Penilaian Antar Guru dan Pembinaan Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Guru
PENILAIAN ANTAR GURU DAN PEMBINAAN KELOMPOK
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU
DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 3 TAWANGHARJO KECAMATAN TAWANGHARJO PADA
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Siti Mukaromah
Kepala Sekolah SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik melalui penilaian antar guru dan pembinaan kelompok bagi guru di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan sekolah. Subjek penelitian ini adalah 6 guru. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2016/2017, selama 4 (Empat) bulan dari mulai Januari 2017 sampai dengan April 2017 di SD Negeri 3 Tawangharjo. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisa deskriptif. Indikator keberhasilan apabila prosentase ketercapaian aspek pembelajaran lebih dari 85%, atau dengan skor rata-rata > 9,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 dari siklus ke siklus mengalami peningkatan melalui pembinaan kelompok dan penilaian antar guru. Peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 4.7 menjadi 8.0. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 8.0 menjadi 9.5. Nilai rata-rata dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dari 9.5 menjadi 10.7. Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus III meningkat secara keseluruhan dari 4.7 menjadi 10.7. Peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus hingga siklus III mengalami peningkatan sebesar 50.00%. Kegiatan prasiklus prosentase ketercapaian indikator sebesar 38.89% meningkat menjadi 66.67% pada siklus I. Kegiatan siklus I prosentase ketercapaian indikator sebesar 66.67% meningkat menjadi 79.17% pada siklus II. Kegiatan siklus II prosentase ketercapaian indikator sebesar 79.17% meningkat menjadi 88.89% pada siklus III.
Kata kunci: keterampilan guru, komunikasi dengan peserta didik, penilaian antar guru, dan pembinaan kelompok
PENDAHULUAN
Pada prinsipnya kinerja Guru merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru sangat menentukan pada kualitas pendidikan yang dihasilkan, karena guru merupakan fihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan Sekolah. Sehingga untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, maka diperlukan guru yang benar-benar memiliki kinerja yang baik.
Salah satu ketrampilan yang merupakan salah satu komponen untuk menilai guru adalah ketrampilan berkomunikasi dengan peserta didik. Berkomunikasi dengan peserta didik merupakan pekerjaan rutin bagi guru. Komunikasi dengan peserta didik tersebut tidak saja dilakukan untuk menyampaikan materi pelajaran, memberi saran, dan pendapat dalam hubungan sebagai pengajar, namun sebagai pendidik, komunikasi dengan peserta didik dilakukan dalam rangka membentuk perilaku dan budi pekerti peserta didik yang baik, sehingga komunikasi tersebut tidak saja dilakukan di ruangan kelas, namun juga dilakukan di luar ruangan kelas.
Karena pentingnya berkomunikasi dengan peserta didik, maka ketrampilan berkomunikasi dengan peserta didik merupakan salah satu unsur penilaian kinerja guru. Berdasarkan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG), ketrampilan tersebut terdiri dari komponen: (1) Cara Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, (2) Cara guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, (3) Cara Guru menanggapi pertanyaan peserta didik (4) Cara Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar pserta didik (5) Cara Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik (6) Cara Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan cara meresponnya.
Walaupun ketrampilan berkomunikasi dengan peserta didik merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru dengan baik, namun berdasarkan pengamatan dan penilaian awal semester 2 (dua) tahun pelajaran 2016/2017 terhadap guru di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo diketahui secara keseluruhan ketrampilan tersebut belum dikuasai oleh guru dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penilaian dengan menggunakan indikator tersebut di atas dengan skor 0, 1, dan 2. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 4,7 (kategori cukup), nilai tertinggi sebesar 6 (kategori cukup), dan nilai terendah 4 (kategori cukup).
Dari hasil pengamatan penguasaan guru terhadap indikator penilaian diketahui bahwa secara keseluruhan guru baru mampu menguasai indikator penilaian yang merupakan komponen ketrampilan berkomunikasi dengan peserta didik sebesar 38.89%, dari ke enam komponen penilaian tersebut, bahkan beberapa komponen menunjukkan prosentase penguasaan yang rendah, yaitu komponen 3 (tiga) tentang cara Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya, baru dicapai sebesar 25%, komponen 2 (dua) yaitu cara guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, dan komponen 5 (lima) yaitu cara Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar pserta didik masing-masing baru mencapai 33,33%.
Adanya kenyataan tersebut, menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran guru cenderung mengedepankan penyampaian materi tanpa memperhatikan apakah materi pembelajaran yang dikomunikasikan tersebut dapat dipahami oleh peserta didik atau tidak. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Cara-cara demikian selain tentunya akan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku peserta didik.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu adanya langkah nyata untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan tersebut. Berbagai langkah dapat dilakukan diantaranya adalah melalui teknik penilaian antar guru dan pembinaan kelompok. Teknik penilaian antar guru dimaksudkan agar guru dapat saling mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik, dan memberikan penilaian sehingga dapat mengatahui sejauh mana teman sejawat menguasai ketrampilan tersebut. Teknik penilaian teman sejawat ini sekaligus membiasakan guru untuk membiasakan diri saling menerima pendapat dan menerima kritik dari guru lain. Selanjutnya hasil penilaian tersebut dimanfaatkan sebagai bahan pembinaan secara kelompok.
Untuk mengetahui perkembangan ketrampilan dari setiap tindakan, dan sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesionalisme, dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah (PTS). Sesuai dengan permasalahan dan waktu dilakukan tindakan, maka judul PTS ini adalah: “Penilaian antar guru dan pembinaan kelompok sebagai upaya peningkatan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penilaian antar guru dan pembinaan kelompok dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo semester II Tahun Pelajaran 2016/2017?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik melalui penilaian antar guru dan pembinaan kelompok bagi guru di SD Negeri 3 Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.
KAJIAN TEORI
Pembinaan Kelompok
Menurut Mitha Thoha (2011: 78) pembinaan adalah Suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari definisi pembinaan yaitu:1.pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan; 2. Pembinaan bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu. Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Daradjat (2006), “Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun nonformal yang terlaksana secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang utuh selarasâ€.
Penilaian Antar Guru
Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu, asesmen didefinisikan juga sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012).
Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. Sedangkan, menurut Propham (Abidin, 2014), penilaian merupakan usaha formal yang dilakukan untuk menjelaskan status siswa dalam variabel penting pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kompetensi Pedagogik
Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru menurut Sarimaya (2008: 17) menyatakan bahwa: “kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosialâ€.
Menurut Saudagar (2009: 31) pembelajaran adalah upaya pendidk untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.
Keterampilan Guru
Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas (KBBI, 2005:1180). Menurut Reber sebagaimana dikutip Syah (2010:118), menyatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian, tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan.
Keterampilan Guru dalam Berkomunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang mana melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya. Komunikasi adalah: suatu proses penyampaian pesan dari sumber pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) baik secara lisan maupun tulisan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain (Fajar, 2009: 31).
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif (Abdulhak, 2001: 56).
Kerangka Berpikir
Adanya permasalahan terkait dengan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang ditunjukkan dengan hasil penilaian prasiklus, mendorong peneliti untuk mengambil tindakan berupa pembinaan dengan teknik penilaian antar guru dan pembinaan kelompok. Penilaian guru dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari guru tentang ketrampilan yang dimiliki oleh guru, yang nantinya digunakan sebagai bahan pembinaan kelompok. Dengan adanya penilaian antar guru tersebut, pembinaan dapat dilakukan dengan lebih terfokus.
Melalui penelitian tindakan sekolah (PTS) dapat dilihat perkembangan ketrampilan guru mulai dari prasiklus ke siklus berikutnya, dan refleksi dari hasil penilaian, dapat diambil tindakan perbaikan yang tepat, sehingga peningkatan ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dapat termonitor dengan baik.
Hipotesis Tindakan
Melalui penilaian antar guru dan pembinaan kelompok dapat meningkatkan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan sekolah (PTS). Penelitian Tindakan Sekolah (school action research) merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas atau kepala sekolah pada saat melaksanakan tugasnya. Penelitian tindakan sekolah ini didesain sesuai dengan model John Elliot (dalam Muslihudin, 2010: 72).
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua guru kelas 1 hingga kelas 6 SD Negeri 3 Tawangharjo dengan jumlah 6 guru. Dengan objek penelitian penilaian terhadap keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik.
Waktu dan Tempat
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 3 Tawangharjo dengan alamat Jl. Raya Blora km.13 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dengan kode pos 58191. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2016/2017, selama 4 (Empat) bulan dari mulai Januari 2017 sampai dengan April 2017.
Data dan Sumber Data
Data adalah informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang atau sifat. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan data adalah hasil penilaian yang dilakukan pada saat observasi terhadap keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan yang diperoleh melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh guru teman sejawat maupun oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan dokumentasi.
Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data hasil penelitian, digunakan teknik observasi dan dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung untuk menilai aktivitas guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada lembar penilaian atau lembar observasi. Teknik ini dipilih karena sesuai dengan data yang akan diperoleh, yaitu berupa penilaian unjuk kerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa foto-foto kegiatan peneliti dan guru selama penelitian sebagai data pendukung.
Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan analisa deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran tentang basil yang dicapai oleh guru setelah tidakan dilaksanakan terhadap seluruh pusat perhatian dalam penelitian meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Dengan menyajikan tabel hasil penilaian ketrampilan guru dalam komunikasi dengan peserta didik yang dilakukan oleh peneliti.
Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam siklus-siklus penelitian. Adapun angkah-langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, prosedur tindakan setiap siklus.
Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dianggap berhasil apabila telah terjadi peningkatan kinerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dari siklus ke siklus berikutnya, dan dikatakan berhasil apabila semua guru di SD Negeri 3 Tawangharjo telah memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata minimal sebesar 9,1 (kategori sangat baik), dengan penguasaan indikator telah mencapai lebih dari 85%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Setelah dilakukan observasi dan dengan menilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik, hasilnya seperti terlampir (lampiran 1), selanjutnya berdasarkan hasil penilaian tersebut peneliti melakukan rekapitulasi, dihitung skor rata-rata dan dibuat kategori, hasil rekapitulasi seperti terlampir (lampiran 2). Ringkasan hasil penilaian dari subjek penelitian, tentang keterampilan guru dalam berkomunikasi skor rata-rata sebesar 4.7 (kategori cukup). Dari 6 guru 1 (satu) guru tergolong kurang, dan 5 (lima) guru tergolong cukup. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana guru menguasai komponen keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dan sekaligus untuk mengetahui indikator yang perlu mendapat perhatian guru, maka berdasarkan penilaian tersebut peneliti melakukan perhitungan prosentase ketercapaian komponen/indikator.
Dari hasil penilaian yang terdiri dari 6 komponen, hasilnya menunjukan bahwa rata-rata prosentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 38.89%. Artinya saat dilakukan penilaian prasiklus guru belum mampu melaksanakan langkah berkomunikasi dengan peserta didik dengan baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan dengan menerapkan pembinaan dengan teknik penilaian antar guru dan pembinaan kelompok. Kegiatan peneliti saat melakukan kegiatan prasiklus seperti terlihat pada gambar terlampir (foto 1).
Berdasarkan hasil penilaian prasiklus tersebut di atas, menunjukkan bahwa guru masih mengalami berbagai kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan peserta didik. Hal ini terlihat dari prosentasi ketercapaian indikator yang belum maksimal, dengan prosentase tertinggi sebesar 50%, dan prosentase terendah 33,33% dengan prosentase rata-rata sebesar 38,39%. Untuk itu maka perlu dilakukan upaya perbaikan. Sebelum dilakukan langkah perbaikan, peneliti memanggil semua guru untuk mengikuti rapat pembinaan dan sekaligus menyampaikan permasalahan yang sebenarnya berdasarkan hasil pengamatan prasiklus, menjelaskan tindakan yang akan dilaksanakan, dan menjelasakan teknik menilai kinerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik.
Rapat guru dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2017, mulai dari jam 12:00 sampai dengan jam 14:00. Daftar hadir rapat guru seperti terlampir (lampiran 3), dan dokumentasi kegiatan rapat guru tanggal 4 Februari 2017, seperti terlihat pada gambar terlampir (foto 2). Adapun pelaksanaan tindakan seperti diuraikan pada laporan hasil penelitian tiap-tiap siklus.
Siklus I
Observasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal, yaitu mulai tanggal 27 Februari sampai dengan 4 Maret 2017. Pelaksanaannya dilakukan setelah jam istirahat, yaitu jam 09:30 sampai jam 10:40 (selama 2 jam pelajaran) kecuali kelas I, dilaksanakan mulai jam 1 (07:30 sampai jam 08:40). Hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dicatat pada lembar observasi, hasilnya seperti terlampir (lampiran 6). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata, dan menghitung prosentase ketercapaian, hasilnya seperti terlihat pada lampiran (lampiran 7). Untuk menjaga kerahasiaan hasil penilaian, maka peneliti membuat kode subjek penelitian, dengan menggunakan kode A, B, C, D, E, dan F. Berikut ringkasan hasil penilaian kinerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus I dapat diketahui bahwa keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dibandingkan dengan prasiklus terjadi peningkatan, dengan skor rata-rata sebesar 8.0 (kategori baik). Selanjutnya tabel berikut merupakan ringkasan perhitungan Prosentase Ketercapaian komponen siklus I diketahui skor rata-rata prosentase ketercapaian indikator sebesar 66.67%, dengan skor tertinggi sebesar 75.00%, sedangkan skor terendah sebesar 58.33%, dari prosentase ketercapaian indikator dan skor rata-rata yang dicapai oleh guru, menunjukan bahwa sudah terjadi peningkatan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik yang cukup signifikan.
Berdasarkan hasil penilian, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 8.0 (kategori baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 66.67%. Hal ini berarti keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik telah mengalami peningkatan namum belum maksimal. Maka perlu adanya tindakan lanjutan pada siklus II.
Siklus II
Hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dicatat pada lembar observasi, hasilnya seperti terlampir (lampiran 9). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata, dan menghitung prosentase ketercapaian, hasilnya seperti terlihat pada lampiran (lampiran 10). Untuk menjaga kerahasiaan hasil penilaian, maka peneliti membuat kode subjek penelitian, dengan menggunakan kode A, B, C, D, E, dan F. berikut ringkasan hasil penilaian kinerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus II.
Rekapitulasi nilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik pada siklus II dapat diketahui bahwa dari enam guru yang dijadikan subjek penelitian, skor rata-rata sebesar 9,5 (kategori sangat baik). Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan dari enam guru, terdapat satu guru tergolong sangat baik. Kegiatan peneliti saat melakukan observasi seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 12).
Prosentase ketercapaian indikator menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik telah meningkat dibanding tindakan pada siklus I. Guru sudah memahami dan dapat menerapkan langkah-langkah dalam berkomunikasi dengan peserta didik dengan baik. Dengan pencapaian nilai rata-rata sebesar 9,5, dengan prosentasi penguasaan indikator mencapai 79.17%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 9,5 (kategori sangat baik), dengan prosentasi ketercapaian indikator rata-rata sebesar 79.17%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun nilai keterampilan guru rata-rata telah mencapai kategori baik (9,5), namun masih berada di bawah nilai ketercapaian yaitu <85%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan perlu ditingkatkan lagi, hingga dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Siklus III
Hasil penilaian terhadap ketrampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dicatat pada lembar observasi, hasilnya seperti terlampir (lampiran 13). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung skor rata-rata, dan menghitung prosentase ketercapaian, hasilnya seperti terlihat pada lampiran (lampiran 14). Untuk menjaga kerahasiaan hasil penilaian, maka peneliti membuat kode subjek penelitian, dengan menggunakan kode A, B, C, D, E, dan F. berikut ringkasan hasil penilaian kinerja guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus II dapat diketahui bahwa dari tujuh guru yang dijadikan subjek penelitian, skor rata-rata sebesar 10.7 (sangat baik). Berdasarkan kategori penilaian yang telah ditentukan dari enam guru, semuanya telah dapat mencapai kategori sangat baik. Kegiatan peneliti saat melakukan observasi seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 17). Adapun prosentase ketercapaian indikator menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mencapai nilai rata-rata sebesar 88.89%.
