Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Media Pohon Faktor Organisasi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POHON FAKTOR ORGANISASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 WATES KEDUNGJATI
KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dardiri
SDN 1 Wates Kedungjati Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates dengan media pohon faktor organisasi. siswa aktif mengikuti pembelajaran dengan senang, dan dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik. Hasil penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan media pohon faktor organisasi menunjukkan nilai hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan. Prasiklus nilai 61,25 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 9 anak dengan persentase ketuntasan 37,5%, siklus I nilai rata-rata mencapai nilai 65,83 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 14 anak dengan prosentse ketuntasan 58,33%, siklus II nilai rata-rata siklus II mencapai mencapai nilai 73,54 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 22 anak dengan prosentase ketuntasan 91,67%.
Kata Kunci: Hasil Belajar PKn, Media Pohon Faktor Organisasi.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 1994: 57). Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audo visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.
Sedangkan pengertian belajar menurut Witherington dalam Purwanto (1990:84) adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru tidak akan lepas dari proses pembelajaran yang sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat kompleks. Antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya memiliki hubungan yang bersifat sistematik, maksudnya masing-masing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait. Hal tersebut ada kesesuaian dengan teori belajar psikologi organismic dengan tokoh Gestalt bahwa jiwa manusia merupakan suatu keseluruhan yang berstruktur yang saling berinteraksi, dengan pandangan perilaku individu timbul berkat interaksi antara individu dan lingkungan, belajar dimulai dari keseluruhan, belajar merupakan reorganisasi pengalaman, anak yang belajar merupakan satu keseluruhan, bukan belajar dengan otaknya saja, dan sebagainya (Hanafiah, 2009:8).
Di antara macam-macam komponen dalam pembelajaran tersebut, salah satu komponen yang memberikan peran besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran adalah pemilihan dan penguasaan metode pembelajaran yang tepat. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan dan dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang ditetapkan. Setiap guru akan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan gaya melaksanakan kegiatan, (Yuliani, 2008: 7.3). Selain metode pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat adalah satu faktor keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi berorganisasi di SD Negeri 1 Wates tahun pelajaran 2017/2018, menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa. Dari analisis yang peneliti lakukan bahwa dari 24 anak hanya 9 anak (37,5%) anak yang tuntas belajar, selebihnya 15 anak (62,5%) lainnya belum tuntas belajar.
Rendahnya hasil belajar di atas, dari hasil analisis yang peneliti lakukan bersama teman sejawat, karena disebabkan guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa dibantu dengan metode-metode yang lain. Selain itu guru juga tidak menggunakan alat peraga/media pembelajaran.
Dari analisis masalah di atas, peneliti akan mencoba meneliti lebih jauh dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, sebagai upaya perbaikan pembelajaran atas rendahnya hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan judul “Peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media pohon faktor organisasi pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
Landasan Teori
Pengertian Belajar Mengajar
Pendidikan berintikan proses belajar mengajar yang secara keseluruhan kompetensi guru sebagai pemegang peranan utama. Guru yang memiliki kompetensi dalam proses belajar mengajar berusaha untuk menyampaikan dan menyarikan ajaran tertentu kepada siswanya. Keberhasilan pendidikan akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa (Moh. Uzer Usman dkk, 1993:2). Jadi keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari bagaimana proses belajarnya dan bagaimana cara mengevaluasinya di kelas, di mana kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan kompetensi guru yang melakukan aktivitas mengajar.
Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Dengan kata lain, mengajar dapat diartikan segala upaya yang di sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang di rumuskan. Dalam pengertian ini, sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu upaya apapun dapat dilakukan, asal upaya itu di sengaja dengan penuh rasa tanggung jawab mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan. (Muhammad Ali, 2002:12).
Dalam pembelajaran, guru sebagai faktor yang sangat dominan dan paling penting yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi demi terciptanya proses belajar mengajar yang aktif dan berhasilnya peserta didik dalam belajar. Belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti berusaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. (Sardiman A.M, 1988:23).
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan yang terorganisasi, lingkungan ini di atur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai tujuan pendidikan. Pengawasan turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar, lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang di harapkan (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, 1997: 33).
Belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat sesuatu kepandaian (KUBI, 2011:121). Sedangkan mengajar memiliki arti memberi pelajaran, melatih (KUBI, 2011:15).
Dari definisi-definsis di atas dapat disimpulkan bahwa urgensi dari belajar mengajar adalah segala upaya yang di sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang di rumuskan, dan sasaran akhir dari proses pengajaran ini adalah siswa belajar. Oleh karena itu upaya apapun dapat dilakukan, asal upaya itu di sengaja dengan penuh rasa tanggung jawab mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Ngalim Purwanto (1990:106) secara umum keberhasilan belajar dipengaruhi oleh Raw Input dan Learning Process. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Raw Input
Raw Input adalah siswa/anak didik yang memiliki karakterisitk tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya dan sebagainya.Learning Process
Learning Process adalah proses berlangsungnya interaksi anatara pendidik dan anak didik yang dipengaruhi oleh Instrumental Input dan Environmental Input. Yang dimaksud Instrumental Input adalah faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan, yaitu kurikulum, bahan pelajaran, guru yang memberikan pelajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen sekolah yang berlaku. Sedangkan Inveronmental Input adalah faktor lingkungan dimana anak didik tinggal dan belajar seperti lingkungan sosial anak, kondisi lingkungan alam anak dan sebagainya.
Salah satu Instrumental Input dalam sebuah pembelajaran adalah adalah metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Selain metode, media pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk dari Instrumental Input yang ikut mempengaruhi hasil belajar.
Metode Tanya Jawab
Metode adalah cara menyampaikan/mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia SD sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan yang dikembangkan dari tugas-tugas pengembangan yang harus diselesaikan tidak mungkin dapat diselesaikan sekaligus, melainkan harus dijabarkan ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil yang dinamakan tujuan kegiatan. Setelah menetapkan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah merencanakan program kegiatan belajar. Dalam melaksanakan program kegiatan belajar membutuhkan berbagai cara untuk melaksanakannya, berbagai macam pengolahan kelasnya serta memerlukan sarana dan prasarana. Perencanaan program seperti ini secara menyeluruh akan membentuk strategi. Jadi strategi kegiatan merupakan penggabungan berbagai macam tindakan untuk mencapai tujuan kegiatan. Dan untuk strategi kegiatan SD disarankan lebih banyak menekan pada aktivitas anak daripada aktivitas guru.
Dalam mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara maksimal, untuk itu dalam memilih metode yang digunakan guru SD harus memperhatikan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan pembelajaran dan karakteristik anak yang dibina.
Metode tanya jawab adalah metode dengan cara tanya jawab, guru memberi pertanyaan terbuka, sehingga anak dapat menjawab beberapa kemungkinan berdasarkan pengalaman anak, guru harus berusaha agar anak aktif memberi jawaban atau keterangan, bukan guru yang aktif memberi keterangan.
Bercakap/cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru, antara anak dengan anak secara monolog dan dialog. Metode ini sangat bermanfaat bagi anak didik, yaitu agar anak berani mengungkapkan pendapat serta berani berbicara di depan umum, selain itu metode ini juga bermanfaat untuk mewujudkan kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.
Metode Ceramah (Preaching Methode)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik. Biasanya guru memberikan perintah, menjelaskan hal-hal tertentu, mengetengahkan pengalaman dan dengan keahliannya dibantu bahan-bahan/buku yang tersedia meningkatkan pengetahuan para peserta didik.
Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak memberikan informasi pada peserta didik, sehingga peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran yang menggunakan metode ceramah diupayakan tidak hanya menyajikan informasi dari guru, karena pada setiap pembelajaran harus diusahakan peserta didik yang aktif. Penggunaan metode ceramah pembelajaran harus digunakan teknik bertanya, sehingga tetap terjadi interaksi antara guru dan peserta didik atau antara peserta didik dan peserta didik. Tanya jawab juga diperlukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang telah disampaikan oleh guru melalui metode ceramah. Penggunaan jenis pertanyaan harus bervariasi seperti pertanyaan konvergen, divergen, pertanyaan untuk menguji keterampilan proses dan keterampilan berpikir sesuai dengan konsep mata pelajaran yang disajikan, teknik mengajukan pertanyaan juga harus memperhatikan situasi kelas, kapan melakukan promting atau kapan melakukan redirecting. Agar penyajian ceramah dikelas dapat diserap oleh peserta didik semaksimal mungkin, maka seorang guru harus mempersiapkan langkah-langkahnya secara sistematis.
