Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Belanja
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA
MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TEKNIK BELANJA
PADA PEMBELAJARAN PKN MATERI MEMAHAMI PERAN INDONESIA DALAM LINGKUNGAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA
SISWA KELAS VI SDN KOROWELANG KECAMATAN SULANG
KABUPATEN REMBANG PADA SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Pujiati
Guru PKn Kelas VI SDN Korowelang
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa melalui pendekatan kooperatif teknik belanja pada pembelajaran PKn materi memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara siswa Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dan berlangsung di Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang sebanyak 11 anak. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan teknik tes dengan tes tertulis dan nontes dengan observasi. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan lembar observasi. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif sesuai dengan jenis data penelitian. Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hasil penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas belajar meningkat. Pada Kondisi Awal, hasil belajar siswa adalah rata-rata kelas sebesar 48,2 dan ketuntasan kelas sebesar 18,2%. Pada Siklus I, hasil belajar siswa adalah rata-rata kelas sebesar 64,5 dan ketuntasan kelas sebesar 54,5%. Pada Siklus II, hasil belajar siswa adalah rata-rata kelas sebesar 75,5 dan ketuntasan kelas sebesar 72,7%. Aktivitas belajar pada Siklus I termasuk cukup (C). Aktivitas belajar pada Siklus II termasuk baik (B).
Kata Kunci: Hasil Belajar, Aktivitas Belajar, Pendekatan Kooperatif, Teknik Belanja, PKn, Indonesia, Asia Tenggara.
PENDAHULUAN
Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas siswa adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Peran PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan dan pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui PKn, sekolah dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar dan aktivitas siswa di Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018, khususnya dalam pelajaran PKn, masih sangat rendah. Dari 11 siswa, hanya 2 siswa yang dapat dikategorikan aktif, yaitu memiliki keberanian dalam bertanya, menjawab pertanyaan. Kondisi ini jelas menghambat proses pembelajaran yang baik. Rata-rata kelas dalam ulangan harian hanya 48,2. Yang mampu mencapai KKM hanya 2 anak (18,2%). Masih ada 9 anak (81,8%) belum mencapai KKM yang ditetapkan, yaitu 70.
Salah satu faktor penyebab kondisi tersebut adalah guru jarang menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif secara fisik maupun mental. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk menyampaikan perasaan dan gagasannya dan guru masih berperan sebagai pusat informasi. Situasi seperti inilah yang akhirnya menjadikan siswa takut salah, tidak memiliki keberanian berbicara dan kelas menjadi sangat pasif.
Menurut Slavin (2008: 5), salah satu alasan penting mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan adalah bahwa persaingan yang terjadi di kelas jika diatur dengan baik akan menjadi sarana yang efektif dan tidak berbahaya untuk memotivasi orang melakukan yang terbaik. Dengan mengelompokkan siswa pada anggota tim yang heterogen (kemampuan, jenis kelamin, latar belakang etik yang berbeda), siswa mendapat kesempatan untuk belajar dengan timnya. Mereka bersama-sama berusaha agar timnya berhasil dengan saling memberi masukan dan kritik. Seringkali dari kegiatan ini siswa mampu melakukan pekerjaan luar biasa di luar batas-batas kemampuan yang dipatok guru.
Salah satu teknik pembelajaran yang terinspirasi dari pendekatan kooperatif adalah teknik belanja. Teknik belanja dikembangkan dengan latar belakang bahwa salah satu masa yang dialami anak-anak adalah masa bermain jual beli. Menurut Silberman (1996: 43), strategi pembelajaran tempat-tempat perdagangan (trading places) memungkinkan siswa lebih mengenal, tukar-menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap masalah.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Belanja pada Pembelajaran PKn Materi Memahami Peran Indonesia dalam Lingkungan Negara-Negara di Asia Tenggara Siswa Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini berlangsung di Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang.
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang sebanyak 11 anak. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara.
Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes dengan tes tertulis. Teknik nontes dengan observasi. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan lembar observasi. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif sesuai dengan jenis data penelitian.
Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pada Kondisi Awal, guru menjelaskan materi dan tanya-jawab dengan siswa secara klasikal. Guru dominan dalam pembelajaran sebagai pusat informasi. Sedangkan siswa pasif, baik secara fisik maupun mental. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi dimana hanya 2 siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Sedangkan hasil belajar dengan rata-rata kelas sebesar 48,2 dan ketuntasan kelas sebesar 18,2%.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I, guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing 2 kelompok dengan 4 anggota dan 1 kelompok dengan 3 anggota. Masing-masing kelompok mendapat tugas dan mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kemudian 2 anggota dari masing-masing kelompok memajang hasil tugas tersebut dan bertugas sebagai pedagang dengan tugas menjawab pertanyaan dari anggota kelompok lain yang bertugas sebagai pembeli dengan tugas mengajukan pertanyaan. Anggota yang lain dari masing-masing kelompok bertugas sebagai pembeli dengan tugas mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Kegiatan berdagang pertanyaan-jawaban ini berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah selesai, masing-masing kelompok berdiskusi tentang hasil berdagang pertanyaan-jawaban tersebut.
Sesuai dengan hasil observasi, aktivitas belajar siswa adalah bertanya dengan nilai 47,7 yang termasuk cukup (C), menjawab dengan nilai 59,1 yang termasuk baik (B), memberi ide dengan nilai 50 yang termasuk baik (B) dan merespon tanggapan dengan nilai 40,9 yang termasuk cukup (C). Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa dengan rata-rata nilai sebesar 49,4 yang termasuk cukup (C). Sesuai dengan hasil tes, hasil belajar siswa adalah rata-rata kelas sebesar 64,5 dan ketuntasan kelas sebesar 54,5%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dan pembaruan dari pembelajaran pada Siklus I. Secara keseluruhan, pembelajaran adalah sama. yang berbeda adalah jumlah dan komposisi kelompok serta anggota yang bertugas sebagai pedagang yang hanya 1 siswa saja. Dalam pembelajaran tersebut, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing 4 kelompok dengan 2 anggota dan 1 kelompok dengan 3 anggota.
Sesuai dengan hasil observasi, aktivitas belajar siswa adalah bertanya dengan nilai 68,2 yang termasuk baik (B), menjawab dengan nilai 79,5 yang termasuk amat baik (A), memberi ide dengan nilai 65,9 yang termasuk baik (B) dan merespon tanggapan dengan nilai 54,5 yang termasuk baik (B). Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa dengan rata-rata nilai sebesar 67 yang termasuk baik (B). Sesuai dengan hasil tes, hasil belajar siswa adalah rata-rata kelas sebesar 75,5 dan ketuntasan kelas sebesar 72,7%.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, pendekatan kooperatif teknik belanja pada pembelajaran PKn materi memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara dalam kelompok dengan tugas kelompok. masing-masing mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja dan memajang hasil tugas tersebut. Kemudian pembagian tugas dalam kelompok, sebagian sebagai pedagang yang menjawab pertanyaan dari kelompok lain dan sebagian lainnya sebagai pembeli yang mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain.
Pada Siklus I, guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing 2 kelompok dengan 4 anggota dan 1 kelompok dengan 3 anggota. Sedangkan pada Siklus II, membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing 4 kelompok dengan 2 anggota dan 1 kelompok dengan 3 anggota.
Kelompok menjadi semakin banyak, sehingga aktivitas belajar siswa dalam bertanya-jawab dengan perdagangan semakin intensif. Hal tersebut meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada saat bersamaan, aktivitas belajar tersebut juga meningkatkan hasil belajar.
Tabel 1. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
Hasil belajar |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai terendah |
20 |
30 |
40 |
2 |
Nilai rata-rata |
48,2 |
64,5 |
75,5 |
3 |
Nilai tertinggi |
70 |
90 |
100 |
4 |
Ketuntasan kelas (%) |
18,2 |
54,5 |
72,7 |
Tabel 2. Analisis aktivitas hasil pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aktivitas belajar |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Bertanya |
C |
B |
2 |
Menjawab |
B |
A |
3 |
Memberi ide |
B |
B |
4 |
Merespon tanggapan |
C |
B |
Kategori |
C |
B |
Pendekatan pembelajaran yang tepat di Sekolah Dasar (SD) akan menjadikan PKn sebagai mata pelajaran yang menarik bagi anak dan mudah dipahami. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran kooperatif dengan teknik belanja. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena sesuai dengan tingkat perkembangan anak SD yang suka berkelompok, bermain-main dan salah satu bentuk permainannya adalah jual beli (pasaran).
Dalam penelitian ini, pendekatan kooperatif teknik belanja pada pembelajaran PKn materi memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan tersebut adalah hasil belajar dimana rata-rata nilai dari 48,2 dan ketuntasan kelas sebesar 18,2% pada Kondisi Awal menjadi 75,5 dan 72,7% pada Siklus II dan aktivitas belajar dimana cukup (C) pada Siklus I dan menjadi baik (B) pada Siklus II. Peningkatan tersebut memenuhi indikator kerja.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pendekatan kooperatif teknik belanja meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn materi memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-negara di Asia Tenggara siswa Kelas VI SDN Korowelang Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil belajar dengan rata-rata nilai sebesar 75,5 dan ketuntasan kelas sebesar 72,7%. Aktivitas belajar termasuk baik (B).
Saran
Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pendekatan kooperatif teknik belanja tidak cocok untuk kelas besar karena membutuhkan observasi yang cermat. Oleh karena itu, guru perlu menyusun lembar observasi yang jelas dan rinci.
2. Pendekatan kooperatif teknik belanja membutuhkan ruang kelas yang besar. Oleh karena itu, guru perlu mendesain kelas, sehingga menunjang aktivitas belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Dimyati dan Mujiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hasan, S. Hamid. 1982. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: IKIP Bandung.
Joni, Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Mudyahardjo, Redja. 1996. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, Mel. 2001. Active Learning. Yogyakarta: YAPPENDIS
Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Subyakto. 1988. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, WS. 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.