Berdasarkan hasil penilian terhadap guru, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 10.7 (kategori sangat baik), dengan prosentasi ketercapaian indikator rata-rata sebesar 88.89%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun nilai keterampilan guru rata-rata telah mencapai kategori sangat baik (10.7). Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan perlu ditingkatkan lagi, hingga dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan di atas, maka dapat diketahui perbandingan hasil penilaian keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dan perbandingan prosentasi penguasaan indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik seperti di bawah ini.
Perbandingan Hasil Penilaian Keterampilan guru
Perbandingan nilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik prasiklus dengan siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 3.3. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1.5. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus II dengan siklus III, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 1.2. Peningkatan terjadi pada semua guru. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik prasiklus dengan siklus III, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 6,0. Peningkatan terjadi pada semua guru.
Perbandingan Prosentase Ketercapaian Indikator
Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 27.78%. Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 12.50%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.
Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik siklus II dengan siklus III, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 9.72%. Peningkatan terjadi pada semua indikator. Perbandingan prosentase ketercapaian indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik prasiklus dengan siklus III, menunjukkan bahwa prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dari prasiklus ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 50.00%. Peningkatan terjadi pada sebagian indikator.
Berdasarkan perbandingan yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa melalui pembinaan kelompok dan penilaian antar guru dapat meningkatkan keterampilan guru secara perorangan maupun kelompok. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa pembinaan kelompok dan penilaian antar guru mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 dari siklus ke siklus mengalami peningkatan melalui pembinaan kelompok dan penilaian antar guru. Peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 4.7 menjadi 8.0 (peningkatan sebesar 3.3). Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 8.0 menjadi 9.5 (peningkatan sebesar 1.5). Nilai rata-rata dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan dari 9.5 menjadi 10.7 (peningkatan sebesar 1.2). Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus III meningkat secara keseluruhan dari 4.7 menjadi 10.7 (peningkatan sebesar 6.0).
Peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus hingga siklus III mengalami peningkatan sebesar 50.00%. Kegiatan prasiklus prosentase ketercapaian indikator sebesar 38.89% meningkat menjadi 66.67% pada siklus I (meningkat sebesar 27.78%). Kegiatan siklus I prosentase ketercapaian indikator sebesar 66.67% meningkat menjadi 79.17% pada siklus II (meningkat sebesar 12.50%). Kegiatan siklus II prosentase ketercapaian indikator sebesar 79.17% meningkat menjadi 88.89% pada siklus III (meningkat sebesar 9.72%). Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pembinaan kelompok dan penilaian antar guru mampu meningkatkan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo dengan sangat maksimal.
Implikasi
Adanya pembuktian bahwa melalui penilaian antar guru dan pembinaan kelompok dapat meningkatkan keterampilan guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik di SD Negeri 3 Tawangharjo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2016/2017, maka dapat dikemukakan bahwa pembinaan profesionalisme guru dengan menggunakan teknik yang tepah, berdapak positif terhadap peningkatan profesionalisme guru.
Saran-Saran
Untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangharjo
Sebaiknya pelaksanaan pembinaan terhadap guru, pada saat ini lebih ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar mengajar, dan pengembangan kompetensi profesiononal. Karena kedua ketrampilan tersebut berdampak langsung terhadap hasil belajar siswa.
Untuk Kepala Sekolah Dasar Lain
Sebaiknya dalam melaksanakan pembinaan guru, lebih mengutamakan pada kelemahan / kekurangan guru berdasarkan penilaian hasil pengamatan, sehingga pembinaan lebih terfokus pada satu masalah.
Untuk Guru
Sebaiknya guru memperhatikan point-point penilaian kinerja guru, dan berupaya untuk mengembangkan sendiri, agar kinerja guru semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I, 2001, Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran, Bandung: UPI
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum. 2013. Bandung: PT Refika aditama
Darajat, 2006. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Fajar, Marhaeni, 2009, ilmu komunikasi teori dan praktik, Yogyakarta, graha ilmu
Sarimaya, 2008, Sertifikasi Guru (Apa, Mengapa, Bgaimana?). Bandung: Yrama Widya
Saudagar, Ali Idrus, Fachruddin, 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru, Jakarta: Gaung Persada.
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara