Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENGGUNAAN METODE DISKUSI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 007 TEMBILAHAN HILIR
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SY. Nurhayati
SD Negeri 007 Tembilahan Hilir
ABSTRAK
Pendidikan dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pembelajaran merupakan wujud dari pelaksanaan pendidikan. Gagne, Briggs, dan Wager (1992) dalam Udin S. Winataputra (2007:1.19) berpendapat bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir dalam memahami konsep bagian-bagian akar tumbuhan masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Hambatan dapat berasal dari guru dan siswa itu sendiri. Hambatan dari guru antara lain guru menggunakan metode secara monoton. Guru kurang memahami metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih metode, teknik, maupun model pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sedang hambatan dari siswa antara lain: motivasi belajar siswa rendah; kreatifitas siswa dalam pembelajaran masih kurang.Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami konsep bagian-bagian akar dan fungsinya perlu menggunakan “Metode Diskusiâ€. Dengan menggunakan â€Metode Diskusi†kemampuan siswa dalam memahami konsep bagian-bagian akar dan fungsinya diharapkan dapat meningkat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan memberikan sumbangan informasi dan pemikiran tentang bagaimana â€Metode Diskusi†digunakan dalam pembelajaran bagian-bagian akar dan fungsinya. Selain itu juga untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA. Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar yang lebih berkualitas maka perlu menggunakan “Metode Diskusi†dalam pembelajaran bagian-bagian akar dan fungsinya.
Kata Kunci: metode diskusi, hasil belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pembelajaran merupan satu kesatuan yang saling terkait. Pembelajaran merupakan wujud dari pelaksanaan pendidikan. Gagne, Briggs, dan Wager (1992) dalam Udin S. Winataputra (2007:1.19) berpendapat bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara pada pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dalam Udin S. Winataputra (2007:1.21) menyebutkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lingkungan belajar dimaksud adalah pendidikan formal yang merupakan suatu tempat untuk membantu siswa dalam mengembangkan dirinya, sehingga lahirlah putra-putra bangsa yang dalam jiwanya tertanam perpaduan nilai antara intelektual, etika dan kepribadian bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Namun demikian isu yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya.
Demikian halnya di SD Negeri 007 Tembilahan Hilir, Mata Pelajaran IPA yang sudah diberikan di kelas IV, pada konsep bagian-bagian akar tumbuhan hasil belajar siswa perlu ada peningkatan lagi. Padahal hasil belajar merupakan wujud prestasi yang dicapai oleh siswa. Hal ini perlu segera ditangani dengan seksama dengan mengadakan perbaikan seperlunya karena menurut W.S Winkel (1984: 75) menyebutkan bahwa prestasi adalah bukti suatu keberhasilan usaha yang dicapai. Secara khusus faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa adalah: media pembelajaran yang kurang lengkap, penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat , siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kepedulian orang tua terhadap anak di rumah kurang, kurangnya melaksanakan percobaan dan demonstrasi, sarana dan prasarana yang kurang mendukung serta metode pembelajaran yang kurang tepat.
Dari permasalahan yang ada penggunaan metode pembelajaran merupakan prioritas yang utama yang harus diperbaiki. Metode diskusi dipilih dengan pertimbangan metode ini akan membangkitkan semangat siswa dengan cara siswa belajar dengan temannya yang merupakan tutor sebaya. Disamping itu siswa akan terbiasa berfikir kritis, kreatif dan mampu berpendapat sehingga dapat meningkatkan pemahamannya. Dengan memperhatikan hal di atas, maka penerapan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA konsep bagian-bagian akar tumbuhan pada siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir tahun 2017/2018.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka dapat dikemukan rumusan masalahnya sebagai berikut “ Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir tahun 2017/2018?â€.
Tujuan Penelitian
Menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir tahun pelajaran 2017/2018.
Manfaat
A. Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan referensi untuk kegiatan yang sama.
2. Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa.
a. Meningkatkan prestasinya khususnya konsep bagian tubuh tumbuhan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Lebih kreatif, menarik dan bermakna.
c. Mendapat pengalaman yang berharga dengan berani berpendapat.
2. Bagi Guru.
a. Sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran guna mencapai ketuntasan belajar bagi siswa.
b. Dapat menghidupkan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
c. Mendapat kepuasan dari hasil belajar siswa yang meningkat.
d. Mendapat pengalaman yang dalam situasi pembelajaran yang berbeda.
3. Bagi Sekolah.
a. Meningkatkan prestasi belajar pada tingkat sekolah.
b. Target standar ketuntasan minimal dapat tercapai.
c. Menjadi daya tarik bagi calon siswa baru yang akan masuk pada sekolah.
d. Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru khususnya dalam pembelajaran IPA.
