PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POLOKARTO 01

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Binar Kustanti

SD Negeri Polokarto 01

ABSTRACT

This study aims to describe the learning process with a contextual approach to improve poetry writing skills in grade IV students of SD Negeri Polokarto 01 and improve poetry writing skills through a contextual approach to grade IV students of SD Negeri Polokarto 01. This research was conducted at SD Negeri Polokarto 01. Subjects The research is grade IV students in the 2018/2019 school year. This research is a classroom action research conducted in 2 cycles and consists of the stages of planning, action, observation, and reflection. Data sources come from teachers and students. Data collection techniques and tools use observation, documents, and tests. Data validity uses data source triangulation. Data analysis uses qualitative analysis. The results showed that before the class action research, the average ability of students was 67, after the first cycle was held it got an average of 71.55, and the second cycle an average of 80.5. Based on the results of the above research it can be concluded that the use of a contextual approach can improve poetry writing skills in fourth grade students of Polokarto State Elementary School 01 2018/2019 academic year.

Keywords: contextual approach, writing skill, poem

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01 dan peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Polokarto 01. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV pada tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan observasi, dokumen dan tes. Validitas data menggunakan trianggulasi sumber data. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum tindakan penelitian kelas, rata-rata kemampuan siswa sebesar 67, setelah diadakan siklus I mendapat rata-rata 71,55, dan pada siklus II rata-rata 80,5. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01 tahun pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Keterampilan Menulis, Puisi

 

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis puisi penting diajarkan pada siswa di Sekolah Dasar. Karena dalam menulis puisi siswa dapat mengekspresikan perasaannya melalui bahasa tulis. Karya sastra menulis puisi mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran siswa di SD karena dapat melatih keterampilan yang lain, karena dengan menulis puisi, siswa dapat menulis apa yang ia lihat, dengar dan rasakan yang diutarakan melalui puisi. Keterampilan menulis puisi pada siswa masih sangat lemah. Lemahnya kemampuan menulis peserta didik disebabkan beberapa faktor yaitu belum tumbuhnya minat menulis, keterbatasan pengetahuan tentang penguasaan kosakata, dan kurangnya waktu berlatih peserta didik. Keluhan tentang rendahnya keterampilan menulis peserta didik, juga sering dilontarkan oleh beberapa guru Sekolah Dasar (SD). Padahal di jenjang Sekolah Dasar inilah merupakan awal dan dasar dalam pembinaannya. Namun, di sisi lain berdasarkan kondisi objektif yang ada harus diakui bahwa guru atau pengajar kurang intensif terhadap penanganan pembelajaran menulis. Pemilihan metode yang kurang tepat, pengelolaan pembelajaran yang kurang optimal, rendahnya kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk berlatih dalam mengutarakan pendapatnya merupakan penyebab lain dari kegagalan peserta didik dalam menulis.

Pembelajaran menulis puisi yang disampaikan pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01 masih sangat rendah, hal ini dibutikan dari hasil yang dicapai. Nilai rata-rata ulangan harian yang dilaksanakan oleh siswa masih dibawak nilai KKM yang ditentukan oleh SD Negeri Polokarto 01 yaitu sebesar 72. Hasil belajar dari 22 siswa menunjukkan nilai rata-rata hanya 68, dimana siswa yang mendapat nilai diatas KKM ada 8 siswa dengan prosentase 36% dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 14 siswa atau sebesar 64%. Kondisi tersebut mendorong diperlukannya suatu penanganan yang lebih intensif agar siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Polokarto 01 tahun pelajaran 2018/2019 dapat mencapai ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat menstimulasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah yaitu diadakan penelitian tindakan kelas yang dapat mengubah proses pembelajaran dengan melibatkan siswa lebih aktif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Untuk itu perlu dikembangkan model pembelajaran yang tepat yaitu dengan pendekatan kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan secara aktif pemahamannya dalam situasi dunia nyata. Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti berdasarkan masalah di atas agar hasil belajar meningkat, peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POLOKARTO 01 TAHUN PELAJARAN 2018/2019”.

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: (1) Bagaimanakah proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01? (2) Adakah peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01?.

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006: 125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapatempat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Menurut Tarigan (2005: 45), puisi merupakan perluasan perasaan secara spontan yang penuh daya, dari emosi yang terpadu dalam kedamaian. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fiksi dan struktur batinnya (Waluyo, 2006: 25). Karena dipadatkan maka piranti pengucapan lebih dipertimbangkan agar betul-betul memliki kekuatan seperti yang diharapkan. Piranti atau sarana bahasa tersebut adalah pemilihan kata yang seksama (diksi), kata konkret, imaji, majas, dan tata wajah. Pradopo (2002: 7) puisi merupakan alat mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.

Pendekatan Kontekstual menurut Suharta (2002: 4) proses pembelajaran kontekstual terdapat 3 prinsip yaitu 1) menemukan kembali terbimbing melalui pembelajaran progresif, 2) fenomena didaktif, dan 3) membangun model-model sendiri. Pendekatan kontekstual lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL), merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata di siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan (Sardiman: 222). Menurut Sagala (2005: 87-88), pendekatan kontekstual dalam pembelajaran merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi nyata siswa sehingga siswa dapat hubungkan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pengetahuan riil bagi siswa, artinya pengetahuan yang dibangun dan ditemukan siswa itu sendiri. Jadi pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang hanya diingat, tetapi siswa harus mengkonstruksi pengetahuan itu, kemudian memberi makna melalui pengetahuan nyata.

Berpijak dari landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01 Tahun Pelajaran 2018/2019.”

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Polokarto 01, pada siswa kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Sekolah Dasar ini bertempat di Dusun Denokan Desa Polokarto Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Subjek penelitian ini semua siswa kelas IV yang berjumlah 22 peserta didik yang terdiri dari 9 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2019. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Polokarto 01 tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang siswa.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari guru, siswa, dan dokumen. Guru berjumlah 9 orang, sedangkan siswa berjumlah 142 orang. Pemilihan subjek penelitian dilaksanakan secara purposive sampling yaitu sampel ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Data-data tersebut adalah data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai metode pembelajaran yang diperoleh dari guru; data tentang hasil belajar siswa dalam muatan pembelajaran IPA tentang gaya yang diperoleh dari peserta didik; dan data tentang pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari dokumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan kurikulum yang disusun oleh guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik dokumen, tes, dan observasi. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar Pengamatan, instrumen Tes, dan Tes. Data yang diperoleh dalam penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data antara lain adalah menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004: 330).

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif – kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi dan studi dokumentasi. Tahapan analisis data deskriptif kualitatif terdiri dari: pemaparan data, reduksi (data yang sudah ada di cek dan dicatat kembali), kategorisasi (data dipilah-pilah), penafsiran dan penyimpulan. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif misalnya, mencari nilai rerata (Arikunto, 2010: 189).

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator hasil belajar yaitu siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dalam muatan pembelajaran Bahasa Indonesia apabila sudah memperoleh nilai hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 72.00, siswa secara klasikal sudah mencapai ketuntasan belajar dalam muatan pembelajaran Bahasa Indonesia apabila sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 72.00, pembelajaran berhasil apabila jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.

Prosedur PTK ini mengikuti prinsip-prinsip PTK, yaitu terdiri dari beberapa tahap diantaranya; tahap planning (rencana tindakan), implementing (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi) yang kemudian diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus kedua, dan seterusnya.Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus pertama dilaksanakan selama dua minggu dan siklus kedua juga dilaksanakan selama dua minggu. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi hasil tindakan.

Adapun langkah dalam perencanaan meliputi: melakukan sosialisasi tentang pendekatan kontekstual yang digunakan kepada siswa kelas tindakan; menentukan materi pembelajaran pada tindakan Siklus I,menyusun skenario pendekatan kontektual, menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan pembelajaran, menyiapkan buku sumber rujukan yang relevan dengan materi pembelajaran, dan lain sebagainya, menyiapkan instrumen observasi berupa lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, menyiapkan instrumen tes hasil belajar, mendeskripsikan secara jelas peran guru sebagai fasilitator pembelajaran tindakan, sebagai pengamat, dan sebagai evaluator, m

Pelaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan. Langkah- langkah pendekatan kontekstual yang dilakukan adalah guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi sebagai pengantar, guru menunjukkan inti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang berkaitan dengan materi, dengan pendekatan kontekstual dan mengajak anak untuk belajar dengan lingkungan dapat memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan menerik kesimpulan/rangkuman.

Observasi dan monitoring dilakukan oleh guru kolaborator. Refleksi hasil tindakan. Pengamatan difokuskan pada kegiatan guru dan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Data dari hasil observasi dapat berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi (nilai post-test) yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Data dari hasil observasi dapat berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi (nilai post-test) yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya.

Pembahasan

Hasil pengamatan terhadap kondisi pembelajaran menulis puisi pada siswa di kelas IV SD Negeri Polokarto 01 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 merupakan kondisi awal tindakan yang akan dijadikan dasar tindakan. Berdasarkan hasil tes ulangan harian yang diperoleh dari 22 orang siswa di kelas IV SD Negeri Polokarto 01 semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60.00 dan nilai tertinggi adalah sebesar 80.00. Adapun nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 67. Berdasarkan hasil tersebut di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 72.00 sebanyak 14 orang siswa atau 64%. Sisanya sebanyak 8 orang siswa atau 36% sudah mencapai ketuntasan belajar.

Data ketuntasan belajar siswa pada tindakan Prasiklus dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Kondisi Awal

No Ketuntasan Jumlah % Nilai rata-rata
1. Tuntas 8 36 67
2. Tidak Tuntas 14 64
Jumlah 22 100

 

Perencanaan tindakan pembelajaran merupakan langkah operasional awal dari penelitian tindakan kelas yang disusun dengan mengacu pada hipotesis tindakan. Langkah awal yang dilakukan oleh guru dalam tindakan pembelajaran pada Siklus I meliputi antara lain: Melakukan sosialisasi tentang pendekatan kontekstual berupa strategi pembelajaran Contextual Teaching Learning yang digunakan kepada siswa kelas tindakan; menentukan materi pembelajaran pada tindakan Siklus I, menyusun skenario strategi pembelajaran Contectual Teaching Learning (siswa melihat gambar atau foto); menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan pembelajaran, menyiapkan buku sumber rujukan yang relevan dengan materi pembelajaran, dan lain sebagainya; menyiapkan instrumen observasi berupa lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran; menyiapkan instrumen tes hasil belajar; mendeskripsikan secara jelas peran guru sebagai fasilitator pembelajaran tindakan, sebagai pengamat, dan sebagai evaluator; melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Hasil belajar siswa pada tindakan Siklus I diperoleh dari tes menulis puisi pada Pembelajaran 4 Tema 6 Sub Tema 2 yang dilaksanakan pada hari Senin, 14 Januari 2019. Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil tes menulis puisi yang dilaksanakan pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 60.00, sedangkan nilai tertinggi adalah 85.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 71,5. Mengingat bahwa nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa belum melampaui KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 72.00, maka siswa kelas IV Semester 2 SD Negeri Polokarto 01 tahun pelajaran 2018/2019 secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 adalah sebanyak 10 orang siswa atau 45,45%. Jumlah siswa yang masih belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 orang siswa atau 54,54%. Atas dasar hal ini maka indikator penguasaan penuh berupa > 80.00% siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 belum tercapai.

Data ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No Ketuntasan Jumlah % Nilai rata-rata  
1. Tuntas 10 45,45 71,5
2. Tidak Tuntas 12 54,55
  Jumlah 22 100

 

Berdasarkan hasil tes tindakan pembelajaran Siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa belum melampaui KKM yang ditetapkan dengan KKM > 72.00. Indikator penguasaan penuh secara klasikal berupa > 80.00% siswa juga belum tercapai dan ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 belum tercapai. Atas dasar hal tersebut, maka diperlukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus I dapat diperoleh refleksi bahwa hasil karya puisi siswa belum mendapatkan hasil yang maksimal. Karya siswa masih monoton dengan variasi kata tindakan Siklus I berhasil meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 67,05 pada kondisi awal meningkat menjadi 71,59 pada akhir tindakan Siklus I; ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 36,36% pada kondisi awal, meningkat menjadi sebesar 54,55% pada akhir tindakan Siklus I. Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I adalah pola pembelajaran masih belum bergeser dari pembelajaran berpusat guru kearah pembelajaran berpusat pada siswa. Atas dasar hal tersebut maka diperlukan adanya beberapa perbaikan yang dilakukan pada tindakan Siklus II.

Pelaksanaan pada siklus II, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pembelajaran tindakan Siklus II adalah sebagai berikut: menyusun RPP pembelajaran Bahasa Indonesia menulis puisi untuk tindakan Siklus II; melakukan sosialisasi tentang strategi pembelajaran Contectual Teaching Learning yang digunakan kepada siswa kelas tindakan; menentukan materi pembelajaran pada tindakan Siklus II; menyusun skenario strategi pembelajaran Contectual Teaching Learning; menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan pembelajaran, menyiapkan buku sumber rujukan yang relevan dengan materi pembelajaran, dan lain sebagainya; menyiapkan instrumen observasi berupa lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran; menyiapkan instrumen tes hasil belajar; mendeskripsikan secara jelas peran guru sebagai fasilitator pembelajaran tindakan, sebagai pengamat, dan sebagai evaluator; melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus ini sama dengan yang dilakukan pada siklus sebelumnya dengan disertai beberapa perbaikan. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah guru menagih hasil kerja kelompok, setiap kelompok maju untuk mempresentasikan kesimpulan materi pada pertemuan lalu. Pertemuan diakhiri dengan pemberitahuan tentang akan diadakannya tes akhir tindakan pada pertemuan berikutnya.

Hasil belajar siswa pada tindakan Siklus II diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada hari Senin, 28 Januari 2019. Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa.

Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 70.00, sedangkan nilai tertinggi adalah 85.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 80,50. Mengingat bahwa nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa sudah melampaui KKM yang ditetapkan, yaitu dengan KKM > 72.00, maka siswa kelas II Semester 1 SD Negeri Polokarto 01 tahun pelajaran 2018/2019 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 adalah sebanyak 22 orang siswa atau 100%. Atas dasar hal ini maka indikator penguasaan penuh berupa > 80.00% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 72.00 sudah terlampaui.

Data ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut:

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No. Ketuntasan Jumlah % Nilai rata-rata  
1. Tuntas 20 9% 80.50
2. Tidak Tuntas 2 91%
  Jumlah 22 100

 

Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus II dapat diperoleh refleksi penerapan pendekatan kontekstual berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa: nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 71,59 pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 80.50 pada akhir tindakan Siklus II; tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 54,55% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi sebesar 91% pada akhir tindakan Siklus II.

Pembahasan Hasil Tindakan

Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bagi siswa kelas IV SD Negeri Polokarto 01 Tahun Pelajaran 2017/2018 ” terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal masih cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 67,05. Nilai rata-rata kelas tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan yaitu > 72.00. Ditinjau dari tingkat penguasaan penuh secara klasikal, tingkat ketuntasan belajar siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Polokarto 01 Tahun Pelajaran 2018/2019 baru mencapai 36,36%. Hal ini diartikan bahwa dari siswa yang ada, baru ada 8 orang siswa yang sudah memperoleh nilai > 72.00 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Atas dasar hal tersebut, guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran guna memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan mengaplikasikan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Polokarto 01 Tahun Pelajaran 2018/2019 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Upaya yang dilakukan guru dalam tindakan Siklus I cukup berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 71,59. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh belum melampauai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 72.00, maka secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, tindakan Siklus I berhasil meningkatkan tingkat ketuntasan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat ketuntasan kelas dari 36,36% pada kondisi awal meningkat menjadi 54,55% pada akhir tindakan Siklus I. Tingkat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa tersebut masih jauh dari indikator penguasaan penuh secara klasikal dengan tingkat ketuntasan kelas > 80.00% dari jumlah siswa.

Berangkat dari kondisi tersebut, guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan membagi kelompok, yaitu jadi 5 kelompok pada tindakan Siklus II. Dengan cara ini secara otomatis jumlah anggota masing-masing kelompok akan menjadi lebih sedikit, yaitu dari 4 pada tindakan Siklus II.

Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan pembelajaran Siklus II mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 71,59 pada akhir tindakan Siklus I meningkat menjadi 80.50 pada Siklus II.

Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, tindakan Siklus II berhasil meningkatkan tingkat ketuntasan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat ketuntasan kelas dari sebesar 54,55% pada akhir tindakan Siklus I meningkat menjadi sebesar 91% pada akhir tindakan Siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut.

Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II

No Ketuntasan Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas 8 36 12 54 20 91
2. Tidak Tuntas 14 64 10 46 2 9
  Jumlah 22 100 22 100 22 100
Nilai Rata-rata 67,05 71,59 80,50
Nilai Terendah 60 60 70
Nilai Tertinggi 80 85 80

 

Peningkatan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dampak produk proses pembelajaran menjadi semakin jelas dan nyata. Hasil ini bila dikaji dari tingkat ketuntasan belajar siswa akan menjadi semakin jelas. Pendekatan Kontekstual yang digunakan guru mampu mendorong siswa untuk teribat dalam proses pembelajaran secara aktif. Aktivitas siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan keterlibatan mereka dalam kerja kelompok maupun kerja individu.

Dorongan yang diberikan guru dalam model pembelajaran Picture and Picture dapat menciptakan keberanian dalam diri siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hal ini dapat mendorong adanya keinginan untuk melakukan suatu usaha dengan melakukan latihan dalam proses belajar pada diri siswa. Dengan demikian maka aktivitas belajar siswa semakin meningkat dalam proses pembelajaran. Meningkatnya aktivitas belajar tersebut pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan kontekstual guna meningkatkan keterampilan menulis puisi dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus tindakan mencakup tahapan-tahapan perbaikan pembelajaran, (2) Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bagi siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Polokarto 01 Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 67,05 pada kondisi awal menjadi 71,59 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 80.50 akhir tindakan Siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebesar 36,36% pada kondisi awal meningkat menjadi 54,55% pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi sebesar 90,91% pada akhir tindakan Siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran yaitu siswa disarankan untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh semakin optimal, dan siswa disarankan untuk bertanya kepada guru atau teman lain apabila menghadapi kesulitan dalam memahami materi sehingga penguasaan terhadap materi semakin meningkat. Guru disarankan untuk lebih optimal dalam meningkatkan kapasitas diri sehingga keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran semakin meningkat dan disarankan agar mau mencoba berbagai metode pembelajaran yang bervariatif sehingga siswa dapat memperoleh pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Sekolah disarankan untuk mendorong para guru untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang inovatif guna memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metode Teori Pengajaran Sastra. Yogjakarta: Buana Pustaka

Lasa, HS. 2005. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogjakarta: Pustaka Book.

Moloeng, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan sastra. Yogjakarta: BPFE.

Pradopo, Rahmat Djoko. 2002. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Sabarti, Akhadiah. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Bandung: Erlangga

Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Semi, M.Atar. 2007. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang.

Shira. 2010. Buku Pintar Pantun Puisi dan Majas. Yoogjakarta: Shira Media