PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATERI UNSUR INTRINSIK CERPEN

MELALUI MEDIA KARTU DOKA

Dian Handayani

Guru SMP 5 Kudus

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen melalui penggunaan Kartu Doka bagi peserta didik kelas IX E SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan SMP 5 Kudus pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas IX E yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan Kartu Doka secara kelompok tanpa daftar pertanyaan, sedangkan pada siklus II penggunaan Kartu Doka secara kelompok disertai daftar pertanyaan. Pada masing- masing siklus terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II, baik untuk aktivitas belajar maupun hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti persentase jumlah siswa dalam kategori aktivitas belajar baik meningkat dari kondisi awal 30% menjadi 63% pada siklus I dan menjadi 90% pada siklus II . Kedua, penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan hasil belajar belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen bagi siswa kelas IX E SMP 5 Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. Terbukti persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari kondisi awal 20% menjadi 60% pada siklus I dan menjadi 93% pada siklus II atau pada kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 73% dari kondisi awal.

Kata kunci: Kartu Doka, hasil belajar, aktivitas belajar, unsur intrinsik cerpen.


PENDAHULUAN

SMP 5 Kudus merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran kota Kudus. Sebagai sekolah non favorit, sebagian besar siswa yang masuk ke SMP 5 Kudus merupakan limpahan dari sekolah-sekolah yang lebih favorit dengan nilai hasil belajar SD yang rendah. Ketuntasan belajar ideal 75% belum dapat diterapkan di SMP 5 Kudus. Pada tahun pelajaran 2011/2012, nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IX adalah 75. Pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012, hasil ulangan harian materi unsur intrinsik kelas IXE menunjukkan rata-rata nilai 69 dengan 6 siswa (20%) yang tuntas dan 24 siswa (80%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah.

Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main dengan teman daripada mengerjakan tugas. Dalam diskusi kelompok siswa cenderung diam, tidak aktif dan individualis. Hal ini menunjukkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia masih rendah.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interak-tif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi-pasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut maka diharapkan guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Ciri model pembelajaran yang baik meliputi adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan

pembentukan sikap; adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat dapat melibatkan siswa berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional. Media pembelajaran dapat menarik minat dan gairah belajar siswa (Susilana, 2007). Media pembelajaran Kartu Doka (Domino Kata) merupakan media pembelajaran berupa seperangkat kartu domino pada materi cerpen. Media pembelajaran Kartu Doka digunakan pada pembelajaran dengan model games atau permainan.

Pada praktiknya, pembelajaran Bahasa Indoesia pada kelas IX lebih banyak disajikan dengan metode ceramah. Pembelajaran lebih berorientasi pada guru (teacher centered), siswa tidak dilibatkan secara aktif. Media pembelajaran yang digunakan masih sebatas presentasi powerpoint. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Guru belum menggunakan media pembelajaran Kartu Doka. Siswa kurang memiliki ketertarikan pada pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap sulit dan teoritis saja sehingga aktivitas dan hasil belajarnya rendah. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor siswa dan faktor guru. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dari faktor guru karena guru belum menggunakan berbagai macam metode dan media. Sedangkan faktor siswa adalah siswa menganggap pelajaran Bahasa Indonesia sulit, membosankan dan tidak menarik. Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Perlu ada tindakan memanfaatkan Kartu Doka untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Apakah melalui penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik kelas IX E SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012? 2) Apakah melalui penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik kelas IX E SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012?

Sedangkan tujuan Penelitian ini untuk: 1) meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik kelas IX E SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui penggunaan Kartu Doka. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik kelas IX E SMP 5 Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui penggunaan Kartu Doka.

LANDASAN TEORI

Media Pembelajaran

Menurut Miarso dalam Susilana (2007) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Media pembelajaran menurut Hamidjojo (Nuryani, 2005) adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran, yang biasanya sudah dituangkan dalam GBPP dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

Kartu Doka (Domino Kata)

Kartu Doka (Domino Kata) merupakan media pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino. Kartu Doka mencakup materi pelajaran pada standar kompetensi 7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku cerita pendek (cerpen). Kompetensi Dasar 7.1 adalah menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Kompetensi Dasar 7.2 adalah menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen.

Kartu Doka terdiri dari dua bagian, bagian pertanyaan dan bagian jawaban.

Bagian jawaban dicetak dengan warna latar hijau, sedangkan bagian pertanyaan dicetak dengan warna latar biru.

Jumlah Kartu Doka pada satu kompetensi dasar adalah 28 buah, sama seperti kartu domino pada umumnya. Kartu Doka dimainkan oleh 4 kelompok, masing-masing kelompok mendapat 7 buah kartu

Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia

Aktivitas belajar Bahasa Indonesia pada materi menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen meliputi membaca, memahami isi cerita, menyatakan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interaksi, menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, , mengambil keputusan, termasuk menganalisis dan melihat hubungan antara pertanyaan dan jawaban pada Kartu Doka. Aktivitas belajar Bahasa Indonesia difokuskan pada diskusi, interaksi/kerjasama dan keaktifan.

Hasil Belajar

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan hasil tes yang berupa hasil nilai ulangan harian (formatif) dari dua kompetensi dasar (KD), yaitu (7.1) menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen; (7.2) menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Soal berupa, 10 soal pilihan ganda.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Agustus sampai bulan Desember tahun 2011. Penelitian dilakukan di SMP 5 Kudus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E SMP 5 Kudus tahun pelajaran 2011/2012, banyaknya siswa adalah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, pengamatan, dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan dokumen daftar nilai untuk data hasil belajar kondisi awal, dokumen catatan personal siswa untuk data aktivitas belajar Bahasa Indonesia kondisi awal, lembar observasi/pengamatan untuk mencari data aktivitas belajar Bahasa Indonesia siklus I dan II, serta butir soal tes tertulis untuk hasil belajar Bahasa Indonesia siklus I dan II.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan Kartu Doka secara kelompok tanpa daftar pertanyaan, sedangkan pada siklus II penggunaan Kartu Doka secara kelompok disertai daftar pertanyaan. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari (1) membuat perencanaan tindakan, (2) melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan, (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, dan (4) merefleksi deskriptif komparatif.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Hasil peningkatan aktivitas belajar Bahasa Indonesia dari kondisi awal, siklus 1, siklus 2 tampak pada tabel berikut.

Kondisi awal

Siklus 1

Siklus 2

Jumlah Peserta Didik

9

18

27

Aktivitas Peserta Didik

30%

63%

90%

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik, pada kondisi awal menunjukkan bahwa rerata aktivitas siswa adalah 30% (9 peserta didik) mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik), pada siklus 1 meningkat menjadi 63% (18 peserta didik) dan pada siklus 2 mengalami peningkatan lagi menjadi 90% (27 peserta didik) mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik).

Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik

Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

Nilai Rata-rata

69%

78%

85%

Tuntas KKM

6

18

28

Persentase

20%

60%

93%

Dari kondisi awal nilai rerata sebesar 69% mengalami peningkatan menjadi 78% dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus 2. Jika dibandingkan dengan kondisi awal , hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan 9 angka terhadap siklus 1. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus 2 terjadi peningkatan 16 angka. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian terhadap hasil belajar peserta didik pada kondisi awal dengan siklus 1, terjadi peningkatan ketuntasan belajar minimal. Aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaranpun mengalami peningkatan. Dari kondisi awal nilai rerata hasil belajar Bahasa Indonesia diperoleh angka 69%, pada siklus I ketuntasan naik 78 % dan pada siklus II ketuntasan mengalami kenaikan menjadi 85 %. Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus I dan 93% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus II. Nilai 75 adalah nilai ketuntasan minimal. Dengan melihat ketuntasan belajar maka hasil dari siklus I dan siklus II telah mencapai indikator tersebut. Melalui penggunaan media Kartu Doka dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia bagi siswa kelas IX E dari kondisi awal ketuntasan 20% menjadi kondisi akhir 93%.

Rerata aktivitas belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rerata naik 33 yaitu dari 30% menjadi 63%. Pada siklus II rerata naik 27 yaitu dari 63% menjadi 90%. Rerata aktivitas belajar meningkat dari kondisi awal 30 menjadi 90 pada kondisi akhir. Persentase jumlah siswa yang memiliki aktivitas belajar pada kualifikasi baik mengalami peningkatan, pada kondisi awal 9 siswa, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa. Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 63% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 90% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Dengan melihat aktivitas belajar maka pada siklus I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui pengunaan media Kartu Doka dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia bagi siswa kelas IX E dari kondisi awal 30% menjadi kondisi akhir 90%. Hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

SIMPULAN

1. Penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen bagi siswa kelas IX E SMP 5 Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.Peningkatan aktivitas belajar Bahasa Indonesia sebesar 63% dari kondisi awal 30% pada siklus 1 dan 90% pada akhir siklus 2.

2. Penggunaan Kartu Doka dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen bagi siswa kelas IX E 5 Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.Peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia sebesar 40% dari kondisi awal 20% (tuntas KKM = 6, rata-rata= 69) menjadi 60% (tuntas KKM= 18, rata-rata= 78) pada siklus 1 dan 93% (tuntas KKM= 28, rata-rata= 85%) pada akhir siklus 2.

3. Melalui penggunaan Kartu Doka aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menemukan unsur intrinsik cerpen bagi siswa kelas IX E SMP 5 Kudus pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Zaenal. 2003. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : PT Grasindo.

Azis, Muh.2003.Potret Kehidupan; Kumpulan Cerpen Terpilih Gema II. Surakarta: UPM GEMA UMS.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Fernando, Hary. 2007. Penggunaan Algoritma Brute Force dan Greedy dalam Permainan Domino. Bandung: STIMIK ITB. Galbreath, Bridget. 2010. Interactive Elementary Science Games. Tersedia online di http://www.ehow.com/print/list_6155202_interactive-elementary-science-games.html

Khomsatun, Siti. 2010. Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Domino Pada Materi Bilangan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.

Keraf, Gorys. 2001. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.. Flores : Nusa Indah.

Sirodjuddin, Ardan. 2007. Kartu Domino Unsur. Tersedia online di http://ardansirodjuddin.blogspot.com/2007/10/kartu-domino-unsur.html

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV Widya Karya.

Suyanto, K. 2002. CTL dalam Pembelajaran Bahasa. Malang : Universitas Negeri Semarang.

Slavin, Robert R. 1997. Educational Psychology Theory and Practice Fifth Edition.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta : PT. Gramedia.

Unes. 2007. Panduan dan Materi Workshop Pengembangan Pembelajaran Inovatif dalam Rangka Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Guru SD, SMP, dan SMA. Semarang : CV. Educasindo.

UU. RI. No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 

Wirajaya,Asep Yudha.2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas.