Penggunaan PECONTELLASI Melalui Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kompetensi
PENGGUNAAN PECONTELLASI MELALUI DEMONSTRASI
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI FLUIDA STATIK
PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA N 1 BULU SUKOHARJO
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Suyatmo
SMA N 1 Bulu Sukoharjo
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran, peningkatan kompetensi fluida statik dan perubahan minat siswa dengan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo semester genap tahun pelajarn 2015/2016. PTK ini dilakukan dalam dua siklus Tejadi peningkatan kualitas PBM yang signifikan sedangkan berdasar kepada hasil ulangan terjadi peningkatan rata-rata kelas sebesar 29,04% dan terjadi peningkatan ketuntasan sebesar 52,43%.
Kata Kunci: CTL, Jendela Informasi, Demontrasi, Fluida Statik
PENDAHULUAN
Pada saat ini dikethui bahwa “di kalangan siswa SMA/MA telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik†(Betha Nurina Sari (2004: 1)). Hal ini terjadi karena fisika selalu disampaikan dalam formula atau persamaan matematis, begitu juga dengan operasional matematisnya sehingga siswa kesulitan dalam memahami kosep-konsep fisika. Hal ini diperkuat dengan data penerimaan peserta didik baru SMA N 1 Bulu Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 nilai rata –rata untuk mata pelajaran IPA sebesar 49,54.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah proses pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi untuk meningkatkan kompetensi fluida statik pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016; 2) Seberapa peningkatan kompetensi fluida statik setelah melakukan pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016; dan 3) Bagaimanakah perubahan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendeskripsi proses pembelajaran materi fluida statis menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada peserta didik kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016; 2) mendeskripsi peningkatan kompetensi materi fuida statis pada peserta didik kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi; dan 3) mendeskripsi perubahan minat peserta didik kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam pembelajaran fluida statik dengan memanfaakan PECONTELLASI melalui demonstrasi, memberikan pengalaman baru bagi guru dan peserta didik untuk meningkatkan kemapuan kompetensi fluida statik.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, konteks social dan cultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
Hakekat IPA (FISIKA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam semesta sebagai obyeknya. Hakikat IPA dapat ditemukan di dalam filsafat IPA, IPA memperoleh kebenaran secara empiric dengan mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Secara garis besar , IPA dapat diartikan terdiri atas tiga komponen yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah (Depdikbud, 1999a dalam Depdiknas DirjenDasMen 2004: 4). Dalam hal ini Fisika adalah merupakan salah satu cabang ilmu dari IPA.
Laboratorium Fisika Sebagai Metode Pembelajaran
Terkait dengan eratnya hubungan laboratorium Fisika dan proses pembelajaran fisika maka peranan laboratorium Fisika sebagai metode pembelajaran ini akan melengkapi siswa dalam aspek-aspek yang sangat penting yaitu pengembangan ketrampilan panca idera untuk pengamatan, menafsirkan hasil, mengkomunikasikan, menyusun alat percobaan dsb. Ketrampilan dalam menggunakan berbagai indera , khususnya indera penglihatan dan dengan bantuan tangan yang terampil dalam menerapkan metode ilmiah tidak dapt digantikan guru dengan menggunakan kapur atau papan tulis atau ceramah. (Depdikbud, 1999a dalam Depdiknas DirjenDasMen 2004: 5-6)
Pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi
Proses pembelajaran ini memadukan antara materi yang kontekstual, pengamatan dilaboratorium sekaligus peserta didik diberikan kemudahan dalam menyelesaikan soal-soal fisika dengan adanya jendela informasi.
Tahap awal model pembelajaran ini dilakukan dengan apersepsi yang selalu mengakitkan materi dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan 1) pembentukan kelompok, 2) salah satu kelompok melakukan demonstarsi percobaan sesuai dengan LKS, 3) mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada kelompok lain, 4) masing-masing kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan pada LKS hingga memperoleh kesimpulan, 5) salah satu kelompok ditunjuk untuk mempresentasekan hasil diskusi, 6) guru menegaskan hasil diskusi berupa kesimpulan, 7) guru memberikan soal latihan dan tugas.
Dampak instrusional meliputi: 1) peserta didik lebih mudah memahami konsep fluida statis dan apliksinya dalam kehidupan sehari-hari, 2) peserta didik terampil dalam memilih dan menggunakan alat laboratorium dan terbentuk sikap ilmiah, 3) meningkatnya minat dan motivasi peserta didik karena pembelajaran dalam suansana yang menyenagkan.
Kerangka Berpikir
Pendekatan Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dan jendela informasi (PECONTELLASI) untuk meningkatkan kompetensi dan hasil belajar siswa merupakan bentuk kreatifitas dalam mengajar. Dengan menggunakan laboratorium sebagai metode pembelajaran maka pembelajaran akan lebih menarik dan aktivitas serta kemampuan kognitif, psikomotor serta afektif siswa dapat meningkat. Dengan demikian motivasi peserta didik meningkat dan pada akhirnya ketercapaian kompetensi akan meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Penggunaan PECONTELLASI melalui demonstrasi dapat meningkatkan kompetensi fluida statik pada siswa kelas XI IPA 4 semester genap SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016â€
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMA N 1 Bulu Sukoharjo kelas XI IPA 4. Jumlah eserta didik kelas XI IPA 4 adalah 35 yang terdiri dari 8 laki-laki dan 27 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan hari Selasa, 22 Maret 2016 jam ke 5 dan 6 dan hari Rabu, 23 Maret 2016 jam ke 5 dan 6. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 dan hari Rabu, 30 Maret 2016 pada jam yang sama pada siklus I.
Subjek penelitian ini adalah Subjek pada penelitian ini adalah peningkatan kompetensi fluida statik siswa kelas XI IPA 4 semester 2 di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi fluida statik peserta didik. Teknik non tes berupa pengamatan dan lembar observasi pengamatan minat peserta didik dan catatan harian digunakan untuk mengetahui peningkatan minat termasuk didalamnya perilaku peserta didik.
Analisi data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptif komparatif, yakni mendeskripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kualitatif yang dianalis secara sederhana (prosentase).
Sebagai indikator dalam penelitian ini adalah: 1) meningkatnya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran fisika dan 2) meningkatnya hasil belajar kognitif siswa, ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar peserta didik 100%.
Prosedur penelitian pada siklus I pembelajaran ini dilakukan dengan apersepsi yang selalu mengkaitkan materi dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan 1) pembentukan kelompok dengan cara berhitung, 2) salah satu kelompok melakukan demonstrasi percobaan sesuai dengan LKS, 3) mengkomunikasikan hasil pengamatan lain, 4) masing-masing kelompok berdiskusi 5) mempresentasekan hasil diskusi, 6) guru menegaskan hasil diskusi, 7) guru memberikan soal latihan dan tugas, 8) refleksi pembelajaran.
Perbaikan pada siklus II terletak pada 1) pembentukan kelompok, kelompok dibentuk berdasarkan keinginan peserta didik, 2) Dalam pengamatan dan pengambilan data hasil percobaan lebih dari satu kelompok secara bergantian dengan tujuan agar semua peserta didik dapat mengamati secara langsung percoabaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian Siklus I
Proses pembelajaran dengan menggunakan PECONTELLASI dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan ke 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2016 jam ke 5 dan 6, pertemuan ke 2 pada hari Rabu 23 Maret 2016 jam ke 5 dan 6. Kegiatan pembelaran didalam kelas dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat sebagai kolaborator.
Peningkatan Kompetensi Fluida Statik Setelah melakukan pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 16 peserta didik (45,31%) mencapai ketuntasan dan 19 peserta didik (54,69%) belum tuntas. Rata –rata kelas sebesar 68,86.
Perubahan Minat Peserta Didik Setelah Melakukan Pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi
Minat peserta didik pada mata pelajaran merupakan salah satu komponen penilaian afektif pada kurikukum tingkat satuan pendidikan yang berlaku saat ini. Peserta didik yang memiliki minat pada mata pelajaran bisa diharapkan hasil belajarnya akan meningkat secara optimal namun bagi yang tidak berminat sulit untuk meningkatkan hasil belajarnya. (Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian 2004: 3).
Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kehadiran peserta didik tiga kali pertemuan sangat baik yaitu sebesar 92,31%. Pada siklus I aktivitas bertanya hanya 12,82%.Ketepatan dalam mengumpulkan tugas 89,74. Kerapihan laporan peserta didik pada siklus 1 ini mencapai 69,23%, kegiatan membaca di perpustakaan hanya 12,82% sedangkan kelengkapan buku referensi dan download internet masing-masing 20,51%. Pada kegiatan dilaboratorium partisipasi peserta didik mencapai 20,51% sedangkan partisipasi peserta didik dalam kelompok mencapai 61,54%.
