PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN 2015/2016

SD NEGERI GEDONG 02 KECAMATAN BANYUBIRU

 

Dewi Tri Wijayanti

SD Negeri Gedong 02

 

ABSTRAK

Hasil belajar merupakan tolak ukur dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk itu banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaharuan atau inovasi dalam pendidikan. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar khususnya dengan mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru/teacher centered ke pembelajaran yang berpusat pada siswa/student centered (Depdiknas, 2003: 2). Paradigma ini menuntut agar guru lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berekspresi melalui kegiatan nyata yang menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal.Keberhasilan dapat diketahui dari hasil belajar siswa melalui kegiatan penilaian setiap akhir pembelajaran. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Secara khusus masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah peraga kubus satuan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang luas setiap sisi bangun ruang, 2) Apakah peraga kubus satuan dapat meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun ruang. Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisa dan ditafsirkan dari penelitian tindkan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Penggunaan peraga kubus satuan bila digunakan secara efektif mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun ruang. Efektifitas pengguanaan peraga kubus satuan /model bangun ruang tercermin dari 17 siswa atau ( 81% ) dari 21 siswa mencapai ketuntasan belajar pada kompetensi yang diajarkan. 2) Penggunaan peraga kubus satuan dapat menumbuhkan keaktifan dan kesukaan siswa dalam belajar. 3)Peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan antusias dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Kata Kunci: Pengumpulan dan Pengelolaan Informasi Hasil Belajar

 

PENDAHULUAN

Hasil belajar merupakan tolak ukur dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk itu banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaharuan atau inovasi dalam pendidikan. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar khususnya dengan mengubah paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru/teacher centered ke pembelajaran yang berpusat pada siswa/student centered (Depdiknas, 2003: 2). Paradigma ini menuntut agar guru lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berekspresi melalui kegiatan nyata yang menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Keberhasilan dapat diketahui dari hasil belajar siswa melalui kegiatan penilaian setiap akhir pembelajaran. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57(1) menyebutkan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara rasional sebagai akuintitas penyelenggaraan pendidikan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Pasal 58 (1) disebutkan bahawa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

Fakta menunjukan bahwa peserta didik kelas VI SD Negeri Gedong 02 Kecamatan Banyubiru sebagian besar, yaitu 11 orang dari 21 orang atau 50% pada mata pelajaran matematika khusunya kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun ruang masih belum tuntas padahal Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 65

IDENTIFIKASI MASALAH

Secara umum perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana efektifitas penggunaan peraga kubus satuan dalam pembelajaran matematika.

Secara khusus masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah peraga kubus satuan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang luas setiap sisi bangun ruang
  2. Apakah peraga kubus satuan dapat meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun ruang.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan penelitian di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan antara lain:

  1. Siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran Matematika
  2. Hasil belajar siswa meningkat menjadi 75% mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 65.

LANDASAN TEORI                

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Model dan teknik penilaian menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Geometri adalah cabang dari matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Selain itu geometri diartikan sebagai Ilmu mengenai bangun, bentuk, dan ukuran benda-benda dari benda-benda yang diketahui. Geometri mempunyai banyak macam di antaranya geometri bidang yaitu cabang geometri yang mempelajari sifat dan hubungan bangun-bangun pada bidang yang dapat digambar dan dibentuk.

Segi banyak atau bangun ruang adalah bangun yang terbentuk oleh beberapa bidang datar atau bidang lengkung.Bangun yang terbentuk oleh bidang datar adalah balok, kubus, limas, dan prisma.

Balok adalah bangun yang dibatasi oleh bidang datar berupa enam bangun persegi panjang. Setiap persegi panjang berimpit dengan tepat satu sisi persegi panjang yang lain. Kubus adalah balok yang rusuk-rusuknya sama panjang. Kubus dibatasi oleh bidang-bidang datar berupa enam bangun persegi.

METODE PENELITIAN                

Hipotesis tindakan kelas ini adalah “Dengan dipergunakannya peraga kubus satuan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Matematika kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun ruang, dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara-cara yang mudah dalam mencari luas permukaan gabungan bangun ruang. Dengan demikian dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

PEMBAHASAN

Hasil implementasi tindakan Sklus I, dengan digunakannya peraga kubus satuan /model bangun ruang dalam pemebelajaran diperoleh data sebagaimana disajikan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1.Hasil Nilai Postes Siklus I

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi % Jumlah Nilai Rata-Rata
1 Amat Baik 86 – 100 1 4,5 90 90
2 Baik 70 – 85 9 40,9 720 80
3 Cukup 56 – 69 8 36,3 480 60
4 Kurang 41 – 55 2 9 100 50
5 Sangat Kurang ≤ 40 2 10 40 20
    Jumlah 22 100 1.430 65

 

Dari data seperti Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa ada 10 siswa (50%) yang dapat menuntaskan kompetensi yang dipelajari, dan 50% (11 Siswa) belum tuntas. Merujuk pada indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan yaitu 75% atau 15 siswa telah mendapat nilai sama dengan atau lebih dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebesar 65, sehingga hasil belajar siswa pada Siklus I belum memenuhi indikator kinerja dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan peraga kubus ruangan belum membantu hasil belajar siswa.

Dari data-data tersebut diketahui pula bahwa nilai rata-rata kelas hasil belajar pada Siklus I adalah 68,5 dan dikategorikan Cukup. Kemampuan siswa untuk mencerna pelajaran mengalami peningkatan sebesar 50%, yaitu dari nilai rata-rata kelas pretes 5,4.

Siklus II dilaksanakan dengan perbaikan sesuai kelemahan pada Silkus I ( Siklus sebelumnya ), dan diperoleh data sebagaimana disajikan pada Tabel 2 berikut:

 

 

Tabel 2. Hasil Nilai Postes Siklus II

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi % Jumlah Nilai Rata-Rata
1 Amat Baik 86 – 100 6 30 600 100
2 Baik 70 – 85 11 55 880 80
3 Cukup 56 – 69 3 15 180 60
4 Kurang 41 – 55 0 0 0 0
5 Sangat Kurang ≤ 40 0 0 0 0
    Jumlah 20 100 1.660 83

 

Pada Tabel 2. Di atas diketahui bahwa 17 siswa (85%) Telah dapat menuntaskan kompetensi yang dipelajari, dan 4 siswa (15%) belum tuntas. Maka bila merujuk pada indikator kinerja penelitian, yaitu 75% atau 15 siswa telah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan sebesar 65. Hal ini pembelajaran pada Siklus II dapat memenuhi indikator kinerja penelitian.

Nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa Siklus II adalah 83, sehingga dapat dikategorikan Baik. Hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk mencerna kompetensi mengalami peningkatan sebesar 75%, yaitu dari nilai rata-rata kelas pretes, yaitu sebesar 54.

Data-data di atas menunjukkan bahwa peran dan ketrampilan guru rata-rata nilainya 83,2, maka dapat disimpulkan bahwa dengan digunakan peraga kubus satuan / model bangun ruang dalam proses pembelajaran peran dan ketrampilan guru dapat dikategorikan baik.

SIMPULAN

Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisa dan ditafsirkan dari penelitian tindkan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Penggunaan peraga kubus satuan bila digunakan secara efektif mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri Gedong 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada kompetensi menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dua bangun ruang. Efektifitas pengguanaan peraga kubus satuan /model bangun ruang tercermin dari 17 siswa atau ( 81% ) dari 21 siswa mencapai ketuntasan belajar pada kompetensi yang diajarkan.
  2. Penggunaan peraga kubus satuan dapat menumbuhkan keaktifan dan kesukaan siswa dalam belajar.
  3. Peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan antusias dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Tim Penyusun Kamus. 1993. KamusBesar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Proyek Peningkatan PPG IPS dan PMP Malang. 2003, PenelitianTindakan Kelas. Malang: Proyek Peningkatan PPG IPS dan PMP Malang.

 

Depdiknas. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Matematika Kelas VI SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Hidayah, Isti. 2000. Penyusun Laporan Penelitian. Semarang: Lembaga Penelitian UNNES Semarang.

Subiyantoro. 2007. Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Makalah disajikan dalam Workshop Pengembanagan Pembelajaran Inovatif dalam rangka Peningkatan Kompetensi dan Profesioanalisme Guru SD, SMP, dan SMA, di UNNES Semarang, 7 Oktober.