Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Project Based Learning
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
MATERI INTEGRASI NASIONAL MELALUI PENERAPAN
MODEL PROJECT BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS XI MIPA-4
SMA NEGERI 1 JUWANA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Bambang Priyanta
SMA Negeri 1 Juwana
ABSTRAK
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus dua kali pertemuan masing-masing 3 X 45 menit. Pelaksanaan tahap-tahap ini dibagi menjadi 2 siklus dalam penelitian tindakan kelas (Action Research) yaitu siklus I dan II, masing-masing siklus meliputi: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Berdasarkan asil penelitian dan refleksi pada siklus I, II pada materi Integrasi Nasional dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning (PBL) efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan bukti aktivitas belajar dari keaktifaan rendah sebanyak 14 anak sampai aktif sedang sampai tinggi 36 anak, dan hasil peserta didik mengalami peningkatkatan dari 10 orang yang memperoleh nilai diatas KKM 75 menjadi seluruh peserta didik memperoleh diatas KKM.
Kata kunci: Integrasi Nasional, Project Based Learning.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Juwana apabila kegiatan belajarnya mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan menggunakan berbagai pendekatan / model, teknik dan model pembelajaran variatif dan inovatif dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran sehingga menarik peserta didik. Kemajuan teknologi informasi peserta didik diharapkan secara bertahap melakukan penyesuaian dalam pengkajian informasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam bentuk peraga. Dalam kerangka itulah penelitian tindakan kelas ini dengan mengambil judul “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MATERI INTEGRASI NASIONAL MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS XI MIPA-4 SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 JUWANA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah: Apakah melalui penerapan pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
a. Memberikan model pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang variatif, inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Menciptakan minat, rasa ingin tahu, penasaran dan ketertarikan terhadap pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
LANDASAN TEORI
Menurut Oemar Hamalik (2010), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Jadi belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Dierich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Keaktifan belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi geometri ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan keaktifan. Jadi dalam proses belajar mengajar harus menumbuhkan suasana yang kondusif sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan menumbuhkan gagasan. Belajar mengajar sebagai proses aktif dari pembelajar dan yang memberikan pembelajaran dalam membangun kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, yang meninggalkan proses pasif dengan pembelajaran hanya satu arah saja.
Model Project Based Learning
Sani (2014: 172) mengatakan Project Based Learning dapat didefinisikan sebagai sebuah pembelajaran dengan aktifitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata. Dengan demikian model pembelajaran project based learning dapat digunakan sebagai sebuah model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dari masalah yang dihadapi.
Menurut Kosasih (2014: 96) Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannnya. Pembelajaran difokuskan dalam pemecahan masalah yang menjadi tujuan utama dari proses belajar sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna karena dalam belajar tidak hanya mengerti apa yang dipelajari tetapi membuat peserta didik menjadi tahu apa manfaat dari pembelajaran tersebut untuk lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya model pembelajaran project based learning dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Dengan mengkelompokkan peserta didik dalam memecahkan suatu proyek atau tugas maka akan melatih keterampilan peserta didik dalam merencanakan, mengorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi Integrasi Nasional guru belum menerapkan model Project Based Leraning pada aktivitas dan hasil belajar yang dicapai masih rendah, selanjutnya guru mengambil tindakan dengan penerapan pembelajaran model Project Based Leraning yang dilaksanakan melalui dua siklus.Tindakan pada Siklus I, pembelajaran sudah menerapkan model PBL aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Tindakan pada Siklus II, melakukan pembelajaran dengan merevisi penerapan model Project Based Leraning. Kondisi akhir diduga melalui penerapan PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020.
Hipotesis Tindakan
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipotesis tindakan: Melalui penerapan Model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi Integrasi Nasional peserta didik kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian dan Subyek penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret semester 2 kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 4 berjumlah 36 orang dengan perincian peserta didik laki-laki 17 orang dan perempuan 19 orang.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model Melalui penerapan Model Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi Integrasi Nasional peserta didik kelas XI MIPA-4 SMA Negeri 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri atas 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus menggunakan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu perencanaan/persiapan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
- Siklus I (a) Rencana tindakan, membuat perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian. (b) Pelaksanaan tindakan, menerapkan rencana tindakan pembelajaran Melalui penerapan Model Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi Integrasi Nasional peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020 (c) Observasi, guru mitra melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi bekerja sama dengan kolaboran. (d) Refleksi, hasil pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra kekurangan dalam tindakan.
- Siklus II (a) Rencana tindakan, membuat perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian. (b) Pelaksanaan tindakan, menerapkan rencana tindakan pembelajaran Melalui penerapan Model Project Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi Integrasi Nasional peserta didik kelas XI MIPA-4 SMAN 1 Juwana tahun pelajaran 2019/2020. (c) Observasi, guru mitra melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi dan kolaboran. (d) Refleksi, hasil pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra kekurangan dalam tindakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil belajar yang rendah ini dapat dilihat dari hasil tes siswa XI MIPA-4 pada materi Integrasi Nasional, dengan pertemuan pertama nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 dan nilai diatas KKM 32,35%. Modus berada pada rentang nilai 66 – 74, nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 65,5 Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75, ternyata siswa yang telah tuntas hanya ada 7 anak atau 19,92%, sehingga jumlah siswa yang belum tuntas masih ada 29 anak atau 80,56%.
Dalam proses pembelajaran kondisi awal penelitian juga mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sebagai hasil non tes. Aktivitas dalam belajar dilihat dari keaktifan tinggi, sedang dan rendah siswa dalam mengikuti proses belajar. Jumlah siswa yang aktif hanya 5 anak atau 13,89% dan jumlah siswa yang nampak mempunyai minat ada 7 anak atau 19,44% serta jumlah siswa yang mempunyai perhatian ada 10 anak atau 27,78%. Proses belajar pada kondisi awal keaktivan belajar siswa sangat rendah. Karena dari 36 anak hanya ada 7 anak yang aktif, dari 15 anak hanya ada 14 anak yang nampak mempunyai minat dan dari 36 anak.
Diskripsi Siklus I (pertemuan pertama dan kedua)
Pertemuan pertama hasil tes pada kondisi awal, nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata tuntas 78,52 setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran Project Based Learning pada kegiatan pembelajaran Siklus I ini, maka nilai tertinggi 85, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 78,82. Pertemuan kedua hasil tes pada kondisi awal, nilai tertinggi 93, nilai terendah 75 dan nilai rata-rata tuntas 82,48 setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran Project Based Learning pada kegiatan pembelajaran Siklus I.
Refleksi tindakan mengenai ketuntasan belajar juga dapat dilihat dari perkembangan pencapaian ketuntasan belajar kondisi awal dan Siklus I. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar antara kondisi awal dengan siklus I mengalami kenaikan sebesar 13 atau 38,24%, semula siswa yang tuntas hanya 11 anak pada kondisi awal, setelah ada tindakan melalui pembelajaran kooperatif model P pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 24 anak.
Hasil pengamatan teman sejawat pada kondisi awal, nampak hanya 7 anak yang aktif, 15 anak yang sedang dan 14 anak yang rendah. Pada siklus I setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model PBL, ada 10 anak yang aktif, 16 anak yang minat dan 10 anak yang keaktivan rendah. Hasil pengamatan mengenai keaktivan belajar yang dilihat dari keaktifan tinggi, sedang dan rendah antara kondisi awal dengan Siklus I masing-masing mengalami kenaikan. Untuk keaktifan ada kenaikan 10 atau 100%, untuk minat ada kenaikan 16 atau 136% dan untuk perhatian ada kenaikan 10 atau 130%, masih terdapat anak yang aktif rendah berkurangg 3 anak.
Diskripsi Siklus II (Pertemuan 1 dan 2)
Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membanding- kan antara hasil tes pada Siklus I dengan hasil tes Siklus II. Hasil tes pada Siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 70,28. Pada Siklus I sudah dilakukan pembelajaran kooperatif model PBL dan pada Siklus II dilakukan perbaikan dengan membentuk kelompok kecil dan mendapat bimbingan dari guru. Hasil tes Siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 76,81. Ada kenaikan nilai tertinggi dari Siklus I ke Siklus II sebesar 5 atau 14,70% dan untuk nilai terendah ada kenaikan 10 atau 22,22%, juga untuk nilai rata-rata ada kenaikan 8,10 atau 25,11%. Refleksi tindakan mengenai ketuntasan belajar juga dapat dilihat dari perkembangan pencapaian ketuntasan belajar dari Siklus I dan Siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar antara Siklus I dengan Siklus II setelah diadakan perubahan penggunaan pembelajaran model PBL mengalami kenaikan sebesar 11 atau 32,35%. Semula Siklus I jumlah siswa yang tuntas 26 anak atau 77,90 dan Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 36 anak atau 100%.
Hasil pengamatan teman sejawat pada Siklus I nampak 10 anak yang keaktivan tinggi, 16 anak sedanng 22 anak. Dan pada siklus II setelah ada perbaikan dalam pembelajaran model PBL, ada 16 anak yang aktif, ada 20 anak yang sedang. Hasil pengamatan mengenai aktivitas belajar yang dilihat dari keaktifan, minat dan perhatian antara Siklus I dan Siklus II, masing-masing mengalami kenaikan. Untuk keaktifan tinggi ada kenaikan sebesar 6 anak atau 160%, untuk sedang ada kenaikan sebesar 11 anak atau 190% dan untuk perhatian juga ada pengurangan 10 anak atau 200%.
Pelaksanaan Tindakan
Pada Siklus I dilakukan suatu tindakan dengan cara membentuk kelompok besar, tiap kelompok terdiri dari 9 siswa, karena jumlah siswa kelas XI MIPA 4 ada 36 anak, maka ada 4 kelompok. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Integrasi Nasional lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal secara bersama-sama di luar kelas. Dan pada pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi dan menjelaskan unjuk kerja atau lembar kerja secara bersama-sama. Setelah selesai KD Integrasi Nasional melaksanakan tes.
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Integrasi Nasional menyusun kertas kerja secara singkat melalui peta konsep, lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan secara individu per kelompok 4 anak. Pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi di luar kelas dan mengerjakan unjuk kerja atau lembar kerja dengan bimbingan guru sampai semua anggota kelompok dapat memahami konsep materi ini. Setelah selesai satu KD melaksanakan tes bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan.
Hasil Pengamatan
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil tes pada kondisi awal, nilai rata-ratanya 68,67 nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85. Dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas ada 7 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 29 anak. Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I ini, nilai rata-ratanya 80,70, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM ada 20 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 16 anak.
Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih menggunakan model yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil dan guru membimbing juga, nilai rata-rata 88,80, nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 26 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 10 anak.
Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil dan guru membimbing. Nilai rata-rata 88,80, nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95, dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 36 anak, jumlah siswa tuntas 100%.
Hasil tes pada kondisi awal nilai rata-ratanya 68,67 sedangkan hasil tes pada Siklus I nilai rata-ratanya 80,70 dan hasil tes pada Siklus II nilai rata-ratanya 88,80. Hasil tes pada kondisi awal ini, nilai terendah 45, nilai tertinggi 85. Sedangkan hasil tes Siklus I nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90, serta hasil tes pada Siklus II nilai terendah 75, tertinggi 95. Ketuntasan belajar pada kondisi awal, jumlah siswa yang tuntas hanya 11 anak. Pada siklus I siswa yang tuntas ada 26 anak dan pada siklus II siswa yang tuntas ada 36 anak. Jadi ada kenaikan nilai rata-rata dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dari 68,67 menjadi 80,70 dan menjadi 88,80. Ada kenaikan nilai terendah dari 45 menjadi 60 dan menjadi 75. Juga ada kenaikan nilai tertinggi dari 85 menjadi 90 dan menjadi 95. Serta ada pula kenaikan ketuntasan belajar dari 11 anak menjadi 26 anak dan menjadi 36 anak.
PENUTUP
Berdasarkan asil penelitian dan refleksi pada siklus I, II pada materi Integrasi Nasional dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan bukti aktivitas belajar dari keaktifaan rendah sebanyak 14 anak sampai aktif sedang sampai tinggi 36 anak, dan hasil peserta didik mengalami peningkatkatan dari 10 orang yang memperoleh nilai diatas KKM 75 menjadi seluruh peserta didik memperoleh diatas KKM. Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti antara lain:Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan maka diperlukan model pembelajaran inovasi seperti Project Based Learning Model pembelajaran hasil belajar dan inovasi seperti Project Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakata: PT Bumi Akasara Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugiyanto. 2007. Model Inovasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kosasih. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Yarma Widya. Kurniasih. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Nasution, A. H. 2008. Landasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Ngalimun. 2013. Strategi Dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara