Penggunaan Metode Inkuiri Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA TEMA BANGUN RUANG
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BUMEN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2019 /2020
Enggar Wilandari E
SD Negeri Bumen
ABSTRAK
Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Matematika di kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang tentang Bangun Ruang, dari 10 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 4 siswa (40,00%) dan 6 siswa (60,00%) mendapatkan nilai di bawah 70. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas). Penelitian dilakukan di SD Bumen Sumowono Kabupaten Semarang pada bulan Januari–Maret 2020. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 10 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Peningkatan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang yaitu: pada kondisi awal rata-rata nilai 65,50. Pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,50. Kenaikan rata-rata nilai sebesar 6,0. Pada siklus II, nilai rata-rata 78,00. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,5; (2) Peningkatan ketuntasan belajar menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang yaitu: pada kondisi awal ketuntasan belajar 40,00%. Pada pembelajaran siklus I ketuntasan belajar 70,00%. Pada siklus II, ketuntasan belajar 90,00%; (3) Perubahan perilaku siswa dalam metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang pada kondisi awal pada tingkat 60,0% kategori kurang, siklus I pada tingkat 74,0% kategori cukup, dan siklus II pada tingkat 80,0% kategori tinggi.Kesimpulan penelitian ini, pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan perilaku belajar siswa pada pelajaran Matematika tentang Bangun Ruang pada kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang.
Kata kunci: metode Inkuiri , media gambar, hasil belajar, perilaku siswa.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika. Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada tingkat berpikirnya. Ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal, malahan para siswa SD di kelas-kelas rendah bukan tidak mungkin sebagian dari mereka berpikirnya masih berada pada tahapan (pra konkret). Di lain pihak, matematika adalah- ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu maka diperlukan kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir secara deduktif agar dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan anak itu berbeda dengan orang dewasa. Hal ini tampak jelas baik pada bentuk fisiknya maupun dalam cara-cara berpikir, bertindak, tanggung jawab, kebiasaan kerja, dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pendidik atau orang tua atau orang dewasa lainnya yang beranggapan bahwa anak atau siswa itu dapat berpikir seperti kita sebagai orang dewasa. Guru yang sedang membicarakan suatu konsep matematika sering beranggapan bahwa siswanya dapat mengikuti dan melaksanakan jalan pikirannya untuk memahami konsep-konsep matematika tersebut sebagaimana dirinya. Sesuatu yang mudah menurut logika berpikir kita sebagai guru belum tentu dianggap mudah oleh logika berpikir anak, malahan mungkin anak menganggap itu adalah sesuatu yang sulit untuk dimengerti.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih banyak ditemukan pelaksanaan pembelajaran yang masih kurang variatif khususnya pada pembelajaran Matematika. Proses pembelajaran Matematika memiliki kecenderungan pada metode atau metode konvensional, serta proses pembelajaran Matematika tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap informasi yang disampaikan.
Pembelajaran masih menekankan pada sejumlah fakta dan konsep. Guru juga masih sering menggunakan metode ceramah, meskipun kadang diselingi dengan metode tanya jawab, namun guru belum mampu mengkondisikan siswa untuk fokus pada materi. Masih banyak siswa yang gagal fokus karena kurangnya perhatian dan metode pembelajarna yagn kurang menarik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang, diketahui bahwa mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi para siswa. Kesulitan pada mata pelajaran Matematika kelas V yang dialami oleh siswa terletak pada pemahaman tentang Bangun Ruang.
Berdasarkan hasil pengalaman guru kelas V di SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang, bahwa pembelajaran Matematika masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal. Guru sebagian masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal ,dan itu berakibat pada nilai siswa yang tidak maksimal pula.
Keberagaman permasalahan pembelajaran dapat diminimalkan dan diantisipasi dengan peran guru dalam memilih metode, metode dan strategi pembelajaran. Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam pencapaian hasil belajar adalah metode pembelajaran yang digunakan saat proses belajar mengajar berlangsung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pembelajaran Matematika adalah melalui metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar.
Kondisi nyata dalam penelitian ini, berdasarkan perolehan tes formatif pembelajaran Matematika SD kelas V untuk materi Bangun Ruang dari 10 orang siswa, yang mendapat nilai ≥ 70 adalah 4 orang siswa atau 40,00% siswa tuntas. Rendahnya nilai Matematika dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa antara lain adalah kesiapan peserta didik menerima pelajaran, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi belajar siswa. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa antara lain adalah meliputi kurikulum, guru, metode dan media pembelajaran serta lingkungan siswa tinggal.
Matematika tidak cukup dibelajarkan hanya dengan memberikan pengetahuan yang hanya bersifat informasi. Membelajarkan Matematika perlu melibatkan anak secara aktif, belajar bersama teman sebaya, menemukan sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Matematika yaitu pembelajaran Inkuiri
Metode pembelajaran Inkuiri memberikan siswa tentang bagaimana memecahkan suatu masalah dalam kehidupan. Siswa belajar berangkat dari masalah dan fakta bukan sekedar konsep pengetahuan semata. Dengan metode pembelajaran Inkuiri di terapkan dalam kegiatan pembelajaran berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan suatu permasalahan, tidak sekedar mendengarkan dan menghafal. Di sisi lain siswa dituntut untuk aktif dan bukan pasif.
Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri yang ideal dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator (Sutrisman dan Tambunan, 2007 : 6.39).
Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembagnaan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inquiri akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2008 : 154).
Adapun media yang digunakan harus sesuai dengan materi sehingga peserta didik merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat peserta didik belajar aktif yaitu dengan menggunakan media gambar.
Media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta dan informasi (Cecep Kusnandi, 2013: 41)
Media gambar perlu digunakan untuk mempermudah peserta didik di dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, pendidik sebaiknya menggunakan media gambar sebagai alat bantu dalam pembelajaran karena media gambar ini adalah media yang bisa di dapatkan dilingkungan sekitar. Dalam hal ini, pada pembelajaran tema Bangun Ruang, disediakan media gambar berupa berbagai jenis Bangun Ruang yang langsung dapat dilihat oleh anak-anak. Peserta didik akan paham dan tertarik saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar Matematika melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut.
- Seberapa besar peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang?
- Seberapa besar peningkatan ketuntasan belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang?
- Bagaimanakah perubahan perilaku siswa dalam metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut
- Mendiskripsikan besaran peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang.
- Mendiskripsikan besaran peningkatan ketuntasan belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang.
- Mendiskripsikan perubahan perilaku siswa dalam metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang.
Manfaat Penelitian
Bagi Siswa
- Meningkatkan ketuntasan siswa dalam pembelajaran Matematika.
- Meningkatkan hasil belajar siswa.
- Memudahkan penguasaan konsep Bangun Ruang.
- Meningkatkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah.
- Menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan berani mengemukakan pendapat.
- Memperoleh suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Bagi Guru
- Memberikan alternatif bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Matematika.
- Mengembangkan kemampuan guru dalam merancang metode pembelajaran yang menyenangkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran lain.
Bagi Sekolah
- Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas pengajaran sekolah.
- Mengoptimalkan penggunaan metode dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Bagi Perpustakaan
Memberikan sumbangan bahan pustaka tentang upaya peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri agar guru bisa lebih mendalami lagi tentang metode Inkuiri dalam pelajaran Matematika atau pelajaran lain.
LANDASAN TEORETIS
Metode Pembelajaran Inkuiri
Metode inkuiri ditandai adanya keaktifan siswa dalam memperoleh keterampilan intelektual, sikap, dan keterampilan. Metode ini mengupayakan para siswa menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Gilstrap dalam (Supriatna dkk., 2007: 138) mengungkapkan metode inkuiri merupakan komponen dari suatu bagian praktek pendidikan yang sering kali diterjemahkan sebagai mengajar heuristik, yakni suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan rentangan keaktifan yang lebih besar, berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, mencari sendiri, dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan belajar.
Menurut Hernawan dkk. (2007: 08) metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang meneankan pada proes berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri dari jawaban suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa, dalam hal ini kemampuan guru untuk memberikan stimulus (rangsangan) terhadap pemecahan suatu masalah sangat dibutuhkan.
Menurut beberapa teori ahli yang telah dikemukakan di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan keaktifan, proses berpikir kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri dari jawaban suatu masalah yang dipertanyakan. Oleh karena itu peran guru untuk memberikan stimulus atau rangsangan sangat dibutuhkan.
Media Gambar
Di antara banyak media pendidikan, gambar merupakan media yang sangat mudah kita temukan. Kata-kata dan gambar merupakan perpaduan yang sangat baik dalam proses pengiriman pesan, informasi atau materi pelajaran. Hasil dari belajar dengan hanya melalui kata-kata seharusnya berbeda dengan hasil belajar melalui perpaduan kata-kata dan gambar. Banyak definisi yang menjelaskan tentang media gambar, berikut beberapa pengertian media gambar menurut beberapa ahli:
1) Menurut Sadiman, dkk. Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian media grafis. Media grafis adalah suatu media berbasis visual yang terdiri dari simbol-simbol, gambar, titik, garis untuk menggambarkan dan merangkum suatu ide dan peristiwa. Media gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana (Arief S, Sadiman, 2011: 28).
2) Menurut Cecep Kusnandi, dkk. Media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta dan informasi (Cecep Kusnandi, 2013: 41)
3) Richard E Mayer (2009 : 95) menyatakan bahwa media gambar adalah setiap bentuk grafis statis maupun dinamis antara lain: foto, grafis, denah, ilustrasi (yang terdiri dari dua atau lebih gambar), dan juga animasi atau kartun. Tindakan membangun hubungan antara mental verbal dan mental pictorial adalah satu langkah penting dalam pemahaman konseptual. Materi yang disampaikan dengan multimedia yang terkonstruksi dengan baik harusnya dapat menjadi lebih baik dalam menerima pesan daripada hanya dengan kata-kata.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita ketahui bahwa media gambar merupakan suatu perantara atau pengantar pesan berbasis visual yang disajikan melalui gambar, simbol-simbol, titik dan garis, untuk memberi gambaran secara gambar dan jelas mengenai suatu materi, gagasan, ide atau peristiwa. Gambar yang disajikan akan memberi pengarahan dan bayangan kepada peserta didik langsung mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh pengajar. Materi yang didapat oleh siswa akan lebih faktual, berkesan dan tidak mudah dilupakan. Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha member pemahaman konseptual. Melalui gambar guru dapat membantu memberi pengalaman dan pengertian pada peserta didik menjadi lebih luas.
Kerangka Berpikir
Pemahaman siswa akan mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan Media Gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi Bangun Ruang dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi dan sosial, siswa dapat bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar, dan saling bertanggungjawab antar anggota kelompok. Selain itu guru kelas juga bertambah pengetahuan dan kreativitas dalam merancang pembelajaran materi Bangun Ruang sesuai karakteristik siswa.
MetodOLOGI PENelitian
Setting Penelitian
Tempat penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang. Waktu penelitian yaitu Semester II tahun ajaran 2019/2020 pada bulan Januari hingga Maret 2020.
Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang sebanyak 10 siswa.
Sumber Data
Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Bumen, Guru kelas, dan Siswa Kelas V.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolah tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Awal
Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan kondisi awal mula-mula memilih mata pelajaran, materi pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran. Kemudian membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan materi, sumber belajar, dan media gambar serta alat peraga yang diperlukan maupun lampiran-lampirannya. Mulai dari lembar kerja siswa, lembar pengamatan, lembar tes, dan lembar analisis.
Pelaksanaan Tindakan
Kondisi awal hasil belajar Matematika tentang Bangun Ruang dilaksanakan belum menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dan media gambar, yaitu guru hanya menggunakan buku ajar untuk menjelaskan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab di depan kelas.
Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 4 siswa (40,00%) dan masih ada 6 siswa (60,00%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Rata-rata nilai kelas 65,50.
Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada kondisi awal ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun pengamatan terhadap perilaku siswa dalam pembelajaran meliputi (1) memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru, (2) menjawab pertanyaan guru, (3) mengerjakan tugas membentuk kelompok yang diperintahkan guru, (4) mendiskusikan tugas guru yang dihadapi dalam kegiatan kelompok, dan (5) antusias siswa dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan sebagai berikut: (a) guru memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, di mana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan; (b) guru mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan; dan (c) guru terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut.
- Guru kurang dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru kurang dalam pengelolaan waktu
- Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
- Pada kondisi awal hasil belajar masih rendah, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 10 siswa, yang mencapai ketuntasan belajar hanya 4 siswa (40,00%) dan masih ada 6 siswa (60,00%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < Rata-rata nilai kelas 65,50.
Hasil Penelitian Siklus I
Dalam perencanaan, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan, menyiapkan materi pelajaran “balok dan kubus”, membuat soal-soal evaluasi, dan menyusun lembar-lembar observasi siswa dan guru.
Refleksi dari hasil penelitian siklus 1, bahwa pada awalnya rerata nilai yang diperoleh 65,50, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 40,00%. Setelah dilakukan pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 71,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 70,00% (7 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 3 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,0 dan ketuntasan meningkat sebesar 30,00%.
Hasil Penelitian Siklus II
Dalam perencanaan: (a) guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan; (b) guru menyiapkan materi pentingnya Bangun Ruang bagi tubuh ; (c) membuat soal-soal evaluasi, dan (d) menyusun lembar-lembar observasi siswa dan guru.
Refleksi hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa pada nilai rata-rata siklus I adalah 71,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 70,00% (7 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Setelah dilakukan pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus II adalah 78,00 dengan ketuntasan belajar klasikal 90,00% (9 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,5 dan ketuntasan meningkat sebesar 20,00%.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antarsiklus
Pembahasan didasarkan pada hasil refleksi pada setiap siklus dari kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar .
Peningkatan Hasil Belajar
Siklus I
Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus I, nilai rata-rata kondisi awal (prasiklus) diperoleh 65,50, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 40,00%. Setelah dilakukan pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 71,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 70,00% (7 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,0 dan ketuntasan meningkat sebesar 30,00%. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada prasiklus dan siklus I.
Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 70,00% belum mencapai 75%.
