PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI DISKUSI KELOMPOK DENGAN MEDIA BENDA NYATA

BAGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 4 AMPEL SATU ATAP SEMESTER 1 TAHUN 2017/2018

 

Budi Sawarno

SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengatahui aktivitas siswa dan hasil belajar IPA, melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolali semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Indicator keberhasilan meliputi: hasil belajar siswa dapat meningkat yang ditandai dengan nilai tertinggi mencapai 85. Nilai terendah dapat meningkat minimal mencapai 75. Nilai rata-rata dapat meningkat minimal mencapai 80. Seluruh siswa telah dapat mencapai ketuntasan minimal (100%). Indikator kinerja untuk proses pembelajaran, kinerja proses pembelajaran diukur berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, yang ditandai dengan meningkatknya keaktifan, kerja sama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan semangat dengan nilai rata-rata lebih dari 3,0 (kategori baik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang ditinjau dari motivasi belajar siswa, setelah penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini terlihat dari prasiklus sebesar 1,98 mengalami peningkatan menjadi 2,94 pada siklus I (peningkatan 0,96), pada siklus II meningkat menjadi 3,55 (peningkatan 0,60). Hasil belajar IPA bagi siswa kelas VIII A mengalami peningkatan nilai rata-rata dari kegiatan prasiklus sebesar 71,00 mengalami peningkatan menjadi 80,00 pada siklus I (peningkatan 9,00), pada siklus II menjadi 84,14 (peningkatan 4,14). Ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari 8 siswa pada prasiklus menjadi 15 pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan menjadi 21 pada siklus II.

Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, metode diskusi kelompok, benda nyata

 

PENDAHULUAN

Kelas VIII A SMPN 4 Ampel Satu Atap terdiri dari 21 siswa, laki-laki sejumlah 9 (sembilan) siswa, siswa perempuan sejumlah 12 (duabelas). Pelaksanaan pembelajaran IPA, pada awal semester I Tahun Pelajaran 2017/2018, dilaksanakan dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa melalui pembelajaran tersebut proses pembelajaran tidak berjalan dengan efektif, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Selain aktivitas belajar siswa yang rendah, hasil belajar siswapun masih kurang, hal ini tercermin dari nilai hasil ulangan harian yang dilaksankan pada awal semester I Tahun pelajaran 2017/2018 pada mapel IPA kelas VIII A, standar kompetensi (KD.5) “Memahami peranan usaha gaya dan energi dalam kehidupan sehari- hari”, kompetensi dasar (KD. 5.1) ”mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya”, setelah dilakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) pertemuan, dengan materi: ”gaya” hasilnya kurang memuaskan.

Berdasarkan hasil pengamatan prasiklus terhadap aktivitas belajar siswa yang diukur dengan menggunakan inidkator: Keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran (partisipasi), kerja sama dengan siswa lain, inisiatif siswa, kreativitas, minat, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 4, nilai rata-rata keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA sebesar, 1,98 (kategori kurang/rendah).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa keaktivan siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong kurang, kerjasama antar siswa tergolong kurang, inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas tergolong sedang, kreativitas siswa tergolong kurang, minat belajar siswa tergolong kurang, dan motivasi belalar siswa tergolong sedang. Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tergolong kurang (belum maksimal).

Demikian juga hasil belajar siswa dari 21 siswa, dengan KKM 78, jumlah siswa tuntas 8 siswa (38,10%), belum tuntas sebanyak 13 siswa (61,90%), nilai tertinggi sebesar 85, nilai terendah sebesar 55, dan nilai rata-rata sebesar 71.

Rendahnya hasil belajar, dan rendahnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tersebut disebabkan karena peneliti belum menerapkan model pembelajaran dan metode pemebelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning).

Oleh sebab itu, sebagai langkah nyata untuk mengatasi permasalahan aktivitas siswa dan hasil belajar IPA khususnya bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali, perlu diterapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran, dengan aktifnya siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi pembelajaran, karena dengan terlibat langsung dalam proses pembelajaran, siswa memperoleh pengalaman secara langsung dari materi yang dipelajari.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran adalah metode diskusi kelompok. Metode diskusi merupakan metode yang cocok di gunakan untuk membuat siswa lebih aktif dan berfikir kritis dalam pelajaran, dengan siswa aktif dalam proses pembelajaran maka pembelajaran diskusi dapat memberikan efek positif dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Pelaksanaannya siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok, dalam kelompok tersebut secara tidak sadar akan terbentuk masing-masing individu dengan tugas dan perananya masing-masing dan secara alami dalam kelompok tersebut akan melahirkan persaingan positif dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugasnya. Dengan demikian melalui diskusi kelompok sangat dimungkinkan siswa lebih mamahami materi pembelajaran yang dipelajari, terlebih apabila dalam diskusi kelompok tersebut siswa diberikan fasilitas media pembelajaran berupa benda nyata.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran IPA di kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali yang dilaksanakan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru, kurang mendorong siswa untuk belajar secara aktif, dan hasil belajar menjadi tidak maksimal, untuk itu penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata merupakan suatu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tersebut. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata ini merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi kelas, sehingga sangat tepat jika tindakan ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK), dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Diskusi Kelompok Dengan Media Benda Nyata Bagi Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Semester 1 Tahun 2017/2018.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  2. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  3. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan nilai tertinggi pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  4. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  5. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  6. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?
  7. Apakah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat menurunkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengatahui peningkatan aktivitas belajar IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  2. Untuk mengatahui peningkatan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  3. Untuk mengatahui peningkatan nilai tertinggi pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  4. Untuk mengatahui peningkatan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  5. Untuk mengatahui peningkatan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  6. Untuk mengatahui peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018.
  7. Untuk mengatahui penurunan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2017/2018

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakekat Pembelajaran IPA

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dalam bahasa Inggrisnya disebut Science yang mempunyai arti pengetahuan, lama kelamaan berkembang menjadi Natural Science. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan / eksperiman, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Jadi IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan / eksperiman, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Hakekat Metode Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2009:16) metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan agar tujuan tecapai secara optimal seperti yang diharapkan. Ahmadi dkk (2011:21) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru dalam perencanaan pembelajaran. Penentuan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran berlangsung.

Metode Diskusi Kelompok

Menurut Alipandie (2014:80) “Metode diskusi kelompok adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan pada kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau memecahkan suatu masalah”. Sedangkan menurut Burton dalam Nasution (2015:148) “diskusi kelompok adalah cara individu mengadakan relasi dan bekerjasama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama-sama”. Relasi artinya setiap individu berpartisipasi secara aktif dan turut bekerjasama memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Melalui diskusi kelompok siswa akan berfikir bersama, berdiskusi bersama, melakukan penyelidikan bersama, dan berbuat ke arah tujuan bersama. Dengan kata lain, metode diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk melaksanakan prinsip kerjasama secara demokratis.

Media Benda Nyata

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Hamdani, 2011: 243). Selaras dengan yang disampaikan Gagne dalam (Kosasih, 2014: 49) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dari lingkungan siswa yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan merangsang siswa untuk mempelajarinya. Benda nyata atau benda sesungguhnya merupakan suatu obyek yang dapat memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal terutama yang menyangkut keterampilan tertentu (Ibrahim,dkk, 2003:129). Menurut Asyar, (2011:54) menjelaskan bahwa media realia adalah benda yang dapat dilihat, di dengar atau dialami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman langsung kepada mereka. Dari kedua pendapat tersebut, maka bedia benda nyata adalah suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara langsung.

Hakekat Aktivitas Belajar

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan (Martinis Yamin, 2007: 75). Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2006: 96). Saat pembelajaran belangsung siswa mampu memberikan umpan balik terhadap guru. Sardiman (2006: 100) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Oemar Hamalik (2009: 179) menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar secara aktif.

Hakekat Prestasi Belajar Siswa

Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 102). Menurut Sutartinah Tirtonagoro (2001: 43), “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”

Kerangka Pemikiran

Pembelajaran IPA di kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) seperti ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan awal tentang aktivitas belajar dan hasil belajar IPA di Kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali hasilnya kurang maksimal. Siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak menunjukkan kerjasama yang baik untuk menuntaskan pembelajaran, siswa kurang berinisiatif dalam memecahkan masalah terkait dengan materi pembelajaran, siswa kurang kreatifitas untuk memecahkan masalah, siswa kurang berminat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan siswa tidak termotivasi untuk belajar.

Adanya permasalahan tersebut di atas, maka perlu adanya tindakan nyata, yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah melalui diskusi kelompok dengan media benda nyata, yaitu satu pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan mengkelompokan peserta didik yang berbeda tingkat kemampuan dalam satu kelompok diskusi, masing masing kelompok diberi tugas untuk diselesaikan bersama.masing masing anggota. Untuk memecahkan permasalahan tugas yang diberikan kepada masing-masing kelompok, setiap kelompok difasilitasi dengan media benda nyata yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Melalui metode diskusi kelompok dengan media benda nyata, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memecahkan permasalahan berupa tugas-tugas yang diberikan oleh guru, siswa dituntut kerjasama dengan teman kelompok untuk menuntaskan pembelajaran. Melalui penyelesaiain tugas secara bersama-sama tersebut, siswa terdorong untuk berinisiatif menyelesaikan tugas, dan mendorong minat siswa untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tersebut dimungkinkan siswa lebih memahami materi pembelajaran, yang pada akhirny akan meningkatkan hasil belajar.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Penerapan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata, dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa SMP N 4 Ampel Satu Atap kelas VIII A semester 1 tahun pelajaran 2017/2018, yang ditandai dengan:

  1. Meningkatnya keaktifan dalam belajar, kerjasama, inisiatif, kreativitas, minat belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan nilai rata-rata mencapai kategori baik (≥3,0).
  2. Meningkatknya jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA hingga mencapai 100%.
  3. Menurunya jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA hingga 0%.
  4. Meningkatnya nilai tertinggi hingga mencapai minimal 90.
  5. Meningkatknya nilai terendah hingga mencapai minimal 75.
  6. Meningkatnya nilai rata-rata kelas hingga mencapai minimal 80.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun, mulai bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Desember 2017. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolali yang beralamat di Jatiwetan, RT 04 RW 03, Ngadirejo, Ampel, Boyolali, 57352. Provinsi Jawa Tengah, yaitu di kelas VIII A, karena peneliti mengajar IPA di kelas tersebut. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII A SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolali semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki, dan 12 perempuan dengan daftar seperti terlampir.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Tes, yaitu tes tertulis berupa ulangan harian pada tindakan prasiklus, ulangan harian siklus I dan ulangan harian siklus II. Tes dilaksanakan pada akhir siklus setelah dilaksanakan pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata sebanyak 2 (dua) pertemuan. Non tes, yaitu penilaian melalui pengamatan tentang aktivitas siswa dan aktivitas peneliti dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata, siklus I dan siklus II yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer.

Validasi Data

Makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian formal misalnya penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih ditekankan pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian kualitatif adalah makna langsung yang batasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses penelitian (Sanjaya 2009: 41).

Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kwantitatif yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tentang motivasi belajar dan hasil tes kondisi awal (prasiklus) dengan setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II, dari hasil pembandingan tersebut dilakukan refleksi dengan menarik kesimpulan untuk memperoleh data ada tidaknya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, yang selanjutnya menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan anailsis kuantitatif, data hasil pengamatan tentang aktivitas belajar dan hasil belajar, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kwalitatif yaitu dengan menarasikan hasil perbandingan data tersebut.

Indikator Kinerja

Setelah tindakan siklus II berakhir diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar belajar sebagai berikut. Siswa yang mencapai ketuntasan minimal mencapai mencapai 100%. Nilai tertinggi mencapai minimal 90. Nilai terendah mencapai minimal 75. Nilai rata-rata kelas mencapai minimal 80. Kinerja proses pembelajaran diukur berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, yang ditandai dengan meningkatknya keaktifan, kerja sama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan semangat dengan nilai rata-rata lebih dari 3,0 (kategori baik).

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan proses yang berkesinambungan yang direncanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya, meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Prasiklus (Tindakan Awal)

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti melakukan tindakan awal (prasiklus), tujuan dari tindakan awal adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada terkait dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA khususnya siswa kelas VIII A, SMP Negeri 4 Satu Atap Boyolali. Pelaksanaan pembelajaran prasiklus menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan individu. Pelaksanaan pembelajaran prasiklus dilaksanakan sebanyak 2 (dua) pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Juli 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017, pada jam ketiga dan keempat. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti terlampir.

Penilaian aktivitas belajar dilakukan mengacu pada lembar obervasi yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan indikator keaktifan, kerjasama, inisiatif, kreativitas, minat, dan motivasi. Pengamatan dilakukan pada pertemuan kedua yaitu pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017, caranya, pengamat (observer) berada di ruang kelas selama pembelajaran berlangsung untuk mengamati proses pembelajaran. Aktivitas observer selama mengamati kegiatan siswa seperti terlihat pada dokumentasi terlampir. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, dibuat rekapitulasi hasil mengelompokkan kedalam kategori kurang, sedang, dan tinggi. Hasil pengamatan seperti terlihat pada lampiran. Ringkasan hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA prasiklus dapat diketahui bahwa secara keseluruhan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA prasikllus tergolong kurang (rendah) yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 1,98 (kurang). Ditinjuau dari aspek penilaian, keaktivan siswa dalam belajar tergolong kurang (1,95), kerjasama tergolong kurang (1,90), inisiatif tergolong sedang (2,29), kreativitas siswa tergolog kurang (1,81), minat belajar siswa tergolong kurang (1,86), dan semangat siswa untuk belajar tergolong sedang (2,10).

Rekapitulasi hasil ulangan harian prasiklus dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA yang dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan kelompok hasilnya belum maksimal, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa, siswa yang belum tuntas sebanyak 13, nilai tertinggi sebesar 85, nilai terendah sebesar 55, dan nilai rata-rata kelas sebesar 71,00. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar tersebut, maka perlu adanya tindakan perbaikan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata dalam siklus-siklus penelitian.

Deskripsi Siklus I

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran, yang meliputi aktivitas siswa, dan aktivitas peneliti dalam melaksanakan pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata. Pengamatan terhadap siswa dalam penelitian ini difokuskan pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata, adapun hasil obervasi adalah sebagai berikut.

Hasil penilaian proses pembelajaran yang tercermin dari aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, hasilnya seperti terlampir. Rekapitulasi hasil penilaian motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran berlangsung nilai rata-rata siswa yang aktif sebesar 3.10 (baik), kerjasama rata-rata 3,05 (baik), inisiatif rata-rata 2,67 (cukup), kreatifitas rata-rata 3.14 (baik), minat rata-rata 2,81 (cukup), dan semangat rata-rata 2,90 (cukup). Rekapitulasi hasil ulangan harian dapat diketahui bahwa jumlah siswa tuntas 15 atau 71,43%, belum tuntas 6 atau 28,57%, nilai tertinggi 87, nilai terendah 70, rata-rata nilai 80,00.

Berdasarkan hasil penilaian siklus I tersebut dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata telah dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, namun belum dapat mencapai indikator kinerja tindakan yang telah ditetapkan, belum tercapainya indikator tersebut disebabkan n, peneliti belum maksimal dalam menerapkan diskusi kelompok dengan media benda nyata, dan siswa belum berpengalaman dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan tindakan lanjutan sebagai perbaikan hasil siklus I, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata.

Deskripsi Siklus II

Hasil penilaian proses pembelajaran yang tercermin dari aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II seperti terlampir. Rekapitulasi hasil penilaian aktivita siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran berlangsung nilai rata-rata keaktivan siswa sebesar 3.62 (baik), kerjasama rata-rata 3,57 (baik), inisiatif rata-rata 3.48 (baik), kreatifitas rata-rata 3.57 (baik), minat rata-rata 3.52 (baik), dan semangat rata-rata 3.52 (baik). Rekapitulasi hasil ulangan harian, dapat diketahui bahwa jumlah siswa tuntas 21 atau 100%, belum tuntas 0 atau 0%, nilai tertinggi 94, nilai terendah 80, rata-rata nilai 84,14.

Berdasarkan hasil penilaian siklus II tersebut dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata telah dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa hingga mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk itu tindakan tidak perlu dilanjutkan, karena proses pembelajaran, dan hasil belajar telah sesuai dengan tujuan tindakan.

PEMBAHASAN

Perbandingan Hasil pengamatan Motivasi belajar

Perbandingan aktivitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran IPA diterapkan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata, bahwa nilai rata-rata motivasi siswa dalam belajar setelah dilaksanakan tindakan prasiklus sebesar 1,98 (kurang), setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat lagi menjadi 2,94 (cukup). Peningkatan aktivitas siswa terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata motivasi siswa dalam belajar setelah dilaksanakan tindakan siklus I sebesar 2,94 (cukup), setelah dilaksanakan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 3,55 (tinggi). Peningkatan aktivitas siswa terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan aktivitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran IPA diterapkan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata, sebanyak 2 (dua) siklus masing-masing siklus dilaksanakan 2 (dua) pertemuan, aktivitas belajar siswa meningkat dari 1.98, meningkat menjadi 3,55 (terjadi peningkatan sebesar 1,56).

Perbandingan Hasil Belajar IPA

Perbandingan hasil belajar IPA dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 8 menjadi 15 (terjadi peningkatan 5 siswa), jumlah siswa yang belum tuntas turun dari 15 menjadi 6 siswa atau berkurang sebanyak 9 siswa, nilai tertinggi meningkat dari 85 menjadi 87 (terjadi peningkatan 2), nilai terendah meningkat dari 55 menjadi 70 (terjadi peningkatan 15) nilai rata-rata meningkat dari 71,00 menjadi 80,00 (meningkat 9).

Setelah pembelajaran IPA dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata siklus II sebanyak 2 (dua) pertemuan, hasil belajar IPA meningkat. Perbandingan hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata siklus II, jumlah siswa yang tuntas dari 15 siswa menjadi 21 siswa, jumlah siswa yang belum tuntas dari 6 siswa menjadi tidak ada, nilai tertinggi meningkat dari 87 menjadi 94 (terjadi peningkatan 7), nilai terendah meningkat dari 70 menjadi 80 (terjadi peningkatan 10) nilai rata-rata meningkat dari 80 menjadi 84,14 (meningkat 4,14).

Perbandingan hasil belajar IPA dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok dengan media benda nyata dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 8 nenjadi 21 (terjadi peningkatan sebanyak 13 siswa), jumlah siswa yang belum tuntas turun dari 13 siswa menjadi tuntas semua (terjadi penurunan 13 siswa), nilai tertinggi meningkat dari 85 menjadi 94 (terjadi peningkatan 9), nilai terendah meningkat dari 55 menjadi 80 (terjadi peningkatan 25) nilai rata-rata meningkat dari 71,00 menjadi 84,14 (meningkat 13,14).

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Satu Atap Ampel setelah pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode STAD, dapat dismpulkan sebagai berikut. Proses pembelajaran yang ditinjau dari motivasi belajar siswa, setelah penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil pengamatan sebelum dilaksanakan tindakan (prasikus), siklis I, dan siklus II sebagai berikut. Keaktifan: Prasiklus 1.95 (kurang), setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 3.10 (baik), setelah dilakukan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 3,62. Kerjasama: Rata-ratanya dari Prasiklus 1.90 (kurang), meningkat menjadi 3.05 (baik pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 3.57(baik). Inisiatif: Rata-ratanya dari Prasiklus 2.29 (cukup), meningkat menjadi 2,67 (cukup) pada siklus I dan meningkat lagi pada silus II menjadi 3.48(baik) Kreatif: Rata-ratanya dari Prasiklus 1.81 (kurang), meningkat menjadi 3.14 (baik), pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 3.57 (baik) pada Siklus II. Minat: Rata-ratanya dari Prasiklus 1,86 (kurang), meningkat menjadi 2,81 (cukup), pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 3.52(baik). semangat: Rata-ratanya dari Prasiklus 2,10 (cukup), meningkat menjadi 2,90 (cukup), pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 3.52 (baik).

Dengan menerapkan model pembelajaran diskusi kelompok dengan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VIII A Semester 1 SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali tahun 2018/2019 yang ditunjukkan dengan meningkatkan jumlah siswa yang tuntas, berkurangnya siswa yang belum tuntas, meningkatkan nilai tertinggi, meningkatknya nilai terendah, dan meningkatnya nilai rata-rata sebagai berikut. Siswa Tuntas: dari Prasiklus 8 siswa, meningkat menjadi 15 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 21 pada Siklus II. Siswa Belum Tuntas: dari Prasiklus 15 siswa, menurun menjadi 6 siswa pada siklus I dan menurun menjadi tidak ada (0) pada Siklus II. Nilai Tertinggi: dari Prasiklus 85, meningkat menjadi 87 pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan II menjadi 94. Nilai Terendah: dari Prasiklus 55, meningkat menjadi 70, pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 80. Rata-rata Nilai: dari Prasiklus 71,00 meningkat menjadi 80,00, pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 84,14.

Saran

Untuk Kepala Sekolah

Sebaiknya kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru agar dalam melaksanakan pembelajaran, guru menerapkan berbagai metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu sebaiknya guru diberi motivasi agar berani mencoba menerapkan model-model pembelajaran selain diskusi kelompok dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang membantu pemahaman siswa

Untuk Guru

Sebaiknya metode pembelajaran ini dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain, dan bila memungkinkan mencoba untuk menerapkan model pembelajaran lain yang dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktiv dalam proses pembelajaran.

Untuk Siswa

Sebaiknya dalam mengikuti pembelajaran, setiap siswa berpartisipasi aktif, dan berupaya untuk mengembangkan motivasi dalam dirinya dengan menunjukkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, menunjukkan kerjasama, berinisiatif, kreativ, menunjukkan minat belajar yang tinggi, dan motivasi belajar yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dkk, 2011, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Alipandie, Imansjah. 2014. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

HamalikOemar2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hamzah B Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahimdkk. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya

Kosasih, E. 2014, Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya

Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2015. Dikdaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Sutartinah Tirtonegoro, 2001, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Gramedia.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press