PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS)

MATA PELAJARAN PKN TENTANG PENGERTIAN ORGANISASI

BAGI SISWA KELAS V SDN SAMBIREJO 4 SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Abdul Wahid

SDN Sambirejo 4

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara guru dalam mengupayakan peningkatan motivasi dan prestasi belajar melalui metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapakan dapat memiliki kegunaan bagi siswa, peneliti, dan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) saat proses KBM. Adapun penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tahapan: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi/Pengamatan dan Refleksi. Hasil Penelitian berupa peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 6 siswa tuntas dengan persentase sebesar 27,3 % dan rata-rata sebesar 65. Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 Siswa dengan persentase sebesar 68,2% dan rata-rata sebesar 71,0. Siklus II meningkat lagi menjadi 21 siswa dengan persentase sebesar 95,5 % dan rata-rata sebesar 76,5. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa target ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II. Dan meningkatnya motivasi belajar siswa. Sebelum pelaksanaan tindakan aktifitas siswa dengan nilai rata-rata 45,9 ( 45,9 % ) dengan predikat C. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 62,4 ( 62,4 % ) dengan predikat B. Pada siklus II nila rata-rata meningkat lagi menjadi 78,3 ( 78,3 % ) dengan predikat B. Implementasi dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan keaktifan siswa sangat terkait dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)

 

 

PENDAHULUAN

Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Oleh karena itu, seorang guru Sekolah Dasar (SD) dituntut untuk menguasai semua bidang studi. Namun hasil perolehan nilai beberapa mata pelajaran dalam kenyataannya masih ada yang belum memenuhi standar, tidak terkecuali untuk mata pelajaran PKn. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran PKn di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan melemahnya motivasi belajar siswa.

Kenyataan pada saat peneliti menyampaikan pembelajaran mata pelajaran PKn tentang mendiskripsikan pengertian organisasi, ditemukan masalah kurangnya semangat siswa yang ditunjukkan dengan adanya siswa mengantuk, ramai, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Dan hasil test diketahui sebanyak 16 siswa dari 22 siswa, yaitu 72,7 % dari jumlah siswa belum mampu menguasai daya serap materi yang diajarkan oleh guru dengan mendapatkan nilai di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk pelajaran PKn pada kelas V yang ditentukan pada SDN sambirejo 4 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

Melihat hasil test dari kondisi siswa selama pembelajaran tersebut, dapat diperoleh gambaran pembelajaran yang peneliti lakukan termasuk belum berhasil. Setelah dilakukan analisis awal permasalahannya dengan teman sejawat, dapat ditemukan kekurangan terjadi pada guru dalam penyampaian materi pelajaran tersebut. Guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa jenuh dan kurang tertarik pada pembelajaran.

Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan tidak membosankan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir, menjawab, merespon dan melalui metode ini penyajian bahan ajar tidak lagi membosankan karena siswa diberikan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan suatu masalah atau soal bersama dengan pasangannya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: (1) Apakah guru masih memakai metode konvensional dalam melaksanakan pembelajaran ? (2) Mengapa siswa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar ? (3) Mengapa motivasi belajar siswa rendah ? (4) Faktor apa yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah ?

Berdasarkan uraian tersebut diatas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah: (1) Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi di kelas V SDN Sambirejo 4 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 akan meningkatkan motivasi belajar siswa ? (2) Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi di kelas V SDN Sambirejo 4 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 akan meningkatkan prestasi belajar siswa ? (3) Bagaimana penerapan metode Think-Pair-Share (TPS) sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi, dan bimbingan individual di kelas V SDN Sambirejo 4 Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 ?

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: (1) Untuk meningkatkan motivasi belajar melalui metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar melalui metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. (3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Motivasi

Motivasi adalah energi atau daya dorong hidup yang merangsang seseorang untuk melakukan aktivitas. Motivasi dapat dilihat ketika siswa mengarahkan segala potensi dan daya yang ada pada dirinya dengan jalan menimbulkan, menghidupkan dan menumbuhkan keinginan yang tinggi dalam meraih sesuatu di dalam proses belajar mengajar.

Haziq Jauhary ( 2008: 1 ) mengatakan bahwa, “ Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. “ Dorongan ini ada pada diri seseorang yang menggerakkan guna melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik untuk menggunakannya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar memang ada pada diri peserta didik, tetapi guru juga perlu menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar. “Pengertian belajar secara psikologis yaitu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. (Slameto, 2003:2). “Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam diri seseorang sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Slameto 2003:4). Menurut Darsono (2000:30), “ciri-ciri belajar antara lain: belajar dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan, belajar merupakan pengalaman sendiri”. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan dan belajar dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Dari beberapa pengertian belajar yang disebutkan oleh para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sehingga mengakibatkan perubahan perilakunya (ke arah yang lebih baik).

Menurut Winkel dalam Darsono (2000:4) “belajar yaitu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang maknanya adalah pengalaman“. “Pengertian belajar secara umum yaitu terjadinya perubahan dalam diri orang yang belajar karena pengalaman”. (Darsono, 2000:4).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan daya dorong dari dalam diri siswa untuk belajar, yaitu untuk mengadakan perubahan yang lebih maju dengan menggunakan pengalaman atau materi yang ada melalui latihan-latihan. Dan prestasi belajar sangat ditentukan oleh motivasi, terutama motivasi dari dirinya sendiri.

Pengertian Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “ prestatie “ kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi “ yang berarti hasil usaha. Adi Negoro ( 1983: 254 ) mengemukakan bahwa: “ Prestasi adalah segala pekerjaan yang berhasil, ditunjukkan dari kecakapan manusia yang telah dicapai.”

Winarno Surachmad ( 1992: 86 ) mengemukakan pengertian, “ Prestasi adalah suatu kecakapan yang nyata mempunyai sifat sementara yang sangat dipengaruhi oleh situasi ruang dan waktu, sekaligus mempunyai pengertian bahwa prestasi itu sifatnya tidak tetap dan dapat diukur dengan test. “

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi adalah merupakan kemampuan atau kecakapan yang nyata, yang dicapai oleh seseorang yang sifatnya sementara ( tidak tetap ) dan dapat diukur dengan test.

Pengertian Prestasi Belajar

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa: “ Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka yang diberikan oleh guru.”

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), prestasi belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Pengertian Pembelajaran

Menurut BSNP (2006) kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Selain itu pengalaman belajar siswa harus terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1999).

Menurut Dimyati (2002) pembelajaran berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan siswa. Kemampuan tersebut dikembangkan bersama dengan perolehan pengalaman belajar. Perolehan pengalaman merupakan proses yang berlaku deduktif atau induktif dan terus menerus.

Berdasarkan definisi-definisi pembelajaran yang diuraikan di atas dapat dimengerti bahwa pembelajaran merupakan suatu pengalaman siswa yang tersusun dari unsur manusia, materil, fasilitas, perlengkapan dan prosedur untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan. Pembelajaran juga memiliki beberapa karakteristik.

Pembelajaran apapun yang akan dilaksanakan oleh seorang pengajar dalam pengajaran, seorang pengajar pastinya mempunyai tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Menurut H. Zaini (2008) tujuan pembelajaran yaitu: mendapatkan pengetahuan; mampu menyampaikan pendapat; merubah sikap; keahlian dalam bidang tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, metode atau cara apapun yang akan digunakan oleh pengajar dalam pembelajaran, seorang pengajar harus merumuskan tujuan yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran. Kemudian pengajar menentukan metode atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam rumusan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share

Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan berbeda-beda ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran koopertif merupakan strategi yang sesuai untuk diterapkan pada pelajaran PKn, dimana kegiatan belajar PKn lebih diarahkan pada kegiatan yang mendorong siswa secara aktif menemukan sendiri konsep melalui ketrampilan proses.

Slavin (dalam Isjoni, 2007: 17) menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya.

Pembelajaran Kewarganegaraan

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagia suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme (Jogiyanto:2006). Atau dengan kata lain bahwa, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan para peserta didik.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki keunikan tersendiri. Karena dalam pendidikan Kewarganegaraan dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan demokrasi, pendidikan moral dan pendidikan Pancasila (P.S. Widi Raharja: 2008).

Strategi pembelajaran PKn di SD dijadikan dalam 2 unit yaitu kelas rendah (1,2,3), dan kelas tinggi (4,5,6). Pembagian unit ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun perbedaannya tidak seberapa tetapi hal ini cukup penting untuk menentukan model pembelajaran di kelas. Karakteristik siswa kelas 1 tentu berbeda dengan siswa kelas 6. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi kondisi tempat mengajar. Strategi pembelajaran harus bervariasi dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan landasan teori dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut:

Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan harapan bagi semua guru, dan sebagai tolak ukurnya adalah prestasi belajar siswa. Banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik itu faktor dari dalam diri siswa (intern) maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern). Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu metode mengajar guru yang dianggap tidak sesuai dengan materi pelajaran sehingga mengakibatkan kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran. Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran PKn kurang dapat menumbuhkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. Rendahnya keaktifan siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa, bahwa apabila keaktifan siswa rendah maka prestasi belajar siswa pun rendah. Untuk mengatasinya dicobakan Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) yang bertujuan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa, karena apabila keaktifan siswa dapat meningkat maka hasil belajar siswa juga akan mengalami peningkatan. Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi di SDN Sambirejo 4 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018, sehingga siswa dapat belajar secara aktif guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Pada bagian ini diuraikan waktu penelitian mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyusunan laporan yang sudah disempurnakan. Untuk itu setting waktu penelitian di SDN Sambirejo 4 selama 4 bulan dimulai dari bulan Januari – April 2018.

Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Sambirejo 4 yang berada di Pondok– Sambirejo – Sragen – Jateng khususnya di kelas V (lima).

Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Sambirejo 4 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2017/2018 yang berada di pedesaan. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Sambirejo 4, sebanyak 22 siswa. Latar belakang orang tua wali murid sebagian pedagang, sebagian lagi wiraswasta, dan sebagian besar petani.

Sumber Data

Data dalam penelitian tindakan kelas berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Data tersebut meliputi:

  1. Data mengenai hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share ( TPS )
  2. Data mengenai keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan data mengenai aktivitas guru mengajar dengan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dengan menggunakan lembar observasi.
  3. Data mengenai hasil belajar siswa sesudah menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut: (1) Lembar observasi, (2) Soal tes, (3) Wawancara, (4) Metode Catatan Lapangan.

Validasi Data

Validitas merupakan hal yang sangat penting di semua penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain menurut Priyono (2000:11) dalam Basrowi & Suwandi (2008:123) antara lain: (1) Face validity (validitas muka), (2) Trianggulation (trianggulasi), (3) Critical Reflection (refleksi kritis). (4) Catalityc validity (validitas pengetahuan).

Analisis Data

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis data tersebut. Analisis data ini dilakukan peneliti sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. H.B Sutopo (2002:91) mengatakan bahwa proses analisis data mempunyai empat (4) komponen utama yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti kualitatif, yaitu “(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Indikator Kinerja

Adapun batasan kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar PKn siswa kelas V (lima) sebagai berikut: Batas tuntas belajar siswa adalah nilai 70 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 85 %. Motivasi belajar siswa pada kondisi akhir diharapkan adalah Baik dengan nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 75.

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi/pengamatan, dan (4) refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dari hasil observasi yang berupa hasil evaluasi individu materi mendeskripsikan pengertian organisasi pada mata pelajaran PKn masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran dan saat diberi evaluasi prestasi yang diperoleh siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hasil tes sebelum tindakan dapat kita lihat berikut ini:

Tes sebelum tindakan diberikan di kelas V SDN Sambirejo 4 yang terdiri 22 siswa. Berdasarkan hasil tes kemudian di rata-rata. Tes kemampuan awal diberikan sebanyak 20 soal berupa 15 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Berdasarkan tes kemampuan awal diperoleh bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa, secara klasikal jumlah siswa yang tuntas sebesar 27,3 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas 16 siswa, secara klasikal jumlah yang belum tuntas sebesar 72,7 %.

Motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebelum tindakan dapat kita lihat pada tabel nilai aktifitas belajar siswa berikut ini:

Motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebelum tindakan yang terdiri dari 22 siswa, memperoleh nilai rata-rata sebesar 45,9 dengan predikat C dan tingkat keberhasilannya baru mencapai 45,9 %.

Deskripsi Hasil Siklus I

Setelah diadakan tes siklus I peneliti menerapkan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), ada perubahan hasil belajar siswa walaupun belum signifikan. Nilai tes siklus I berdasarkan jumlah, rata-rata, ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dapat dilihat pada laporan di bawah ini:

Tes siklus I diberikan di kelas V SDN Sambirejo 4 yang terdiri 22 siswa. Berdasarkan hasil tes kemudian di rata-rata. Tes siklus I diberikan sebanyak 20 soal berupa 15 soal pilihan ganda dan 5 soal esai.

Berdasarkan tes siklus I diperoleh bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 15 anak, secara klasikal jumlah siswa yang tuntas sebesar 68,2 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas 7 siswa, secara klasikal jumlah yang belum tuntas sebesar 31,8 %.

Berdasarkan laporan hasil pengamatan, tindakan siklus I mengalami perubahan dari kondisi awal ketuntasan siswa sebesar 27,3 % setelah dilakukan tindakan siklus I ketuntasan belajar sebanyak 68,2 %, jadi selisih peningkatan pada siklus I sebesar 40,9 %.

Observasi

Observasi tindakan I peneliti dibantu oleh satu orang pengamat (teman sejawat) yaitu Ari Tejo Laksono, S.Pd. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siklus I. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi sebagai berikut:

Aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I yang terdiri dari 22 siswa, memperoleh nilai rata-rata sebesar 62,4 dengan predikat B dan tingkat keberhasilannya baru mencapai 62,4 %.

Refleksi

Adapun hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada laporan berikut ini: Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan belajar mengajar PKn tentang pengertian organisasi, tujuan organisasi dan ciri-ciri organisasi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal (tes kemampuan awal) sampai tindakan pada siklus I. Hasil tes awal menunjukkan siswa yang tuntas persentase 27,3 %. Kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas menjadi 68,2 % (mengalami peningkatan sebesar 40,9 %). Begitu pula dengan rata-rata kelas yang semula hanya 65, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 71

Deskripsi Hasil Siklus II

Setelah diadakan tes siklus II peneliti menerapkan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), ada perubahan hasil belajar siswa yang signifikan. Nilai tes siklus II berdasarkan jumlah, rata-rata, ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dapat dilihat berikut ini:

Tes siklus II diberikan di kelas V SDN Sambirejo 4 yang terdiri 22 siswa. Berdasarkan hasil tes kemudian di rata-rata. Tes siklus II diberikan sebanyak 20 soal, berupa 15 pilihan ganda dan 5 soal esai. Tes siklus II diperoleh bahwa siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 anak, secara klasikal jumlah siswa yang tuntas sebesar 95,5 %. Sedangkan siswa yang belum tuntas 1 siswa, secara klasikal jumlah yang belum tuntas sebesar 4,5 %. Hasil nilai tes siklus II siswa kelas V SDN Sambirejo 4 mengalami peningkatan yang sangat memuaskan.

Berdasarkan laporan di atas, tindakan siklus II mengalami perubahan dari siklus I siswa sebesar 68,2 % setelah dilakukan tindakan siklus II ketuntasan belajar sebanyak 95,5 %, jadi selisih peningkatan pada siklus II sebesar 27,3%.

Observasi

Observasi tindakan II peneliti dibantu oleh satu orang pengamat ( teman sejawat ) yaitu Ari Tejo Laksono, S.Pd. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) siklus II. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi sebagai berikut:

Aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang terdiri dari 22 siswa, memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,3 dengan predikat B dan tingkat keberhasilannya sudah mencapai 78,3 %. Kegiatan observasi aktivitas guru mengajar siklus II dilakukan oleh peneliti kelas V SDN Sambirejo 4, dan satu orang teman sejawat. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.

Refleksi

Refleksi terhadap Hasil belajar Siswa

Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan terhadap hasil belajar siswa dari tes siklus I sampai pada berakhirnya kegiatan belajar siklus II. Pada dasarnya hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus II. Adapun hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada laporan berikut ini:

Berdasarkan laporan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn tentang pengertian organisasi bagi siswa kelas V SDN Sambirejo 4 mengalami peningkatan dari siklus I sampai tindakan pada siklus II. Hasil tes siklus I menunjukkan siswa yang tuntas persentase 68,2 % kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas menjadi 95,5 % (mengalami peningkatan sebesar 27,3 %). Begitupula dengan rata-rata kelas yang semula hanya 71 pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 76,5 pada siklus II.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V semester 2 SDN Sambirejo 4 Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut.

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi tentang tujuan organisasi dan ciri-ciri organisasi di kelas V SD Negeri Sambirejo 4. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 65 pada kondisi awal menjadi 71 pada siklus 1 dan menjadi 76,5 pada siklus 2.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada siswa kelas V Semester 2 di SDN Sambirejo 4 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2017/2018, pada mata pelajaran PKn tentang pengertian organisasi, dengan kompetensi dasar mendiskripsikan pengertian organisasi dengan pokok pembahasan tujuan organisasi dan ciri-ciri organisasi mendapatkan hasil yang memuaskan. Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 6 siswa tuntas dengan persentase sebesar 27,3 %, yang belum tuntas 16 siswa dengan prosentase sebesar 72,7 % dan nilai rata-rata sebesar 65,0. Pada Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa dengan persentase sebesar 68,2 %, yang belum tuntas 7 siswa dengan prosentase 31,8 % dan nilai rata-rata 71,0. Pada Siklus II ketuntasan hasil belajar meningkat lagi menjadi 21 siswa dengan persentase sebesar 95,5 %, yang belum tuntas 1 siswa dengan prosentase 4,5 %, dan nilai rata-rata 76,5. Perolehan angka prosentase ketuntasan ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, berarti target ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II.

Dan berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian motivasi belajar siswa meningkat dengan ditandai meningkatnya aktifitas siswa dalam belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan aktifitas siswa dengan nilai rata-rata 45,9 ( 45,9 % ) dengan predikat C. Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 62,4 ( 62,4 % ) dengan predikat B. Pada siklus II nila rata-rata meningkat lagi menjadi 78,3 ( 78,3 % ) dengan predikat B. Ini berarti target nilai aktifitas belajar siswa sebesar 75 telah terpenuhi pada siklus II.

Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam proses belajar mengajar:

  1. Bagi Siswa, hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam penerapan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS), sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya.
  2. Bagi Guru, Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
  3. Bagi Sekolah, Jika pembelajaran ingin tercapai, sekolah hendaknya berusaha memenuhi kebutuhan media yang dibutuhkan semua guru dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Negoro. 1983. Kamus Internasional Populer. Surabaya: Karya Anda.

Anita. Lie. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

BSNP 2006. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas.

Darsono. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.

Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Dimyati. Tjutju T. dan Ahmad Dimyati. 2002. Operations Research. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Haziq Jauhary. 2008. Membangun Motivasi. Semarang: CV. Ghyyas Putra.

H.J. Gino. 1993. Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jogiyanto. Kasihani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.

Noehi Nasution. 1991. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta.

Slameto.2003. Belajar factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Winarno Surachmad. 1992. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito