untuk mendukung penjelasan verbal. Buku, film, kaset, video pembelajaran adalah contoh-contoh media pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SD Negeri Watu Agung 1 Tuntang, Kabupaten Semarang menunjukan bahwa kebutuhan media video pembelajaran itu ada, namun keterbatasan dan permalasahan yang ada dalam mengembangkan video pembelajaran menjadikannya belum terwujud. Berlatar belakang permasalahan yang telah dijelaskan tersebut maka peneliti tertarik untuk membuat pengembangan media pembelajaran yang berupa video pembelajaran dengan judul penelitian “Pengembangan Video Interaktif Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Gerak Benda Untuk Kelas III SD Negeri Watu Agung 1 Tuntang,
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa video pembelajaran interaktif. Produk ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran apabila telah melalui uji prasyarat oleh pakar ataupun ahli pembelajaran dan materi ajar yang digunakan dalam penelitian. Sebagai salah satu media pembelajaran berbasis video yaitu video pembelajaran interaktif pada mapel IPA kelas 3 khususnya materi gerak benda membutuhkan banyak faktor, seperti Kurikulum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar), optimalisasi pemanfaatan media inovatif dalam pembelajaran IPA. Spesifikasi produk dapat diskripsikan sebagai berikut:
a) Video pembelajaran interaktif yang dibuat menggunakan program aplikasi Adobe Premier Pro CC 2015.
b) Video pembelajaran interaktif dibuat dengan menggunakan OS Windows 10.
c) Video pembelajaran interaktif yang dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang ada di silabus kelas 3.
d) Materi yang diambil dari kompetensi dasar kemudian dijabarkan dalam tiap slide video.
e) Di dalam video pembelajaran interaktif dilengkapi dengan instrument lagu pembuka dan salam pembuka serta instrumen lagu pengiring.
KAJIAN TEORI
Mempelajari kehidupan yang ada di alam semesta dan seisinya memang menjadi tujuan dari Ilmu Pengetahuan Alam, hal ini membuat peserta dituntut untuk menggali informasi yang ada di alam semesta ini, sehingga peserta didik mempunyai berwawasan yang sangat luas. Dengan wawasan yang luas dan pengetahuan yang sangat kompleks peserta didik dapat mengetahui atau menemukan konsep-konsep luar biasa tentang sesuatu yang berkaitan dengan alam.
Siswa pada kelas III Sekolah Dasar rata-rata berumur 8 tahun, pada umur itu siswa mempunyai karakteristik belajar secara konkret. Menurut Piaget (Mikarsa, 2007: 1.7) menyebutkan bahwa anak dalam usia 7 sampai 12 tahun berada pada periode operasional konkret. Kemampuan kognitif yang tampak adalah proses berpikir untuk mengoperasikan logika berpikir yang bersifat konkret.
Media Pembelajaran
Ada enam kategori dasar media menurut Smaldino, Lowther dan Russel (2011: 7) yaitu: 1) teks; 2) audio; 3) visual; 4) video; 5) perekayasa (manipulative); bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh dan dipegang oleh siswa; dan 6) orang-orang ini meliputi guru, siswa, ahli bidang studi. Orang-orang sangatlah penting bagi pemelajar, para siswa belajar dari guru, siswa lain dan orang dewasa. Ada pun jenis dari format media yaitu, papan tulis penanda (visual dan teks), slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik), DVD (video), dan multimedia komputer.
Video Pembelajaran
Video pembelajaran merupakan media dari hasil teknologi audio dan visual. Menurut Cepi Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran yang tampak (vissual) dengar (audio) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi, video menyajikan unsur suara (audio) dan unsur penglihatan (visual) sacara serentak dan sistematis. Dalam unsur penglihatan (visual) selain gambar dan teks yang menarik juga terdapat animasi gerak yang sangat menarik, dan yang seperti kita ketahui dalam unsur suara (audio) meliputi dubing percakapan dan panduan atau penjelasan.
Keuntungann dan Keterbatasan Media Video
Setiap media pembelajaran masing-masing memiliki keuntungan dan keterbatasan tersendiri, begitu juga dengan media video. Smaldino, Lowther dan Russel (2011: 411-412) dalam bukunya menjelaskan kelebihan dan keuntungan media video sebagai berikut:
Keuntungan media video
a. Bergerak, gambar-gambar bergerak memiliki keuntungan yang jelas daripada gambar diam dalam menampilkan konsep di mana gerakan sangatlah penting sekali untuk belajar.
b. Proses, pengoperasian, seperti tahapan proses perakitan atau percobaan ilmiah, di mana gerakan berurutan sangatlah penting, bisa ditampilkan lebih efektif.
c. Pengamatan yang bebas resiko. Video memungkinkan para siswa untuk mengamati fenomena yang mungkin saja terlalu berbahaya untuk dilihat secara langsung, seperti gerhana matahari, letusan gunung berapi, atau suasan perang.
Keterbatasan media video
a. Kecepatan yang tetap. Meskipun video bisa dihentikan untuk diskusi, ini tidak selalu dilakukan dalam penayangan untuk kelompok. Karena program ditayangkan dalam kecepatan yang tetap, beberapa pemirsa mungkin tertinggal dan yang lainnya tidak sabar menunggu bagian selanjutnya.
b. Orang-orang yang berbicara. Banyak video, terutama produksi setempat, sebagian besar terdiri dari penayangan dari orang-orang yang bicara.
c. Fenomena yang diam. Meskipun video memiliki keuntungan bagi konsep yang melibatkan gerakan, video mungkin tidak cocok bagi topik lain di mana kajian terperinci mengenai sebuah visual tunggal dilibatkan misalnya, peta, diagram pengkabelan, atau diagram organisasi
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Slameto (2015: 154) metode penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan guna menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi. Menurut Sugiyono (2016: 407) penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghgasilkan produk tertentu, serta digunakan untuk menguji keefektifan suatu produk. Berdasarkan paparan di atas penelitian ini sejalan dengan teori yan dikemkakan oleh Sugiyono. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk dapat menghasilkan produk tertentu, maka diperlukan penelitian pengembangan untuk menguji keefektifan dari produk penelitian yang dilakukan.
Peneliti melakukan pengujian produk yang dilakukan SD Negeri Watu Agung 1 Tuntang, Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun 2017/2018.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian pengembangan ini instrument penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar Kuisioner Penilaian Produk
Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh hasil pengujian poduk.
b. Test Tertulis
Digunakan untuk mengetahui ketuntasan dan keefektifan belajar siswa setelah menggunakan produk yang dikembangkan. Test yang digunakan berupa pre-test dan post-test berbentuk pilihan ganda.
c. Lembar Observasi (observasi)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan dengan mencatat informasi yang dilihat, didengarkan dan dirasakan seobjektif mungkin.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Hasil Penelitian
Validasi Pakar Materi, pada aspek materi mencangkup 9 indikator, yaitu kesesuaian materi dengan kompetensi, ketetapan urutan penyajian materi, keaktualan materi, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, keseuaian materi dengan tingkat kemampuan siswa, kejelasan uraian materi, kedalaman materi, kemudahan untuk dipahami, dan penggunaan sumber dalam muatan materi. Materi yang berada pada media pembelajaran video interaktif materi gerak benda sesuai dengan kebutuhan peserta didik kelas 3 SD yang ditunjukkan dengan skor 4. Ketetapan urutan penyajian materi ditunjukkan dengan skor 4. Keaktualan materi yang disajikan ditunjukkan dengan skor 4. Materi gerak benda sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai ditunjukkan dengan skor 4. Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa kelas 3 SD ditunjukkan dengan skor 4. Materi gerak benda diuraian secara jelas ditunjukkan dengan skor 4. Kedalam materi ditunjukkan dengan skor 4. Media pembelajaran video interaktif materi gerak benda yang dikembangkan mempermudah peserta didik untuk memahami materi gerak benda ditunjukkan dengan skor 4. Penggunaan sumber dalam muatan materi ditunjukkan dengan skor 4.Bahasa pada aspek bahasa mencangkup 3 indikator, yaitu kejelasan bahasa yang digunakan, kebakuan istilah yang digunakan dan keterbacaan teks. Kejelasan bahasa ditunjukkan dengan skor 3. Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran video interaktif materi gerak benda sudah baku ditunjukkan dengan skor 3. Teks pada media pembelajaran video interaktif materi gerak benda dapat dibaca dengan jelas dan bermanfaat sebagai pendukung video interaktif ditunjukkan dengan skor 4
Menurut pakar media Michael Bezaleel Wenas, media pembelajaran video interaktif materi gerak benda masuk dalam kategori sangat baik, ditunjukkan dengan rata-rata skor 3,25. Setiap aspek dalam tabel 2 di atas dijelaskan sebagai berikut. Aspek Selaras Dengan Standar Kompetensi, Hasil Belajar dan Tujuan Belajar. Pada tingkat ketertarikan dan keterlibatan mencakup 2 indikator yaitu: isi dalam video memiliki daya memotivasi siswa dan isi dalam video memiliki daya menarik minat siswa.Isi yang terdapat pada video interaktif materi gerak benda memiliki daya memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar ditandai dengan skor 3. Isi yang terdapat pada video interaktif materi gerak benda dapat menarik minat siswa untuk belajar mata pelajaran IPA khususnya materi gerak benda ditandai dengan skor 3.
Kualitas keterbacaan yang ada di dalam video interaktif materi gerak benda sesuai dengan kemampuan siswa kelas 3 SD ditandai dengan skor 4, kualitas video interaktif ateri gerak benda mudah digunakan dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar ditandai dalam skor 3, kualitas tayangan atau gambar dalam video interatif materi gerak benda sangan baik dengan kualitas gambar yang hight definition atau kualitas gambar tingii sehingga dalam penayangan video sangat detail ditandai dengan skor 4, relevan atau kesesuaian video interaktif materi gerak benda dengan tujuan belajar peserta didik cukup baik ditandai dengan skor 3, kesederhanaan dalam penyajian video interaktif materi gerak benda tergolong baik ditandai dengan skor 3 sehinga dalam pengoperasian video ini sangat mudah digunakan, video interaktif gerak benda ini tidak ketinggalan jaman ditandai dengan skor 3, kualitas teknis (kontras yang bagus, tajam terfokus, dan detail, yang bersih, wana alamiah dan realistik) yang terdapat dalam video interaktif sangat baik ditandai dengan skor 4. Mudah digunakan, Pada aspek mudah digunakan ada 2 indikitator yaitu: Video interaktif materi gerak benda sangat mudah dalam pengoperasiannya ditandai dengan skor 4, video interaktif materi gerak benda dalam pengoperasiannya sangat mudah dan simpel ditandai dengan skor 4. Pada aspek panduan dan arahan penggunaan terdapat 2 indikator yaitu: dilengkapi dengan panduan penggunaan dan dilengkapi dengan arahan pengguna. Video interaktif dilengkapi dengan panduan pengunaan ditandai dengan skor 4 serta dalam penggunaan dilengkapi arahan ditandai dengan skor 4. Materi yang ada di dalam video interaktif materi gerak benda disampaikan secara urut dan sesuai dengan materi yang ada dalam kompetensi dasar yang telah digunakan ditandai dengan skor 4. Dalam penggunaan alat bantu belajar kognitif yang ada di dalam video materi gerak benda dilengkapi dengan rangkuman materi atau wawasan ditandai dengan skor 3.
PEMBAHASAN
Hasil validasi ahli/pakar media dengan skor rata-rata 3,26 dengan kategori baik. Hasil dari validasi ahli/pakar materi dengan skor rata-rata 3,8 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada pretest dan posttest, dihasilkan nilai signifikansi 0,001 < 0,005. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti media video interatif materi gerak benda yang dikembangkan efektif dalam pembelajaran IPA. Keefektifan produk juga terlihat pada rata-rata hasil posttest yang lebih besar dari rata-rata hasil pretest, yaitu rata-rata posttest sebesar 86, 9596sementara hasil pretest sebesar 74,5217. Terdapat peningkatan posttest sebesar 12,4326 poin dari rata-rata pretest. Keefektifan juga dapat dilihat pada jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai baik (di atas KKM). Persentase peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM pada saat pretest adalah 78% sementara yang mendapat nilai di atas KKM pada saat posttest sebesar 100%. Terdapat peningkatan sebanyak 22% dari pretest. Keefektifan dari pengembangan media pembelajaran video interaktif dapat dilihat pula pada skor yang didapatkan dari angket respon guru dan angket respon siswa hasil implementasi. Di bawah ini dijelaskan secara rinci keefektifannya. Angket Respons Guru Terhadap Berdasarkan hasil analisis dari angket respons guru yang di implementasikan memperoleh skor 3,83 dari skor maksimal 4 dengan kategori sangat baik. Skor ini menunjukkan bahwa guru sangat setuju dengan digunakannya media pembelajaran video interaktif materi gerak benda untuk siswa kelas 3 SD. Angket Respons Siswa Terhadap Media Pembelajaran Video Interaktif Materi Gerak Beda, berdasarkan analisis respons siswa yang diimplementasikan memilih jawaban YA.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Media pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid, ditunjukkan dengan validasi ahli/ pakar media dan materi yang berkompeten pada bidangnya. Berdasarkan penilaian validator pada aspek materi diperoleh rata-rata skor 3,80 dengan kategori sangat baik, dan pada aspek media diperoleh skor rata-rata 3,26 dengan kategori baik.
Media pembelajaran video interaktif materi gerak benda termasuk dalam kategori efektif, ditunjukkan dengan persentase ketuntasan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM pada saat posttest lebih besar daripada pretest. Hasil angket respon guru mendapatkan skor rata-rata 3,83 dengan kategori sangat baik dan angket respon siswa yang memperoleh jawaban YA.
SARAN
Sekolah, Video pembelajaran interaktif dapat dijadikan sebagai referensi dan media untuk belajar siswa.
Siswa, Dengan media video pembelajaran interaktif siswa dapat lebih terbantu dalam memahami materi terutama materi IPA yang perlu contoh konkrit. Penggunaan video pembelajaran interaktif dapat memberikan sebuah pengalaman baru bagi siswa untuk belajar menggunakan komputer di sekolah maupun di rumah.
Peneliti Selanjutnya, Pengembangan media pembelajaran video interaktif selain dikembangkan untuk mata pelajaran IPA juga dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design,Educational Technology Publications Inc. New Jersey: Englewood Cliffs
Brown, Roger. 1973. A First Language: The Early stage. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Gall, M. D. and Borg, W. R. (1983). Educational Research: An Introduction. 4th ed. New York and London: Longman.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemp, J.E., dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publisher Inc.
Mikarsa, Lestari Hera, dkk., 2007. Pendidikan Anak SD. Universitas Terbuka, Jakarta.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.
Nana Sudjana (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prawiradilaga, Dewi Salma.2004. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ratumanan, Tanwey Gerson dan Theresia Laurens. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Unesa University Press.
Rinanto, Andre (1982). Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Setyosari, P. dan Sihkabuden. (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.
Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. Pearson Merrill Prentice Hall. Ohio.
Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Sukardjo. (2005).Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan..
Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
http://repository.upi.edu. perpustakaan.upi.edu Diakses pada Oktober 2015.