PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA

BAGI SISWA KELAS V SDN 2 KEDUNGREJO

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Arif Setiawan

SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui pemanfaatan alat peraga pada siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 24 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan nontes. Pengumpulan data dengan teknik tes diambil dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada skhir siklus. Adapun teknik nontes datanya diambil dari lembar observasi, angket, dan dokumen foto pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran pra siklus, nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 58,75. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70,00 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa (29,17%). Nilai terendah ulangan harian siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 80. Pada siklus I, nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat menjadi 67,08. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I menjadi 13 siswa (54,17%). Nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi meningkat menjadi 90. Pada Siklus II, nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat lagi menjadi 77,08. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus II adalah 21 siswa (83,33%). Nilai terendah adalah 50 sementara nilai tertinggi menjadi 100.

Kata Kunci      : hasil belajar, pesawat sederhana, alat peraga

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

“Setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik” (UU Sisdiknas Bab XII pasal 45 ayat 1). Sarana dan prasana tersebut pada dasarnya adalah media atau yang biasa kita kenal sebagai alat peraga yang digunakan sebagai perantara agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa.

Dikarenakan pemanfaatan alat peraga kurang digunakan secara maksimal, maka pencapaian hasil belajar siswa belum berhasil. Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana didasari kenyataan pada pembelajaran materi pesawat sederhana dituntut adanya sesuatu yang nyata, bukan sekedar konsep-konsep yang abstrak. Oleh sebab itu pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sangat cepat untuk mempermudah membantu siswa memahami materinya. Hal ini pula dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan prestasi dalam mata pembelajaran IPA.

Kenyataan yang ada di lapangan, penggunaan alat peraga belum dibudidayakan, dalam arti tidak semua guru menerapkan alat peraga dalam mengajar. Hal ini disebabkan belum timbulnya kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga dalam kegiatan proses pembelajaran IPA. Di SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora, pada siswa kelas V ketika dilakukan ulangan harian mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana, hasil yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan. Dari 24 siswa kelas V, yang tuntas belajar hanya 7 siswa (29,17%) dengan rata-rata nilai 58,75.

Melihat kondisi di atas, maka diperlukan keterampilan seorang guru untuk memanfaatkan alat peraga agar lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tingkat pemahaman siswa pada materi pelajaran juga meningkat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA BAGI SISWA KELAS V SDN 2 KEDUNGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun 2015/2016?”

Tujuan Penelitian

1.     Mendeskripsikan bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.

2.     Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi pesawat sederhan sebelum dan setelah menggunakan alat peraga

3.     Mendeskripsikan respon siswa dalam pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dan peneliti.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Meningkatnya kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 2 Kedungrejo dengan pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran.

Manfaat Praktis.

       Bagi Siswa: sebagai landasan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.

       Bagi guru: meningkatnya keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alat peraga.

       Bagi Sekolah: dapat dijadikan kebijakan baru yang berhubungan dengan proses pembelajaran guna peningkatan mutu pendidikan.

 

LANDASAN TEORI

Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari kata, “Hasil” dan “Belajar”. Hasil berarti hal yang telah dicapai (Depdikbud, 1999:787). Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, (Depdiknas, 1999:14). Jadi hasil belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang berkembang oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan oleh nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil dalam penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikannya.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga, alat ukur atau teknik penilaian yang digunakan salah satunya adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian tertulis. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan demontrasi yang dilakukan siswa sendiri. Teknik penilaian unjuk kerja dapat menggunakan alat atau instrument seperti daftar sek (check-list) atau skala penilaian (rating scale). Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.

Alat Peraga

Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Hamzah (1981:11) bahwa “Media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif”. Sedangkan yang dimaksud alat peraga menurut Nasution (1985:100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran, (Suhardi, 1978:11). Sejalan dengan itu menurut Sumadi (1975:4) mengemukakan bahwa “Alat peraga atau AVA adalah alat peraga yang memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera”.

Dari penjelasan di atas adalah media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemmpuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta di sekolah dasar, dengan menggunkan metose-metode sains. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam WinataPutra, 2007:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secar tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan pengertian di atas, tujuan pembelajaran IPA adalah untuk membelaki siswa tentang: 1) Pengetahuan alam atau sains; 2) Kemampuan mengindentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah secara kritis berdasarkan prinsip-prinsip sains; 3) Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari sekolah dengan kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan pengetahuan alam; dan 4) Kesadaran sikap mental yang kritis positif dan keterampilan ilmiah terhadap lingkungan hidup

“Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik” (Mulyana, 2003:100). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam yang sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan dan proses sikap ilmiah. Sebagaimana dalam kurikulum 2006 (KTSP) tujuan mata pelajaran IPA diantaranya untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

IPA sebagai hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Melalui pembelajaran IPA, kerja ilmiah seperti melakukan pengamatan, memprediksi, dan keterampilan IPA lainnya serta keterampilan berfikir dapat dilatih kepada peserta didik dalam usaha memberi bekal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya.

Materi Pesawat Sederhana

Untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, kita memerlukan alat bantu. Alat tersebut membuat pekerjaan menjadi ringan. Alat ini dinamakan pesawat sederhana. Memotong kain dengan gunting akan lebih mudah, daripada memotong kain dengan cara menyobek dengan tangan. Begitu pula dengan menggunting kuku dan mencabut paku. Mencabut paku akan lebih mudah jika menggunakan tang.

Gunting dan palu merupakan contoh pesawat sederhana. Hanya dengan tenaga yang kecil, dapat melakukan suatu pekerjaan dengan mudah. Pesawat sederhana ada 4 jenis, yitu pengungkit (tuas), bidang miring, roda, dan katrol.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian landasan teori di atas fungsi pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran IPA adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan mengkongkritkan konsep yang terdapat pada materi pesawat sederhana.

Pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana, siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo masih banyak menemui kendala. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada saat dilakukan ulangan harian hasilnya masih belum memuaskan.

Dengan menggunakan alat peraga sebagai sarana mengkonkritkan konsep pesawat sederhana akan membuat siswa semakin mudah dalam memahami materi pelajaran. Dengan kata lain, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA dapat memperbesar minat dan perhatian siswa sehingga hasil belajarnya meningkat.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun 2015/2016.”

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V sejumlah 24 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 selama 4 bulan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2016.

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam melakukan pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Oleh karena itu peneliti menggunakan instrumen berupa tes, observasi, dan angket.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama perencanaan, tahap kedua adalah pelaksanaan, tahap ketiga melakukan observasi, dan tahap keempat melakukan refleksi. Sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian perlu ditetapkan indikator keberhasilan penelitian. Penelitian yang dilakukan dikatakan berhasil apabila pada kondisi akhir minimal 80% siswa tuntas belajar dengan KKM 70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

            Data hasil belajar kondisi awal siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo pada pembelajaran IPA materi peswawat sederhana dapat disajikan dalam tabel ketuntasan belajar dan tabel rekapitulasi nilai ulangan kondisi awal berikut ini:

Tabel Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No

Hasil Tes akhir

Jumlah

Persentase

1

Siswa yang tuntas

7

29,17%

2

Siswa yang tidak tuntas

17

70,83%

 

Tabel Rekapitulasi Nilai Ulangan Kondisi Awal

No

Nilai

Jumlah

Persentase

1

40

3

12,50%

2

50

8

33,33%

3

60

6

25,00%

4

70

3

12,50%

5

80

4

16,67%

Rata-rata

58,75

100%

 

Tabel hasil belajar kondisi awal menunjukkan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa (29,17%). Rata-rata nilai ulangan pada kondisi awal adalah 58,75.

 

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Data hasil ulangan siswa pada akhir siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel Ketuntasan Belajar Siklus I

No

Hasil Tes akhir

Jumlah

Persentase

1

Siswa yang tuntas

13

54,17%

2

Siswa yang tidak tuntas

11

45,83%

 

Tabel Rekapitulasi Nilai Ulangan Siklus I

No

Nilai

Jumlah

Persentase

1

40

1

4,17%

2

50

3

12,50%

3

60

7

29,17%

4

70

6

25,00%

5

80

5

20,83%

6

90

2

8,33%

Rata-rata

67,08

100%

 

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada bulan April 2014. Hasil belajar yang diamati adalah yang tuntas dan yang tidak tuntas. Untuk memperjelas data hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Ketuntasan Belajar Siklus II

No

Hasil Tes akhir

Jumlah

Persentase

1

Siswa yang tuntas

20

83,33%

2

Siswa yang tidak tuntas

4

16,67%

 

Tabel Rekapitulasi Nilai Ulangan Siklus II

No

Nilai

Jumlah

Persentase

1

50

1

4,17%

2

60

3

12,50%

3

70

7

29,17%

4

80

6

25,00%

5

90

5

20,83%

6

100

2

8,33%

Rata-rata

77,08

100%

 

 

Pembahasan

Dari dua siklus tindakan yang telah dilakukan, hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa pada pelajaran IPA pada materi pesawat sederhana masih rendah, hanya mencapai 58,75 dengan ketuntsan belajar hanya sebesar 29,17% (7 siswa dari 24 siswa).

Pada siklus I, sudah memberikan perubahan dibandingkan kondisi awal. Dengan alat peraga siswa terbantu dalam proses belajar dan tidak hanya dibayangkan jenis-jenis dan cara kerja pesawat sederhana. Hasil yang diperoleh pada siklus I ini sudah cukup memuaskan karena dari 24 orang siswa, yang tuntas sebanyak 13 orang siswa (54,17%) sedangkan nilai rata-rata nya hanya 67,08.

Pada siklus II, hasil belajar siswa sangat mengembirakan karena 20 dari 24 siswa sudah tuntas hasil belajarnya atau (83,33%) dengan nilai rata-rata tes siswa mencapai 77,08. Hal ini terlihat jelas dari siswa saat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan mendemonstrasikan alat peraga. Peneliti lebih banyak mengadakan bimbingan dan berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa. Dari wajah siswa terpancar bahwa mereka senang dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap optimis dari siswa terlihat, dari cara mereka berebut untuk menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan mereka sudah mulai paham dengan materi yang disajikan oleh peneliti. Pada saat ulangan harian dilaksanakan mereka bekerja dengan tenang dan penuh percaya diri, namun masih ada bebarapa orang siswa yang tidak tuntas menjawab pertanyaan. Pada siklus II ini terbukti, bahwa hasil belajar siswa meningkat mencapai hasil yang diharapkan dengan menggunakan alat peraga. Melalui alat peraga ini siswa dapat belajar lebih optimal melalui tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui pemanfaatan alat peraga yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 2 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun 2015/2016 dari 58,17% siswa tuntas belajar pada kondisi awal menjadi 83,33% siswa tuntas belajar pada kondisi akhir.

Saran

1.     Dengan keberhasilan penelitian ini disarankan kepada guru untuk lebih sering memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA dengan harapan konsep-konsep yang abstrak dapat dikonkritkan dengan penggunaan alat peraga sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.

2.     Seluruh siswa hendaknya lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran dengan tujuan agar materi yang dipelajari lebih cepat untuk dipahami.

3.     Kepada pihak sekolah, khususnya kepala sekolah diharapkan untuk selalu memberikan dukungan kepada guru yang berusaha menyelesaikan masalah pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Amir, H. 1981. Media Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar: Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1985. Alat Peraga dalam Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Suhardi. 1978. Media Pembelajaran AVA. Depok:Arya Duta

Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003. 2005. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: CV. Nuansa Aulia

Winataputra, S. Udin,dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Universitas Terbuka