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Pengertian belajar menurut Ngalim Purwanto (1990:85) mengatakan bahwa belajar adalah merupakan suatu perubahan tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Sedangkan Udin S. Winataputra (2007: 1.9) mengemukakan bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan pengetahuaan saja tetapi juga meliputi seluruh kemampuan siswa.
Selanjutnya pengertian hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 343) adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb.) oleh usaha. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan nilai yang dipengaruhi oleh factor dari dalam maupun dari luar individu kearah perubahanyang lebih baik atau yang lebih maju. Menurut Ngalim Purwanto (1990: 102) factor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 2, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Gagne (1985) dalam Udin S. Winataputra (2007 1.9-1.11) mengemukakan jenis belajar meliputi delapan jenis yaitu belajar isyarat, belajar stimulus-respon, belajar rangkaian, belajar asosiasi verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar hukum dan belajar pemecahan masalah.
Metode Diskusi
Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 652) adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dsb.; cara kerja yang bersistim untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 238) diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah cara yang teratur yang bersifat umum dalam rangka bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah yang sedang dihadapi.
Menurut Sri Anitah W. (2008: 5.20) metode diskusi digunakan dalam rangka pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang didalamnya melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau permasalahan. Kegiatan diskusi ini dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil (3-7 peserta) kelompok sedang (8-12) peserta kelompok besar (13-40) peserta. Ataupun diskusi kelas.
Adapun karakteristik penerapan metode diskusimenurut Sri Anitah W. (2008: 5.21) adalah bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota kelompok dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaituorang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah kepada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing, fasilitator, atau motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. Aktivitas siswa harus dibimbing, dan diterapkan cara berfkir yang sistematik dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kurikulum KTSP (2006: 486) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Leo Sutrisno (2007: 1.19) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (concret) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi Ipa mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).
Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dalam kegiatan pembelajaran IPA bahwa di temui hasil belajar IPA siswa rendah, oleh karena itu guru menerapkan suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan yaitu metode diskusi. Dengan metode diskusi siswa akan menjadi aktif dan kreatif, pengalaman siswa bertambah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.Sedangkan kalau tidak dengan menerapkan metode pembelajaran, siswa menjadi pasif dan bosan, kemampuan anak berkurang, tujuan pembelajaran kurang sehingga hasil belajar kurang tercapai dengan baik.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis dapat merumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut:
“Dengan menggunakan metode diskusi diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir Tahun 2017/2018â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan SDN 007 Tembilahan Hilir terletak di Jalan Bunga II Tembilahan Hilir Kecamatan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau.
Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian selama 4 bulan yaitu mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2017.
Subyek Penelitian Dan Objek Penelitian
Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir, Tahun Pelajaran 2017/2018 Semester I dengan jumlah siswa 28 anak.
Obyek penelitian yaitu penggunaan metode diskusi untuk pembelajaran konsep bagian-bagian akar dan fungsinya mata pelajaran IPA.
Teknik Pengumpulan Data
ObservasI
Dilakukan oleh guru (peneliti) selama proses pembelajaran berlangsung dengan dibantu teman sejawat. Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui sejauh mana antusias siswa mengikuti proses pembelajaran.
Wawancara
Dilakukan oleh guru (peneliti) selama pembelajaran berlangsung. Dilakukan oleh guru dengan teman sejawat setelah selesai pembelajaran.
Dokumen
Diperoleh guru (peneliti) dari LKS, lembar pengamatan, porto polio, dan daftar nilai harian.
Tes
Dibuat oleh guru (peneliti) untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Teknik Analisis Data
Analisa data dimulai dengan meneliti data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu; angket, wawancara, observasi, dan lembar pengamatan yang telah dicatat, dilaporkan serta didokumentasikan, termasuk tes, porto folio, dan daftar nilai harian (nilai pengamatan,nilai tugas, nilai pekerjaan rumah, nilai formatif). Sedangkan teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang memiliki tiga komponen yaitu: sajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.
Prosedur Penelitian
Prosedur/langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk siklus I telah selesai dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2017. Pada siklus I ini guru menerapakan metode diskusi kelompok agar siswa dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan. Pada pelaksanaan tindakan, guru (peneliti)menyampaikan materi bagian bagian akar dan fungsinya. Pada proses pembelajaran atau dalam kegiatan inti siswa di bagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi mengerjakan lembar kerja siswa. Berdasarkan hasil pengamatan , proses pembelajaran sudah cukup baik. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga aktif bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami. Sehingga interkasi antara guru dan siswa terjalin sangat baik. Lembar Kerja Siswa dan lembar evaluasi dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa juga aktif bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami. Sehingga interkasi antara guru dan siswa terjalin sangat baik. Lembar Kerja Siswa dan lembar evaluasi dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil nilai siklus I pada tabel 1, bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 70 ada 20 anak. Jadi, jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran 20 anak (71.43%) sedangkan yang belum tuntas ada delapan anak (28.57%) dengan rata-rata nilai siswa 72.85, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.
Tabel 1. Hasil nilai siklus I
Kelompok |
Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase |
A |
85 – 150 |
4 |
14.28% |
B |
70 – 84 |
16 |
57.14% |
C |
< 70 |
8 |
28.58% |
Jumlah |
28 |
|
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi dan evaluasi pembelajaran IPA untuk kompetensi dasar bagian-bagian akar pada tumbuhan sudah ada peningkatan di beberapa hal, yaitu siswa merasa senang untuk belajar IPA, siswa lebih aktif didalam belajar, siswa antusias dan tidak ada yang mengantuk, siswa tidak bosan didalam belajar, dan siswa dapat mengamati langsung yang dipelajari yaitu tentang bagian-bagian akar pada tumbuhan.
Siklus II
Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 telah dilaksanakan pada tanggal 6 September 2017 langkah- langkah yang ditempuh pada siklus 2 hampir sama dengan langkah-langkah pada siklus 1. Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah diperbaiki, mengenai penggunaan metode diskusi kelompok pemilihan alat atau media pembelajaran dan alokasi waktu. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran pada siklus 2 ini lebih baik dari pada proses pembelajaran pada siklus 1. di dalam melakukan diskusi kelompok semua siswa lebih aktif dan tidak ada lagi siswa yang pasif. Media pembelajaran yang disiapkan guru sudah memadai sesuai dengan materi. Kegiatan pembelajaran sangat lancar dan tertib, semua siswa dapat mengamati akar tumbuhan dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya.
Tabel 2 Hasil nilai siklus II
Kelompok |
Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase |
A |
85 – 150 |
10 |
35.71% |
B |
70 – 84 |
17 |
60,72% |
C |
< 70 |
1 |
3,57% |
Jumlah |
28 |
100% |
Berdasarkan tabel 2 hasil nilai siklus II, bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas ada 27 anak (96,43%) dan yang belum tuntas ada 1 anak (3,57%) dengan rata-rata nilai siswa 81,42, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi pada pelajaran IPA dengan materi pokok bagian-bagian akar pada tumbuhan sudah ada peningkatan lagi, diantaranya: siswa lebih semangat dalam pembelajaran, siswa lebih kreatif karena didukung alat peraga yang memadai, semua siswa aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak bosan dan tidak mengantuk, dan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tepat waktu.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 007 Tembilahan Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.
Melalui metode diskusi akan membangkitkan semangat belajar siswa. Proses pembelajaran akan lebih kreatif karena semua siswa dapat mengutarakan pendapatnya, siswa akan lebih aktif dan tidak merasa bosan.Sehingga dengan menggunakan metode diskusi proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, aktif, kreatif dan tidak membosankan sehingga dengan menggunakan metode diskusi hasil belajar siswa dapat meningkat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberi beberapa saran yang sebaiknya dilaksanakan oleh guru, siswa, maupun sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu:
A. Bagi guru:
1. Guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
2. Guru dapat menggunakan alat peraga semaksimal mungkin sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Guru membantu siswa menggunakan alat peraga.
4. Guru selalu membangkitkan motivasi siswa.
5. Guru dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran.
6. Guru mau melakukan sharing dengan teman sejawat.
7. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi walaupun dalam bentuk pujian.
B. Bagi Siswa:
1. Siswa harus selalu semangat untuk belajar.
2. Siswa jangan takut belajar IPA karena mempelajari IPA sangat menyenangkan.
3. Siswa harus aktif dalam mengikuti pembelajaran.
4. Siswa hendaknya menggunakan alat peraga yang benar.
5. Siswa mau mengemukakan pendapat waktu diskusi kelompok.
6. Siswa supaya berani bertanya waktu mengalami kesulitan atau ada hal yang belum dipahami.
C. Bagi Sekolah:
1. Sekolah supaya memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan guru untuk memperlancar proses pembelajaran.
2. Sekolah hendaknya selalu memberikan dukungan kepada guru untuk melaksanakan inovasi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan provesinya penelitian, penataran ataupun mengikuti KKG.
DAFTAR PUSTAKA
Din Wahyudin. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hera Lestari Mikarsa. (2007). Pendidikan Anak DI SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
IGK Wardani, dkk, (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1995). Jakarta: Balai Pustaka.
Leo Sutrisno , Krisnadi Hery, Kartono (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Depdiknas
Ngalim Purwanto. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
Sri Anitah, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.