Siklus II
Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus I, nilai rata-rata adalah 71,50 dengan ketuntasan belajar klasikal 70,00% (7 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Setelah dilakukan pembelajaran melalui pembelajaran dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus II adalah 78,00 dengan ketuntasan belajar klasikal 90,00% (9 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,5 dan ketuntasan meningkat sebesar 20,00%. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II.
Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 90,00% sudah mencapai dan lebih dari 75%.
Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran prasiklus I, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada daftar skor hasil tes. Dan berikut ini, disajikan skor hasil tes.
Hasil belajar dengan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang yaitu: pada kondisi awal (prasiklus) rata-rata nilai 65,50. Pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,50. Pada siklus II, nilai rata-rata 78,00. Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan setelah penggunaan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar hasil belajar Matematika.
Perilaku siswa dalam metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang pada kondisi awal pada tingkat 40,00% kategori kurang, siklus I pada tingkat 70,00% kategori cukup, dan siklus II pada tingkat 90,00% kategori tinggi.
Peningkatan Perilaku Belajar
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar dapat meningkatkan perilaku belajar Matematika tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang. Pada kondisi awal pada tingkat 60,0% kategori kurang, siklus I pada tingkat 74,0% kategori cukup, dan siklus II pada tingkat 80,0% kategori tinggi. Perilaku siswa dalam pembelajaran meliputi (1) memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru, (2) menjawab pertanyaan guru, (3) mengerjakan tugas membentuk kelompok yang diperintahkan guru, (4) mendiskusikan tugas guru yang dihadapi dalam kegiatan kelompok, dan (5) antusias siswa dalam pembelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar membantu siswa berpikir untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan media gambar yang jelas dan mudah dipahami. Metode pengajaran ini cocok dengan materi yang berkaitan dengan bangun ruang.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Peningkatan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang yaitu: pada kondisi awal rata-rata nilai 65,50. Pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,50. Kenaikan rata-rata nilai sebesar 6,0. Pada siklus II, nilai rata-rata 78,00. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,5.
- Peningkatan ketuntasan belajar menggunakan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar tentang Bangun Ruang pada siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang yaitu: pada kondisi awal ketuntasan belajar 40,00%. Pada pembelajaran siklus I ketuntasan belajar 70,00%. Pada siklus II, ketuntasan belajar 90,00%.
- Perubahan perilaku siswa dalam metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar siswa kelas V SD Negeri Bumen Sumowono Kabupaten Semarang pada kondisi awal pada tingkat 60,0% kategori kurang, siklus I pada tingkat 74,0% kategori cukup, dan siklus II pada tingkat 80,0% kategori tinggi.
Implikasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Inkuiri dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran Matematika tentang Bangun Ruang. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Inkuiri dapat dijadikan salah satu pilihan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Saran
Melalui penelitian ini dapat diajukan saran sebagai berikut.
Bagi Guru
- Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah dalam mengajar diharapkan lebih memperhatikan siswa dan mendorong siswa aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memahami pembelajaran serta hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
- Selain itu dalam melakukan pembelajaran diharapkan menerapkan pembelajaran yang bisa membuat siswa terlibat aktif salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran Inkuiri.
- Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hendaknya guru memberikan visualisasi gambar yang jelas dan mudah dipahami siswa.
- Dalam kegiatan belajar mengajar dikelas guru dapat memilih dan menerapkan metode pembelajaran Inkuiri dengan media gambar sebagai salah satu alternative dalam menyampaikan materi pelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya memberikan dukungan dan kesempatan kepada guru kelas khususnya guru kelas V, untuk mengikuti pelatihan maupun workshop terkait dengan metode pembelajaran khususnya metode Inkuiri agar guru bisa lebih mendalami lagi tentang metode Inkuiri dengan media gambar dalam pembelajaran Matematika.
Daftar Pustaka
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arief S, Sadiman. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Arsyad, Azhar. 20016. Media Pembelajaran: Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Buchari, Mochtar. 2006. Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung : Tarsito
Cecep Kusnandi, Bambang Sujtipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Chaplin, JP.2002. Psikologi Pengajaran, Jakarta : Pustaka Jaya.
Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung
Mayer, Richard E. 2009. Multimedia Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, 2002, Psikologi Pengajaran Nasional , Bandung : Remaja Rosda Karya
Nurhani. 2017. Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 3 Siwalempu. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 Tahun 2017.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratih, Komang Kumara. 2017. Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 1 Binakarya Buana. Bandar Lampung: FKIP Unila.
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. dan A, Rivai. 2010 Media Pengajaran: Jakarta. Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana, 2008, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sutrisman dan G. Tambunan. 1987. Pengajaran Matematika. Jakarta: Penerbit Karunika Universitas Terbuka
Winkel, W.S. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.(Edisi Revisi). Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.