Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Video
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS 4 SD NEGERI HARJOSARI 01 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Siwi Suwito
Elvira Hoesein Radia
Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model penelitian spiral Kemmis dan Robin Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dengan jumlah 40 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar pengamatan dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran. Hal ini dapat dilihat terjadinya peningkatan nilai rata-rata nilai pada pra siklus adalah 68,25, siklus I meningkat menjadi70,62 dan siklus II meningkat menjadi84,25. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan penggunaan model kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci: Model pembelajaran Make a Matchberbantuan video pembelajaran, hasil belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan menurut UU Sidiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 adalah suatu kegiatan secara terencana untuk mengupayakan terlaksananya suatu tujuan yaitu mengembangkan potensi siswa dengan terciptanya suasana belajar yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam mengasah kemampuannya untuk memiliki kemampuan spiritual, kepribadian yang baik, manusia yang berakhlak, kecerdasan serta keterampilan yang berguna bagi kehidupannya dalam bemasyarakat.
Tahun 2013 di Indonesia sudah memberlakukan sistem kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 untuk semua jenjang.Pemberlakuan kurikulum 2013 menurut Shobirin (2016: 10) merupakan upaya penyempurnaan dari kurikulum dari KTSP bertujuan untuk pembenahan sikap dan moral peserta didik menuju yang lebih baik.
Sistem pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 menurut Daryanto (2014: 3) yaitu menggunakan sistem pembelajaran tematik.Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang dapat dikaitkan dalam satu tema.Adanya pembelajaran tematik ini siswa dapat fokus serta lebih tertarik untuk belajar dan dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran dapat disajikan dalam satu tema.Adapula faktor-faktor yang menjadi latarbelakang adanya peralihan dan penerapan kurikulum 2013 dari kurikulum berbasis kompetensi. Prastowo (2013: 217) mengemukakan faktor-faktor yang menjadi latarbelakang penerapan kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran kurikulum KTSP menggunakan waktu belajar yang cukup panjang, sehingga siswa lebih lama berada di sekolah, siswa kurang aktif serta materi yang digunakan terlalu banyak. Berbeda dengan pembelajaran kurikulum 2013 tidak membutuhkan waktu yang lama, siswa terlibat aktif mencari dan menemukan pemecahan masalah untuk menyelesaikan masalah yang dibahas dan mata pelajaran yang disampaikan dikaitkan menjadi satu berdasarkan tema sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar serta aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SDN Harjosari 01 pada tanggal 03 Maret 2017 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas 4belm mencapai KKM. Hal inidapat dilihat dari 40 siswa, ada 14 siswa yang belum mencapai KKM. Nilai standar KKM yang digunakan di kelas 4 yaitu 70.Hal tesebut disebabkan karena guru jarang menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dan guru biasanya menggunakan metode ceramah.Selain itu, guru juga jarang menggunakan media berbasis IT seperti video pembelajaran, padahal kelassudah didukung dengan perlengkapan IT yang memadai.
Penelitian ini hanya mengkhusukan penelitian pada tema 1 subtema 2 dan subtema 3 dengan pembelajaran 1 dan 5. Meskipun penelitian ini termasuk dalam kurikulum 2013, namun peneliti lebih fokus pada pembelajaran IPS saja.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasildari apakah terjadi peningkatan hasil belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Make a Match berbantuan media video pembelajaransemester I siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 tahun pelajaran 2017-2018.
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru maupun siswa, baik secara teoritis dan praktis.Manfaat penelitian diitijau dari segi teoritis dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk mengembangkan model pembelajaran Make a Macth berbantuan media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat penelitian secara praktis bagisiswa adalahuntuk lebih aktif ,meningkatkan minat belajar. Sedangkan manfaat penelitian bagi guru adalahuntuk mendorong guru dalam meningkatkan keterampilan mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Matchberbantuan video pembelajaran. Selain itu juga dapat melatih guru untuk mengukur unjuk kerja dalam menggunakan model pembelajaran tipe make a match berbantuan video pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar yang signifikan.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Tematik
Prastowo (2013: 223) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema. Pernyataan tersebut sependapat dengan Kemendikbud (2013:7) bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran tematik terpadu yang terdiri dari beberapa mata pelajara terpadu yang dapat dipadukan dengan tema yang sesuai untuk memudahkan siswa mempelajari mata pelajaran secara bersamaan dengan satu tema. Adapun pendapat mengenai pembelajaran tematik yang dikemukakan oleh Rusman (2011: 254) bahwa pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa terlibat aktif mencari informasi, menggali informasi dan memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Penelitian ini hanya mengkhususkan penelitian pada tema 1 subtema 2 dan subtema 3 dengan pembelajaran 1 dan 5. Meskipun penelitian ini termasuk dalam kurikulum 2013, peneliti hanya mengacu pada mata pelajaran IPS.
Pembelajaran IPSdi Sekolah Dasar
Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 sama dengan mata pelajaran berbasis KTSP. Sa’dun dan Hadi (2010: 84) mengatakan bahwa materi IPS disajikan dimulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah keatas.Susanto (2003: 139) mengatakan bahwa IPS adalah salah satu bagian program dari pendidikan dimana didalamnya berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial dan kehidupan manusia serta mengajarkan siswa mengembangkan pengetahuannya mengenai ilmu sosial serta hubungan interaksi dalam kehidupan manusia. Pemikiran usia anak sekolah dasar menurut Susanto (2013: 79) yang mengacu berdasarkan teori piaget ini mengemukakan bahwa pemikiran usia anak sekolah dasar dari usia 7-11 tahun termasuk tahap pemikirannya masih mengenai hal-hal yang bersifat konkret dan belum sampai tahap berpikir hal-hal yang abstrak, dalam hal ini siswa dapat belajar atau memahami sesuatu berdasarkan peristiwa-peristiwa yang bersifat konkret. Maka diperlukannya sebuah media atau alat peraga untuk membantu siswa dalam menyerap ide pokok penting materi IPS serta penggunaan media juga untuk menjelaskan bagian-bagian dari IPS yang bersifat abstrak.
Model Pembelajaran Make A Match
Huda (2014: 135) berpendapat bahwa Make a Match adalah model pembelajaran yang menggunakan kartu berisi topik yang akan dibahas, dimana melibatkan siswa mencari pasangan dan bekerjasama dengan pasangan berdasarkan kartu tersebut.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Make a Match menurut Huda (2014: 135) yaitu diawali dengan guru menyiapkan kartu yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu separuh kartu soal dan separuh kartu jawaban, dilanjutkan masing-masing siswa mengambil satu kartu.Kemudian siswa mencari pasangannya sesuai dengan kartunya/ mencocokkan kartunya dengan siswa lain, jika cocok mereka akan menjadi kelompok berpasangan. Selanjutnyasiswa dengan pasangannya berdiskusi mengenai kartu yang mereka dapat.Babak berikutnya, siswa mendapatkan kartu yang beda dari sebelumnya.Diakhiri dengan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran. Berdasarkan sintaks yang telah dipaparkan oleh Huda, maka peneliti dapat menyusun sintaks model pembelajaran Make a Matchyang berdasarkan sintaks Huda yaitu:Diawali dengan guru menyiapkan kartu mengenai topik atau konsep sesuai dengan materi yang dibahas berdasarkan jumlah siswa, kartu-kartu tersebut dibagi menjadi yang dibagi menjadi 2 sebagian kartu soal dan sebagian kartu jawaban.Selanjutnya guru mencampurkan semua kartu menjadi satu kemudian setiap siswa mengambil satu kartu secara acak.Kemudia masing-masing siswa memikirkan dahulu dan memahami kalimat yang ada dikartunya kemudian masing-masing siswa mencari atau mencocokan kartunya dengan milik kartu siswa yang lainnya, jika cocok mereka akan menjadi kelompok berpasangan.Seanjutnya siswa yang sudah menemukan kartu yang cocok dan sudah terbentuk kelompok berpasangan maka kegiatan berikutnya siswa dengan pasangannya berdiskusi mengenai kartu yang mereka dapat. Setelah siswa berpasangan, siswa maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka diskusikan bersama.Kemudian kegiatan tersebut diulang kembali oleh guru dengan kartu yang berbeda dari sebelumnya tetapi tetap satu konsep yang sama.Kegiatan terakhir siswa membuat kesimpulan mengenai materi pembelajaran pada hari ini.
Video Pembelajaran
Daryanto (2013: 86) mengemukakan bahwavideo pembelajaran merupakan media pembelajaran yang menampilkan suara serta gambar bergeraksangat efektif membantu pendidik dalam mengajar dalam proses pembelajaran dikelas baik kelas yang memiliki jumlah siswa yang banyak atau sedikit. Susilana dan Riyana (2009: 210) menambahkan bahwa manfaat menggunakan video dalam pembelajaran sangat penting karena informasi yang ada dalam video dapat memberikan banyak pengalaman bagi siswa karena informasinya jelas, lengkap dan bervariasi dan penggunaan video dapat meningkatkan minat belajar siswa serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Hasil Belajar
Suatu keberhasilan belajar selama proses pembelajaran dilihat dari hasil belajarsiswa selama melalui proses belajar dan pembelajaran yang sudah terlaksana. Suprijono (2009: 8) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar yang berupa sikap, pengetahuan, nilai-nilai, serta keterampilan yang dicapai berdasarkan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung, kemampuan siswa diukur untuk melihat apakah hasil belajarnya meningkat diatas ketuntasan atau sebaliknya. Hasil belajar siswa dapat dicapai dengan baik oleh siswa karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Sabri (2007: 47) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua faktor utama , yaitu yang pertama faktor dari diri siswa atau internal berupa kemampuan siswa seperti bakat, minat, sikap, motivasi belajar, ketekunan dan faktor yang kedua berasal dari lingkungan siswa yaitu lingkungan sekolah atau proses pembelajaran dikelas.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Make a Matchberbantuan media video pembelajaran. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan didalam kelas dimana yan diteliti adalah cara guru mengajar dikelas dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan strategi siklus yang berdasarkan dari identifikasi masalah yang dihadapi guru maupun siswa, penyusunan rencana tindakan, tindakan pengamatan dan refleksi. Rangkaian kegiatan disusun berdasarkan siklus penelitian. Siklus yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi.
Sugiono (2008: 38) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari seseorang yang menggambarkan suatu kegiatan yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan berdasarkanselama proses kegiatan. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu model pembelajaran kooperatif tipeMake a Matchberbatuan media video pembelajaran danhasil belajar siswa.Untuk memperoleh hasilpenelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meiputi beberapa tahap yaitu: (1) tahap observasi yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data informasi mengenai hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Observasidilakukan di kelas 4 SD Negeri Harjosari 01, (2) kegiatan wawancaradigunakanuntuk mengumpulkan informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada guru kelas mengenai proses belajar mengajar. Guru yang diwawancarai adalah guru kelas 4 SD Negeri Harjosari 01, (3) Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan pemahaman siswa selama proses belajar di kelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan peningkatan hasil belajar kelas 4 SDN Harjosari 01 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan kelas, siklus I dan siklus II dapat di jabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 1 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan Kelas, Siklus I dan Siklus II dengan KKM 70
No |
keterangan |
Pra siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Mencapai KKM |
22 |
28 |
34 |
2 |
Belum mencapai KKM |
18 |
12 |
6 |
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan adanyaketercapaian hasil belajar pada pra siklus sebanyak 22 siswa, sedangkan belum mencapai kkm sebanyak 18 siswa. Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 28 siswa dan yang belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Pada siklus II yang mencapai KKM sebanyak 33 siswa sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 orang. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil belajar antara pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dijabarkan dengan diagram batang sebagai berikut:
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Harjosari 01 kelas 4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS masih rendah.Hal ini dibuktikan dari data hasil belajar siswa yang telah diperoleh bahwa data yang diperoleh bahwa dari 40 siswa terdapat 22 siswa yang mencapai KKM dan 18 siswa tidak mencapai KKM. Nilai terendah 50 sedangkan nilai tertinggi 85.Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbuti dari ketuntasan pada siklus I memperoleh rata-rata nilai 70,62 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus I menunjukkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa dan siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa. Hasil belajar pada siklus II memperleh nilai rata-rata 84,25 dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah 60. Pada siklus II menunjukkan masih ada siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 6 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 34 siswa.Hal ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendorong siswa untuk terlihat aktif sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh sebelum sebagian besar belum mencapai KKM. Data yang diperoleh selama proses penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan,hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran selama proses pembelajaran sangat diperlukan. Dengan deminian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Make a Match berbantuan media video pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa, siswa lebih aktif serta mendorong guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Matchberbantuan video pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA Press.
Akbar,Sa’dun M. ,dkk. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS. Yogyakarta: Penerbit Cipta Media.
Daryanto, D. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Daryanto, D. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Tertintegrasi kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-undng Nomor 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.
Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Permendikbud No.67 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SD. Jakarta: Kemendikbud
Rusman, M. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sabri, Ahmad, M. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: QuantumTeaching.
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R&D. Bandung Alfabeta.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad M. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,. Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima