Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Volume Bangun Ruang Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI NGUTER 01 KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Slamet Marsudi
SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya hasil belajar siswa  khususnya mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang kelas VI SDN Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo . Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes,dan lembar observasi, yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diperoleh data bahwa 1) Melalui pendekatan konstruktivisme. dapat meningkatkan aktifitas belajar mata pelajaran matematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan terbukti dari beberapa aspek yang dinilai mengalami peningkatan dari siklus I dan Siklus II dari nilai rata-rata kualitas keaktifan tinggi menjadi kualitas keaktifan sangat tinggi 2) Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.†Peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 27 dan peningkatan ketuntasan sebesar 44% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II
Kata Kunci : bangun ruang, hasil belajar, pendekatan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan nilai ulangan harian matematika siswa kelas VI sejumlah 36 siswa yang tuntas hanya 20 siswa, jadi persentasenya hanya 56%, dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran matematika semester I tahun pelajaran 2014/2015 yaitu 70. Salah satu materi matematika yang terdapat dalam sekolah dasar kelas VI adalah materi volume bangun ruang. Materi tersebut sangat dekat hubungannya dengan benda-benda yang sering ditemui oleh siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari, untuk itu penyampaian materi harus lebih berkesan dan menarik agar siswa lebih memahami penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan bukan bersifat hafalan konsep saja. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dalam memahami konsep dan prinsip bangun ruang disekolah dasar adalah salah satunya dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan ini sebagai berikut: Apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi volume bangun ruang dapat siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015?â€dan apakah penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi volume bangun ruang siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1)Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar matematika pada materi volume bangun ruang siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang melalui penggunaan pendekatan konstruktivisme siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa memberikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. Manfaat bagi guru menambah wawasan bagi guru tentang berbagai media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru dalam pembelajaran. Manfaat bagi sekolah sebagai sarana peningkatan mutu proses pembelajaran yang lebih bervariasi.
KAJIAN TEORI
Hakikat Hasil Belajar siswa
Baharudin dan Wahyuni (2007: 13), secara etimologis belajar memiliki arti â€berusaha memperoleh kepandaian atau ilmuâ€. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu di sini merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapat ilmu atau kepandaian yang belum dicapai sebelumnya, sehingga dengan belajar tersebut manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Berdasarkan definisi tentang belajar yang diungkapkan para ahli, dapat disimpulkan beberapa ciri belajar, seperti yang disampaikan Baharudin dan Wahyuni (2007: 15-16) berikut: 1)Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). 2)
Perubahan perilaku relative permanent; 3)Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; 4)Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;5)Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah.
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 11-12) belajar merupakan interaksi antara â€keadaan internal dan proses kognitif siswa†dengan stimulus dari lingkunganâ€. Proses kognitif tersebut mengahsilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar yang didapat dari proses belajar beraneka ragam, dari yang sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu berupa kapabilitas yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sifat, dan siasat kognitif. Hasil belajar yang dicapai secara maksimal oleh seorang siswa akan menentukan prestasi belajar siswa tersebut.
Hakikat Matematika
Matematika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu mathema yang berarti hal-hal yang dipelajari. Orang Belanda menyebut dengan wiskunde atau ilmu pasti, sedangkan orang Arab, menyebut matematika dengan ilmu al hisab artinya ilmu berhitung Di Indonesia matematika disebut ilmu pasti dan ilmu hitung (Abdusysyakir, 2007: 5).
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengatur tentang pelaksanaan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta dikeluarkanya Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dijelaskan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdikbud, 2007 : 135 ).
Tujuan dari pembelajaran matematika sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan:1)Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2)Menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;3)Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5)Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan.
Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar, yaitu menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitanya yang direfleksikannya melalui pengalamannya. Ketika ia menemukan sesuatu yang baru, kita dapat merekonstruksinya dengan ide-ide awal dan pengalaman kita, jadi kemungkinan pengetahuan itu mengubah keyakinan kita atau merupakan informasi baru yang diabaikan karena merupakan sesuatu yang tidak relevan dengan ide awal.
Menurut Kunandar (2006:301) menyatakan bahwa“pendekatan konstruktivisme adalah landasan berfikir pembelajaran kontekstual yang dibangun manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyongâ€. Sedangkan menurut Nurhadi (2003:33) pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan yang mana peserta didik harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu infomasi komplek ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan peserta didik menjadi pusat kegiatan.
Hal ini sejalan dengan Samsul Hadi (2010) Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
Berdasarkan pendapat para ahli di atas pendekatan kostruktivisme merupakan suatu pendekatan yang bersifat membangun pengetahuan peserta didik dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada peserta didik dengan ilmu yang baru dalam pembelajaran yang aktif untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
Langkah-langkah Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Yager (Lapono, dkk (2008:3-28) mengemukakan tahapan-tahapan dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu:
Tahap pertama, peserta didik didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemhamannya tentang konsep tersebut.
Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterprestasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang olehguru. Secara keseluruhan dalam hidup ini akan terpenuhi rasa keingintahuan peserta didik tentang fenomena dalam lingkungannya.
Tahap ketiga peserta didik melakukan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi peserta didik ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya peserta didik membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang  memungkinkan peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan maupun pemunculan masalah-masalah yang berkatian dengan isu-isu dalam lingkungan peserta didik tersebut.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori di atas dapat ditunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar sesuai dengan standar ketuntasan. Selain faktor-faktor internal dari dalam siswa juga faktor eksternal (di luar siswa). Salah satu faktor eksternal siswa tersebut adalah guru. Dalam pendidikan guru merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan.
Agar siswa mendapatkan hasil belajar yang diharapkan maka guru harus memiliki kemampuan untuk memilih metode ataupun pendekatan pembelajaran yang tepat serta media yang sesuai dengan perkembangan anak didiknya. Dengan pemilihan metode atupun pendekatan dan media pembelajaran yang sesuai, diharapkan pembelajaran akan merangsang dan meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa bisa aktif dan kreatif melibatkan diri dalam pembelajaran. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang dan mengaktifkan siswa tersebut adalah dengan penggunaan pendekatan Konstruktivisme yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah Mmelalui penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.â€Melalui penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajarmatematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.â€
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Agustus 2014 hingga bulan Oktober 2014. Pelaksanaan Tindakan kelas dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: siklus I pertemuan 1 dalaksanan Selasa, 19 Agustus 2014 pertemuan 2 dilaksanakan Kamis, 21 Agustus 2014. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan Selasa, 2 September 2014 dan pertemuan 2 Kamis, 4 Agustus 2014
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilakukan di SD Negeri Nguter 01 pada siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika pada materi volume bangun ruang. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 semester I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 19 siswadan jumlah siswa perempuan 17 siswa.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari guru, siswa, dan dokumen.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui skor dari peningkatan hasil belajar peserta didik selama kegiatan perbaikan pembelajaran matematika materi bangun ruang. Lembar observasi digunakan untuk menilai keaktifan dan perubahan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran matematika selama kegiatan dilakukan. Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes. Untuk teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi.
Menurut Sugiyono (2010: 363) yang dimaksud dengan validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan validitas teman sejawat, yakni teman satu sekolah yang menganalisis dan mengoreksi soal-soal yang telah disusun peneliti sebelum digunakan dalam penelitian. Adapun hasil dari validasi teman sejawat menyatakan bahwa soal-soal sesuai untuk mengevaluasi hasil belajar dalam materi. Jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik yang digunakan  dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes sedangkan analisis kualitatif digunakan dalam data kualitatif yang diperoleh dara hasil pengamatan terhadap guru, siswa, atau hal-ahal lain yang tampak selama penelitian ini.Demikian juga aktivitas dan kerja sama dengan kelompok dalam pembelajaran juga didasarkan pada indikator yang muncul. Kemudian dari hasil hasil observasi, siswa dilakukan analisis kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu 2 jam pelajaran, dan siklus II juga 2 kali pertemuan yaitu 2 jam pelajaran. Jadi untuk menyelesaikan penelitian memerlukan waktu 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada pembelajaran matematika materi bangun ruang, yang dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas VI SD Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2014/2015 yang masih menggunakan metode ceramah, mengamati dan menyimak materi yang dijelaskan oleh guru, dilanjutkan tugas mandiri dan ulangan harian. Adapun nilai ketuntasan pada kondisi awal dapat disajikan pada tabel dan diagram, sebagai berikut:
Tabel Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No |
Aspek |
Frekuensi |
Presentase (%) |
1 |
Nilai Tertinggi |
80 |
|
2 |
Nilai Terendah |
30 |
|
3 |
Rata-rata |
55 |
|
4 |
Nilai tuntas |
20 |
56 |
5 |
Nilai belum tuntas |
16 |
44 |
Jumlah |
36 |
100Â Â % |
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 20 siswa dari 36 siswa. Prosentase ketuntasan belajar sebesar 56 %, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2014 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 21 Agustus 2014.
Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, dalam penelitian ini tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data bagaimana kegiatan belajar mengajar serta kesungguhan dan keaktifan siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel Persentase Keaktifan Siswa Siklus I
Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Rendah |
3 |
8% |
Sedang |
3 |
8% |
Tinggi |
15 |
42% |
Sangat tinggi |
15 |
42% |
Jumlah |
36 |
100% |
Pada tabel di atas terlihat bahwa keaktifan siswa kategori rendah ada 3 siswa, keaktifan sedang 3 siswa, kekatifan siswa tinggi ada 15 siswa, dan keaktifan siswa sangat tinggi berjumlah 15 siswa.
Sedangkan berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 21 Agustus 2014, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 36 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 30 siswa (83%) yang mencapai KKM 70 keatas atau mengalami tuntas dalam belajar, sedangkan 6 siswa (17%) belum mengalami tuntas belajar yaitu nilai KKM di bawah 70. Nilai rata-rata tes formatif pada pembelajaran Siklus I adalah 75.
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I dapat diperoleh refleksi hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75 dan ketuntasan belajar mencapai 83% atau ada 30 siswa dari 36 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal ada peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 73 meningkat menjadi sebesar 83% dan aktivitas siswa juga meningkat. Namun demikian guru akan mengujicobakan kembali pendekatan konstruktivisme untuk melihat perubahan peningkatan aktivitas belajar yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan lebih baik karena pencapaian ketuntasan siswa belum mencapai 100% sehingga pembelajaran dilanjutkan pada tahap ketiga yakni siklus II.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Kegiatan siklus kedua dilakukan pada hari Selasa, 2 September 2014 pada pukul 07.35 – 08.45 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 4 September 2014 bertempat di SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Dalam melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, peneliti dibantu oleh peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel Persentase Keaktifan Siswa Siklus II
Keaktifan |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
Rendah |
0 |
0% |
Sedang |
0 |
0% |
Tinggi |
8 |
22% |
Sangat tinggi |
28 |
78% |
Jumlah |
36 |
100% |
Pada tabel di atas terlihat bahwa keaktifan siswa kategori rendah ada tidak ada, keaktifan sedang tidak ada kekatifan siswa tinggi ada 8 siswa, dan keaktifan siswa sangat tinggi berjumlah 28 siswa.
Sedangkan berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran siklus I yang dilaksanakan pada pertemuan kedua tanggal 4 September 2014, peneliti memperoleh hasil yaitu dari 36 siswa yang mengikuti evaluasi, ada 36 siswa (100%) yang mencapai KKM 70 keatas atau mengalami tuntas dalam belajar. Nilai rata-rata tes formatif pada pembelajaran Siklus II adalah 82. Dapat pula kita lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Nilai Ulangan Harian Siklus II
No |
Aspek |
Frekuensi |
Presentase (%) |
1 |
Nilai Tertinggi |
100 |
|
2 |
Nilai Terendah |
70 |
|
3 |
Rata-rata |
82 |
|
4 |
Nilai tuntas |
36 |
100 |
5 |
Nilai belum tuntas |
– |
– |
Jumlah |
36 |
100Â Â % |
Berdasarkan tabel dan diagram di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 36 siswa dari 36 siswa. Prosentase ketuntasan belajar sebesar 100 %, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi dari perbaikan pembelajaran siklus I dibanding siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus II dapat diperoleh refleksi hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah82 dan ketuntasan belajar mencapai 100% atau ada 36 siswa dari 36 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal ada peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 meningkat menjadi sebesar 100% dan aktivitas siswa juga meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara ada peningkatan yang signifikan dari hasil nilai siswa dan partisipasi siswa, maka guru atau peneliti tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus berikutnya karena apa yang sudah dicapai dianggap memuaskan, atau dengan kata lain tujuan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme telah meningkatkan hasil belajar tentang pemahaman bangun ruang di kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Hasil tes siswa rata-rata pada kondisi awal sebesar 55, pada siklus I sebesar 75 dan pada siklus II sebesar 82. Sedangkan presentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 56%, siklus I sebesar 83% dan siklus II sebesar 100%. Jadi terdapat peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 27 dan peningkatan ketuntasan sebesar 44% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2 siklus dimana di tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan, aktivasi siswa peningkatannya ditiap siklusnya dapat kita lihat pada tabel dan diagram berikut ini:
Tabel Perbandingan Aktivasi Siswa Siklus I, dan Siklus II
Tahap |
Keaktifan |
RATA-RATA |
|||
SangatTinggi |
Tinggi |
Sedang |
Rendah |
||
Siklus I |
15 |
15 |
3 |
3 |
Tinggi |
Siklus II |
28 |
8 |
0 |
0 |
Sangat Tinggi |
Jumlah |
43 |
23 |
3 |
3 |
|
Diagram Perbandingan Aktivasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Pada data di atas terlihat perbandingan keaktifan siswa kategori sangat tinggi pada siklus I ada 15 siswa, dan siklus II ada 28 siswa, untuk keaktifan siswa kategori tinggi pada siklus I ada 15 siswa, dan siklus II ada 8 siswa. Untuk keaktifan sedang pada siklus I ada 3 siswa, dan siklus II tidak ada. Untuk keaktifan rendah pada siklus I 3 siswa, dan siklus II tidak ada. Jadi ada peningkatan kenaikan partisipasi (keaktifan) siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Sedangkan hasil ulangan evaluasi yang didapatkan siswa pada tahapan siklus mengalami peningkatan dari tahapan awal di kondisi awal meningkat di Siklus I kemudian mengalami peningkatan kembali di Siklus II. Ketuntasan belajar siswa meningkat pula. Hal tersebut dapat dilihat pada perbandingan hasil ketuntasan siswa pada tabel dan grafik dibawah ini:
Tabel Perbandingan Ketuntasan Siswa Tiap Siklus
Tahapan Siklus |
Ketuntasan Siswa |
Prosentase Ketuntasan |
||
Tuntas |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
Kondisi awal |
20 |
16 |
56% |
44% |
Siklus I |
30 |
6 |
83% |
17% |
Siklus II |
100 |
0 |
100% |
0% |
Gambar Diagram Perbandingan Ketuntasan Siswa Tiap Siklus
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 berjalan dengan baik. Hasil tes siswa rata-rata pada kondisi awal sebesar 55, pada siklus I sebesar 75 dan pada siklus II sebesar 82. Sedangkan presentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 56%, siklus I sebesar 83% dan siklus II sebesar 100%. Jadi terdapat peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 27 dan peningkatan ketuntasan sebesar 44% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dari tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan terbukti dari beberapa aspek yang dinilai mengalami peningkatan dari siklus I dan Siklus II dari nilai rata-rata kualitas keaktifan tinggi menjadi kualitas keaktifan sangat tinggi.
Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada materi volume bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Nguter 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.†Peningkatan rata-rata dan presentase siswa yang telah mencapai KKM dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 27 dan peningkatan ketuntasan sebesar 44% dari kondisi awal sampai pada akhir siklus II.
Saran
Saran penelitian bagi siswa diharapkan siswa mampu mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. Saran bagi guru hendaknya meningkatkan kemampuan profesionalnya terutama dalam pemilihan pembelajaran yang mampu menciptakan suasana pelajar yang menyenangkan dan melatih belajar siswa untuk berai mengungkapkan gagasanya dengan baik. Saran bagi sekolah diharapkan sekolah mencitak iklim pembelajaran yang kondisif serta memfasilitasi sarana dan prasarana.
Daftar Pustaka
Abdusysyakir, 2007. Sejarah Matematika dan Perkembangannya. Yogyakarta: Tiara. Wacana Yogya
Alipandie, Imansyah. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipta: Jakarta. Arikunto.
Baharuddin dan Wahyuni, N, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka.
____________________. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Stuan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Lapono, Nabisi, dkk. 2008. Belajar Dan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departernen Pendidikan Nasional.
Muhibbin Syah, 2000. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hadi Samsul, Teori Konstruktivis Dalam Pembelajaran, dalam blog.tp.ac.id/wp…/2791c527b072f8131b531417280ca114.doc – See more at: http://suratanmakna.blogspot.co.id/2012/02/teori-belajar konstruktivistik.html#sthash.cwnJJpoQ.dpuf
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia.
Sugiyono.2010. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta
Â
Undang–Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta