PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PADA SISWA KELAS 4 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Kusumaningtyas Galuh Candra Dewi

Wasitohadi

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

TujuanPenelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikanlangkah-langkah model pembelajanMind Mapping yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Pusat.Jenispenelitianyang digunakanadalahpenelitian tindakan kelas. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas 4 SD N Blotongan 02 yang berjumlah 32 siswa. Langkah-langkah model pembelajaranMind Mappingmeliputi: menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi siswa, siswa mengidentifikasi alternatif jawaban, siswa menjelaskan ide pemetaan yang dibuat, mendiskusikan hasil pemetaan dengan kelompok, dan menyimpulkan pemetaan yang dibuat. Hasil penelitian pada siklus 1 dengan presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 69%. Sedangkan pada siklus 2 dengan presentase hasil ketuntasan belajar siswa sebesar 84%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD N Blotongan 02 Salatiga.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model PembelajaranMind Mapping, PKn

 

PENDAHULUAN

Rendahnya sumber daya manusia dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia yang masih memprihatikan dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara lain. Untuk membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat pseserta didik paham dan aktif dengan materi pembelajaran PKn, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model pembelajaran Mind Mapping.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dalam kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja terjadi dalam kelas secara bersama melalui model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah model mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengingat dan memahami informasi yang dibuat dalam bentuk pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama berada di tengah, sedangkan subtopik serta perinciannya menjadi cabang-cabang, sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn secara optimal.Agar pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn optimal tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Blotongan 02 adalah dengan melakukan penelitian yang berupa tindakan didalam kelas atau yang biasa disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Mata Pelajaran PKn

Mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membekali siswa untuk mengembangkan penalaran dalam aspek nilai dan moral yang memuat materi sosial dan bersifat hafalan, sehingga informasi dan pengetahuan yang diperoleh siswa hanya dihafalkan bukan untuk dipahami dalam materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selain mengembangkan penalaran, pengetahuan yang diperoleh, diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang memiliki rasa untuk mempertahankan NKRI. Pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai penyiapan siswa untuk menjadi warga Negara yang memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat (Samsuri, 2011: 28). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikbud) No.22 Tahun 2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfokus untuk membentuk warga Negara agar lebih memahami serta dapat melaksanakan segala hak dan kewajiban sebagai warga Negara yang memiliki karakter, kecerdasan, ketrampilan.

Menurut Kerr (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 4) pendidikan kewarganegaraan untuk penyiapkan siswa agar bisa mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warga Negara termasuk dalam sekolah, pengajaran dan belajar. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga Negara yang dapat mengembangkan penalaran dalam aspek nilai dan moral, bertanggung jawab, memahami dan melaksanakan segala hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, berkarakter, cerdas, dan terampil.

Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping.

Ada beberapa ahli yang menyebutkan pengertian Mind Mapping. Menurut Caroline Edward (2009:64) Mind Mapping merupakan cara memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke otak yang bekerja secara alami dalam otak, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan kapasitas otak manusia. Menurut Melvin L. Silberman (2005: 177) Mind Mapping adalah cara kreatif untuk siswa dalam menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru. Berbeda dengan Bobby De Porter, menurutnya Mind Mapping atau peta pikiran adalah pemanfaatan keseluruhan dari otak yang menggunakan visual dan grafik untuk membentuk kesan antara otak kiri dan otak kanan yang terlibat dalam mempermudah memasukan informasi ke dalam otak.

Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah peta pemikiran yang digunakan untuk memasukan suatu informasi yang didapat siswa dengan menggunakan cara yang kreatif secara individual untuk menghasilkan suatu ide kreatif, dan mencatat pelajaran. Selain itu, Mind Mapping dapat digunakan dalam pembelajaran agar informasi yang didapat lebih mudah untuk diingat atau dicatat.

Pengertian Hasil Belajar.

Hasil belajar merupakan suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah. Untuk mengetahui perkembangan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar, maka diperlukan adanya evaluasi. Menurut Winarno Srakhmad menyatakan bahwa hasil belajar siswa kebanyakan dari ulangan, ujian, dan tes. Hamalik (2008) menyatakan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai siswa baik itu perubahan tingkah laku, tercapainya kompetensi pembelajaran yang dapat diukur dan diamati baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang optimal dapat tercapai jika sesuatu yang diingat diperlukan dalam proses belajar selanjutnya dan menuntun siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping

Langkah-langkah dalam model pembelajaran Mind Mapping menurut Santoso (2011) diantaranya:

a.     Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran.

b.     Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

c.     Menjelaskan materi yang akan dipelajari.

d.     Menemukan permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dengan alternatif jawaban dari permasalahan yang akan dibahas.

e.     Membentuk kelompok untuk mendiskusikan masalah yang akan diberikan.

f.      Mencatat kata kunci atau poin-poin dari materi yang sudah dibahas.

g.     Siswa membuat Mind Mapping dengan menulis dan menggambar gagasan/poin/kata kunci yang diletakan ditengah kertas.

h.     Membuat cabang utama dan menghubungkan cabang utama dengan gagasan/poin/kata kunci yang sudah dibuat sebagai pusat dan membuat cabang-cabang tingkat 2, 3, dan seterusnya.

i.      Dari setiap garis cabang yang dibuat siswa dapat menggunakan kata kunci tunggal sebagai penjelas.

j.      Membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dari hasil diskusi yang disampaikan siswa.

k.     Dari data yang dicatat pada papan, siswa diminta untuk membuat kesimpulan.

Hubungan Model Pembelajaran Mind Mapping dan Hasil Belajar

Dengan menggunakan model pembelajaranMind Mapping diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Mind Mapping merupakan peta pikiran atau peta konsep yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn, sehingga dapat memungkinkan siswa memperoleh peningkatan dalam hasil belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka perlu adanya model pembelajaran yang dapat membuat siswa paham dengan materi yang diajarkan. Hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang digunakan sebagai panduan atau pedoman dalam melakukan aktivitas pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Jenispenelitian yang digunakanadalahPTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam 2 siklus langkah-langkah dalam siklus dibagi menjadi 4 siklus menurutLewinyaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswakelas 4 SD N Blotongan 02 Salatiga.Teknikpengumpulan data menggunakan observasi, danevaluasi. Teknik tesatauevaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara kognitif, kegiatan ini berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.Observasidilakukanuntukmengetahuiperbandinganaktivitas yang dilakukanguru dansiswasaat proses pembelajaranberlangsungdarisiklus I dansiklus II. Hasilperbandinganaktivitas guru dansiswadapatdilihatpadatabeldibawahini:

TabelPerbandinganAktivitas GurupadaSiklus I danSiklus II

No

Aktivitas Guru

Siklus I

Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

1.

Dilakukan

19

20

22

22

2.

Tidak Dilakukan

3

2

0

0

 

Jumlah

22

22

22

22

 

Dari tabeldiatasdapatdilihatadanyapeningkatanaktivitas yang dilakukan guru saat proses mengajarberlangsungpadadari 2 siklus. Padapertemuan I padasiklus 1, guru hanyamelakukan 19 tindakan yang sesuaidenganlembarobservasi, sedangkan pada pertemuan II padasiklus I adapeningkatanmenjadi 20 tindakan yang dilakukan. Padasiklus II di pertemuanI danpertemuan II guru sudah melakukan semua tindakan sesuai dengan lembar observasi. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas siswa saat proses pembelajaranberlangsung. Perbanding anaktivitas siswa dapat dilihat padatabel di bawahini:

TabelPerbandinganAktivitasSiswapadaSiklus I danSiklus II

No

Aktivitas Siswa

Siklus I

Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

1.

Dilakukan

9

10

11

13

2.

Tidak Dilakukan

4

3

2

0

 

Jumlah

13

13

13

13

 

Tabel di atasmenunjukkanadanyapeningkatanaktivitas yang dilakukan siswa saat mengikuti proses pembelajaranpadasetiapsiklus yang terdiridari 2 pertemuan. Padasiklus I pertemuan I hanya 9 dari 13 tindakan, meningkatpadapertemuan II menjadi 10 dari 13 tindakan. Sedangkanpadasiklus II pertemuan I adapeningkatan 11 dari 13 tindakan yang dilakukandanpertemuan II semuatindakantelahdilakukansiswasesuaidenganlembarobservasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran PKn yang sudah ditetapkan yaitu 70. Berdasarkan hasil analisis nilai yang diperoleh dari guru diketahui ada 13 dari 32 atau 59% siswa dikatakan tuntas, sedangkan 19 dari 32 atau 41% siswa dikatakan belum tuntas atau dibawah 70. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dikarenakan siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga siswa lebih cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan perhatian siswa menjadi terpecah.

Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

Pelaksanaan siklus 1 diadakan dalam 3 pertemuan, pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 13 April 2017, sedangkan pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu 15 April 2017, serta pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin 20 April 2017. Pada pertemuan pertama kegiatan siswa adalah penyampaian materi sedangkan pada pertemuan kedua yang dilakukan pada hari sabtu 15 April 2017 kegiatan siswa adalah pendalaman materi tentang materi sistem pemerintahan pusat. Dari data yang diperoleh pada lembar observasi setelah dilaksanakannya pertemuan 1 dan pertemuan II dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik namun masih perlu adanya peningkatkan. Oleh karena itu, pada pertemuan III guru mengevaluasi hasil belajar PKn siswa pada siklus 1. Dari data yang diperoleh dari 32 siswa masih terdapat masih terdapat 10 siswa yang masih belum tuntas atau masih dibawah 70 sedangkan 22 siswa sudah tuntas. Dengan presentase ketuntasan hasil belajar PKn sebesar 69 % dari 32 siswa yang tuntas. Dari data tersebut maka peneliti dan guru kelas melakukan perbaikan pada siklus II dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus 1.

Pelaksanaan siklus II diadakan dalam 3 pertemuan, pertemuan I yang dilakukan pada hari sabtu 22 April 2017 dengan materi organisasi sistem pemerintahan pusat pada pembelajaran I pada siklus II. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 dilihat dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran pada siklus II yang meningkat dari pada siklus 1. Pelaksanaan siklus II pertemuan II diadakan pada hari kamis 27 April 2017 yang membahas tentang materi tugas-tugas presiden, wakil presiden, dan menteri. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua hasil pembelajaran lebih meningkat dari siklus II pertemuan 1.Guru melanjutkan materi yang belum selesai dan dilanjutkan dengan evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada hari sabtu, 29 April 2017 pada pertemuan III, dengan menggunakan tes pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Dari total 32 siswa diketahui hasil belajar siswa kelas 4 sudah mengalami peningkatan karena hanya 5 siswa yang masih belum tuntas. karena masih dibawah KKM atau dibawah 70, sedangkan 27 siswa sudah tuntas atau sudah diatas KKM yaitu 70.

Dengan presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 84% dari 32 siswa dikatakan tuntas. Dengan hasil tersebut bisa dikatakan hasil pembelajaran siklus II sudah melebihi kriteria yang ditetapkan penulis yaitu sebesar 80% siswa yang tuntas dalam mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.Peningkatanhasilbelajarsiklus I dansiklus II dapatdilihatpadatabel di bawahini:

 

 

 

TabelPerbandinganHasilBelajarSiklus I danSiklus II

No

Aktivitas Guru

Siklus I

Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

1.

Dilakukan

19

20

22

22

2.

Tidak Dilakukan

3

2

0

0

 

Jumlah

22

22

22

22

           

Hasil Analisis Data

Setelah dilakukannya siklus 1 dan siklus II. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PKn kelas 4 SD N Blotongan 02 Salatiga. Sebelum dilakukan tindakan presentase ketuntasan siswa hanya 13 atau presentase sebesar 41% siswa yang tuntas, setelah dilakukannnya siklus 1 presentase ketuntasan siswa naik menjadi 69% atau 22 siswa tuntas, dan setelah dilakukannya siklus II presentase ketuntasan siswa kembali naik menjadi 84% atau 27 siswa tuntas.

TabelKetuntasan Hasil Belajar PKn Siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 2pada Kondisi Awal. Siklus I, danSiklus II

No

Ketuntasan

Nilai

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah Siswa

Presentase (%)

JumlahSiswa

Presentase

Jumlahsiswa

Presentase

1

Tuntas

≥ 70

13

41 %

22

69 %

27

84 %

2

Tidak Tuntas

< 70

19

59 %

10

31 %

5

16 %

Jumlah

32

100 %

32

100 %

32

100 %

 

Pembahasan

Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02, Salatiga masih rendah ditunjukkan dengan nilai ketuntasan hasil belajar yang dicapai dari32 siswa terdapat 19siswa yang telah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dikarenakan ada beberapa siswa yang mudah bosan, proses belajar mengajar yang cenderung berpusat pada guru, sehingga membuat siswa kurang aktif.Oleh karena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan 3 pertemuan.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas adalah 19 siswa atau 59 % sedangkan yang tidak tuntas adalah 13 siswa atau 41 %. Peneliti melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping pada siklus I dan siklus II. Dari hasil belajar PKn yang diperoleh siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu 22 siswa atau 69 % dan 10 siswa yang tidak tuntas atau 31 %. Sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi 27 siswa atau 84 % yang tuntas dan 5 siswa atau 16 % tidak tuntas. Dari jumlah siswa yang memperoleh hasil belajar PKn diatas KKM, membuktikan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02.

Dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping siswa dapat memahami materi yang diajarkan, dapat meningkatkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam membuat Mind Mapping. Hal inisesuaidenganpendapat Melvin L. Silberman (2005: 177) yaitucarakreatifsiswadalammenghasilkan ide-ide, danmencatatpelajaran. Siswadapat mengingatmatapelajaran yang diajarkammelaluipetapemikiran agar informasi lebih mudah didapat, sesuaidenganpendapatdariZarkasyi (2015:76) Mind Mapping merupakan teknik mengingatsesuatudenganmenggunakanpetapemikiran agar informasi yang didapat lebihmudahdandapatdiandalkandaripadamenggunakancatatantradisional.

Penelitianinimemperkuatdanmelengkapipenelitian-penelitian yang telahdilakukan. Penelitianinisejalandenganpenelitian yang dilakukanolehHerwulanIrinePurnama (2013) terbuktidenganmenerapkan model pembelajaranMind Mapping dapat meningkatkan hasilbelajarsiswadilihatdariadanyapeningkatanhasilbelajar yang diperolehsiswa.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas peningkatan hasil belajar PKn materi Sistem Pemerintahan Pusat siswa kelas 4 menggunakan model pembelajaran Mind Mapping di SD N Blotongan 02 Salatiga tahun ajaran 2016/2017. Dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah model pembelajaran Mind Mappingmeliputi: menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi siswa, siswa mengidentifikasi alternatif jawaban, siswa menjelaskan ide pemetaan yang dibuat, mendiskusikan hasil pemetaan dengan kelompok, dan menyimpulkan pemetaan yang dibuatdapat meningkatkan hasil belajar PKn materi Sistem Pemerintahan Pusat kelas 4 di SD N Blotongan 02 Salatiga dan penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD N Blotongan 02 Salatiga dilihat dari jumlah siswa yang tuntas.

DAFTAR PUSTAKA

Caroline Edward (2009:64). Mind Mapping untuk Anak Sehat dan Cerdas.Yogyakarta: Wangun Printika.

Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik (2008) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikbud) No.22 Tahun 2006. Jakarta: Kemendikbud.

Samsuri, 2011: 28. Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia

Santoso (2011). Model Pembelajaran Mind Mapping [Online]. Tersedia:https:ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-mindmapping.html[29 Maret 2016]

Sunarso, dkk (2008: 1). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.