PENGGUNAAN METODE TALKING STICK
PENGGUNAAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN
KELAS 1 SEMESTER 2 SDN CEMANI 02 KEC. GROGOL
KAB. SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/ 2014
Sriyatun
SDN Cemani 02 Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar tentang hak anak di rumah dan di sekolah pada siswa kelas I SD N Cemani 02 tahun ajaran 2013/ 2014 dengan menggunakan metode talking stick. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Pebruari 2014 sampai dengan April 2014. Subyek dalam penelitian adalah hasil belajar tentang hak anak di rumah dan di sekolah dalam pembelajaran PKN yang terdiri dari 31 siswa yaitu 18 laki-laki dan 13 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II sedangkan data yang berupa angka dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PKN tentang hak anak di rumah dan di sekolah pada siswa kelas I SD Negeri Cemani 02 semester 2 tahun ajaran 2013/ 2014. Dari kondisi awal ke siklus II yaitu dari kreativitas cukup baik menjadi amat baik dan melalui metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PKN tentang hak anak di rumah dan di sekolah bagi siswa kelas I SD Negeri Cemani 02 semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Dari kondisi awal terdapat 5 siswa atau (16,12%) ke kondisi berikutnya 16 siswa atau (51,61%), kemudian di kondisi akhir seluruh siswa (100%) mendapat nilai tuntas. Nilai rata-rata dari kondisi awal 60,48 selanjutnya 68,22 dan kondisi akhir menjadi 78,38.
Kata Kunci: Hasil Belajar PKN , Metode Talking Stick, Hak anak di rumah dan di sekolah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan orientasi misi pendidikan di Indonesia antara lain adalah meningkatkan kualitas pembelajaran.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang langsung mengemban misi dalam proses pembentukan watak atau karakter peserta didik yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Karakteristik PKn tersebut sebenarnya sama dengan mata pelajaran yang lain, yaitu sama-sama mengembangkan kompetensi kognisi, afeksi dan psikomotorik peserta didik, hanya bedanya pada ranah afeksi menjadi titik tekan untuk dikembangkan oleh PKn.
Untuk membangun kemampuan afeksi peserta didik pada pendidikan dasar , dibutuhkan kompetensi kognisi yang cukup memadai dalam membangun wawasan dan pengetahuan siswa tentang materi PKn. Wawasan dan pengetahuan tersebut bukan merupakan hasil perolehan pasif yang didapat dari proses transfer informasi dari pendidik, tetapi merupakan pengetahuan yang diperoleh dari proses konstruksi dan rekonstruksi oleh peserta didik sendiri, karena proses demikian ini akan lebih memperkuat ketajaman berpikir atau kemampuan berpikir kritis peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan respek dan tingkat kepekaan peserta didik.
Peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas. Orang tua juga mempunyai harapan, dengan memasukkan putra-putri mereka ke sekolah agar putra-putri mereka kelak menjadi anak-anak yang pandai dengan memiliki prestasi yang menonjol di semua mata pelajaran, utamanya mata pelajaran akademik. Guru dan sekolah juga mempunyai harapan agar para siswa memiliki prestasi yangk menonjol disemua mata pelajaran.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep PKN yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik.
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan proses pembelajaran PKN kelas I di SDN Cemani 02 masih belum berhasil sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena dalam menjelaskan materi pelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selain itu buku paket yang digunakan jumlahnya terbatas, sehingga satu buku digunakan untuk dua siswa.
Sedangkan yang dialami penulis dalam pembelajarannya, hasil belajar yang didapat siswa belum memuaskan. Meskipum sudah berusaha sebaik-baiknya. Hal ini terlihat dari tes yang diberikan pada materi hak anak. Artinya pembelajaran yang penulis lakukan belum tuntas dan perlu diadakan perbaikan.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba menggungkapkan/ mencari jalan keluar untuk perbaiakan pembelajaran PKNyang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul “Penggunaan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN Kelas I Semester 2 SDN Cemani 02 Kec. Grogol Kab. Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/ 2014”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas I di SDN Cemani 02 tentang Hak anak di rumah dan di sekolah?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mencari metode/ media pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa.
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SDN Cemani 02 tentang hak anak.
3. Mengajak siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 729) menyebutkan ”belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan”.
Sementara itu, Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki pendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada susunan syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.
Jadi dapat disimpulkan, belajar merupakan kegiatan sadar secara jasmani dan rohani oleh seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”.
Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.
Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”. Nasution ( 1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana (2003:3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989: 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981: 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002: 39).
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah terjemahan dari istilah asing civic education atau citizenship education. Terhadap dua istilah ini, John C. Cogan telah membedakan dengan mengartikan civic education sebagai “…the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives” (Cogan, 1999), atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.
Di sisi lain, David Kerr mengemukakan bahwa “Citizenship or Civics Education is construed broadly to encompass the preparation of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in particular, the role of education (through schooling, teaching and learning) in that preparatory process”. (Kerr, 1999). Pendapat tersebut menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus peran pendidikan (termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar) dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Untuk konteks di Indonesia, citizenship education oleh beberapa pakar diterjemahkan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan (ditulis dengan menggunakan huruf kecil semua) (Winataputra, 2001) atau pendidikan kewargaan (Azra, 2002).
Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa istilah citizenship education lebih luas cakupan pengertiannya dari pada civic education. Dengan cakupan yang luas ini maka citizenship education meliputi didalamnya pendidikan kewarganegaraan dalam arti khusus (civic education). Citizenship education sebagai proses pendidikan dalam rangka menyiapkan warga negara generasi muda akan hak-hak, peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, sedang civic education adalah citizenship education yang dilakukan melalui persekolahan.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural dan bahasa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945 (Sudjana, 2003).
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Sudjatmiko, 2008).
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Heri Rahyubi (2012: 236) mengartikan “metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik”. Hamid Darmadi (2010: 42) berpendapat bahwa “metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Sri Anitah dan Yetti Supriyati (2008: 4.3) “metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu”. Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat pengajar haruslah pintar-pintar dalam menentukan metode manakah yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dia ajar.
Pengertian Metode Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Model pembelajaran talking stick merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif, guru memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengoptimalisasikan partisipasi siswa (Lie, 2002:56). Kemudian menurut Widodo (2009) mengemukakan bahwa talking stick merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran talking stick merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga mengoptimalisasikan partisipasi siswa.
Metode Talking Stick adalah proses pembelajaran dengan bantuan tongkat yang berfungsi sebagai alat untuk menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan metode Talking Stick bertujuan untuk mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat. Metode pembelajaran Talking Stick dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Tongkat digulirkan dengan diiringi musik. Pada saat musik berhenti maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Metode pembelajaran Talking Stick dilakukan hingga sebagian besar siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Penggunaan metode ini menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif selama pembelajaran, siswa harus selalu siap menjawab pertanyaan dari guru ketika stick yang digulirkan jatuh kepadanya (Rahayu, 2013). Metode Talking Stick sebaiknya menggunakan iringan musik ketika stick bergulir dari satu siswa ke siswa lainnya dalam menentukan siswa yang menjawab pertanyaan didalam tongkat bertujuan siswa menjadi lebih semangat, termotivasi serta proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan (Suprijono, 2009).
KERANGKA BERPIKIR
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi dari berbagai hal baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik. Adapun upaya agar peserta didik terdorong untuk belajar PKN adalah penyajian yang menarik bagi peserta didik, sehingga dapat menambah minat peserta didik dalam belajar PKN.
Diharapkan dengan menggunakan metode yang sesuai dan menarik dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik pada mata pelajaran PKN tentang hak anak di kelasI semester 2 SDN Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/ 2014.
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran PKN tentang Hak anak di kelas I semester 2 SDN Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/ 2014 adalah dengan penggunaan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PKN kelas I SDN Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/ 2014.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Setting Perbaikan Pembelajaran
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran PKN tentang hak anak dilaksanakan di SDN Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo pada siswa kelas I semester 2 tahun ajaran 2013/2014 selama 3 bulan dan melalui dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan 2 x 35 menit dengan jumlah peserta didik 31 orang.
Sumber Data
1. Seluruh peserta didik kelas I SDN Cemani 02
2. Guru sebagai peneliti
3. Semua yang terjadi selama proses pembelajaran
4. Dokumentasi atau arsip antara lain silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai dan buku-buku lain yang relevan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKN tentang hak anak di kelas I semester 2 SDN Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru yang berperan aktif. Oleh karena itu hasil prestasi belajar siswa rendah.
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, nilai tertinggi adalah 75 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah 50, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 1875 dengan nilai rata-rata 60,48. Terdapat sebanyak 83,87% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 16,12% yang sudah mencapai KKM.
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang disusun untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan disampaikan dengan Metode Talking Stick.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 55, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 2115 dengan nilai rata-rata 68,22. Terdapat sebanyak 48,38% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 51,61% yang sudah mencapai KKM.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun.
Pada kegiatan pembelajaran siklus II nilai tertinggi adalah 90 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 75, Jumlah nilai yang diperoleh siswa dalam satu kelas adalah 2430 dengan nilai rata-rata 78,38. Prestasi belajar siswa menunjukkan kenaikan yang signifikan, sehingga 100% nilai peserta didik sudah mencapai KKM.
Dari peningkatan hasil belajar peserta didik setiap siklus menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PKN tentang hak anak di kelas I semester 2 SD N Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang hak anak di rumah dan sekolah pada mata pelajaran PKN Kelas I SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar pada Pra Siklus sampai Siklus II yaitu: 1) Pada pra siklus yang mendapat nilai mencapai KKM 16,12%. 2) Pada siklus I yang mendapat nilai mencapai KKM 51,61%. 3) Pada siklus II yang mendapatnilai mencapai KKM 100%.
Implikasi
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran terkait pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru, siswa, metode maupun media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan dan mengembangkan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, pemilihan metode maupun media pembelajaran yang tepat. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu yang bisa menarik minat siswa yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.
Saran
1. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.
2. Guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
3. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
4. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran dalam rangka peningkatan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abdul Karim H. 2007. Media Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Andayani, dkk. 2010. Pemantapan professional. Jakarta: Universitas terbuka.
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. 2006. Panduan Kurukuluk Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BP. Darma Bhakti.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Rieneka Cipta.
Sudjana, Nana dan Rifai, Ahmad. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindu.
Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Medan: FT. UNIMED
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosnawati, S. dan Aris, M. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Rusman, 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bima Aksara
Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Uno, Hamzah B & Nina Lamatengngo. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
W. J. S. Winkle. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.