Hasil Penelitia Siklus II
Hasil tes pada siklus I belum mencapai ketuntasan penelitian dan juga minat peserta didik yang ditunjukkan oleh indikator- indikator minat peserta didik belum maksimal. Oleh karena itu pada pelaksanaan siklus II untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan pada siklus I.
Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan PECONTELLASI Melalui Demontrasi
Proses pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada siklus II akan dilakukan dengan tiga pertemuan yang dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan jum’at tanggal 29, 30 Maret 2016 dan 1 April 2016. Untuk pertemuan ketiga peserta didik memantapkan pemahaman materi dengan latihan soal.
Pada saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi maka dengan penuh perhatian dan antusiasme peserta didik yang lain memperhatikan dan menangggapinya. Pada akhir pembelajaran guru menegaskan hasil atau kesimpulan dari kegiatan percobaan hari itu. Kemudian peserta didik mengejakan soal latihan yang telah diberikan informasi yang berkaitan dengan penyelesaiannya.
Peningkatan Kompetensi Fluida Statik Setelah melakukan pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui nilai rata – rata peserta didik baru mencapai 80,86 termasuk dalam kategori baik. Ada peningkatan peserta didik yang termasuk dalam kategori amat baik yaitu 10 peserta didik (30,57%), sedangkan peserta didik yang termasuk dalam kategori baik ada 24 (66,96%). Ketuntasan belajar pada siklus II sebesar 97,14%. Pencapaian ketuntasan belajar ini sudah ada peningkatan yang luar biasa walaupaun masih ada 1 peserta didik yang belum tuntas atau sebesar 2,47%. Peneliti yakin apabila penelitian ini dilanjutkan pada siklus III maka ketuntasan bisa mencapai 100%, akan tetapi karena keterbatasan waktu dan tenaga penelitian dihentikan sampai pada siklus II saja. Peserta didik yang belum tuntas akan diadakan remedial tersendiri.
Perubahan Minat Peserta Didik Setelah Melakukan Pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi
Pada siklus II ada perubahan yang signifikan terhadap minat peserta didik. Berikut ini data hasil penelitian minat peserta didik dengan penerapan PECONTELLASI melalui demonstrasi yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan format lembar pengamatan minat peserta didik yang telah disediakan.
Kehadiran peserta didik tiga kali pertemuan sangat baik yaitu sebesar 94,32% ada 1 anak yang ijin karena sakit. Pada siklus II aktivitas bertanya mengalami kenaikan menjadi 30,76% atau sekitar 11 peserta didik yang berani bertanya hal ini karena peserta didik sudah mengerti dengan pembelajaran PECONTELLASI melalui demonstrasi. Ketepatan peserta didik dalam mengumpulkan tugas juga mengalami kenaikan menjadi 100% artinya seluruh peserta didik mampu mengumpulkan tugasnya tepat waktu. Kerapihan laporan peserta didik pada siklus II ini mencapai 79,49%, kegiatan membaca di perpustakaan tidak mengalami perubahan hanya 12,82% sedangkan kelengkapan buku referensi dan download internet masing-masing 41,03%. Pada kegiatan dilaboratorium partisipasi peserta didik mencapai 51,28% sedangkan partisipasi peserta didik dalam kelompok juga meningkat hingga mencapai mencapai 89,74%. Semua peningkatan pencapaian pada masing-masing indikator minat tersebut menujukkan bahwa minat pesert didik terhadap pembelajaran fluida statik dengan menggunakan PECOTELLASI melalui demonstrasi mengalami peningkatan yang signifikan.
Pembahasan Hasil Penelitian
Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan PECONTELLASSI Melalui Demonstrasi Siklus I dan Siklus II
Proses pembelajaran dengan menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi ada peningkatan yang signifikan.
Ini membuktikan bahwa dalam pembentukan kelompok diskusi percobaan dan dengan sukarela setiap kelompok maju untuk mendemonstarsikan sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Pada tahap pembentukan kelompok di siklus I para peserta didik kurang antusias tetapi pada siklus II sangatlah antusias karena yang menjadi anggota kelompoknya adalah teman yang sudah cocok atau sehati. Hal ini akhirnya mengimbas ketika suatu kelompok berdiskusi, sehingga ketika diskusi kelompok sangatlah hidup walupun agak ramai tetapi ramai yang menyasar ke materi. Begitu juga ketika kelompok harus maju ke depan untuk mengambil data percobaan atau mempresentasikan hasil diskusi sangatlah semangat. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan PECONTELLASI melalui demonstrasi pada siklus II ada peningkatan yang signifikan dibandingkan pada siklus I.
Peningkatan Kompetensi Fluida Setelah Melakukan Pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi Siklus I dan Siklus II
Dari tabel di atas kelihatan bahwa perolehan nilai terendah pada siklus I adalah 55, sedangkan pada siklus II ada peningkatan menjadi 70. Nilai tertinggi meningkat dari 85 menjadi 90 walaupun peserta didik yang memperoleh nilai tertinggi tersebut sama. Kenaikan yang tajam terlihat pada perolehan nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada kompetensi fluida statik meningkat secara merata setelah melaksanakan pembelajaran PECONTELLASI melalui demonstrasi. Materi dalam pembelajaran dengan PECONTELLASI terkait erat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dan terkait dalam artikel yang dipilih oleh peserta didik sehingga memudahkan untuk memahaminya. Target peneliti dalam penerapan PECONTELLASI adalah mencapai tuntas klasikal 100%, tetapi pada penelitian ini peneliti hanya mecapai 97,14% dengan demikian hanya berkisar 3,86% yang belum terpenuhi, jadi hanya kurang satu peserta didik saja yang belum tuntas untuk mencapai target yang peneliti harapkan. Peneliti yakin bila penerapan ini dilanjutkan dengan satu siklus lagi maka target itu akan terpenuhi, tetapi penelitian dihentikan sampai pada siklus II karena keterbatasan waktu dan biaya.
Perubahan Minat Peserta didik Setelah Melakukan Pembelajaran PECONTELLASI Melalui Demonstrasi Siklus I dan Siklus II
Pada siklus I aktivitas peserta didik bertanya hanya 12,82% atau sekitar 4 peserta didik yang berani bertanya namun pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 30,76% atau sekitar 10 peserta didik.
Ketepatan waktu peserta didik dalam mengumpulkan tugas pada siklus I dan II terlihat meningkat dari 89,74% menjadi 100%. Kerapihan laporan peserta didikpun mengalami kenaikan dari 71,79% menjadi 79,49%.Kerapihan buku catatan peserta didik meningkat dari 69,23% menjadi 82,05% dan kelengkapan catatan peserta didik pada siklus I dan II tetap karena peserta didik hanya mencatat hal-hal yang belum ada dalam Lembar Kegiatan Peserta didik.
Pada siklus I dan II, partisipasi peserta didik dalam kelompok terjadi peningkatan dari 20,51% menjadi 51,28%. Partisipasi peserta didik dalam kelompok mengalami kenaikan yang pesat yaitu dari 61,54% menjadi 89,74% atau sekitar 24 peserta didik.
PENUTUP
Simpulan
Simpulan berdasarkan hasil penelitianini: 1) proses pembelajaran menggunakan PECONTELLASI melalui demostrasi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada kompetensi fluida statik. 2) penggunaan PECONTELLASI melalui demonstrasi dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi fluida statik pada peserta didik kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo. 3) penggunaan PECONTELLASI melalui demonstrasi dapat meningkatkan minat pembelajaran kompetensi fluida statik pada peserta didik kelas XI IPA 4 SMA N 1 Bulu Sukoharjo.
Saran-saran
Berdasarkan simpulan penelitian tersebut diatas, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) kepada guru fisika hendaknya dapat meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran dan mengembangkan kreativitasnya dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif, 2) bagi peserta didik, dengan adanya penelitian ini akan memberi kemudahan dalam memahami dan meningkatkan kompetensi peserta didik khususnya kompetensi fluida statis, 3) Sekolah sebagai tempat dan penyelenggara pendidikan hendaknya melengkapi fasilitas dan kebutuhan peserta didik dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alkautsar Aflah Mandiri. 2009. Panas, Hidrostatika dan Gelombang. Jakarta: Aflah.
Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdiknas Dirjen Dasmen. 2004. Pedoman Pendayagunaan Peralatan Laboratorium Fisika SMA. Jakarta: Depdikbud.
Diyamti.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Harun Rasyid dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.
Harta Idris, Djumadi. 2009. Pendalaman Materi Metode Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 41 Surakarta 2009 UMS.
Muhammad Asrori. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Sahertian, Demaja. 2004. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar. Artikel.us/christiana6-04.html.Ambon 30 Mei 2004
Sari. Betha Nurina.2004. Sistim Pembelajaran KBK Terhadap Motivasi Para Peserta Didik Pada Bidang Fisika. Artikel.us/art05-57.html-16k.9 Nopember2004