PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn KOMPETENSI DASAR KERJASAMA NEGARA-NEGARA ASEAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA JARING LABA-LABA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI MUSTOKOHARJO PATI
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn
KOMPETENSI DASAR KERJASAMA NEGARA-NEGARA ASEAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA JARING LABA-LABA PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI MUSTOKOHARJO PATI
Sugiarti
SD Negeri Mustokoharjo Pati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Mustokoharjo Kec Pati, kab Pati melalui penerapan model pembelajaran Jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus yang masing-masing siklur terdiri atas empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari hasil pelaksanaan program perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut: Kolaborasi penggunaan pembelajaran model Jigsaw dengan media jaring laba-laba Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-Negara ASEAN dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa. Dari nilai rata-rata 65, 8 pada prasiklus, menjadi 71, 7 pada siklus I, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 79, 2. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus I 59, 1% menjadi 91, 7% pada siklus II. Perstasi belajar siswa juga dapat meningkat dengan penggunaan media jaring laba-laba yang memberikan gambaran lebih nyata terhadap objek pembelajaran.
Kata-kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Jigsaw
PENDAHULUAN
Pembelajaran di kelas akan efektif, mampu menumbuhkan kreatifitas peserta didik, dan menyenangkan serta inovatif apabila memanfaatkan berbagai media dan alat peraga serta metode yang tepat serta model pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang inovtif dan menarik bertujuan agar menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap semua mata pelajaran, sehingga peningkatan hasil belajar dapat tercapai sesuai dengan rencana yang tertuang dalam visi dan misi sekolah.
Terdapat beberapa mata pelajaran yang menurut pengamatan dan analisis peneliti kurang diminati peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang dipandang sebelah mata oleh peserta didik adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Peserta didik sering menganggap berat karena cakupan materinya terlalu luas, menjemukan, dan tidak termasuk dalam mata pelajaran yang menjadi materi ujian Nasional.
Berdasarkan kondisi tersebut siswa cenderung malas membaca buku dan enggan memperhatikan pelajaran PKn, apalagi jika cara penyampaian guru cenderung monoton dan konvensional. Kurang berminatnya siswa dalam pembelajaran PKn berakibat pada hasil ulangan maupun rapor yang tidak memuaskan.
Nilai siswa kelas VI SD Negeri Mustokoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 untuk materi Kerja Sama Negara-Negara di Asia Tenggara belum mencapai hasil yang maksimal. Dari 12 siswa dengan metode ceramah hanya 7 anak yang mencapai KKM atau 58,3 % selebihnya 5 siswa atau 41,7 % memperoleh nilai di bawah KKM yaitu 67.
Berdasarkan fakta tersebut di atas peneliti terdorong untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK).
Permasalahan ini akan di atasi dengan mengubah pembelajaran yang konvensional dengan model pembelajaran Cooperative Learning model Jigsaw dengan bantuan alat peraga permainan jaring laba-laba. Harapan peneliti dengan mengubah pola pembelajaran ini dapa meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas peneliti mengadakan analisis masalah hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya motivasi dan hasil belajar PKn Kompetensi Dasar Menjelaskan pengertian kerjasama Negara-Negara Asia Tenggara sebagai berikut: (1) Model pembelajaran PKn dilakukan guru masih monoton dan bersifat konvensional; (2) Pembelajaran lebih didominasi guru; (3) Belum menggunakan media dan alat peraga yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa; (4) Metode pembelajaran yang kurang variatif; dan (5) Pengorganisasian kelas dan siswa belum mendukung terjadinya komunikasi aktif baik antara siswa dengan siswa maupun dengan guru.
Berdasarkan latar belakang di atas dan diskusi dengan teman sejawat selanjutnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning model Jigsaw dengan bantuan alat peraga jaring laba-laba dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn kompetensi dasar Kerja sama negara-negara di Asia Tenggara pada siswa kelas VI SD Negeri Mustokoharjo semester II tahun pelajaran 2013/2014 ?
Tujuan perbaikan pembelajaran ini untuk: (1) Meningkatkan keaktifan belajar melalui penggunaan pendekatan Cooperative Learning model Jigsaw dengan alat peraga jaring laba-laba terhadap kemampuan siswa dalam memahami pengertian kerja sama negara-negara di Asia Tenggara; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Aktivitas Belajar
Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar, hanya dapat diamati jika ada perubahan tingkah laku. Ciri-ciri belajar: (a) belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku; (b) perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah; (c) perubahan perilaku bersifat potensial, tidak harus dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung; (d) perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; (e) pengalaman atau latihan akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. (Baharuddin, 2007: 15)
Menurut Bigge (dalam Darsono, 2000) belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selain itu Moskowitz dan Arthur (dalam Darsono, 2000) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. Witthaker (dalam Darsono, 2000) menyatakan belajar merupakan proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel (dalam Darsono, 2000) mendefinisikan belajar sebagai aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman. Berdasarkan dari beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat dari interaksi dari lingkungan. Moedjiono (1986) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan-tujuan belajar yang diusahakan secara eksplisit dengan tindakan instruksional tertentu yang dinamakan instructional effect seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif atau sikap terbuka dan menerima pendapat orang lain dinamakan nurturant effect.
Konsep Model Pembelajaran Jigsaw
Model Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu suatu strategi pembelajaran yang menitikberat–kan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya (Saptono, 2003: 32).
Cooperative Learning model Jigsaw, guru menugaskan kelompok yang beranggotakan empat atau lima siswa untuk mengerjakan tugas akademis yang dibagi-bagi menjadi beberapa subtugas, sesuai dengan jumlah anggota setiap kelompok. Secara rinci langkah-langkah pembelajaran ini sebagai berikut: (a) Siswa dikelompokan secara heterogen beranggotakan 4-5 orang; (b) Tiap siswa dalam satu kelompok diberi tugas yang berbeda; (c) Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian materi yang ditugaskan; (d) Anggota dari kelmpok yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (Tim Ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka; (e) Setelah selesai diskusi sebagi tim ahli tiap anggota tim ahli kembali ke kelompok semula dan bergantian mengajar teman satu tim tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh; (f) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas; (g) Guru memberi umpan balik/ evaluasi; (h) Guru menutup pelajaran
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengiriman kepada penerima pesan. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah dan Jain 1996:136).
Dengan demikian media adalah alat-alat atau sarana yang dapat dipergunakan untuk kelancaran proses belajar mengajar sehingga siswa dapat memahami dan menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru sesuai dengan tujuan khusus yang diharapkan.
Kerangka Berpikir Penelitian
Hasil belajar PKn dengan tingkat penguasaan konsep pada Kompetensi dasar Kerja sama Negara-negara ASEAN yang tinggi dapat dilakukan dengan upaya proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa secara menyeluruh baik pisik maupun psikhis serta melibatkan seluruh indera. Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir penulis sebagai berikut: Apabila pembelajaran PKn dengan media jaring laba-laba pada Kompetensi Dasar tentang Kerja sama Negara-negara ASEAN maka akan mampu meningkatkan kemampuan penguasaan konsep serta mampu mempraktekan kehidupan social di kelas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang penulis paparkan di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan media jaring laba-laba dan model Jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas belajar materi pokok Kerjasama Negara-Negara ASEAN pakelas VI SD Negeri Mustokoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
METODELOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Mustokoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2014 sesuai dengan Kalender Pendidikan dan Program Semester.
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 12 orang peserta didik terdiri dari 6 laki-laki dan 6 orang perempuan. Adapun latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut. (1) Berdasarkan hasil refleksi terhadap kondisi siswa terutama pada pemahaman. Konsep Kerjasama Negara-negara ASEAN masih rendah sehingga perlu itingkatkan; (2) Berdasarkan beberapa teori bahwa peningkatan hasil belajar dan aktivitas dapat dilakukan melalui proses pembelajaran dengan model Jigsaw dengan media jaring laba-laba.
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data utama dan pendukung. Sumber utama data adalah guru kelas VI SD Negeri Mustokoharjo, buku daftar nilai, sedangkan data pendukung berasal dari teman sejawat.
Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan melalui tes, metode observasi dan dokumentasi. Yang menurut Arikunto (1998:146) observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti meng-gunakan analisis deskriptif yaitu deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus dan indikator kinerja. Analisis data dilakukan dengan model deskriptif prosentase. Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila: (1) Guru mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama kompetensi dasar Kerjasama negara-negara ASEAN; (2) Guru mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna; (3) Guru mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok sehingga pembelajaran menjadi hidup; (4) Siswa dapat memahami hakekat belajar sehingga belajar menjadi suatu kebutuhan.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam siklus antara lain terdiri dari:
Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama satu kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
Siklus II
Tidak berbeda dengan siklus I, maka pada siklus II ini dilaksanakan selama satu kali pertemuan juga dengan tahapan sebagai berikut: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Awal
Sesuai dengan Analisis Materi Pelajaran (AMP) dan program semester II kelas VI mata pelajaran PKn KD Kerjasama Negara-negara ASEAN diberikan pada minggu kedua, tiga dan empat Februari 2011 dan. Dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut. 1) jumlah siswa sebanyak 12 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 orang perempuan, 2) tingkat kehadiran siswa selama observasi berlangsung 100 %, 3) hasil ulangan formatif Kompetensi Dasar kerjasama negara-negara ASEAN diperoleh nilai rata-rata 58, 4) berdasarkan pengamatan peneliti motivasi belajar rendah, 5) Aktivitas siswa belum muncul, ditandai dengan sikap pasif peserta didik serta pemahaman konsep masih rendah, 6) pembelajaran bersifat guru sentris dan monoton, 7) kurang memanfaatkan alat atau media pembelajaran sebagai penunjang, 8) belum muncul sikap kompetitif karena tidak ada pemecahan masalah dalam kelompok dan 9) kecenderungan perhatian anak satu arah ke papan tulis karena pembelajaran bersifat konvensional dengan metode tunggal ceramah.
Berdasarkan fakta di atas diperoleh gambaran bahwa 1) belum semua siswa memahami konsep kerjasama negara-negara ASEAN, 2) diperlukan motivasi dari guru dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih menantang, 3) perlu memupuk aktivitas peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif dan penggunaan media yang tersedia, dan 4) pembelajaran konvensional perlu diadakan inovasi dengan model pembelajaran yang lebih meenantang siswa untuk beraktivitas dan menanamkan kerjasama, keberanian, daya kritis serta sikap demokratis pada peserta didik.
Deskripsi hasil Siklus I
Perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawat. Dalam melakukan pengamatan, pengamat dilengkapi lembar observasi yang harus diisi sesuai dengan aspek yang diamati. Dari pengamatan diperoleh hasil sabagai berikut: Secara kumulatif; (a) Siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 2 siswa; (b) Siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 1 siswa; (c) Siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa; (d) Siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 4 siswa; (e) Siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak – siswa; (f) Siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 siswa; (g) Jumlah 12 Siswa nilai tertinggi 100. Nilai terendah 50, nilai rata-rata kelas 71, 7
Secara Kualitatif (1) Sebelum siklus I nilai < 67 (KKM) sebanyak 5 siswa (41,7 % ), (2) Yang mendapat nilai ≥ 67 (KKM) sebanyak 7 siswa (58,3 % ) dengan nilai rata-rata 65, 8; (3) Setelah siklus I nilai <67 (KKM) sebanyak 3 siswa (25 % ), (4) Yang mendapat nilai ≥ 67 sebanyak 9 siswa ( 75 % ); (5) Nilai rata-rata kelas menjadi 71, 7.
Deskripsi Hasil Siklus II
Perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawat dalam melakukan pengamatan, pengamat dilengkapi lembar observasi yang harus diisi sesuai dengan aspek yang diamati. Dari pengamatan diperoleh hasil sabagai berikut: 1) Secara kuantitatif: (a) Siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 1 siswa; (b) Siswa yang memperoleh nilai 70. sebanyak 4. . siswa; (c) Siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa; (d) Siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa; (e) Siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 siswa. Dari sejumlah 12 siswa, nilai tertinggi 100. Nilai terendah 60, nilai rata-rata kelas79, 2. Secara Kualitatif: (a) setelah siklus II nilai < 67(KKM) sebanyak 1 siswa ( 8, 3% ), (b) Yang mendapat nilai ≥ 67 (KKM) sebanyak 11 siswa ( 91, 7 % ), (c) Nilai rata-rata kelas dari 71, 7 menjadi 79, 2.
Refleksi
Dari keseluruhan proses yang telah dilaksanakan mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II sudah tampak adanya peningkatan aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa menunjukkan peningkatan.
Pada pembelajaran pra siklus dari 12 siswa yang ada baru 7 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, selebihnya mendapat nilai di bawah KKM PKn (67) jika dipersentase baru 58, 3% yang mencapai KKM. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran melalui siklus I ternyata ada peningkatan dari12 siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 9, jika dipersentase mencapai 75 %. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II menunjukkan hasil yang meningkat, dari 12 siswa yang mencapai ketuntasan ada 11 siswa atau mencapai batas ketuntasan belajar 91, 7%. Dari hasil tersebut peneliti tidak melanjutkan perbaikan siklus III, karena ketuntasan belajar dianggap sudah cukup.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran PKn di kelas VI SD Negeri Mustokoharjo melalui dua siklus perbaikan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Kolaborasi penggunaan pembelajaran model Jigsaw dengan media jaring laba-laba Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-Negara ASEAN dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa. Dari nilai rata-rata 65, 8 pada prasiklus, menjadi 71, 7 pada siklus I, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 79, 2. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus I 59, 1% menjadi 91, 7% pada siklus II.
2. Perstasi belajar siswa juga dapat meningkat dengan penggunaan media jaring laba-laba yang memberikan gambaran lebih nyata terhadap objek pembelajaran.
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan uraian kesimpulan tersebut di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa agar siswa aktif, nyaman, dan tidak merasa tertekan.
2. Guru hendaknya selalu melakukan inovasi pembelajaran melalui kolaborasi penggunaan metode, dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran.
3. Hendaknya Kepala Sekolah selalu mendukung adanya inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Jumadi, Sutigno, Dadang Garto, Gemar Belajar PKn 6 untuk Sekolah Dasar Kelas VI, 2006, Aneka Ilmu.
Hernawan, Asep Heri dkk, 2007, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta. Universitas Terbuka.
I Ketut Budayasa dan Haryono, 2004, PKn untuk Sekolah Dasar, Balai Pustaka.
M. Khafid dan Suyati, 2002, Pelajaran PKn Penekanan pada Berhitung Sekolah Dasar Kelas 6, Erlangga.
Purwanto, Ngalim M. MP. Dr. 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahardi, Arsito, 2003, Media Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.
Suherman, Eman, dkk, 2001, Strategi Pembelajaran Kontemporer Bandung, Jl. CA.
Sukahar, Siti M. Amin, 1998, PKn 6, Jakarta: Depdikbud, Balai Pustaka.
Suprayekti, 2003, Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta: Depdiknas.
Surya, HM dkk, 1997, Kapita Selekta Pendidikan SD, Jakarta: Depdikbud
Susanti Wiwik, 2010, Laporan Tindakan Kelas Peningkatan hasil belajar IPS dengan Pembelajaran model Jigsaw, UPBJJ UT Semarang
Wardani, IGAK, dkk, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibawa, Basuki, Dr, 2003, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdiknas.
Winata Putra, Udin S, dkk, 2004. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka.