Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Problem Based Learning
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PADA SISWA KELAS 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nurul Hidayah
Wasitohadi
Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa indonesia siswa kelas 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tidakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 yang berjumlah 25 siswa. Langkah-langkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meliputi orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, mendukung investigasi kelompok maupun individual, mengembangkan dan menyajikan artefak dan memamerkannya, menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah.Hasil penelitian pada siklus I memiliki presentase ketuntasan mencapai 68%, sedangkan pada sisklus II ketuntasan siswa meningkat mencapai 92%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan, pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 72,4 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 98,8.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 di SD Negeri Selopajang 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Dalam era sekarang ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan, salah satu bentuk pengembangan yang sedang dilaksanakan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah baik melalui sarana prasarana, siswa maupun guru. Salah satu pelajaran SD yang menuntut guru berfikir kreatif adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Banyak siswa menganggap Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang mudah akan tetapi setelah dilakukannya tes masih banyak siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM. Maka guru dituntut untuk dapat memilih media, alat peraga, metode, dan model pembelajaran yang tepat dan efektif.
Terkait dengan model pembelajaran Bahasa Indonesia banyak kecenderungan baru timbul dan berkembang di banyak negara sebagai inovasi model pelajaran, yang diharapkan sesuai dengan tantangan sekarang dan mendatang. Salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning atau dapat disingkat menjadi PBL, yaitu metode pembelajaran yang memusatkan siswa pada masalah yang berkaitan dengan kehidupannya sehingga bermakna bagi siswa.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang definisi PBL, maka perlu dijelaskan pengertian PBL yang merupakan pembelajaran yang penuh makna dalam dunia pendidikan. Menurut Karunia dan Muhammad (2015:43) Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya menjadi lebih tinggi, menyelesaikan masalah serta memperoleh pengetahuan yang baru. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model PBL bagi siswa untuk memecahkan masalah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Maka pembelajaran dengan menggunakan model PBL sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Selopajang 01. Dari hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya guru masih menggunakan metode konvensional. Penerapan PBL dalam pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar dan pemahaman, serta mampu meningkatkan keaktifan siswa kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Hasil Belajar.
Hasil belajar merupakan suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah. Untuk mengetahui perkembangan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar, maka diperlukan adanya evaluasi. Menurut Winarno Srakhmad menyatakan bahwa hasil belajar siswa kebanyakan dari ulangan, ujian, dan tes. Pengertian hasil belajar oleh Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Pengertian hasil belajar itu sendiri menurut Nana Sudjana (2012:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart Kinggsley dalam buku Nana Sudjana, (2010:22) dibedakan menjadi tiga macam kemampuan (hasil belajar) yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengaruhan, (3) Sikap dan cita-cita.
Ahmad Susanto (2013: 5) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu hasil belajar dapat diartikan bahwa anak mencapai hasil belajar jika anak telah mencapai tujuan pembelajaran sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku siswa.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut KTSP 2006 (Depdiknas, 2006: 317), secara mendasar Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Karena itu, standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia harus dikuasai oleh peserta didik, karena standar kompetensi merupakan persyaratan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi peserta didik.
Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping.
Ada beberapa ahli yang menyebutkan pengertian Problem Based Learning (PBL). Menurut Miftahul Huda (2015: 271), PBL merupakan pembelajaran yang dapat diperoleh melalui proses pemahaman akan suatu masalah tersebut di pertemuan pertama dalam proses pembelajaran. Sehingga pusat pembelajaran adalah siswa bukan pada pengajaran guru. Oleh karena itu pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang memberikan masalah pada awal pembelajaran sehingga siswa cenderung lebih aktif dalam pemecahan masalah yang diberikan.
Menurut Mohammad Jauhar (2011: 86), PBL merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa sehingga guru mempunyai menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan kepada siswa dan memfasilitasi penyelidikan serta dialog. Kemudian pembelajaran masalah dirancang dengan adanya pemberian masalah sehingga membantu siswa lebih aktif, kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah.
Dalam model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang erat kaitannya dengan pendekatan kontekstual dimana siswa diberikan masalah autentik sehingga siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kerjasama.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping
Langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Mohammad Jauhar (2012: 88-89) diantaranya:
1. Langkah 1: Melakukan orientasi siswa terhadap masalah
Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan logistik (alat dan bahan) yang diperlukan bagi pemecahan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih siswa dan guru, maupun yang telah dipilih sendiri oleh siswa.
2. Langkah 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan agar relevan dengan penyelesaian masalah.
3. Langkah 3: Mendukung investigasi kelompok maupun individual.
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan eksperimen dan mencari penjelasan dan pemecahan masalahnya.
4. Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan artefak dan memamerkannya.
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan artefak yang sesuai dengan tugas yang diberikan seperti laporan, video, model-model serta membantu mereka saling berbagi satu sama lain terkait hasil karyanya.
5. Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hubungan Model Pembelajaran PBL dengan Hasil Belajar
Hubungan antara Model PBL dan hasil belajar Bahasa Indonesia sangat berkaitan. Sebab PBL adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa itu diberikan masalah dalam situasi yang berorientasi pada masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong siswa dalam berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan baru. Sedangkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah gambaran suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa berupa kemampuan akademis siswa dalam mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang telah diberikan. Dengan menerapkan model pembelajaran PBL dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dimana guru menghubungkan antara materi yang diajarkannya dengan situasai dunia nyata maka hasil belajar Bahasa Indonesia siswa menjadi meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Selopajang 01 Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Peneliti memilih subyek kelas 4 (empat) yang berjumlah 25 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat.Variabel bebas adalah tindakan yang digunakan guru dengan model pembelajaran PBL. Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
Definisi Operasional
a) Model pembelajaran (PBL) merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu siswa diharapkan dapat membangun pengetahuannya sendiri, dengan langkah-langkah berikut: melakukan orientasi siswa terhadap masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, mendukung kelompok investigasi, mengembangkan dan menyajikan dan memamerkannya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah.
b) Hasil belajar Bahasa Indonesia merupakan suatu kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang berupa kemampuan kognitif yang dapat diukur melalui posttest berupa soal pilihan ganda.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terletak di Desa Selopajang Timur Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi 3 tahapan yakni perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dengan jumlah siswa yang terdiri dari 25 siswa 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sebelum dilakukannya penelitian, penulis melakukan observasi pembelajaran terlebih dahulu yang dilaksanakan oleh siswa dan guru SD Negeri Selopajang 01.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran belum efektif karena pembelajaran yang dibawakan oleh guru masih bersifat konvensional yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah dan berpusat kepada guru, siswa hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan banyak siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pembelajaran di depan kelas. Berdasarkan observasi hasil belajar Bahasa Indonesia menunjukkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari data ulangan harian tema 1 diriku yang telah berlangsung, masih banyak hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 yaitu 70. berdasarkan hasil analisis nilai yang diperoleh dari guru diketahui ada 9 dari 25 atau 36% siswa dikatakan tuntas, sedangkan 16 dari 25 atau 64% siswa dikatakan belum tuntas atau dibawah 70.
Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada pertemuan pertama tanggal 31 Juli 2017 dimana pada pertemuan pertama ini membahas materi tentang sikap duduk yang baik saat menulis dan bagaimana memegang pensil dengan benar saat menulis, kemudian dilanjutkan pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 1 Agustus 2017 dengan membahas materi bagaimana menyusun kata berdasarkan gambar dan pertemuan ketiga yaitu pada tanggal 2 Agustus 2017 dengan membahas materi melengkapi kata yang belum lengkap dan mengevaluasi materi yang sudah dipelajari guna untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami pembelajaran. Dari data yang diperoleh dari 25 siswa dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM 70 atau sama dengan KKM adalah 17 siswa dengan persentase 68%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 32%. Dari tiga pertemuan yang dilakukan pada siklus I hasil yang didaptkan sudah mencapai atau melampaui kriteria. Tetapi masih banyak kekurangan yang dilakukan pengajar maupun siswa dalam pembelajaran. Sehingga dari data tersebut maka penelit melakukan perbaikan pada siklus II dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siklus 1.
Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan, sama halnya dengan pelaksanaan siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2017 mempelajari tentang materi membaca permulaan dan bagaimana cara membaca yang baik, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2017 mempelajari tentang materi membaca nyaring suku kata dan kalimat dengan tepat. Selanjutnya pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2017 pada pertemuan ke 3 guru hanya memberikan sedikit materi membaca nyaring dengan menggunakan intonasi yang tepat dan mereview materi sebelumnya pada siklus II selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran. Dari 25 siswa diketahui hasil belajar siswa mengalami peningkatan karena hanya 2 siswa atau 8% yang masih belum tuntas atau dibawah KKM yaitu 70, sedangkan 23 siswa sudah tuntas atau sudah diatas atau sama dengan KKM yaitu 70. Dengan presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 92%.
Hasil Analisis Data
Setelah peneliti melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus II. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Sebelum dilakukan tindakan, presentase ketuntasan siswa hanya 9 atau presentase sebesar 34% siswa yang tuntas, setelah dilakukannnya siklus 1 presentase ketuntasan siswa naik menjadi 68% atau 17 siswa tuntas, dan setelah dilakukannya siklus II presentase ketuntasan siswa kembali naik menjadi 92% atau 23 siswa tuntas.
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 pada Kondisi Awal. Siklus I, dan Siklus II
Ketuntasan |
Nilai |
Prasiklus |
Siklus I |
Siklus II |
||||
Jumlah Siswa |
Presentase (%) |
Jumlah Siswa |
Presentase |
Jumlah siswa |
Presentase |
|||
1 |
Tuntas |
≥ 70 |
9 |
36 % |
17 |
68 % |
23 |
92 % |
2 |
Tidak Tuntas |
< 70 |
16 |
64 % |
8 |
32 % |
2 |
8 % |
Jumlah |
25 |
100 % |
25 |
100 % |
50 |
100 % |
Pembahasan
Pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah menunjukkan keberhasilan ketuntasan siswa sebesar 68% atau 17 siswa yang dinyatakan tuntas karena sudah melampaui KKM yaitu 70. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 36% atau 9 siswa. Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I masih banyak terdapat kekurangan baik dalang pengajar maupus siswa, sehingga dilakukan siklus II untum memperbaiki pembelajaran siklus I.
Berawal dari kelemahan pada siklus I peneliti dan guru kelas memperbaiki kelemahan pada siklus II. Pada siklus II ini setelah dilakukan proses evaluasi pada pertemuan ketiga dari 25 siswa terdapat 23 siswa atau 92% siswa mendapat nilai diatas 70 atau dikatakan tuntas, dan 8% atau 2 siswa dikatakan tidak tuntas. Sehingga dapat dikatakan penelitian ini dianggap berhasil.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas upaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di SD Negeri Selopajang 01 Kecamatan Blado, Kabupaten Batang tahun ajaran 2017/2018. Dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas 1 di SD Negeri Selopajang 01. Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meliputi: melakukan orientasi siswa terhadap masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, mendukung investigasi kelompok maupun individual, mengembangkan dan menyajikan artefak dan memamerkannya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Selopajang 01 dapat dilihat dari hasil belajar Bahasa Indonesia dan jumlah siswa yang tuntas dari striap siklus yang sudah dilakukan.
Daftar Pustaka
Brahim, K.T. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV SD Melalui Pendekatan Penempatan Sumber Daya Alam Hayati Di Lingkungan Sekitar.
Nana Sudjana 2012. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Depdiknas.2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.
Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jauhar, Mohamad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi pustakarya.