Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Direct Instruction Multimedia Interaktif
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI HAJI DAN UMROH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 SUKOLILO
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Sudarman
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Sukolilo Kabupaten Pati
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PAI materi haji dan umroh melalui model pembelajaran direct instruction berbantuan multimedia interaktif di SMP Negeri 1 Sukolilo Kabupaten Pati. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dengan subyek penelitian berjumlah 32 siswa. Prosedur penelitian melalui empat alur: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan, hasilnya dianalisis dengan menghitung persentase penilaian: keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar serta ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran, aktivitas siswa dan hasil belajar mengalami peningkatan dari setiap siklus. Pada siklus I, keterampilan guru dikategorikan “terampil†nilai sebesar 88%; aktivitas belajar dikategorikan “aktif†nilai sebesar 84%; hasil belajar kategori “baik†nilai sebesar 84 poin, diikuti siswa yang tuntas belajar ada 25 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 83%. Pada Siklus II, keterampilan guru dikategorikan “sangat terampil†nilai sebesar 100%, ada peningkatan sebesar 12%; aktivitas belajar dikategorikan “sangat aktif†nilai sebesar 95%, ada peningkatan sebesar 11%; hasil belajar kategori “sangat baik†nilai sebesar 93 poin, ada peningkatan sebesar 9 poin, diikuti siswa yang tuntas belajar ada 30 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100%. Berarti terjadi peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 5 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 17%. Disimpulkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi haji dan umroh melalui model pembelajaran direct instruction berbantuan multimedia interaktif di SMP Negeri 1 Sukolilo Kabupaten Pati, semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, PAI, direct instruction, multimedia
PENDAHULUAN
Produk pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari peran pendidik dalam proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif, aktif dan menyenangkan dalam proses kegiatan pembelajaran PAI memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
Namun realitasnya, banyak siswa di sekolah tidak menyukai pelajaran PAI. Bermacam-macam alasan yang menyebabkan para siswa tidak menyukai PAI. Siswa menganggap PAI adalah pelajaran yang membosankan dan tidak mudah dipahami karena di dalamnya terdapat banyak materi yang harus dihafal. Siswa yang menganggap bahwa pelajaran PAI itu sulit dan tidak mudah dipahami, sebenarnya bukan hanya karena mereka malas belajar atau tidak memperhatikan saat guru menerangkan, tetapi bisa jadi karena materi yang disampaikan guru tidak menarik bagi mereka dan cara mengajar guru yang monoton membuat mereka merasa bosan dan kurang bersemangat.
Materi Haji dan umroh merupakan materi pengenalan, pemahaman dan penanaman kepada siswa, yang sebelumnya siswa belum pernah mengenal, melihat dan bahkan mengalami. Ibadah yang dilaksanakan di Makkah yang jauh dari Indonesia, sehingga dalam proses pembelajaran merupakan hal baru yang kurang diminati. Berpijak pada kondisi ini, peneliti menduga bahwa metode pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat, yaitu dengan menciptakan suatu proses pembelajaran yang lebih menarik, menggembirakan dan mudah dipahami. Salah satu metode mengajar yang merupakan pengajaran aktif adalah model pembelajaran Direct Instruction berbantuan multimedia interaktif.
Berdasarkan paparan di atas, perumusan permasalahannya adalah: (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh?; (2) Apakah penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI?; (3) Apakah penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar PAI?; dan (4) Seberapa besar peningkatan aktivitas dan hasil belajar PAI bagi siswa kelas IX-A setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif di SMP Negeri 1 Sukolilo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016?
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi haji dan umroh; (2) Meningkatkan aktivitas belajar PAI melalui Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif; (3) meningkatkan hasil belajar PAI melalui model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dan (4) mengetahui besarnya peningkatan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi haji dan umroh setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif bagi siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Sukolilo Semester Gasal tahun pelajaran 2015/2016.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Teori tentang Aktivitas Belajar
Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa “aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebutâ€
Sanjaya (2010: 15) mengatakan bahwa “salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tergolong tinggi, sedang, atau rendah dapat kita lihat dari kriteria penerapan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa, kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut.â€
Jenis aktivitas belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (2007: 101) diantaranya: (1) visual activities (aktivitas visual); (2) oral activities (aktivitas oral); (3) listening activities (aktivitas mendengarkan); (4) writing activities (aktivitas menulis); (5) motor activities (aktivitas motorik); (6) drawing activities (aktivitas menggambar); (7) metal activities (aktivitas mental); dan (8) emotional activities (aktivitas emosi).
Teori tentang Hasil Belajar
Agus Suprijono (2011: 5-6) menyatakan “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilanâ€. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; (2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis–sintesis fakta–konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan; (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi: penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; (4) Keterampilan motorik yaitu: kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Sugihartono, dkk. (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: (1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis; dan (2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penerapan model pembelajaran direct instruction berbantuan multimedia interaktif. Pelaksanaan penerapan metode ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Teori tentang Model Pembelajaran Direct Instruction
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi (2010: 39) mengatakan bahwa “Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkahâ€
Menurut Kardi dan Nur (2007: 27-43), langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahap: (1) menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa; (2) menyampaikan tujuan; (3) menyiapkan siswa; (4) presentasi dan demonstrasi; (5) mencapai kejelasan; (6) melakukan demonstrasi; (7) mencapai pemahaman dan penguasaan; (8) berlatih; (9) memberikan latihan terbimbing; (10) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; dan (11) memberi kesempatan latihan mandiri.
Teori tentang Multimedia Interaktif
Menurut Munir (2008: 223) “multimedia merupakan suatu kombinasi grafis, teks, suara, video, dan animasiâ€. Kata “Interaktif†berarti bersifat saling mempengaruhi. Artinya antara pengguna (user) dan media (program) ada hubungan timbal balik, user memberikan respon terhadap permintaan/tampilan media (program), kemudian dilanjutkan dengan penyajian informasi/konsep berikutnya yang disajikan oleh media (program) tersebut.
Tujuan penggunaan multimedia interaktif adalah: (1) dapat memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis; (2) meningkatkan efektivitas dari penyampaian suatu informasi; (3) mendorong partisipasi, keterlibatan serta eksplorasi pengguna; dan (4) dapat merangsang panca indera, karena dengan penggunaannya multimedia akan merangsang beberapa indera penting manusia, seperti: penglihatan, pendengaran, aksi maupun suara.
Kerangka Berpikir Penelitian
Pada kondisi awal, guru masih menggunakan metode konvensional, jarang menggunakan model-model pembelajaran yang menarik, belum memanfaatkan media pembelajaran dan materi yang diajarkan kurang mengacu pada pengalaman siswa, guru masih menggunakan sumber belajar dari buku paket dalam mengajar, serta belum melibatkan siswa secara penuh dalam pembelajaran PAI sehingga siswa kurang tertarik dalam menerima materi ajar Haji dan Umroh. Hal ini berakibat aktivitas dan hasil belajar menurun dan belum mencapai ketuntasan yang optimal.
Kondisi yang terjadi saat ini, diperlukan suatu tindakan perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam pembelajaran PAI diharapkan guru menggunakan pendekatan yang memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Artinya selain meningkatkan kemampuan dari aspek kognitif juga meningkatkan sikap sosial dan keterampilan siswa. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah Model Pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media presentasi yang diaplikasikan dengan video tutorial.
Hal ini akan menstimulasi siswa agar termotivasi untuk berperan aktif pada proses pembelajaran. Model pembelajaran langsung, didukung multimedia interaktif berupa video pembelajaran tentang tutorial pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Penggunaan media diharapkan mampu memvisualisasikan, menganalogikan dan membantu siswa dalam memahami materi, sehingga dapat mengurangi miskonsepsi. Selain itu pemanfaatan multimedia interaktif diharapkan dapat membantu siswa, terutama dalam memahami materi Haji dan Umroh. Dampak positif dalam pemanfaatan multimedia interaktif adalah hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti: mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif, diduga dapat meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh dari setiap siklus; (2) Penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif, diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh; (3) Penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif, diduga dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh dan (4) Diduga terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh bagi siswa kelas IX-A setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif di SMP Negeri 1 Sukolilo Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu mulai tanggal 10 Agustus sampai dengan 31 Desember 2015. Dilakukan dengan menggunakan dua kali siklus, bertempat di SMP Negeri 1 Sukolilo Kabupaten Pati. Subjek penelitian adalah guru (peneliti) sebagai pelaku tindakan, dan subjek penerima siswa kelas VIII-B berjumlah 30 siswa. Sumber data siswa, diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas siswa dan hasil belajar PAI materi haji dan umroh selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. Sumber data guru berasal dari lembar observasi perkembangan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Instrumen penelitian yaitu: lembar observasi, tes, dokumentasi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan wawancara. Data yang bersifat kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif dengan persentase (%) pengamatan dan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata. Teknik analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: (1) kualitas proses pembelajaran PAI menunjukkan berminat, aktif/partisipasi, kerjasama, tekun dan tanggung jawab, mencapai ketuntasan 80% dari jumlah siswa; dan (2) kualitas hasil belajar PAI (ranah kognitif dan psikomotorik) menunjukkan 80% dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 80 poin.
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa tahap, yang diuraikan sebagai berikut: (1) Persiapan: (a) meminta izin kepada kepala sekolah, (b) melakukan observasi di lapangan, dan (c) melakukan wawancara terhadap siswa dan guru (observer); dan (2) Tahap pelaksanaan tindakan, langkah-langkah kegiatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan (Planning), persiapan yang dilakukan: (a) menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif; (b) menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan dan penyediaan sarana atau media yang diperlukan dalam proses pembelajaran PAI, seperti: laptop, LCD, sound system dan bahan serta peralatan lain yang diperlukan; (c) Merencanakan evaluasi dalam bentuk tes tertulis formatif dan tes unjuk kerja untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dan untuk menguji keterampilan siswa dalam memperagakan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh; (d) menetapkan cara observasi dengan menggunakan format observasi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar; (e) Menyusun tes tertulis formatif dan tes unjuk kerja (praktik) memperagakan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh; (g) Menyusun pedoman rubrik penilaian tes formatif dan tes unjuk kerja memperagakan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh; (i) membuat daftar hadir siswa; (j) membuat pedoman wawancara (observer dan siswa); dan (k) membuat catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action), langkah-langkahnya: a) Orientasi, peneliti melaksanakan apersepsi, dengan cara: (1) Peneliti mengelola kelas dan mempersiapkan siswa untuk belajar; (2) Peneliti memotivasi siswa dengan melakukan tanya jawab secara singkat tentang materi pelajaran sebelumnya; (3) Peneliti menyampaikan materi tentang pelaksanaan ibadah haji dan umroh; dan (4) Peneliti menjelaskan materi haji dan umroh yang dikaitkan dengan realitas pelaksanaan ibadah haji; b) Presentasi, pada tahap ini peneliti: (a) menayangkan pelaksanaan ibadah haji dan umroh melalui media presentasi, (b) menunjuk salah satu siswa maju ke depan untuk mengulangi penjelasan dalam penyampaian materi haji dan umroh, kemudian siswa menjelaskan materi yang telah disampaikan peneliti melalui media presentasi, (c) mendemostrasikan manasik haji, (d) menunjuk salah satu kelompok yang terbentuk untuk memperagakan manasik haji, dan (e) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi haji dan umroh, yang kurang dimengerti oleh siswa; c) Latihan terstruktur, peneliti melatih siswa untuk memperagakan manasik haji secara runtut sesuai dengan rukun haji; d) Latihan Terbimbing, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperagakan manasik haji di bawah bimbingan peneliti; e) Latihan Mandiri, Peneliti memberikan penugasan secara mandiri kepada siswa untuk memperagakan manasik haji tanpa bimbingan peneliti; f) Penutup, pada tahap ini peneliti: (1) membimbing siswa untuk membuat kesimpulan, (2) menyampaikan kritik dan saran kepada siswa mengenai peragaan manasik haji yang dilakukannya, dan (3) mengadakan tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa.
3. Pengamatan (Observation), langkah-langkah: a) melakukan observasi pada siklus I dengan memakai instrumen observasi, yaitu: lembar pengamatan, lembar penilaian dan dilengkapi dengan catatan lapangan; b) peneliti bersama kolaborator mengamati teknik pembelajaran yang telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif; dan c) mengamati situasi kegiatan pembelajaran, dengan memfokuskan pengamatan pada aktivitas belajar siswa.
4) Refleksi (Reflection), kegiatan refleksi ini merupakan dasar penyusunan rencana tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya. Hasil refleksi tindakan Siklus I menjadi masukan dan untuk memperbaiki tindakan Siklus II.
Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).
Dari hasil tindakan Siklus II dapat dilihat apakah mengalami peningkatan atau tidak. Pada siklus II ada dua kali pertemuan, dengan langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan siklus II sama dengan Siklus I.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Berdasarkan observasi awal/pra siklus didapatkan informasi tentang:
1. Keterampilan guru dalam dalam proses pembelajaran PAI dikategori “kurang terampil†dengan nilai rata-rata sebesar 53%.
2. Aktivitas belajar PAI berkategori kurang aktif, dibuktikan nilai yang diperoleh 69%.
Aktivitas siswa sebelum diadakan tindakan (pra siklus) terlihat ada 1 orang atau 3% siswa dikategorikan “sangat aktif†mengikuti pembelajaran PAI materi haji dan umroh. Terlihat ada 4 orang atau 13% siswa tergolong dalam kategori “aktifâ€. Kemudian ada 6 orang atau 20% siswa tergolong dalam kategori “cukup aktifâ€. Selanjutnya ada 19 orang atau 63% siswa tergolong dalam kategori “kurang aktifâ€.
3. Hasil Belajar PAI
Data ini diperoleh hasil penilaian tes tertulis (pre test) materi haji dan umroh. Hasil penilaian pretest, dicapai nilai rata-rata klasikal sebesar 65 poin dengan kategori “Kurang Baikâ€.
Hanya ada 1 orang atau 3% siswa yang dikategorikan “sangat baikâ€. Terlihat ada 4 orang atau 13% siswa tergolong dalam kategori “baikâ€. Terlihat ada 6 orang atau 20% siswa tergolong dalam kategori “cukup baikâ€. Terlihat ada 19 orang atau 63% siswa tergolong dalam kategori “kurang baikâ€. Dari 30 orang siswa yang diteliti, hanya 5 orang atau 17% siswa yang tuntas belajar, sedangkan 25 orang atau 83% siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Kondisi ini membuktikan rendahnya hasil belajar PAI materi Haji dan Umroh.
Dari permasalahan yang dialami siswa, peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar PAI dengan menerapkan strategi pembelajaran yang aplikatif dan menarik melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model pembelajaran Direct Instruction berbantuan multimedia interaktif.
Siklus I
1. Data tentang Proses Pembelajaran PAI dengan Model Pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif
Hasil observasi Siklus I menunjukkan bahwa keterampilan guru pada Siklus I termasuk kategori “terampil†dengan perolehan nilai sebesar 88%. Berarti terjadi peningkatan keterampilan guru sebesar 35% setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif.
2. Data tentang Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI
Hasil observasi Siklus I menunjukkan Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 84%, sehingga pada Siklus I siswa kelas IX-A dinyatakan “Aktifâ€.
Aktivitas siswa setelah diadakan tindakan (siklus I) terlihat ada ada 5 orang atau 17% siswa dikategorikan “sangat aktifâ€. Ada 19 orang atau 63% siswa tergolong dalam kategori “aktifâ€. Namun masih ada 6 orang atau 20% siswa tergolong dalam kategori “cukup aktifâ€. Meskipun demikian pada Siklus I sudah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan tidak ada satupun siswa yang tergolong pada “kurang aktifâ€. Kondisi yang terjadi pada Siklus I ini membuktikan siswa aktif mengikuti pembelajaran PAI materi haji dan umroh terutama dalam memperagakan manasik haji di sekolah.
3. Data tentang Hasil Belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Sukolilo
Hasil penilaian pada Siklus I, didapat nilai rata-rata klasikal sebesar 84 poin dengan kategori “baikâ€.
Ada 7 orang atau 23% siswa dikategorikan “sangat baik†dalam memperagakan manasik haji. Terlihat juga ada 18 orang atau 60% siswa mampu memperagakan manasik haji namun kurang sempurna, sehingga tergolong dalam kategori “baikâ€. Terlihat ada 5 orang atau 17% siswa cukup mampu memperagakan manasik haji tergolong dalam kategori “cukup baikâ€. Pada Siklus I terlihat tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori “kurang baikâ€.
Berpijak pada hasil observasi siklus I, siswa yang tuntas ada 25 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 83%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 5 orang dengan persentase ketuntasan sebesar 17%.
Siklus II
1. Data tentang Proses Pembelajaran PAI dengan Model Pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif
Hasil observasi menunjukkan bahwa keterampilan guru pada Siklus II termasuk kategori “sangat terampil†dengan perolehan nilai sebesar 100%. Berarti terjadi peningkatan keterampilan guru sebesar 12% setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif.
2. Data tentang Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI
Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 95%, sehingga pada Siklus II siswa dinyatakan “sangat aktifâ€.
Ada 24 orang atau 80% siswa dikategorikan “sangat aktifâ€. Terlihat ada 6 orang atau 20% siswa tergolong dalam kategori “aktifâ€. Pada Siklus II sudah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan tidak ada satupun siswa yang tergolong pada kategori “cukup aktif†maupun “kurang aktifâ€
3. Data tentang Hasil Belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Sukolilo
Hasil belajar PAI materi haji dan umroh dikategorikan “sangat baikâ€. Dari hasil penilaian tes formatif dan tes unjuk kerja Siklus II terbukti ada 23 orang atau 77% siswa dinyatakan tuntas belajar dengan nilai yang diperoleh di atas 90 poin dan mampu memperagakan manasik haji dan umroh dengan benar secara mandiri, dikategorikan “sangat baikâ€. Terlihat ada 7 orang atau 23% siswa dinyatakan tuntas belajar dengan nilai yang diperoleh antara 80 – 89 poin dan mampu memperagakan manasik haji dan umroh dengan benar namun masih di bawah bimbingan peneliti, tergolong dalam kategori “baikâ€. Pada Siklus II hasil belajar PAI Materi Haji dan Umroh mengalami peningkatan yang signifikan, terbukti tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori “cukup baik†maupun “kurang baikâ€.
Berpijak pada hasil observasi siklus II, seluruh siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Sukolilo yang berjumlah 30 orang dinyatakan tuntas belajar dengan persentase ketuntasan sebesar 100%.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
1. Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas IX-A dalam Proses Pembelajaran PAI
Terkait pada hasil penelitian yang telah dilakukan, pelaksanaan pembelajaran PAI melalui penerapan model pembelajaran direct instruction berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IX-A pada setiap siklusnya.
Menunjukkan peningkatan aktivitas belajar PAI dalam setiap siklusnya, dijabarkan sebagai berikut:
a. Aktivitas Belajar PAI Pada Tahap Pra Siklus
Berpijak Tabel di atas terlihat ada 3% siswa dikategorikan “sangat aktifâ€, ada 13% siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Ada 20% siswa dikategorikan “cukup aktifâ€, dan 63% siswa dikategorikan “kurang aktifâ€, terlihat siswa sangat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran PAI.
Rendahnya aktivitas siswa terbukti: (1) tidak berminat mengikuti pembelajaran PAI; (2) pasif selama mengikuti pembelajaran PAI materi haji dan umroh; (3) Siswa belum mampu bekerja sama dengan siswa yang lain; dan (4) Siswa kurang tekun dan kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.
b. Aktivitas Belajar PAI Pada Siklus I
Berpijak Tabel di atas terlihat ada 17% siswa dikategorikan “sangat aktifâ€, 63% siswa dikategorikan “aktifâ€, 20% siswa dikategorikan “cukup aktifâ€, dan tidak ada satupun siswa yang dikategorikan “kurang aktif†dalam mengikuti pembelajaran PAI.
Peningkatan aktivitas siswa belajar PAI, terbukti: (1) Siswa berminat mengikuti pembelajaran PAI materi Haji dan Umroh melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif. Terlihat: (a) siswa fokus dalam mendengarkan penjelasan dari guru dengan sikap tenang dan duduk di bangkunya masing-masing, (b) siswa antusias memperhatikan guru dalam menyampaikan materi, dan (c) siswa merespon media yang ditampilkan dengan mengajukan pertanyaan; (2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I meningkat. Siswa terlihat (a) aktif berpartisipasi dalam diskusi/kerja kelompok dengan memberikan saran atau gagasan yang inovatif, (b) berpartisipasi terlibat dalam menyimpulkan materi Haji dan Umroh, dan (c) aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (3) Siswa terlihat menunjukkan sikap kerja sama yang baik selama mengikuti pembelajaran PAI. Terlihat (a) siswa berada dalam kelompoknya selama diskusi berlangsung, (b) siswa berinteraksi dengan teman dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas, (c) bekerja sesuai dengan fungsinya dalam kelompok, dan (d) memberi kesempatan kepada teman untuk mempresentasi hasil diskusi; dan (4) Siswa tekun mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya meningkat. Terlihat: (a) mengerjakan tugas kelompok sesuai instruksi guru, (b) mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, dan (c) berani mempresentasikan hasil kerja/tugas di depan kelas secara sukarela.
c. Aktivitas Belajar PAI Pada Siklus II
Berpijak Tabel di atas menunjukkan ada 80% siswa dikategorikan “sangat aktifâ€, dan 20% siswa dikategorikan “aktifâ€, dan tidak ada satupun siswa yang dikategorikan “cukup aktif†ataupun “kurang aktifâ€. Kondisi ini membuktikan adanya peningkatan yang sangat signifikan karena seluruh siswa menjadi terbiasa menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif. Hasil observasi Siklus II persentase nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 95% dengan kategori “sangat aktifâ€, terjadi peningkatan aktivitas siswa belajar PAI sebesar 11%.
Terkait pada hasil penilaian setelah diadakan tindakan (Siklus II) terjadi peningkatan aktivitas belajar, terbukti: (1) Siswa sangat berminat saat guru menyampaikan materi Haji dan Umroh melalui media powerpoint dengan diaplikasi video manasik haji, terlihat siswa mendengarkan penjelasan peneliti sambil bertanya, siswa selalu fokus dalam mendengarkan penjelasan dari guru dengan sikap tenang dan duduk di bangkunya masing-masing, siswa antusias memperhatikan guru dalam menyampaikan materi dan siswa selalu merespon media yang ditampilkan dengan mengajukan pertanyaan; (2) Siswa sangat aktif berpartisipasi dalam diskusi/kerja kelompok dengan memberikan saran atau masukan, siswa sangat berpartisipasi dalam menyimpulkan materi, siswa sangat aktif dalam diskusi kelompok maupun kerja kelompok, dan siswa sangat aktif memperagakan kegiatan ibadah haji dan umroh; (3) Siswa mampu bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok, siswa mampu bekerja sama antar kelompok dalam memperagakan cara bertawaf dan sa’i dan cara lempar jumroh aqobah; siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompok memperagakan cara bertahalul, siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok dalam berdiskusi; dan (4) Siswa sangat tekun dan tanggung jawab mengerjakan tugas kelompok, maupun tugas kelompok sesuai instruksi guru. Siswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan berani mempresentasikan hasil kerja/tugas di depan kelas secara sukarela.
3. Peningkatan Hasil Belajar PAI
Hasil penilaian setiap siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar PAI. Peningkatan ini secara rinci direkap pada Tabel di bawah ini.
Rentang Nilai |
Kriteria Kemampuan |
Ketercapaian KKM |
Persentase |
||
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
90 – 100 |
Sangat Baik |
Tuntas |
3 |
23 |
77 |
80 – 89 |
Baik |
Tuntas |
13 |
60 |
23 |
70 – 79 |
Cukup Baik |
Belum Tuntas |
20 |
17 |
0 |
≤ 69 |
Kurang Baik |
Belum Tuntas |
63 |
0 |
0 |
a. Hasil Belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada Pra Siklus
Hasil penilaian pre test, hanya ada 3% siswa yang dikategorikan “sangat baikâ€. Terlihat ada 13% siswa tergolong dalam kategori “baikâ€. Terlihat ada 20% siswa tergolong dalam kategori “cukup baikâ€. Terlihat ada 63% siswa tergolong dalam kategori “kurang baikâ€. Dari 30 orang siswa yang diteliti, hanya 5 orang atau 17% siswa yang tuntas belajar, sedangkan 25 orang atau 83% siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Kondisi ini membuktikan rendahnya hasil belajar PAI materi Haji dan Umroh.
Pada tahap Pra Siklus hasil belajar siswa kategori “kurang baik†dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 65 poin. Terkait pada hasil penilaian sebelum diadakan tindakan (pra siklus), terlihat siswa belum menguasai materi dan belum memiliki kemampuan dalam memperagakan manasik haji dan umroh.
b. Hasil Belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada Tahap Siklus I
Terkait pada hasil penilaian setelah diadakan tindakan (siklus I), terlihat siswa mampu menyerap materi Haji dan Umroh dan terampil memperagakan manasik haji dan umroh, terbukti:
1) Nilai rata-rata klasikal yang dicapai siswa dalam mengerjakan tes formatif sebesar 87 poin.
2) Nilai rata-rata klasikal yang dicapai siswa dalam memperagakan manasik haji sebesar 81 poin. Pada kondisi ini terbukti: (a) siswa mampu memperagakan cara memakai pakaian ihram dan mampu mengucapkan kalimat talbiyah dengan lafal yang benar di bawah bimbingan peneliti; (b) siswa mampu memperagakan cara thawaf, cara sa’i, cara tahalul dan cara melempar jumrah aqobah dengan bimbingan peneliti.
Namun berdasarkan hasil penilaian masih terdapat 5 orang atau 17% siswa belum terampil haji dan umroh.
c. Hasil Belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada Siklus II
Hasil penilaian pada Siklus II, didapat nilai rata-rata klasikal sebesar 92 poin dengan kategori “sangat baik†terjadi peningkatan hasil belajar PAI Materi Haji dan Umroh sebesar 9 poin. Dari hasil penilaian tes formatif dan tes unjuk kerja Siklus II terbukti 77% siswa dinyatakan tuntas belajar dengan nilai yang diperoleh di atas 90-100 poin dan mampu memperagakan manasik haji dan umroh dengan benar secara mandiri, dikategorikan “sangat baikâ€. Terlihat ada 23% siswa dinyatakan tuntas belajar dengan nilai yang diperoleh antara 80 – 89 poin dan mampu memperagakan manasik haji dan umroh dengan benar namun masih di bawah bimbingan peneliti, tergolong dalam kategori “baikâ€. Pada Siklus II hasil belajar PAI Materi Haji dan Umroh mengalami peningkatan yang signifikan, terbukti tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori “cukup baik†maupun “kurang baikâ€. Diikuti seluruh siswa kelas IX-A yang berjumlah 30 orang dinyatakan tuntas belajar dengan persentase ketuntasan sebesar 100%.
Pada kondisi ini terbukti: (1) siswa mampu memperagakan cara memakai pakaian ihram dan mampu mengucapkan kalimat talbiyah dengan lafal yang benar secara mandiri; (2) siswa mampu memperagakan cara thawaf, cara sa’i, cara tahalul dan cara melempar jumrah aqobah dengan benar secara mandiri.
Meningkatnya hasil belajar PAI Materi Haji dan Umroh pada tahap Siklus II karena semua siswa sudah mampu beradaptasi dengan penerapan model pembelajaran direct instruction berbantuan multimedia interaktif. Guru mampu mengorganisasikan siswa untuk belajar bersama kelompoknya, guru mampu menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan dan antusiasme siswa untuk belajar, dan guru mampu memfasilitasi siswa dalam kerja kelompok maupun diskusi kelompok.
Dari serangkaian pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, menunjukkan bahwa model Direct Instruction berbasis Multimedia dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa karena dalam penyampaian materi tersebut siswa dilibatkan langsung dalam pendemonstrasian materi. Model Direct Instuction cenderung efektif dikarenakan model Direct Instuction dimulai dengan sebuah sesi pemodelan efektif yang menguraikan setiap langkah uraian materi, tujuan dari model Direct Instuction adalah menggerakkan para siswa dari ketergantungan pada guru menuju keterampilan secara mandiri, para siswa dapat menghasilkan sendiri pertanyaan-pertanyaan mereka setelah penjelasan materi dari guru (Silver, 2012: 43). Model ini dikombinasikan dengan penggunaan multimedia interaktif mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah lebih komunikatif karena informasi yang menggunakan gambar dan animasi lebih mudah dipahami oleh pengguna dibandingkan informasi yang dibuat dengan cara lain. Penggunaan multimedia lebih interaktif diantaranya untuk presentasi, pendidikan sehingga keinginannya langsung bisa terpenuhi. Pengembangan multimedia lebih leluasa sebagai wadah menuangkan kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran (Munir, 2012:6).
PENUTUP
Simpulan
1. Penerapan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif, dapat meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Haji dan Umroh Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dari Siklus I ke Siklus II. Besarnya peningkatan aktivitas belajar dijabarkan sebagai berikut:
a. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa kelas IX-A secara klasikal dikategorikan “aktif†dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 84%.
b. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa kelas IX-A secara klasikal dikategorikan “sangat aktif†dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 95%, berarti ada peningkatan aktivitas belajar sebesar 11%.
3. Terjadi peningkatan hasil belajar PAI Materi Haji dan Umroh setelah diterapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan Multimedia Interaktif dari Siklus I ke Siklus II. Peningkatan ini, ditunjukkan pada meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada siklus I, hasil belajar PAI materi haji dan umroh kategori “baik†dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 84 poin. Siswa yang tuntas belajar ada 25 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 83%.
b. Pada siklus II, hasil belajar PAI materi haji dan umroh kategori “sangat baik†dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 93 poin, sehingga pada Siklus II ada peningkatan sebesar 9 poin. Siswa yang tuntas belajar ada 30 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100%. Berarti terjadi peningkatan siswa yang tuntas belajar sebesar 5 orang dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 17%.
Saran
1. Bagi Kepala Sekolah, seharusnya memberikan perkembangan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dengan dilengkapi fasilitas sarana media pembelajaran sehingga dapat memotivasi guru dalam meningkatkan keprofesionalannya di sekolah.
2. Bagi guru, disarankan untuk menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan multimedia interaktif sebagai salah satu solusi peningkatan kualitas pembelajaran pada materi maupun mata pelajaran lain.
3. Bagi pihak peneliti berikutnya, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Direct Instruction berbantuan multimedia interaktif untuk mata pelajaran yang lain, sehingga lebih banyak lagi temuan-temuan yang bisa menyempurnakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. 2007. Pengajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Grafindo Perkasada.
Munir. 2012. Multimedia dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta: Kencana Persada Media.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Putaka Pelajar.