Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn

Materi Menghargai Keputusan Bersama

dengan menggunakan Model Examples Non Examples

pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak

Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

 

Harmidi

SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk: 1). Untuk mengetahui penerapan model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 2). Untuk mengetahui peningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Dari Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Examples Non Examples menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari Pra siklus (23,80% ) ke siklus I (61,90%) meningkat 38,10%. Sedangkan dari siklus I (61,90%) ke Siklus II (100%) meningkat 38,10%. Dan dari evaluasi pada tindakan siklus I sampai siklus II yang telah dilakukan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 67,23 menjadi 80,42. Pembelajaran dengan menggunakan metode Examples Non Examples serta perubahan strategi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn pada materi Menghargai Keputusan Bersama.

Kata Kunci:   Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah muncul sejak adanya UUD (Undang-Undang Dasar) 1945 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Peraturan tersebut memunculkan interaksi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat melalui mutu pendidikan yang ada pada suatu sekolah. Pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah dilaksanakan menurut kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum disusun sesuai dengan kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena dalam mata pelajaran PKn terdapat materi tentang nilai moral yang penting untuk kemajuan SDM. PKn sendiri adalah mata pelajaran yang di gunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini di harapkan dapat di wujutkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara[1].

Melalui survei yang dilakukan di kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran PKn tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan mengajar yang di terapakan untuk mata pelajaran PKn adalah 65. Dari hasil survei diketahui bahwa dari sejumlah 21 siswa, 5 siswa memperoleh nilai sesuai KKM dan 16 siswa yang lain belum memenuhi KKM yang ditentukan. Penyebab rendahnya kemampuan dalam pembelajaran PKn adalah faktor dari siswa sendiri dan faktor guru kelas. Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang. Sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dari faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan di dominasi oleh seorang guru. Metode yang monoton itu contohnya seperti metode ceramah. Metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa[2]. Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa metode ceramah merupkan metode yang menjadikan siswa cenderung pasif karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada materi memahami kebebasan berorganisasi. Dampak ini dapat diatasi dengan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan di sampaikan.

Menurut penulis metode yang tepat untuk mata pelajaran PKn khususnya materi Menghargai keputusan bersama adalah dengan model Examples Non Examples. Model penerapan Model Examples Non Examples mengacu pada teori belajar Enquiry Descovery Learning yaitu belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk langsung pada pokok materi yang mau disajikan, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri setelah diberikan contoh berupa kasus atau gambar dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Pembelajaran akan lebih efektif dan menciptakan rasa bertangung jawab yang penuh terhadap kelompok serta dapat saling memotivasi antara siswa.

Model Examples Non Examples juga merupakan teknik pembelajaran kooperatif, yang menekankan kerja sama antara siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan contoh-contoh berupa dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Sehingga dengan bekerja sama diantara sesama anggota pasangan dengan contoh kasus atau gambar yang guru berikan akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.sehingga hasil belajar bisa meningkat.

Dengan adanya kerjasama dan tolong menolong antar sesama siswa, mereka akan saling berbagi ilmu, pengalaman sehingga belajar menjadi mengasyikkan bukan suatu beban. Menyadari pentingnya peranan Pendidikan Kewarganegaraan maka peningkatan hasil belajar siswa disetiap jenjang pendidikan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Proses pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila seorang guru mampu memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga membuat seluruh siswa bisa terlibat langsung secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Ditambahkan oleh Mulyasa bahwa, “Penyesuaian metode pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik serta menghubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah dipelajari[3]”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun penelitian tindakan kelas dengan judul:

“ Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.       Bagaimana guru menerapkan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

2.       Apakah penerapan Model Examples Non Examples dapat meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.       Untuk mengetahui penerapan model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2.       Untuk mengetahui peningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerapan Model Examples Non Examples untuk meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menghargai Keputusan Bersama dengan menggunakan Model Examples Non Examples pada Siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a.       Siswa

Meningkatkan hasil belajar dan menambah pengetahuan dan keilmuan tentang Pendidikan Kewarganegaraan sehingga anak akan terbentuk pribadi yang selalu mementingkan kepentingan bersama.

b.      Guru

Guru akan menjadi kreatif dan inovatif dalam setiap medel pembelajaran yang baru.

c.       Sekolah

Sekolah akan mengembangkan kualitasnya dengan memberikan bentuk metode baru bagi siswa. Sehingga siswa tidak merasa bosan, dan pihak sekolah akan semakin maju dengan bertambahnya ide kreatif penggunaan metode.

d.      Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengaplikasikan model Examples Non Examples dengan meningkatkan hasil belajar pada siswa khususnya dengan metode tersebut.

LANDASAN TEORI

Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Hilgrad dan Bower, belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind of memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out[4]. Dari definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan. Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati mengatakan, “ Belajar adalah suatu perilaku, Pada saat orang belajar, maka responsnya mwnjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsya akan menurun”[5]. Dalam hal ini belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Ditambahkan oleh Piaget, “ Belajar tidak terlepas dari pengetahuan dan pengetahuan setiap manusia dibentuk oleh individu masing-masing yang terus menerus melakukan interaksi dengan lingkungan. Linkungan tersebut mengalami perubahan”[6]. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelektualitas akan berkembang.

Jadi, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang sebagai dasar untuk kehidupan lebih baik. Dalam pengertian lain, Belajar merupakan tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang diperkuatnya.

Pengertian Metode Examples Non Examples

Menurut Hamdani, metode Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh[7]. Metode Examples Non Examples merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Examples Non Examples adalah sebuah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Huda berpendapat juga bahwa metode Examples Non Examples merupakan metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi. Metode Examples Non Examples ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan[8]. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Dengan demikian metode ini mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep.

Metode Examples Non Examples membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya peserta didik. Proses pembelajaran cenderung berpusat pada siswa, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dilihat dari obyeknya, jenis penelitian ini adalah penelitian PTK (Classroom Action Research), yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari teori pendidikan dalam praktek atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah[9]. Penelitian ini suatu jenis penelitian lapangan yang langsung berhubungan dengan objek yang penulis teliti untuk mendapatkan data yang riil dan bersifat kualitatif, maka penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan jika dilihat dari data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan statistik, serta metode analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif, maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat sehingga hasil yang diperoleh pun dapat dipertanggungjawabkan. Adapun Janis penelitian menurut Chein adalah PTK Eksperimental. PTK Eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan sebagai upaya menerapkan berbagai tehnik dan strategi secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.

 

 

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan di SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang. Berikut Gambaran umum yang dapat penulis paparkan:

a.     Nama Sekolah                     : SD Negeri Boto 01

b.     Alamat Sekolah                    : RT 02 RW 01 Kelurahan Boto, Bancak

c.     Telepon                               : 081904338543

d.     E-mail                                 : [email protected]

e.     NPSN                                  : 20320845

f.      SK Izin Operasional              : 421.2/002/IX/45/87

g.     Tanggal SK Pendirian            : 08-01-1987

h.     Akreditasi                            : A

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Analisis Kegiatan Pra Siklus

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus ini peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode Examples Non Examples setiap siklus. Dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan Pra Siklus yang dilakukan peneliti adalah Pre Test sebelum tindakan penelitian. Pre Test yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada 11 April 2007. Peneliti melakukan pre test di tahap awal tersebut diketahui bahwa dari 21 siswa yang tuntas berjumlah 5 siswa atau 23,80% dan siswa yang belum tuntas berjumlah 16 siswa atau 76,20% dengan rata-rata nilai 57,66. Ketuntasan siswa dalam kegiatan evaluasi dengan rincian ketuntasan siswa berjumlah 13 anak atau (61,90%) sedangkan tidak tuntas 8 anak atau (38,10%). Masalah yang dihadapi anak terletak pada sering bergurau dan menyepelekan saat pembelajaran.

Analisis Siklus II

Pelaksanaan Siklus II pada tanggal 21 April 2017. tahapan pada tindakan siklus II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Hasil Tes siklus II sudah sesuai harapan dengan tingkat ketuntasan 100% dengan nilai rata-rata 80,42. Jadi, penguasaan dan pemahaman siswa dengan materi Menghargai Keputusan Bersama denagn melaksanakan tindakan metode Examples Non Examples sudah ada peningkatan dan sesuai harapan.

Data ketuntasan siswa dalam kegiatan evaluasi sudah maksimal, karena ketuntasan belajar anak dengan standar KKM 65 sudah mencapai 21 anak atau (100%).

Pada siklus kedua menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I yaitu siswa lebih antusias, siswa lebih senang mengikuti pelajaran, siswa tidak bergurau di dkelas dan hasil belajar siswa lebih baik dari siklus I serta Standar Ketuntasan Belajar Mengajar bsudah tercapai, untuk itu peneliti menghentikan pembelajaran pada siklus II.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pra Siklus

Pada Pra Siklus adalah kondisi awal dimana belum dilakukan tindakan dengan menggunakan metode Examples Non Examples. Hasil penelitian pra siklus dengan pre test diketahui dari hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini diketahui nilai rata-rata tes tertulis siswa sebesar 57,66 dan baru 5 (23,80%) siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dan 20 (76,20%) siswa tidak tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa tidak fokus, gaduh, sering bercanda di dalam kelas.

Siklus I

Siklus I guru menjelaskan materi pelajaran pada siswa dengan menggunakan metode Examples Non Examples. Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus I diketahui dari hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini diketahui nilai rata-rata tes tertulis siswa sebesar 67,23 dan ketuntasan berjumlah 13 anak atau (61,90%) sedangkan tidak tuntas 8 anak atau (38,10%). Hal ini disebabkan karena siswa masih gaduh dan tidak termotivasi. Berdasarkan masalah tersebut, masih perlu diadakan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Guru meningkatkan hasil belajar siswa dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain lebih menarik dalam kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran mengajar.

Siklus II

Pada siklus II terlihat adanya peningkatan dari siklus I. Perolehan nilai rata-rata siswa adalah 80,42. Hasil belajar pada siklus II ini menunjukkan hasil yang memuaskan, dengan nilai rata-rata hasil tes tertulis lebih dari KKM. Pada siklus II ini diketahui semua siswa berjumlah 21 mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan indikator yang diinginkan telah tercapai. Pencapaian hasil belajar pada siklus II disebabkan adanya perbaikan dalam penerapan model pembelajaran.

Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Tabel 4.6. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Siklus

Kategori

Jumlah

Persentase

Pra Siklus

Tuntas

5

23,80%

Tidak Tuntas

16

76,20%

Siklus I

Tuntas

13

61,90%

Tidak Tuntas

8

38,10%

Siklus II

Tuntas

21

100%

Tidak Tuntas

0

0%

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pra siklus hasil belajar tuntas 5 siswa (23,80%), siklus I meningkat menjadi 13 siswa (61,90%) siswa yang tuntas. Dan pada siklus II meningkat menjadi 21 (100%) siswa yang tuntas.

Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari Pra siklus (23,80% ) ke siklus I (61,90%) meningkat 38,10%. Sedangkan dari siklus I (61,90%) ke Siklus II (100%) meningkat 38,10%. Dan dari evaluasi pada tindakan siklus I sampai siklus II yang telah dilakukan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 67,23 menjadi 80,42 maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Examples Non Examples serta perubahan strategi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn pada materi Menghargai Keputusan Bersama. Dari hasil evaluasi menggunakan metode Examples Non Examples, dari siklus I sampai siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn dalam materi Menghargai Keputusan Bersama melalui penerapan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Examples Non Examples pada Kelas V SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.       Dari pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Examples Non Examples menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari Pra siklus (23,80% ) ke siklus I (61,90%) meningkat 38,10%. Sedangkan dari siklus I (61,90%) ke Siklus II (100%) meningkat 38,10%. Dan dari evaluasi pada tindakan siklus I sampai siklus II yang telah dilakukan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 67,23 menjadi 80,42

2.       Pembelajaran dengan menggunakan metode Examples Non Examples serta perubahan strategi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn pada materi Menghargai Keputusan Bersama.

Saran

Dengan selesainya pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Examples Non Examples ada beberapa saran peneliti yang diharapkan dapat membangun dan mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri Boto 01 Kec. Bancak Kab. Semarang pada khususnya dan seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, diantaranya adalah:

1.   Dalam setiap pembelajaran, perlu adanya pendekatan, metode, media dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa. Hal-hal tersebut hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Karena dengan adanya perencaan dan penentuan metode serta media yang akan dipakai, pembelajaran akan berjalan secara sistematis.

2.   Siswa sangat membutuhkan motivasi dari seorang guru. Sebagai seorang guru hendaknya harus pandai dalam memberikan motivasi di dalam kelas. Karena motivasi sangat diperlukan untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan mereka akan lebih menikmati dan senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan apabila dalam diri mereka telah tumbuh motivasi.

3.   Dalam pembelajaran yang terpenting adalah tercapainya tujuan dari pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika siswa dalam kelas menyukai pembelajaran yang sedang mereka lakukan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Daryono dkk. 1998. Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Inter Pratama Mandiri.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Penanda Media Group.

Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Inter Pratama Mandiri.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sam’s, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Teras.

Sudjana, Nana. 1995. Penelitian dan Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Mulyasa. E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Natalia, Margaretha Mega. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas

Walgito. Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1]     Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta : PT Fajar Inter Pratama Mandiri) Hal. 225

[2]     Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Penanda Media Group) Hal. 147.

 

[3]     Mulyasa. E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya) Hal. 40.

[4]     Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Hal. 13

[5]     Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Hal. 9

[6]     Dimyati, Ibid, Hal. 13

[7]     Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka Setia) Hal.94.

[8]     Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) Hal. 234.

[9]     Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Tinta Emas) Hal. 40.