Untuk mempertinggi hasil dari metode ceramah umumnya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut yaitu (a) rumuskan tujuan khusus yang hendak dipelajari oleh peserta didik, (b) setelah menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah.metode ceramah benar- benar merupakan metode yang tepat, (c). susunan bahan ceramah yang benar-benar perlu diceramahkan (d). pengertian yang dapat dijelaskan dengan alat atau dengan uraian yang tertentu harus ditetapkan sebelumnya, (e) tangkaplah perhatian peserta didik dan arahkan pada pokok yang akan diceramahkan, (f). Kemudian usahakan menanam pengertian yang jelas. Metode Ceramah wajar dipergunakan untuk (a) menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud., (b) menyampaikan fakta kepada peserta didik yang besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin dapat dipergunakan, (c) memberikan semangat dan rnerangsang peserta didik untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan atau belajar dengan baik. Metode ceramah dilaksanakan dengan tujuan untuk: (a) membangkitkan motivasi belajar, (b) memperjelas bagian-bagian tertentu, (c) menonjolkan bagian-bagian konsep atau pengetahuan yang dianggap penting, (d) memperluas isi bahan pelajaran.
Metode Demonstrasi (Demonstration methode)
Metode demonstrasi digunakan untuk membelajarkan peserta didik dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktik yang diperagakan oleh guru atau pemandu kepada peserta didik. Berdasarkan tujuannya demonstrasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Demonstrasi proses yaitu metode yang mengajak peserta didik memahami langkah demi langkah suatu proses;
b. Demonstrasi hasil yaitu metode untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.
Metode demonstrasi di dalam pembelajaran PKn adalah metode dimana guru menyajikan suatu percobaan PKn di depan kelas atau di tempat yang dapat dilihat oleh seluruh peserta didik. Setelah mengikuti demonstrasi baik demonstrasi proses maupun demonstrasi hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat atau melakukan pengamatan sendiri apa yang didemonstrasikan.
Oleh karena itu, demonstrasi dapat berupa praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan yaitu (a) demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan (b) demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.
Guna memilih kegiatan demonstrasi ataukah praktikum/percobaan yang direncanakan untuk diberikan kepada peserta didik guru harus memperhatikan: (1) fasilitas yang dimiliki oleh sekolah, (2) proses/kegiatan yang berlangsung apakah cukup berbahaya hingga memerlukan pengawasan yang terus menerus dari guru, (3) yang digunakan sederhana atau rumitkah. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi meliputi; (a) perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan. (b). Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. (c). Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut: (a) membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda, atau suatu kegiatan percobaan, (b) memudahkan berbagai jenis penjelasan, (c) kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan objek sebenarnya. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut (a) peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, (b) tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
Metode Tugas
Merupakan suatu cara mengajar dimana guru dengan peserta didik merencanakan bersama-sama suatu soal, problema atau kegiatan yang harus diselesaikan peserta didik dalam waktu tertentu.Dalam pembelajaran kimia metode tugas ini sering diterapkan dalam upaya memperdalam penguasaan konsep peserta didik, yaitu guru memberikan tugas pada peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal PKn terkait pokok bahasan yang telah dipelajari.
Metode Penelitian
Setting Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Wates Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Pelaksanaan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri dari 2 siklus.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan dilaksanakan dengan teknik observasi, tes dan dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Selanjutnya data dideskripsikan dan dikomparasikan ntar siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok pentingnya berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi berjalan dengan baik. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I meningkat dibandingkan dengan nilai hasil belajar sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
Nilai hasil evaluasi belajar siklus I pada perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok pentingnya berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018 dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi menunjukkan nilai yang lebih baik bila dibandingkan dengan nilai hasil belajar prasiklus.
Diketahui nilai rata-rata prasiklus hanya mencapai nilai 61,25 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 9 anak dengan prosentase ketuntasan 37,5%, sedangkan nilai rata-rata siklus I mencapai nilai 65,83 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 14 anak dengan prosentase ketuntasan 58,33%. Dengan demikian ketuntasan klasikal mengalami peningkatan 20,83%.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II pada perbaikan pembelajaran menunjukkan keberhasilannya guru dalam menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok pentingnya berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates. Hal ini disebabkan adanya kerja sama yang baik antara peneliti dengan teman sejawat serta karena adanya bimbingan khusus dari kepala sekolah.
Nilai hasil belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dibandingkan nilai hasil belajar siklus I. Karena nilai hasil belajar siklus II sudah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan maka perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan siklus dihentikan.
Nilai hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Untuk nilai rata-rata siklus I hanya mencapai nilai 65,83 dengan prosentase ketuntasan 58,33%, sedangkan nilai rata-rata siklus II mencapai nilai 73,54 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 22 anak dengan prosentase ketuntasan 91,67%. Sehingga dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan ketuntasan sebesar 33,34%. Karena nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sudah melebihi dari nilai KKM, maka siklus II dinyatakan berhasil dan siklus dihentikan.
Pembahasan Persiklus
Pembahasan Siklus I
Penggunaan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok pentingnya berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates. Hasil belajar siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik, yang semula nilai rata-rata hasil belajar prasiklus hanya mencapai nilai 61,25 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 9 anak dengan prosentase ketuntasan 37,50% setelah diadakan perbaikan siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 65,83 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 14 anak dengan prosentase ketuntasan 58,33%. Karena nilai hasil belajar siklus I belum mencapai nilai KKM maka perlu dilanjutkan dengan siklus II.
Pembahasan Siklus II
Pelaksanaan siklus II perbaikan pembelajaran mata pelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok pentingnya berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates dengan menggunakan metode metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi berjalan lancar dan menyenangkan. para siswa merasa senang mengikuti pembelajaran. Hasil belajar siklus II mencapai ketuntasan. Nilai rata-rata kelas hasil belajar siklus II mencapai nilai 73,54 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 22 anak dengan prosentase ketuntasan 91,67%. Karena nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai nilai KKM maka siklus II dinyatakan berhasil dan siklus dihentikan.
Berikut ini akan peneliti sajikan hasil rekapitulasi dan perbandingan nilai hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II:
Rekapitulasi hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II
Nilai yang diperoleh |
Pra siklus |
Siklus I |
Siklus II |
5-19 |
– |
– |
– |
20-34 |
– |
– |
– |
35-49 |
– |
– |
– |
50-64 |
15 |
10 |
1 |
65-79 |
9 |
14 |
1 |
80-94 |
– |
– |
22 |
95-100 |
– |
– |
– |
Jumlah siswa |
24 |
24 |
24 |
Jumlah nilai |
1.470 |
1.580 |
1.765 |
Nilai rata-rata |
61,25 |
65,83 |
73,54 |
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok berorganisasi pada siswa kelas V SDN 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2017/2018 dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, hasil penelitian perbaikan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi pokok berorganisasi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wates dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas dan penggunaan media pohon faktor organisasi menunjukkan nilai hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan yaitu prasiklus hanya mencapai nilai 61,25 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 9 anak dengan prosentase ketuntasan 37,5%, siklus I nilai rata-rata mencapai nilai 65,83 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 14 anak dengan prosentse ketuntasan 58,33%, siklus II nilai rata-rata siklus II mencapai mencapai nilai 73,54 dengan siswa tuntas belajar sebanyak 22 anak dengan prosentase ketuntasan 91,67%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, untuk selanjutnya peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
a. Agar hasil belajar dapat dicapai dengan baik, maka guru harus merencanakan pembelajaran secara matang seperti menentukan metode dan media pembelajaran, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat lembar tugas, menyusun tes formatif, dan sebagainya
b. Jika hasil belajar siswa masih ada yang rendah, maka perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran yang serupa.
c. Karena waktu yang tersedia dalam penelitian perbaikan pembelajaran sangat singkat, maka guru harus menggunakan waktu secara efektif dan efesien.
d. Seyogianya penelitian dilakukan oleh para guru tidak sebatas pada kepentingan-kepentingan tertentu, sehingga apabila ada anak atau siswa yang mengalami ketidaktuntasan dalam pembelajaran guru tanggap untuk melaksanakan perbaikan demi prestasi siswa dan pencapaian kriteria ketuntasan minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Bestari, Prayoga. Ati Sumiati. 2008. Pendidikan Kewarganeraan: Menjadi Warga Negara yang Baik untuk Kelas V. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hanafiah, Nanang, Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran, PT Refika Aditama, Bandung.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan., PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Poerwadarminta, W.J.S. 2011. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
User Usman, Lilis Setyowati. 1993. Upaya Optimal Kegiatan Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda Kalya, Bandung.
Yuliani. Metode Pengembangan Kognitif, Cet. Ke-12, Universitas Terbuka