UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MATERI KONFLIK SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS XI IPS 3

SMA NEGERI 2 PATI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sri Antini

Guru Sosiologi SMA N 2 Pati

 

ABSTRAK

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan akivitas belajar peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. (2) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian pada proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Sosiologi materi Konflik Sosial pada siswa Kelas XI IPS 3 Semester 2 SMA Negeri 2 Pati Tahun Pelajaran 2019/20120 Jadi Hipotesis tindakan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu Melalui pembelajaran Kooperatif model Tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Sosiologi materi Konflik Sosial bagi Siswa Kelas XI IPS 3 Semester 2 SMA Negeri 2 Pati Tahun Pelajaran 2019/2020” dapat diterima kebenarannya atau dapat terjawab. Treatment yang dilaksanakan pada pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif model Tipe Make A Match terbukti dapat meningkatkan aktivias dan hasil belajar Sosiologi materi Konflik Sosial pada siklus I (pertemuan 1 dan pertemuan 2) serta siklus II (pertemuan 1 dan pertemuan 2) Adapun peningkatan ketuntasan materi Konflik Sosial dari kondisi awal 10 anak, Siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 20 anak, Siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 24 anak, dan pada siklus II pertemuan 1 meningkat sebanyak 36 anak, Siklus II pertemuan 2 tuntas 36 anak. Persentase besar peningkatan dari kondisi awal hingga kondisi akhir sebesar 72,23%.

Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, Tipe Make A Match

 

PENDAHULUAN

Kondisi awal siswa Kelas XI IPS 3 bahwa: (1) Siswa yang saat pembelajaran masih rendah dari 36 siswa terdapat 2 anak atau 5,56 aktivitas tinggi, (2) Siswa aktivitas sedang hanya 19 siswa atau 52,77%;(3) Siswa yang aktivitas rengah hanya 15 anak atau 41,66%; Selain indikator aktivitas belajar siswa yang rendah, juga dapat dilihat masih rendahnya hasil belajar siswa dari ketuntasan tes formatif, yakni sebanyak 36 siswa hanya 10 siswa atau 27,77% yang memperoleh nilai di atas KKM atau telah tuntas berdasarkan nilai KKM 75.

Untuk mengatasi permasalahan sebagaimana yang digambarkan di atas, maka perlulah kiranya guru harus mampu bersikap, untuk membangkitkan pola-pola mengajar yang lebih pro aktif mengedepankan kegiatan pada siswa dengan memberikan treatment pada siswa. Guru memberikan sebuah formula dalam memperbaiki sistem pembelajaran dengan menggunakan kooperatif model pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada pembelajaran PAIKEM dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match pada pembelajaran Sosiologi materi Konflik Sosial bagi siswa Kelas XI IPS 3.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mengangkat permasalahan dengan merumuskan masalah: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar tentang materi Konflik Sosial bagi siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020? (2) Apakah penggunaan model pembelajarn kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar tentang materi Konflik Sosial pada siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati semester 2 tahun pelajaran 2019/2020?

LANDASAN TEORI

Kooperatif model Tipe Make A Match adalah penerapan kooperatif model kooperatif yang dilaksanakan dengan memberikan tanggapan atau argumentasi terhadap suatu materi yang bersifat kontroversial yang ditujukan untuk mengembangkan argumentasi serta proses berpikir siswa dari berbagai perspektif (Supriyono, 2009:99).

Prinsip Kooperatif model Pembelajaran sebagaimana pendapat Pujiastuti, (2009: 34) dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan tugas mengajar ada beberapa prinsip kooperatif model mengajar yang dapat digunakan sebagai pedoman pengajar sebagai berikut: (1) Setiap kooperatif model mengajar senantiasa bertujuan, artinya pemilihan dan penggunaan suatu kooperatif model mengajar berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. (2) Pemilihan sesuatu kooperatif model mengajar, yang menyediakan kesempatan belajar bagi siswa harus berdasarkan kepada teladanan siswa, pribadi guru dan lingkungan belajar. (3) Kooperatif model mengajar akan dapat dilaksanakan secara lebih efektif apabila dibantu dengan alat bantu mengajar. (4) Di dalam pengajaran tidak ada sesuatu kooperatif model mengajar yang dianggap paling sempurna. Kooperatif model yang baik apabila berhasil mencapai tujuan mengajar. (5) Setiap kooperatif model mengajar dapat dinilai apakah kooperatif model itu tepat atau serasi. Penilaian hasil belajar menentukan pula efisiensi dan efektivitas sesuatu kooperatif model mengajar. (6) Penggunaan kooperatif model mengajar hendaknya bervariasi sehingga siswa berkesempatan melakukan berbagai proses belajar sehingga mengembangkan berbagai aspek pola tingkah laku siswa.

KERANGKA BERFIKIR

Pada penelitian ini dapat dirumuskan kerangka pikir sebagai berikut:

  1. Melalui kooperatif model Tipe Make A Match pada pembelajaran Sosiologi materi Konflik Sosial akan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
  2. Melalui kooperatif model Tipe Make A Match pada pembelajaran Sosiologi materi Konflik Sosial akan meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pati Kabupaten Pati pada siswa Kelas XI IPS 3. Adapun alasan meneliti di sekolah ini adalah di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati belum pernah dilakukan penelitian dalam permasalahan yang sama yakni tentang penerapan kooperatif model Tipe Make A Match. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa XI IPS 3 SMA Negeri 2 Pati sebanyak 36 siswa.

Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: a) Perencanaan (planning), b) Pelaksanaan (action), c) Pengumpulan data (observing), d) Menganalisa data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan terus-menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi talok ukur keberhasilannya dengan melalui siklus-siklus.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berbasis kelas yaitu merupakan suatu usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi Konflik Sosial dalam pembelajaran Sosiologi. Penelitian ini dilakukan melalui kolaborasi antara pengamat atau teman sejawat dan siswa.

Prosedur pelaksanakan dilakukan dalam kooperatif model siklus yakni Siklus I, II, dan seterusnya sesuai dengan target ketuntasan dalam pemberian treatment. Adapun Langkah–langkah yang perlu ditempuh dalam penelitian adalah: 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan 4) Pengamatan / observasi, 5) Refleksi, 6) Evaluasi.

Teknik pengumpulan data guna memperoleh data secara akurat dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan. Ada dua cara yang digunakan dalam penelitian ini yakni: (1) Cara Pokok: Observasi dan Teknik Tes

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berbentuk teknik yaitu: Teknik tes dan non tes. Teknik tes ini dilakukan secara tertulis, dan dalam penelitian ini ada tiga kali tes tertulis, yaitu: (1) Tes tertulis kondisi awal, dengan soal esai sebanyak 5 soal (2) Tes tertulis Siklus I pertemuan 1, terdiri dari 5 soal esai, Siklus I pertemuan 2, terdiri dari 5 soal esai. (3) Tes tertulis Siklus II, terdiri dari 1 soal esai Siklus II pertemuan 2, terdiri dari 5 soal esai Teknik non tes ini diambil dari hasil pengamatan teman sejawat mengenai aktivitas pada saat kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini ada 4 hasil non tes, yaitu: (1) Aktivitas siswa pada Siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 (2) Aktivitas siswa pada Siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2

Instrumen Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Konflik Sosial

Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik berasal dari kata kerja latin “configere”. Artinya saling memukul. Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih.

Indikator yang akan diamati adalah Konflik Sosial siswa tentang materi Konflik Sosial dengan aspek pengertian dan perlindungannya. Konflik Sosial itu diukur dari kemampuan siswa mengerjakan soal yang dibuat guru, baik melalui tes tertulis maupun tugas diskusi.

Kooperatif model Tipe Make A Match

Kooperatif model Tipe Make A Match adalah penerapan kooperatif model kooperatif yang dilaksanakan dengan memberikan tanggapan atau argumentasi terhadap suatu materi yang bersifat kontroversial yang ditujukan untuk mengembangkan argumentasi serta proses berpikir siswa dari berbagai perspektif (Supriyono, 2009:99). Pada prinsipnya penggunaan kooperatif model Tipe Make A Match digunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Penerapan kooperatif model pembelajaran ini akan: Model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dikembangkan oleh Lorn Curran pada tahun 1994 pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu, Aqib Zainal (2013: 23)

Menurut Tarmizi dalam Novia (2015: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.

Validasi Data dan Analisa Data

Validasi data meliputi: Validasi kuantitatif, Validasi kualitatif dan Trianggulasi peneliti. Data kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan diskriptif komperatif, yaitu dengan membandingkan: (1) Nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus I (pertemuan 1 dan 2) (2) Nilai tes Siklus I dengan nilai tes pada Siklus II (pertemuan 1 dan 2) (3) Nilai tes pada kondisi awal dengan nilai tes pada kondisi akhir (Siklus II pertemuan 2). Data kuantitatif akan dianalisis dengan menggunakan diskriptif kualitatif, yaitu dengan membandingkan: Hasil pengamatan aktivitas Siklus I dengan Siklus II dan hasil pengamatan aktivitas awal dengan akhir.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Pembelajaran yang diterapkan melalui Kooperatif model Make A Match untuk mata pelajaran Sosiologi materi Konflik Sosial.

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut: 1) Data observasi keaktifan siswa dianalisis dengan cara: Menghitung aktivitas untuk masing-masing siswa, menghitung persentase tingkat aktivitas siswa, menentukan persentase tingkat aktivitas siswa secara klasikal (sesuai dengan rumus kelulusan klasikal diatas). 2) Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara: Menghitung skor evaluasi (tes), menghitung persentase tingkat penguasaan evaluasi dengan rumus dan klasikal dengan rumus: 3) Data wawancara tanggapan siswa serta saran dan kritik yang diperoleh dari siswa dianalisis dengan kooperatif model deskriptif kualitatif.

Indikator Kinerja

Kooperatif model Tipe Make A Match dikatakan sesuai dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bagi siswa Kelas XI IPS 3 apabila 75% siswa memiliki aktivitas dalam proses pembelajaran dan mendapatkan nilai hasil tes ³ 75.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada kondisi awal kegiatan pembelajaran masih menggunakan kooperatif model yang konvensional yaitu ceramah dan penugasan saja, sehingga aktivitas belajar kurang, siswa kurang memahami materi materi yang dibahas akibatnya hasil belajar rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil tes pada kondisi awal, setelah melakukan pembelajaran Materi Konflik Sosial nilai rata-ratanya 62,08, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80. Dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas ada 10 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 26 anak.

Dari hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada kondisi awal ini ada beberapa siswa yang aktivias rendah, sehingga aktivitas belajar masih kurang. Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I pertemuan 1, nilai rata-ratanya 70,28, nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 90. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM ada 20 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 16 anak. Siklus I pertemuan 2 nilai tertinggi 90 nilai terendah 65, dan yang tuntas 24 anak.

Pada Siklus II, pertemuan 1 kegiatan pembelajaran masih menggunakan Kooperatif model Tipe Make A Match yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil jumlah 4 anak dan guru membimbing juga, nilai rata-rata 76,81, nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 36 anak. Siklus II pertemuan 2 nilai tertinggi 100 terendah 80, semua anak tuntas. Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus I ini, aktivitas belajar siswa makin meningkat, terlihat aktivitas siswa pada pembelajaran Siklus I ini makin bertambah daripada kondisi awal. Namun penambahannya belum optimal untuk itu perlu ada perbaikan lagi.

Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih menggunakan Kooperatif model Make A Match yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil 4 anak di pertemuan 1 dan 2 anak di pertemuan 2 dan guru membimbing. Nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 di pertemuan 1 dan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 80 di pertemuan 2. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 36 anak, jumlah siswa yang belum tuntas tidak ada 5.

Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus II ini, aktivitas belajar siswa meningkat sangat baik. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa bertambah sangat signifikan. Dari 36 anak hanya ada 6 anak yang aktivitas sedang dan 30 anak aktivitas tinggi.

Hasil tes

Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes pada Siklus I dengan hasil tes Siklus II. Hasil tes pada Siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 70,28. Pada Siklus I sudah dilakukan pembelajaran Kooperatif model Tipe Make A Match dan pada Siklus II dilakukan perbaikan dengan membentuk kelompok kecil dan mendapat arahan dari guru. Hasil tes Siklus II pertemuan 1 ini diperoleh naik Hasil tes pada kondisi awal nilai rata-ratanya 62,08. Sedangkan hasil tes pada Siklus I nilai rata-ratanya 70,28 dan hasil tes pada Siklus II nilai rata-ratanya 76,81. Hasil tes pada kondisi awal ini, nilai terendah 40, nilai tertinggi 80. Sedangkan hasil tes Siklus I nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 90, serta hasil tes pada Siklus II nilai terendah 60, tertinggi 95. Ketuntasan belajar pada kondisi awal, jumlah siswa yang yuntas hanya 10 anak. Pada siklus I siswa yang tuntas ada 20 anak dan pada siklus II siswa yang tuntas ada 31 anak. Jadi ada kenaikan nilai rata-rata dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dari 62,08 menjadi 70,28 dan menjadi 76,81. Ada kenaikan nilai terendah dari 40 menjadi 55 dan menjadi 60. Juga ada kenaikan nilai tertinggi dari 80 menjadi 90 dan menjadi 95. Serta ada pula kenaikan ketuntasan belajar dari 10 anak menjadi 20 anak dan menjadi 31 anak.

Hasil Non Tes

Hasil pengamatan teman sejawat pada Siklus I pertemuan 1 nampak 10 anak yang aktivitas tinggi, 16 anak yang aktivitas sedang dan 10 anak yang aktivitas rendah. Siklus I pertemuan 2 aktivitas tinggi ada 15 anak, aktivitas sedang ada 20 anak dan aktivitas rendah ada 1 anak. Dan pada siklus II pertemuan 1 setelah ada perbaikan dalam pembelajaran kooperatif model Tipe Make A Match, ada 20 anak yang aktif, ada 16 anak yang aktivitas sedang dan tidak ada anak yang aktivitas rendah. Siklus II pertemuan 2 aktivitas tinggi ada 30 anak, aktivitas sdang ada 6 anak, aktivitas rendah tidak ada. Hasil pengamatan mengenai aktivitas antara Siklus I dan Siklus II, masing-masing mengalami kenaikan. Untuk aktivitas tinggi ada kenaikan sebesar 30 atau 300%, untuk aktivitas sedang ada kenaikan sebesar 6 atau 266% dan untuk aktivitas rendah juga ada penurunan sebesar 22 atau 100%.

SIMPULAN

Treatment yang dilaksanakan pada pembelajaran melalui kooperatif model siklus dengan menerapkan kooperatif model Tipe Make A Match terbukti dapat meningkatkan aktivias dan hasil belajar Sosiologi materi Konflik Sosial pada siklus I (pertemuan 1 dan pertemuan 2) serta siklus II (pertemuan 1 dan pertemuan 2) Adapun peningkatan ketuntasan materi Konflik Sosial dari kondisi awal 10 anak, Siklus I pertemuan 1 meningkat menjadi 20 anak, Siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 24 anak, dan pada siklus II pertemuan 1 meningkat sebanyak 36 anak, Siklus II pertemuan 2 tuntas 36 anak. Persentase besar peningkatan dari kondisi awal hingga kondisi akhir sebesar 72,23%.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. Wiriatmadja. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwodarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga

Moleong. Lexy. 2013. Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poerwodarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sagala Syaiful. 2011. Materi dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soerjono. Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Satmoko. 1997. Pengelolaan Kelas Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito

Slamet, HP. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Yogyakarta: STIE.

Soedama Hadi. 1991. Pengelolaan Kelas. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah production.

Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sujak, Abi 2006.. Beberapa subtansi Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen yang Bernilai Pembaharuan. Seminar nasional Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta: Diknas

Sutopo, H.B. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sutrisno Hadi. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Affset