PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI PASAR IMAJINASI

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIIE SMPN 2 WANADADI

 

Yuli Arisandi

Guru SMP Negeri 2 Wanadadi

 

ABSTRAK

Keaktifan dan keterampilan menulis di SMPN 2 Wanadadi masih rendah,. Best practice ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis bahasa Inggris dengan penggunaan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi. Best practice ini dilaksanakan di Kelas VII E SMPN 2 Wanadadi semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek best practice adalah 24 siswa terdiri dari laki-laki 14 siswa dan perempuan 10 siswa. Data best practice ini adalah data tentang keaktifan dan keterampilan menulis. Teknik Pengumpulan Data melalui metode observasi dan test tertulis. Instrumen pengambilan data dengan lembar pengamatan untuk mengetahui keaktifan dan lembar penilaian untuk keterampilan menulis. Hasil pembelajaran menggunakan model CTL melalui pasar imajinasi diperoleh data keaktifan: 19 siswa atau 79,16 % kategori tinggi, 5 siswa atau 20,83% kategori sedang, 0 siswa keaktifannya kategori rendah. Sedangkan untuk keterampilan menulis 21 siswa atau 87,50 % nilainya sama atau melebihi KKM. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil best practice, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasai dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis bahasa Inggris.

 Kata Kunci: keaktifan, keterampilan menulis, CTL, pasar imajinasi.

 

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di SMP. Menulis (writing) adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa disamping tiga kompetensi yang lain yaitu membaca (reading), berbicara (speaking) dan mendengarkan (listening). Hasil tanya jawab dengan siswa mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran menulis pada siswa kelas VII SMP, siswa banyak mengalami kesulitan dalam menulis suatu teks bahasa Inggris yang baik dan benar. Fakta lain juga menunjukkan bahwa pada umumnya proses pembelajaran menulis teks bahasa Inggris di kelas terjadi dengan pembelajaran tradisional yang menekankan pada kegiatan mencontoh, menyusun, menjawab pertanyaan atau melengkapi teks yang ditulis gurunya kemudian diterjemahkan dan dibahas oleh guru atau siswa mengerjakan tugas menggunakan LKS.

Berdasarkan pengamatan kegiatan pembelajaran menulis bahasa Inggris yang dilakukan, penulis juga menemukan kenyataan bahawa keaktifan dan hasil belajar siswa belum maksimal, meskipun ada siswa aktif dalam proses pembelajaran dan ada siswa yang memperoleh nilai yang tinggi, tetapi masih banyak siswa yang kurang aktif dan hasil belajar yang masih rendah. Jumlah siswa kelas VII E adalah 24 siswa, terdiri dari 14 siswa lakilaki dan 10 siswi perempuan. Hasil observasi awal pada tanggal 1 februari 2017 terlihat jumlah siswa yang keaktifannya rendah 13 siswa atau 54,16%, keaktifan sedang 7 siswa atau 29,16%, keaktifan tinggi 4 siswa atau 16,67%. Secara umum keaktifan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Wanadadi Kelas VIIE kategori rendah.

Dari nilai tes prestasi belajar kondisi awal menunjukkan banyak siswa yang belum tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan KKM yaitu 75 ada 7 siswa dengan ketuntasan belajar 29,16%. Nilai tertinggi 85, nilai terendah 55 dengan rentang nilai 0-100 dengan nilai rata-rata 68,83.

 Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa secara maksimal, baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan hasil observasi kondisi awal yang telah dilaksanakan penulis terhadap siswa dan guru bahasa Inggris SMP Negeri 2 Wanadadi dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam belajar bahasa Inggris sangat rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil bahwa pembelajaran yang disampaikan cenderung dikuasai oleh guru, guru hanya memberikan pengajaran dimana siswa sedikit diberi kesempatan untuk mengembangkan argumennya dan siswa yang tidak mengetahui materi cenderung akan diam dan tidak bertanya, sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja.

Agar segala permasalahan dalam pembelajaran menulis bahasa Inggris bisa diminimalkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai maka diperlukan suatu strategi khusus dari guru bahasa Inggris agar keaktifan siswa dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris lebih tinggi. Upaya membangkitkan kembali keaktifan serta keterampilan menulis siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris diperlukan optimalisasi peran guru bahasa Inggris di dalam kelas. Hendaknya guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien, antara lain dengan pemilihan strategi atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi lingkungan sekolah khususnya kelas.

 Dalam best practice ini, keaktifan dan kemampuan menulis bahasa Inggris siswa terutama teks bacaan shopping list dilakukan dengan model CTL melalui pasar imajinasi. Dengan pembelajaran ini, hasil pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena mereka mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memaknai pengetahuan tersebut. Begitu juga untuk mengaktifkan, memotivasi dan mempermudah proses pembelajaran guru merancanag kegiatan akan berjalan efektif dan efisien.

Rumusan masalah dalam best practice ini adalah: 1) Bagaimana model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi semester II tahun pelajaran 2016/2017?; 2) Bagaimana model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi semester II tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan Best practice ini adalah: 1) untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi semester II tahun pelajaran 2016/2017; 2) untuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa Inggris siswa menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi semester II tahun pelajaran 2016/2017.

 

 

LANDASAN TEORI

Keaktifan

Keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan muridmuridnya untuk aktif jasmani maupun rohani (Sriyono 1992:75). Keaktifan jasmani maupun rohani Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilanketerampilan (Dimyati 2010:45)

Keterampilan Menulis

Moore-hart (2010:1) mengatakan bahwa menulis adalah berkomunikasi, merencanakan, berpikir, berimajinasi, mengingat, mengoleksi informasi, mengakses informasi, menyimpan ide, didalam ingatan. Hal ini sependapat dengan Johnson (2008: 203) bahwa menulis adalah mendapatkan, mengorganisasi dan mengkomunikasikan ide-ide. Sebuah gambaran mengenai menulis menurut Nation (2009:113), bahwa:

Menulis adalah suatu kegiatan yang bisa bermanfaat jika disiapkan bekerja dengan keterampilan yang lain yaitu mendengarkan, berbicara dan membaca. Persiapan ini bisa menjadi mungkin dengan menggunakan kata-kata yang dapat berterima yang akan menjadi penggunaan yang produktif.

Dari pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa menulis termasuk semua keterampilan yang lain didalamnya yaitu: mendengarkan, berbicara dan membaca.Kenyataan ini membuktikan bahwa betapa sukarnya proses menulis. Guru harus memiliki metode, tehnik atau model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga kegiatannya akan menyenangkan dan memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulisnya. Akhirnya keterampilan menulis dalam best practice ini kriteria penilaiannya dapat disimpulkan sebagai berikut: originalitas, kesesuaian isi dan judul, tata bahasa, ejaan, kosa kata dan pengaturan isi atau kerapihan.

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.

Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik yang khas yang membedakannya dengan pendekatan pembelajaran yang lain. (Komalasari. 2011:7) mengidentifikasi beberapa karakteristik pendekatan kontekstual (contextual instruction) sebagai berikut: (1) relies on spatial memory (bersandar pada memori mengenai ruang), (2) typically integrated multiple subjects (mengintegrasikan berbagai subjek mater/disiplin), (3) value of information is based on individual need (nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa), (4) relate information with prior knowledge (menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa), dan (5) authentic assessment through practical application or solving of realistic problem (penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis atau pemecahan masalah nyata).

Pasar Imajinasi

 Pasar adalah tempat orang berjual beli atau tempat penawaran dan permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa. Imajinasi menurut KBBI (2002) adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang atau khayalan (KBBI:2002).

PEMECAHAN MASALAH

Cara yang digunakan untuk memecahkan masalah rendahnya keaktifan dan keterampilan menulis bahasa Inggris adalah menerapkan pembelajaran model CTL melalui pasar imajinasi.

Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi, Semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa yaitu 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan dengan karakteristik siswa memiliki potensi dan kompetensi yang heterogen. SMP Negeri 2 Wanadadi adalah tempat penulis melaksanakan tugas.

Pelaksanaan ini dilakukan pada mata pelajaran bahasa Inggris selama 2 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 02 Februari 2017 dan hari Sabtu tanggal 04 Februari 2017. Setiap satu pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 40 menit)

Kompetensi Dasar: 12.1 Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana (misalnya kartu ucapan selamat, daftar barang, pesan tertulis) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.

Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran meliputi:

 Rencana Tindakan

 Pada bagian ini, penulis melakukan perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis melalui penerapan model pembelajaran pasar imajinasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) menetapkan setting dan waktu pelaksanaan. b) menetapkan materi pembelajaran, yaitu kompetensi dasar: Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana (misalnya kartu ucapan selamat daftar barang, pesan tertulis) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat. c) menyusun rancangan penulisan terdiri dari rancangan pembelajaran dan jurnal kegiatan penulisan. d) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran lengkap dengan lembar kerja siswa, media/alat peraga dan instrumen keterampilan menulis bahasa Inggris. e) menyusun lembar observasi yang meliputi: lembar penilaian keterampilan, menyusun rencana perbaikan pembelajaran,lembar observasi keaktifan, lembar observasi keterampilan melaksanakan pembelajaran, menyusun instrumen proses belajar, menyusun daftar hadir siswa, menyusun deskripsi pelaksanaan, menentukan jadwal pelaksanaan refleksi.

 

 

Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis bahasa Inggris, maka dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi dengan langkah pembelajaran sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan dengan urutan kegiatannya sebagai berikut: a) Guru mengucapkan salam kemudian berdoa bersama dan mengabsen siswa b) Memberikan suasana aktif, mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran c) Apersepsi d) Bertanya jawab tentang pelajaran terakhir yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Inti pada pembelajaran ini meliputi:

Pertemuan I

Guru menunjukkan beberapa gambar barang/ benda, dan menanyakan, “What picture is it?” “Where do you get these things?”, How many do you usually buy books? Kemudian guru menjelaskan bahwa dari gambar tersebut kita akan mempelajari cara membuat daftar belanja sederhana dalam bahasa Inggris sesuai dengan acara/ keperluan/ kegiatannya. Guru menambahkan beberapa benda atau barang yang bisa dibeli di pasar dan memberi contoh teks shopping list dan melakukan arahan Sementara siswa memahami teks shopping list dengan menjawab pertanyaan berdasarkan teks. kemudian guru memberi contoh teks shopping list dan melakukan arahan. Siswa memahami teks shopping list dengan menjawab pertanyaan berdasarkan teks dan

Siswa menanyakan beberapa hal terkait fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang belum dipahami atau yang ingin lebih diketahui dari teks yang diamati/dibaca.Siswa mengklasifikasi tempat dimana harus membeli/ mendapatkan barang atau benda tersebut.Siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok penjual (seller) dan pembeli (buyer), kemudian siswa dengan kelompoknya, membuat teks shopping list untuk kelompok pembeli (buyer) beserta jumlah dan satuannya.Siswa dengan kelompoknya berdiskusi membuat list of items dan list of order untuk kelompok penjual (seller) beserta harganya. Siswa latihan bertransaksi sebagai penjual (seller) dan pembeli (buyer). Kelompok pembeli menempel shopping list di payung, kemudian mengunjungi kelompok penjual untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya masing – masing tentang teks shopping list kedua kelompok saling memberi masukan untuk kesempurnaan teks yang dibuat. Guru memberikan contoh teks shopping list, list of items dan list of order.Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk melakukan perbaikan dari teks yang dibuatnya sesuai dengan contoh dan penjelasan gurunya.Kelompok pembeli presentasi didepan kelas dan menempelkan teks dipayung, kelompok lain menempelkan penilaian dan komentar dipayung. Guru melakukan penilaian hasil tulisan shopping list dan list items yang tertempel di payung dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

Pertemuan II

Guru mengingatkan lagi materi yang dipelajari di pertemuan selumnya..Guru menambahkan beberapa benda atau barang yang bisa dibeli di pasar. Guru mengulang hasil refleksi dan melakukan arahan.Siswa melakukan perbaikan dan penyempurnaan dari teks yang dibuat.Siswa menanyakan beberapa hal terkait kesulitan didalam pembuatan teks dan saat melakukan transaksi.

Karena dengan kelompok besar kurang efektif maka uguru membuat kelompok yang lebih kecil yaitu: kelompok penjual dibagi 3: Grocery, Green grocer and stationary. Dan kelompok pembeli dibagi 3 yaitu kelompok: Back to School, Birthday Party and Dinner. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok dan melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik dalam penulisan teks maupun saat transaksi.Kelompok pembeli menempel shopping list di payung, kemudian mengunjungi kelompok penjual (seller) untuk melakukan transaksi jual beli, kedua kelompok saling memberi masukan untuk kesempurnaan teks yang dibuat.Guru memberikan contoh teks shopping list, list of items dan list of order dan cara bertransaksi yang baik. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya kelompok pembeli membuat shopping list dan kelompok penjual membuat list of items yang di jual.Guru melakukan penilaian hasil tulisan shopping list yang tertempel di payung dan keaktifan siswa dinilai selama proses pembelajaran.

Kegiatan Penutup

Siswa menyimpulkan tentang teks shopping list yang telah mereka pelajari bersama– sama dengan guru. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.Guru memberi tugas terstruktur berupa membuat teks shopping list untuk kelompok pembeli dan list of items untuk kelompok penjual.

 Pada Best Practice ini yang menjadi hambatan a) pengaturan waktu saat bertransaksi b) Suasana kelas nampak gaduh karena pembelajaran tidak hanya menggunkan keterampilan menulis saja tapi siswa juga menggunakan keterampilan berbicara saat bertransaksi c) Untuk hasil tulisan, Sebagian siswa masih menuliskan kosa kata dalam ejaan yang belum benar kemudian belum tepat dalam pemilihan kata (diction). dan yang menjadi pendukung:a) Pembelajaran ini merupakan inovasi yang ditunggu oleh siswa karena pembelajaran yang tidak biasa ini membuang kejenuhan dibanding pembelajaran searah yang dilakukan secara konvensional b) Kepala sekolah dan guru sangat mendukung sebuah inovasi yang dapat meningkatkan kemampuan siswanya baik dalam bidang akademik dan non akademik c) Ide pembelajaran ini adalah mengenai kegiatan sehari-hari di pasar sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d) Media dalam pembelajaran ini mudah didapat dan sangat murah.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pelaksanaan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, mengetahui seberapa besar ketrampilan menulis siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, data yang digunakan analisis pelaksanaan ini berupa skor pengamatan dan diinterpretasikan dalam analisis kualitatif berupa tinggi, sedang dan rendah. Hasil analisis tes diperoleh skor tertinggi, skor terendah, rerata dan ketuntasan belajar siswa. Setelah melaksanakan pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Data Keaktifan Siswa

Data tentang keaktifan diambil setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi, lembar pengamatan indikator keaktifan dalam melaksanakan model pembelajaran pasar imajinasi instrumen datanya berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 4 indikator yaitu: a) memperhatikan guru dalam proses pembelajaran; b). bertanya dan mengeluarkan ide; c) melatih diri dalam memecahkan masalah; d) menerapkan apa yang diperolehnya. Dari data diperoleh keaktifan skor 1 kategori rendah, keaktifan skor 23 kategori sedang , keaktifan skor 4 kategori tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan, keaktifan belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut: skor tinggi 19 siswa 79,16%, skor sedang 5 siswa 20,83% dan skor rendah 0 siswa 0% , skor rerata 3,58 atau ketegori tinggi.

 Data Prestasi Belajar

Setelah pembelajaran berlangsung selama 2 kali pertemuan maka dilakukan tes ketrampilan menulis mata pelajaran Bahasa Inggris. Hasil tes prestasi ketrampilan Menulis Bahasa Inggris diperoleh hasil sebagai berikut: nilai tertinggi 95, nilai terendah 60, nilai rerata 79,33 modus nilai 80. Masih ada 3 siswa (12,5%) yang mendapat nilai di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM). Hasil analisis tes prestasi belajar Bahasa Inggris, diperoleh rerata 79,33 nilai tertinggi 95 nilai terendah 60 modus 80 ketuntasan belajar 87,50%.

Pembahasan

Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi, keaktifan tinggi hanya 29, 16% atau 7 siswa dari 24 siswa. Situasi pembelajaran Bahasa Inggris, siswa tidak aktif, dan kurang berminat dalam belajar, guru menggunakan metode konvensional atau ceramah, situasi kelas pasif

Perbandingan hasil pelaksanaan kondisi awal dan setelah pembelajaran setelah dilakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1 Perbandingan Keaktifan Kondisi Awal dengan Kondisi Setelah Pembelajaran

No

Keaktifan

Kondisi Awal

Setelah Pembelajaran

1

Tinggi

4

19

2

Sedang

7

5

3

Rendah

13

0

 

Berdasarkan data di atas ada kenaikan keaktifan yang tinggi dari 4 siswa menjadi 19 siswa atau 79,16 %, keaktifan yang sedang pada kondisi awal terdapat 7 siswa, setelah pembelajaran menggunakan model pasar imajinasi dengan media payung berkunjung menjadi 5 siswa atau 20,83 % sedangkan keaktifan yang rendah ada penurunan yang sangat tinggi yaitu dari 13 siswa menjadi tak satupun siswa yang tingkat keaktifannya rendah.

Pada kondisi awal prestasi keterampilan menulis masih rendah. Nilai rata-rata baru mencapai 68,83. Kondisi ini memprihatinkan dalam proses pembelajaran yang berakibat sangatlah sulit dalam pengelolaan belajar mengajar. Melalui pengamatan awal, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi. Perbandingan hasil pelaksanaan kondisi awal dan setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi dan test prestasi ketrampilan menulis, diperoleh data sebagai berikut:

 

 

Tabel 2 Perbandingan Prestasi Belajar kondisi awal dan Setelah Pembelajaran

No

Prestasi belajar

Kondisi Awal

Setelah Pembelajaran

1

Nilai tertinggi

85

95

2

Nilai terendah

55

60

3

Nilai rata-rata

68,83

79,33

4

Ketuntasan Belajar

29, 16%

87,50

 

Pada tabel di atas terlihat sebelum penerapan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi nilai tertinggi pada keterampilan menulis tertinggi siswa yaitu 85, nilai terendah 55 dan nilai rata–rata 68,83 dengan ketuntasan belajar 29,16 %. Setelah pembelajaran model pembelajaran pasar imajinasi terdapat kenaikan yang sangat tinggi yaitu nilai tertinggi pada ketrampilan menulis tertinggi siswa yaitu 95, nilai terendah 60 dan nilai rata–rata 79,33 dengan ketuntasan belajar 87, 50 %

Berkat intervensi dengan penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi maka keaktifan, dan prestasi ketrampilan menulis ada kenaikan. Hal ini disebabkan model pembelajaran pasar imajinasi, kondisi siswa menjadi a) menjadi lebih aktif dalam pembelajaran b) siswa lebih aktif. c) siswa aktif dalam melakasanakan pembelajaran, d) tekun melaksanakan tugas, e) situasi kelas menjadi lebih hidup dan suasana pembelajaran menyenangkan, hal ini sesuai karakteristik pembelajaran CTL, (Komalasari: 7) mengidentifikasi beberapa karakteristik pendekatan kontekstual (contextual instruction) sebagai berikut: (1) relies on spatial memory (bersandar pada memori mengenai ruang), (2) typically integrated multiple subjects (mengintegrasikan berbagai subjek mater/disiplin), (3) value of information is based on individual need (nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa), (4) relate information with prior knowledge (menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa), dan (5) authentic assessment through practical application or solving of realistic problem (penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis atau pemecahan masalah nyata).

Dalam proses belajar mengajar, dengan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses sesuai situaasi yang sebenarnya. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, atau mencoba mempraktikan, dan melibatkan siswa dalam pembalajaran.

Melalui pendidikan Bahasa Inggris diharapkan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Bahasa Inggris yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehudupan sehari-hari, mengembangkan rasa keaktifan, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang ada hubungan yang saling mempengaruhi dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa karena sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan pembelajaran model pembelajaran pasar imajinasi pada teks shopping list pada siswa Kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi, ini menunjukkan adanya prestasi ketrampilan menulis yang meningkat, hal ini disebabkan adanya pengalaman yang menyenangkan karena siswa mengalami langsung dalam melaksanakan praktik berbicara Bahasa Inggris dan berjual beli sesuai dengan karakteristik pembelajaran model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi.

Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran pasar imajinasi menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan keaktifan tinggi mencapai 79, 33% atau 19 siswa dan prestasi belajar ketrampilan menulis yang dicapai siswa adalah 87,50 % yang mencapai dan melampaui batas KKM. Sementara indikator keberhasilan adalah 75% sehingga sudah berhasil di atas indikator keberhasilan. Berdasarkan data tersebut maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL melaui pasar imajinasi dikatakan sangat sukses dan menjadi pengalaman yang terbaik buat penulis karena semua indikator sudah tercapai.

Penerapan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi berdampak perubahan situasi kelas dan siswa. Perubahan kondisi siswa antara lain dari keaktifan rendah dalam belajar menjadi keaktifan tinggi, siswa lebih aktif dalam belajar, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, kondisi kelas lebih hidup dan menyenangkan.

Kelebihan penerapan model pembelajaran pasar imajinasi dalam pembelajaran Bahasa Inggris antara lain: 1) membuat siswa lebih aktif, 2) merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan trobosan baru dalam memecahkan masalah.3) meningkatkan keaktifan belajar.

Dalam proses belajar mengajar, dengan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi , siswa aktif dan diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses sesuai situasi yang sebenarnya. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, atau mencoba mempraktikan, dan melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Sriyono (1992:75) yang menyatakan bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan siswa untuk aktif jasmani maupun rohani.

Dari uraian di atas maka dapat diperoleh hasil pelaksanaan bahwa penerapan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi dengan media payung berkunjung dapat meningkatkan keaktifan yang tinggi dari 16,67% atau 4 siswa pada kondisi awal, menjadi 79,16% atau 19 siswa setelah pembelajaran, dapat meningkatkan prestasi ketrampilan menulis rata-rata 68,83 pada kondisi awal menjadi 79,33. Setelah pembelajaran, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 29,16% atau 7 siswa menjadi 87,50 % atau 21 siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penggunaan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi, dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi semester II Tahun pelajaran 2016/2017 dari keaktifan belajar pada kondisi awal, keaktifan kategori tinggi tinggi 4 siswa atau 16,67% menjadi 21 siswa atau 87,50% setelah pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi. 2) Penggunaan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi, dapat meningkatkan keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Wanadadi khususnya materi shopping list semester II Tahun pelajaran 2016/2017 dari kondisi awal rerata 68,33 menjadi 79,33 setelah pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi.

 

Saran

 Berdasarkan simpulan di atas dapat disarankan: siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran agar keterampilan menulis bahasa inggris meningkat dan Guru dapat menggunakan model pembelajaran CTL melalui pasar imajinasi untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis bahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati.2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud.

Izzan, Ahmad.2010. Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris. Bandung. Humaniora

 Johnson, A.P. 2008. Teaching Reading and Writing: A Guide Book for Tutoring and Remidiating Students. New York: Rowman and Littlefield Education.

Kumalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama.

Moore-hart, M.A. 2010. Teaching Writing in Diverse Classroom K-8: Enhancing Writing Through Literature, Real-Life Experiences, and Technology. USA: Pearson Education, Inc.

Nation, I.S.P. 2009. Teaching ESL/EFL Reading and Writing. New York: Routledge, Taylor and Francis.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta.