Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Larutan Elektrolit
PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT
MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA.1
MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Hadi Mulyanto
Guru Kimia MAN Salatiga
ABSTRAK
Dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut peran guru terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa dapat diukur melalui indicator yang merupakan penjabaran Kompetensi Dasar dan diwujudkan dalam pengalaman belajar pada proses pembelajaran. Pengalaman belajar dapat diartikan sebagai interaksi antara guru-siswa dengan materi ajar. Seiring dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat suatu pendekatan pembelajaran yang dianggap relevan salah satunya adalah menggunakan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman konsep materi ajar diasumsikan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Permasalahan yang dimaksud berkaitan erat dengan pengalaman belajar yang semestinya dimiliki siswa yaitu pemahaman konsep. Tindakan dilakukan terhadap siswa Kelas XI IPA.1 MA Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai subyek dalam pemahaman konsep larutan elektrolit. Dilakukan tindakan dalam satu materi ajar. Selama proses pembelajaran dilakukan pengamatan dan dilakukan penilaian terhadap siswa dengan ulangan harian. Berdasarkan hasil analisis data yang ada, ternyata hasil tindakan menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit. Rata-rata setiap aspek pengamatan yang terdiri dari membantu mengembangkan sikap positif pada diri siswa, bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa, menunjukkan pemahaman konsep larutan elektrolit dalam pembelajaran, dan mengelola interaksi perilaku di dalam kelas termasuk kategori baik dan sangat baik sebesar 3,54 dan 4,00. Nilai ulangan yang diperoleh siswa termasuk kategori baik sebesar 68,58 dan 77,27. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran merupakan metode alternative yang efektif untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: Penggunaan alat peraga, dan pemahaman konsep larutan elektrolit.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan pembaha-ruan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan per-kembangan kemajuan jaman, terutama dibidang pendidikan yang mutunya masih rendah perlu ditingkatkan.
Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan dasar dan menengah ditengarai karena kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cenderung hanya menghafal, tidak mema-hami esensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi tentang materi pembe-lajaran di dunia nyata. (Standar Nasional Pendidikan, 2005:2)
Dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut peran guru terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Kompetensi yang diharap-kan dikuasai siswa dapat diukur melalui indicator yang merupakan penjabaran Kompetensi Dasar dan di wujudkan dalam pengalaman belajar pada proses pembela-jaran. Pengalaman belajar dapat diartikan sebagai interaksi antara guru-siswa dengan materi ajar.
Dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat suatu pendekatan pembelajaran yang dianggap relevan salah satunya adalah penggunaan alat peraga diasumsikan mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Permasalahan yang dimaksud berkaitan erat dengan pemaham-an konsep yang semestinya dimiliki siswa.
Seorang guru yang menyampaikan materi ajar hanya melalui metode ceramah dan tekstual dimungkinkan siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya. Tetapi pada kenyataannya siswa tidak memahaminya secara mendalam materi ajar yang diterimanya.
Siswa sering memiliki kesulitan untuk memahami suatu materi ajar apabila pengalaman belajar yang diberikan hanya sebatas mendengarkan ceramah guru dan sesuatu yang abstrak. Karena tidak semua materi ajar tepat disajikan melalui metode ceramah.
Siswa terkadang beranggapan bah-wa apa yang mereka pelajari dalam proses pembelajaran tidak ada hubungannya sa-ma sekali dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/ dimanfaatkan dalam kehi-dupannya.
Tentu berbeda jika penyampaian materi ajar yang dilakukan dengan alat peraga sehingga siswa memiliki pengeta-huan dan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Siswa akan mampu mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan penga-laman nyata dalam kehidupan sehari-hari-nya. Karena yang siswa butuhkan adalah bagaimana dapat memahami materi ajar yang berhubungan dengan kehidupannya kemudian mampu menerapkan pengetahu-an yang dimilikinya.
Pada pemahaman konsep larutan elektrolit, sudah sangat jelas bahwa konsep yang harus dikuasai siswa adalah kemam-puan menerapkan konsep dari hasil pembelajaran yang dilakukan. Melalui pemahaman konsep larutan diperlukan suatu proses pengalaman belajar yang tidak hanya sekedar disajikan melalui metode ceramah.
Dengan demikian peran guru da-lam menyediakan dan memberikan penga-laman belajar yang bermakna sangat diperlukan. Bagaimana seseorang guru me-nemukan cara terbaik untuk menyampai-kan materi ajar, sehingga siswa dapat memahami dan mengingatnya lebih lama. Pengalaman belajar yang dimiliki siswa merupakan bagian yang saling berhubung-an dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Sebagai seorang guru dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Dan yang tidak kalah pentingnya bagaimana guru dapat membu-ka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan mampu mengkait-kannya dengan kehidup-an nyata, sehingga dapat membuka berba-gai pintu kesempatan untuk keberhasilan dalam hidupnya. Semua itu merupakan tantangan yang dihadapi guru untuk menyajikan materi ajar dengan lebih bervariasi dan inovatif.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan, penulis berupaya mencari pemecahannya dengan melakukan tindakan kelas yaitu:
“Penggunaan alat peraga untuk meningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit pada mata pelajaran kimia Kelas XI IPA.1 MA Negeri Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2014/2015”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ma-salah tersebut diatas, maka masalah tindakan ini sebagai berikut:
1. Apakah dengan penggunaan alat pera-ga dapat meningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit?
2. Bagaimana guru melaksanakan pembe-lajaran dengan alat peraga dalam meningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit?
Tujuan
Tujuan tindakan ini adalah untuk mengetahui cara alternatif yang efektif meningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit yang dipelajarinya secara interaktif.
Manfaat
Hasil dari tindakan ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi:
1. Siswa, memberikan pengalaman bela-jar yang bermakna pada proses pem-belajaran; membantu siswa mengait-kan materi ajar dengan lingkungan dan kehidupan sehari-harinya; meningkat-kan pemahaman konsep yang harus dikuasai.
2. Guru, memilih metode pembelajaran alternatif yang sesuai; meningkatkan kinerja guru; membudayakan tindakan kelas untuk memecahkan permasa-lahan berkaitan dengan kegiatan pro-ses pembelajaran.
3. Sekolah, meningkatkan mutu pendi-dikan khususnya mata pelajaran kimia di sekolah; memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembela-jaran di sekolah.
KAJIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA
Alat Peraga
Menurut Moch. Uzer Usman (2001: 3), alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau penga-laman konkret dan menuju kepada penga-laman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pembelajaran daripada bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pembe-lajaran.
Siswa akan mendapatkan penga-laman belajar yang bermakna jika siswa tidak sekedar mengetahui, akan tetapi siswa mengalami. Dengan mengalami pada proses pembelajaran siswa memiliki ke-mampuan mengingat jangka panjang yang berguna untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya.
Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengeta-huan yang dimilikinya dengan penerapan-nya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Melalui pendekatan pembelajaran dengan meng-gunakan alat peraga diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Konsep Larutan Elektrolit
Menurut John T. Moore (2008: 177), larutan adalah campuran homogen yang artinya campuran tersebut mempu-nyai komposisi yang sama di bagian mana pun. Sedangkan larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Dalam pembelajaran diperlukan suatu pemahaman konsep antara materi ajar dengan siswa. Pembelajaran dengan pemahaman konsep menggunakan alat peraga dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna (konsepsi). Dalam proses pembelajaran siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat belajar, bagaimana statusnya, dan bagaimana cara mencapainya. Siswa sadar bahwa yang dia pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian siswa memposisikan diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya kelak. Siswa mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menguasainya. Dalam upaya tersebut, siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Tugas guru pada pembelajaran dengan menggunakan alat peraga adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informa-si. Tugas guru dalam pengelolaan kelas merupakan suatu tim yang bekerja bersama siswa untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh siswa dengan cara menemukan sendiri dan bukan dari apa kata guru.
Pendekatan pembelajaran dengan alat peraga dalam pemahaman konsep larutan dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Menjelaskan tentang larutan elektrolit, (2) Zat-zat yang menyusun larut-an, (3) Macam-macam larutan elektrolit, dan (4) Sifat-sifat larutan elektrolit.
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi pembelajaran yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari keje-nuhan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gang-guan siswa serta mencitpakan iklim pem-belajaran yang efektif.
Tinjauan Pustaka
Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran ialah masalah perbedaan individual. Setiap guru me-mahami bahwa tidak semua siswa dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Biasanya perbedaan individu itulah yang lalu dijadikan kambing hitam. Jarang sekali guru menjelaskan bahwa ketidakmampuan siswa dalam belajar itu merupakan akibat dari kelemahan guru dalam pembelajaran.
Menurut Bloom dalam Moch. Uzer Usman (2001:30), jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri pada diri siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian terbesar siswa akan dapat mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu, hendaknya guru mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa secara individual.
Mursell dalam Moch. Uzer Usman (2001:30), mengemukakan perbedaan indi-vidual secara vertikal dan secara kualitatif. Yang dimaksudkan dengan perbedaan vertical adalah intelegensi umum dari siswa itu. Perbedaan kualitatif terletak pada bakat dan minatnya. Maka wajar bila ada siswa yang suka mempelajari atau memperdalam kimia, ekonomi, eletronika dan sebagainya.
Mengingat adanya perbedaan-perbedaan tersebut, maka menganggap sama semua siswa ketika guru mengajar secara klasikal pada hakikatnya kurang sesuai dengan prinsip individualitas ini. Setidak-tidaknya guru harus menyadari bahwa setiap individu siswa memiliki per-bedaan. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari dan memakluminya apabila ada siswa yang cepat menerima dan memahami pelajaran yang diberikannya, atau bahkan sebaliknya ada yang lemah atau lambat dalam menerima pelajaran.
PEMBAHASAN MASALAH
Tindakan yang dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA.1 MA Negeri Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan pembahasan sebagai berikut.
Ide Untuk Pemecahan Masalah
Dilakukan perencanaan tindakan adalah member kesempatan kepada siswa dalam pendekatan pembelajaran penggu-naan alat peraga dalam pemahaman konsep larutan elektrolit dan menyiapkan alat peraga yang digunakan.
Pelaksanaan tindakan dengan ma-teri ajar menjelaskan konsep larutan elek-trolit, mengelola kelas dengan baik, mela-kukan pengamatan dan bimbingan kelom-pok secara merata dan siswa memiliki kesempatan berpartisipasi lebih banyak dalam pembelajaran.
Alternatif Pemecahan Masalah
Pembelajaran dengan mengguna-kan alat peraga akan membantu siswa dalam pemahaman konsep larutan pembe-lajaran kimia. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Hal ini membantu mengembangkan sikap positif pada diri siswa, meliputi: membantu siswa untuk menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri.
Dari hasil pembelajaran dengan menggunakan alat peraga menunjukkan tingkat penguasaan siswa pada materi ajar menjelaskan konsep larutan kimia.
Berdasarkan analisis deskripsi hasil ulangan dan hasil pengamatan yang dilaku-kan seperti pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Analisis Deskripsi Hasil Nilai Ulangan dan Pengamatan
No |
Rentang Nilai |
Rerata Rerata Ulangan |
Kategori |
Rerata Tingkat Pemahaman |
Rerata Skor |
|||
X.1 |
X.2 |
X.1 |
X.2 |
|||||
1 2 3 4 5 |
80 < Nilai < 100 60 < Nilai < 80 40 < Nilai < 60 20 < Nilai < 40 0 < Nilai < 20 |
68,58 |
77,29 |
Amat Baik Baik Cukup Kurang Amat Kurang |
3,54 |
4,00 |
> 4,00 3,19 – 3,99 2,38 – 3,18 1,57 – 2,37 < 1,56 |
|
Tingkat pemahaman siswa terha-dap penguasaan konsep larutan elektrolit dengan sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah penggunaan alat peraga mengalami peningkatan dari 3,54 menjadi 4,00 termasuk kategori amat baik. Sedang nilai ulangan juga mengalami kenaikan dari 68,58 menjadi 77,29 termasuk kategori baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai beri-kut.
1. Pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemaham-an konsep larutan elektrolit.
2. Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga dalam me-ningkatkan pemahaman konsep larutan elektrolit dengan memberikan kesem-patan siswa untuk melakukan sendiri, sehingga siswa betul-betul mengalami sendiri. Dan yang penting dalam pembelajaran siswa merasa nyaman dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tn. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Semarang Press.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: CV. Yrama Widya
Arikunto, Suharsirni, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Anikunto, Suharsjmj. 2002. Prosedur Peneliilan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinekacipta..
Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: 1KW Press.
Depdikbud.2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Djamarah, S. B. & Zain, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.