Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Dengan Metode Pair Check
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI
SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA
PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN METODE PAIR CHECK
SISWA KELAS III SDN 007 TEMBILAHAN HILIR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sang Ayu Made Herlita
SD Negeri 007 Tembilahan Hilir
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini berdasarkan pada saat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada hasil belajar dengan materi sumber energi dan kegunaannya kurang memenuhi KKM dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak efektif dan variatif. Dengan penerapan metode pair check melalui penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sumber energi dan kegunaannya pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir.Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan metode pembelajaran pair check pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir; 2) Bagaimana peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaanya dengan menggunakan metode pair check di SD Negeri 007 Tembilahan Hilir.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan sebelumnya dilakukan pra siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah pesertasiswa III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir yang berjumlah 20 anak. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, tes, dokumentasi.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertama, penerapan metode pembelajaran Pair Check berjalan dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa pada pra siklus mencapai 65 siklus I mencapai 76,10 dansiklus II mencapai 90,80 dalam proses belajar mengajar dari setiap siklus. Kedua, dengan menggunakan metode pembelajaran Pair Check dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa kelas III pada materi sumber energi dan kegunaannya matapelajaran IPA, hal ini terbukti berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada materi sumber energi dan kegunaannya sangat baik. Dimana adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa (dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata kelasnya) dari pra siklus yaitu 53,5 pada siklus1 yaitu 64,8 meningkat menjadi 76,5 pada siklus II. Selain itu prosentase ketuntasannya pun meningkatdari 35% di prasiklus, 60% di siklus I menjadi 85% di siklus II.
Kata Kunci: Metode Pair Check, Hasil Belajar IPA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Dasar merupakan cikal bakal pendidikan yang akan banyak menentukan kualitas pendidikan pada jenjang berikutnya, sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena guru yang berada dibarisan depan dalam pelaksanaan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran di tingkat Sekolah Dasar yang memuat materi tentang pengetahuan alam yang dekat dengan lingkungan sehari-hari siswa. IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya bisa langsung diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Menurut KTSP salah satu tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar agar peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Adapun masalah yang ada pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir adalah rendahnya hasil belajar materi mengidentifikasi sumber energi dan kegunaanya, diantaranya banyak peserta didik yang kesulitan menjelaskan sumber energi, menjelaskan kegunaan sumber energi dalam kehidupan sehari-hari, dan menjelaskan proses terjadinya sumber energi berdasarkan gambar. Aspek dalam pembelajaran IPA untuk kelas III adalah mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya.. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari 20 peserta didik, hanya 6 peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 70 artinya hanya 35% peserta didik yang mencapai kriteria ketentuan minimal dari materi mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya. Nilai rata-rata peserta didik yang diperoleh hanya 53,5. Dikarenakan belum berhasilnya proses pembelajaran terhadap materi dan kurang aktifnya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan bisa membuat peserta didik mengikuti dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran yang dipilih untuk merubah peserta didik agar aktif dalam mengikuti pembelajaran adalah metode pair check.
Dalam proses pembelajaran, siswa diminta untuk bekerja secara aktif. Pada awal pembelajaran, guru hanya menjelaskan pokok materi saja tanpa menjelaskan materi sepenuhnya secara langsung. Pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa aktif pada akhirnya akan memberikan dampak yang baik. Dengan metode pair check siswa akan merasa senang karena mereka dapat menemukan konsep dari apa yang telah dibaca dan memiliki rasa semangat dalam diri mereka untuk mendapatkan hasil yang baik.
Berdasarkan urain tersebut, maka peneliti ingin menerapkan metode pembelajaran pair check untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi pada mata pelajaran IPA materi sumber energi dan kegunaannya dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Sumber Energi dan Kegunannya Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Metode Pembelajaran Pair Check Siswa Kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir Tahun Pelajaran 2016/2017â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran pair check pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaanya dengan menggunakan metode pair check siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah dan tindakan yang dipilih maka tujuan penelitinnya adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan penerapan metode pair check pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir.
2. Mendiskripsikan peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya dengan menggunakan metode pair check pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir.
Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu teoritis dan praktis:
A. Secara Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya yang dapat memberikan sumbangsih pemikiran baru dalam pembelajaran pada kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir dalam materi kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode pair check yang ditentukan peniliti.
B. Secara Praktis
1. Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya.
b. Mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga materi yang disampaikan guru dapat dipahami dengan baik.
2. Guru
a. Membantu proses pembelajaran dengan menggunakan metode pair check.
b. Sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran IPA di sekolah dasar.
c. Guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pengajarannya sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk proses selanjutnya yang lebih baik.
3. Sekolah
a. Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan disekolah tersebut dalam melaksanakan proses pembelajaran yang PAKEM.
b. Sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelalajaran yang sedang terjadi dikelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir.
4. Peneliti
a. Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran pair check.
b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya dengan menggunakan metode pair check.
KAJIAN TEORI
Kemampuan Mengidentifikasi
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Mengidentifikasi adalah sebuah usaha untuk mengenali suatu hal berdasarkan apa yang telah ditemukan. Dengan demikan, kemampuan mengidentifikasi adalah usaha untuk mengenali, menganalisis, dan menjelaskan sesuatu. Jadi, kemampuan mengidentifikasi disini meliputi kemampuan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sumber energi, menjelaskan manfaat dari sumber energi dan menyebutkan sumber energi apa yang ada digambar.
Hasil Belajar
Secara etimilogi hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar.Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang terjadi atau diperoleh dari suatu kerja atau aktivitas. Sedangkan pengertian belajar secara istilah adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu faktor lingkungan, faktor instrumental, kondisi fisiologis, kondisi psikologis.
Hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai akibat dari proses belajar.
IPA
Menurut Nash Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamati.18 Jadi ilmu pengetahuan alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian di alam yang tersusun secara sistematis dan berkembang melalui metode dan sikap ilmiah. IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi (sebagai sikap). Adapun IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan alam. Yang dilakukan dalam keterampilan proses sains yaitu mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Sains atau IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis dan diterima oleh akal sehat.
Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melaui panca indera. Adapun tujuan pembelajaran IPA (sains) di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan adalah sebagai berikut: memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermafaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
Metode Pair Check
Metode pembelajaran pair check merupakan metode pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan oleh Spencer Kagan pada (1990). Model ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan.
Adapun langkah-langkah metode pair check pada pembelajaran IPA materi sumber energi dan kegunaannya, langkah pertama guru menjelaskan langkah kerja. Langkah kedua siswa dibagi kedalam beberapa tim, setiap tim terdiri dari empat siswa yang didalam satu tim ada dua pasang yang berperan sebagai pelatih dan partner. Langkah ketiga guru membagikan soal kepada seluruh pasangan yang berperan sebagai partner. Langkah keempat partner menjawab soal dan pelatih mengecek jawabannya jika benar partner berhak mendapat satu kupon dari pelatih. Langkah kelima pelatih dan partner bertukar peran. Langkah keenam guru membagikan soal ke partner. Langkah ketujuh partner menjawab soal dan pelatih mengecek jawabannya jika benar partner berhak mendapat satu kupon dari pelatih. Langkah kedelapan setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain. Langkah kesembilan guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal. Langkah kesepuluh seiap tim mengecek jawaban. Langkah kesebelas pemberian hadiah atau reward kepada tim yang mendapatkan kupon paling banyak.
Metode pair check ini dapat memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan temannya mengenai materi yang belum mereka pahami. Adapun kelebihan menggunakan metode pair check adalah melatih siswa untuk bersabar yaitu dengan memberikan waktu lagi pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban soal yang bukan tugasnya, melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik dan saran membangun dari pasangannya dan kelemahan dari metode pair check adalah membutuhkan waktu yang lebih banyak dan membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik jadi kadang-kadang fungsi pembimbingan tidak berjalan dengan baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitan tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri 007 Tembilahan Hilir untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III. Penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir semester genap yakni pada bulan April 2017. Waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan jumlah siswa dalam satu kelas 20 siswa, yaitu 12 siswa laki – laki dan 8 siswi perempuan. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah “mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannyaâ€. Objek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir yang hasil ulangan dalam kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya masih di bawah KKM.
Rencana Tindakan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan beberapa hal yaitu menyususn RPP, menyiapkan media yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran, melakukan diskusi dengan guru tentang cara melakukan penelitian dan job diskription. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus dengan tahap-tahapan pada siklus I dan siklus II sama. Di setiap siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan (planning), aksi atau Tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (Reflecting). Adapun penerapan model di atas dilakukan dengan dua siklus yang sebelumnya dilakukan pra siklus sebagai tolak ukur perbandingan hasil belajar siswa sebelun ada penelitian tindakan kelas dan sesudah ada penelitian tindakan kelas, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan sebagai bentuk langkah atau tindakan.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengelolaan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan menggunakan model matematika, model statistik dan ekomotorik.
Adapun analisis tersebut menggunakan nilai rata-rata kelas dan presentasi ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk menghitung nilai rata-rata yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang diperoleh peserta didik dengan jumlah peserta didik di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata.
Keterangan:
M = Mean atau nilai rata-rata
∑n = Jumlah semua nilai peserta didik
N = Jumlah peserta didik
Untuk mengetahui sejauh mana persentasi ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II digunakan rumus persentase.
Keterangan:
P = Persentasi yang akan diuji
F = Frekuensi jumlah peserta didik yang tuntas
N = Jumlah Peserta didik seluruhnya
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya). Berikut ini merupakan indikator yang digunakan sebagai ukuran dalam melakukan penelitian: tes untuk mengetahui nilai rata-rata tes siswa dan observasi untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RRP yaitu menggunakan metode pair check. Langkah metode pair check adalah guru menggali kemampuan siswa denga melakukan tanya jawab, guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Guru membagika soal yang berhubungan dengan materi sumber energi dan kegunaannya kepada si partner pada setiap pasangan untuk dikerjakan. Siswa yang bertugas menjadi pelatih mengecek jawaban yang telah dikerjakan oleh partner, jika partner benar menjawab maka pelatih memberikan satu kupon (bintang) kepada partner. Di akhir pembelajaran guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan cara melakukan tanya jawab.
Pra Siklus
Pra siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 April 2017. Pra siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang dibahas adalah sumber energi dan kegunaannya dengan menggunakan metode ceramah. Diakhir pembelajaran siswa diberikan tugas mengerjakan Lembar Kerja Siawa (pre test) yang digunakan sebagai tolak ukur perbandingan hasil belajar siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas dan sesudah diadakan penelitian tindakan kelas.
Dari hasil nilai pre tes siswa kelas III SD 007 Tembilahan Hilir dapat disimpulkan bahwa pemakaian metode ceramah dalam pembelajaran kurang cocok digunakan dalam pembelajaran IPA, dilihat dari observasi observasi aktivitas siswa mencapai 65. Sedangkan rata-rata nilai hasil tes belajar siswa hanya sebesar 53,5 dengan presentase ketuntasan 35% atau dari 20 siswa hanya 7 siswa yang tuntas. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik saat mengidentifikasi tersebut, maka peneliti menggunakan metode pair check.
Siklus I
Menindak lanjuti hasil pra siklus penelitian menerapkan metode pair check pada pembelajaran siklus I. Hal ini dikarenakan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode ceramah belum maksimal. Pada siklus I menurut hasil observasi aktivitas siswa, tergolong cukup baik dilihat dari perolehan skor sebesar 51 atau 67,10 dengan skor maksimal 76. Akan tetapi dalam pembelajaran kurang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan metode pair check.
Gambar 1. Rata-rata nilai siswa
Berdasarkan gambar 1, nilai rata-rata siswa meningkat dari 53,5 menjadi 64,85. Pada siklus I banyak siswa yang belum bisa menerima pasangannya saat melakukan tanya jawab sehingga hasil yang didapat belum maksimal. Kendala-kendala yang di temui pada siklus II yaitu siswa masih kesulitan menerapkan metode pair check, ada beberapa siswa yang gaduh belum paham dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah mengetahui kendala pada siklus I, peneliti dapat menjelaskan bahwa hasil belajar yang diperoleh secara klasikal belum tuntas. Untuk memperbaiki pembelajaran dalam siklus I, akan dilakukan perbaikan dan pembelajaran lebih ditingkatkan.
Siklus II
Rencana tindakan pada siklus II masih mengacu pada rencana tindakan siklus I. Dalam pembagian tim berpasangan guru meminta siswa untuk berhitung satu sampai sepuluh, nomor urut satu berpasangan dengan nomer urut satu begitupun seterusnya samapi dengan nomor urut sepuluh berpasangan dengan nomor urut sepuluh. Dalam pelaksanaan siklus II peneliti melakukan pembelajaran tetap menggunakan metode pair check yang diberikan kepada siswa kelas III SD 007 Tembilahan Hilir. Pengamatan pembelajaran siklus II menggunakan lembar observasi siswa. Dari hasil nilai siklus II dapat dilihat pada gambar 1 nilai siklus I siswa kelas III SD 007 Tembilahan Hilir dapat diuraiakan bahwa penerapan metode pair check dalam pembelajaran IPA pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan. Nilai rata-rata kelas siswa siklus I memperoleh nilai 64,85 sedangkan nilai rata-rata siswa siklus II memperoleh nilai 76,5.
Dalam metode pair check membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pelatih dan partner, metode ini dapat terganggu jika partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan yang baik sehingga mengakibatkan pembimbingan pada saat melakukan tanya jawab tidak berjalan dengan baik. Pada kenyataannya metode pair check membutuhkan waktu yang sangat banyak,
Gambar 2. Nilai hasil observasi aktivitas siswa
Berdasarkan gambar 2 observasi aktivitas siswa bahwa pada siklus II mengalami peningkatan aktivitas siswa yang sangat tinggi dari 76,1 pada siklus I menjadi 90,8 pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa pada setiap siklus dengan menerapkan metode pair check aktivitas siswa menjadi meningkat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pra siklus dan dua siklus dengan menerapkan metode pair check dalam pembelajaran IPA materi sumber energi dan kegunaannya pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas III SD Negeri 007 Tembilahan Hilir saat mengikuti pembelajaran IPA dengan metode pair check dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II yaitu 67,10 dan 90,8. Dengan metode pair check siswa merasa senang saat melakukan tanya jawab dengan pasangannya (pelatih dan partner), siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran, mempunyai semangat untuk belajar serta mempunyai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
2. Peningkatan kemampuan mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya melalui metode pair check dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD 007 Tembilahan Hilir. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 60% dan pada siklus II meningkat mencapai 85%. Presentase tersebut melebihi presentase yang diharapkan yakni lebih dari samadengan 80%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode pair check, bahwa metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya di kelas III SD 007 Tembilahan Hilir pada mata pelajaran IPA. Oleh sebab itu peneliti menyarankan:
1. Guru diharapkan lebih memperhatikan kondisi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode pair check memerlukan waktu yang cukup banyak sehingga guru harus dapat menentukan materi apa dan permasalahan apa yang cocok untuk penerapan metode pair check.
3. Peserta didik harus aktif pada saat pembelajaran berlangsung agar hasil belajar yang didapat memperoleh niali yang maksimal
4. Pihak sekolah hendaknya menerapkan metode-metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
5. Pihak sekolah hendaknya memberikan waktu 6 bulan sekali untuk program BLS (belajar diluar sekolah), dengan belajar diluar sekolah siswa merasa tidak bosan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.2012.Penelitian Pendidikan dan Paradigma Baru. (Bandung: remaja Rosdakarya).
Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. 2005. (Jakarta: Asdi Mahasatya).
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. 2002. (Jakarta: Rineka Cipta).
Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. 1996. (Jakarta: Rineka Cipta).
Huda, Miftahul. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. 2013. (Yogyakarata: Pustaka Pelajar)
Joe Anonymous Pengertian Identifikasi diakses pada tgl 6 Maret 2017 http//temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-identifikasi.html.
Kunandar. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas. 2011. (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Milman Yusdi Pengertian Kemampuan diakses pada tgl 11 Januari 2017 http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/penertian-kemampuan.html.
Mudjiono, dan Dimyant. Belajar dan Pembelajaran. 2006. (Bandung: Alfabeta).
Muhammad Thobrono dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wawancara dan Praktik dalam Pembangunan Nasional. 2013. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media).
Muharam Aris dan Rositawaty S. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 3. 2008. (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional).
Muslich, Mansur. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan & Pengembangan). 2007. (Jakarta: Bumi Aksara).
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. 1991. Bandung: Remaja Rosdakarya.
S. Nana Syaodiah, R. Ibrahim. Perencanaan Pengajaran. 1996. (Jakarta: Rineka Cipta).
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. 1995. (Jakarta: Rineka Cipta).
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. 2007. (Jakarta: Bumi Aksara).