Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN IPA
PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIWUNGU 02
KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
Haryono
SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Model penelitian yang digunakan, menurut Arikunto Suharsimi secara garis besar terdapat empat tahapan yang dinilai yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri yang dimana subyeknya adalah 23 siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4. Hal ini dapat kita ketahui dari kondisi awal sampai siklus 2 yang mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang belum memenuhi KKM (65) dengan jumlah 7 (30,4%) siswa memenuhi KKM dan 16 (69,6)% siswa yang belum memenuhi KKM. Pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan ada 15 (65, 21%) siswa yang telah memenuhi KKM ada 8 (34,78%) siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus 2 23 (100%) siswa mampu memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, model pembelajaran inkuiri, Ilmu Pengetahuan Alam
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat berperan aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003). Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabâ€.
Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak untuk berpikir rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA perlu diupayakan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan terget ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu rancangan dan pelaksanaan dengan menggunakan strategi, metode, media dan alat peraga sera sumber belajar yag memadai. Tidak sedikit guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi, metode, tidak menggunakan alat peraga, dan tidak menggunakan sumber belajar yang memadai dalam proses pembalajarannya. Masih sering dijumpai bukan peserta didik yang lebih aktif dalam proses pembelajarannya melainkan guru yang lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini seharusnya guru hasus menekankan yang lebih aktif dan memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kreatif dalam memecahkan setiap masalah dan memberi kesempatan peserta didik untuk saling bekerjasama, bertukar pikiran dan saling melengkapi antara satu sengan yang lain. Guru tidak hanya memberikan materi lewat ceramah saja karena hal itu akan membuat peserta didik merasa bosan dalam pembelajaran IPA.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar pada siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2011:22). Faktor yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi pada kelas 4, diperoleh nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, belum memenuhi KKM yang ditetapkan, yaitu 65. Terdapat 9 anak yang mampu mencapai KKM yang ditetapkan, sementara itu 14 anak masih di bawah KKM dari jumlah 23 anak. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak bisa menyerap apa yang telah disampaikan oleh guru. Siswa kurang menyerap materi yang diajarkan karena penyampaian materi oleh guru kurang baik dan kurang menarik minat siswa, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan belajar mengajar guru yang lebih aktif. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar, karena hanya duduk diam mendengarkan ceramah dari guru. Hal itu berdampak pada nilai yang belum mampu memenuhi KKM yang ditetapkan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran di sekolah dasar khususnya pembelajaran IPA. Perbaikan pembelajaran ini terutama pada model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Model pembelajaran inkuiri ini menuntut siswa untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Inkuiri adalah salah satu cara belajar dan penelaahan yang bersifat mencari pemecahan masalah dengan siswa yang kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didiukung oleh data atau kenyataan. Didalam pembelajarannya guru memberikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung kepada siswa. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang diikuti oleh seluruh siswa dalam satu kelas. Guru memberikan suatu masalah kepada siswa, dan siswa mencari cara pemecahan masalah yang di berikan oleh guru, sehingga siswa dapat memecahkan dan menemukan jalan keluar masalah yang di berikan oleh guru.
Menurut Roestiyah (2008: 75) Inkuiri adalah istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mangajar didepan kelas. Trianto (2007: 109) menyatakan bahwa inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan kertampilan yang diperoleh oleh siswa diharapkan bukan hasil meningkat seperangkat fakta – fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Amir dan Ahmadi (2010: 103) juga berpendapat bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa pendapat tentang inkuiri yang di kemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses pencarian jalan keluar atau jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri jawaban atau jalan keluar dari permasalahan yang di ajukan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, ingin dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Penggunakan model inkuiri ini, diharapkan siswa sepenuhnya dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan nilai hasil belajar lebih meningkat.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SDN Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Bagi siswa
a. Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPA
b. Siswa lebih bersemangat dalam belajar
c. Pengalaman yang lebih menarik dalam pembelajaran IPA
Bagi guru
a. Mendapatkan model pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar.
b. Meningkatkan kinerja guru.
c. Memberikan referensi untuk berinovasi dalam pembelajaran
Bagi Sekolah
a. Dapat menambah informasi berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran.
b. Hasil dari penelitian sebagai masukan dan sekaligus sebagai pedoman untuk melakukan pembinaan terhadap guru dalam upaya mengembangkan berbagai model pembelajaran di kelas agar prestasi belajar siswa meningkat.
c. Meningkatkan mutu pendidikan pada mata pelajaran IPA
KAJIAN PUSTAKA
Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan. Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Pelaksanaannya adalah guru membagi tugas kepada siswa untuk meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan tiap kelompok mendapat tugas tertentu. Mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah itu mereka mendiskusikannya dan membuat laporan. Dengan menggunakan teknik ini, guru memiliki tujuan, yaitu agar siswa terdorong untuk melaksanakan tugas dan aktif mencari sendiri serta meneliti pemecahan masalah. Mereka harus mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan (Roestiyah, 1991:. 75 – 76).
Inkuiri merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam), artinya inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas – batas tertentu adalah baik untuk kelas – kelas rendah, sedangkan inkuiri adalah baik untuk siswa – siswa kelas tinggi. Suchman mencoba mengalihkan kegiatan belajar mengajar dari situasi yang didominasi. Guru melibatkan siswa dalam proses mental melalui tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis, yang di dalamnya berisi tentang segala sesuatu yang mendukung dalam proses kegiatan belajar mengajar, untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah seperangkat konsep yang mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan menemukan jalan keluar dari masalah yang telah diberikan oleh guru.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyanti dan Mudjiyono (2006: 3) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guri adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.
Menurut Uno (2008: 213) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2010: 107) menyebutkan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat prestasi (hasil) belajar yang telah di capai.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang hasil belajar, penulis menyimpulkan bahwa pengertian belajar itu adalah suatu proses berubahnya tingkah laku yang lebih baik dari pada sebelum belajar. Didalam perubahan ini diharapkan dapat berubah yang lebih baik lagi. Bagi para siswa hasil belajar dapat dilihat pada perubahan yang tadinya belum bisa menjadi bisa, yang tadinya belum tau menjadi tau karena proses belajar mengajar. Melalui interaksi antar siswa dengan teman sejajarnya siswa dapat belajar dan mendapatkan hasilnya. Baik interaksi di kelas maupun dalam kelompok belajarnya.
Kerangka Pikir
Keberhasilan proses belajar mengajar juga didukung oleh penggunaan model, strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan yang tepat, sesuai dengan meta pelajaran, meteri pembelajaran yang tepet juga, selain oleh kemampuan siswa itu sendiri. Salah satu wujud pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan kekreatifan siswa adalah dengan model pembelajaran inkuiri.
Didalam penelitian ini yang dimana pada awalnya guru yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga siswa kuranga aktif dan kreatif hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang dari KKM yang ditentukan yaitu 65. Dengan demikian peneliti menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam proses belajar mengajarnya. Pada siklis I penerapan model pembelajaran inkuiri dengan langkah – langkah nya yang meliputi: 1) penerimaan dan pendefinisian masalah, 2) pengembangan hipotesis, 3) pengumpulan data, 4) pengujian hipotesis, dan 5) penarikan kesimpulan. Setelah melalui siklus I akan dilakukan siklus II yang didalamnya itu refleksi dari siklus I.Dengan penarapan model pembelajaran inkuiri beserta langkah – langkahnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Kaliwungu 02 yang berada di kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April, pada tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto, 2008:2-3)
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Subjek Penelitian
SD Negeri Kaliwungu 02 adalah SD yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. SD Negeri Kaliwungu 02 terletak di Desa Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
Siswa SD Negeri Kaliwungu 02 berjumlah 113 anak yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Dengan berbagai latar belakang keluarga, kemampuan, ketrampilan, dan agama yang berbeda-beda. Masing-masing kelas diampu oleh seorang guru kelas, selain itu terdapat 1 guru agama Kristen, 1 guru agama Ialam, 1 guru Seni Budaya dan Ketrampilan, dan juga 1 guru Olahraga. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Kaliwungu 02 terdiri dari 7 pegawai negeri, 5 guru wiyata bhakti.
Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Kaliwungu 02 termasuk sangat minim, misalnya jaringan internet, telepon belum ada, dan alat-alat peraga yang ada adalah bantuan dari pemerintah dengan kondisinya banyak yang sudah rusak. Ruang UKS, ruang ibadah bagi yang non Islam terletak pada satu ruang yang sama. Sebagian buku yang terdapat di perpustakaan kondisinya sudah usang dan tidak tertata dengan rapi. SD Negeri Kaliwungu 02 memiliki 3 kamar mandi siswa, 2 kamar mandi guru, tempat parkir guru dan gudang sekolah. Halaman sekolah yang tidak begitu luas digunakan untuk upacara dan kegiatan ekstrakurikuler.
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 100%. Hal ini disebabkan karena daya serap siswa yang masih rendah. Kurangnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru dikarenakan masih menggunakan metode konvensional dalam penyampaian materinya. Guru lebih mendominasi jalannya proses pembelajaran dan siswa tidak berperan aktif, karena mereka hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil nilai siswa pada mata pelajaran IPA masih banyak yang dibawah KKM (65).
Siswa yang mendapat nilai diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pembelajaran IPA hanya 7 orang siswa atau 30,4% siswa dalam kelas, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 16 siswa atau 69, 9%. Adapun nilai tertinggi siswa adalah 80, ada juga nilai siswa yang terendah adalah 30.
Deskripsi Perencanaan Tindakan Siklus 1
Diperoleh informasi pada tahap pra siklus, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disampaikan serta media penunjang yang akan dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sebelum guru mengajar pada pertemuan pertama, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang dan sebagai sarana dalam pembelajaran, diantaranya: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, materi, lembar evaluasi yang akan digunakan penulis untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman awal peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru serta persiapan fisik dan mental.
Sebelum melakukan siklus 1, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi yang akan disampaikan yaitu tentang gaya (gaya mempengaruhi gerak dan bentuk benda) kemudian peneliti akan membuat tujuan pembelajaran yang sesuai dengan meteri yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri inilah yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Peneliti menyiapkan alat peraga yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Tahap selanjutnya peneliti membuat perencanaan yang lain dengan membuat lembar diskusi yang digunakan untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti membuat lembar evaluasi berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal yang akan dibagikan di akhir siklus 1.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dengan melihar dan mempertimbangkan dari kelebihan dan kekurangan pada siklus 1. Pelaksanaan siklus 2 merupakan upaya perbaikan untuk siklus 1 dengan lebih memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa setelah diterapkannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuir. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajarsiswa setelah diadakan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4. 12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
NO |
Ketuntasan |
KKM |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1 |
Tidak Tuntas |
< 65 |
69,6% |
34,78% |
0% |
2 |
Tuntas |
65 |
30,4% |
65,21% |
100% |
Jumlah |
100% |
100% |
100% |
||
Nilai Masimum |
80 |
90 |
100 |
||
Nilai Minimum |
30 |
40 |
70 |
||
Rata-rata |
55,43 |
65,65 |
84,78 |
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada kondisi awal (prasiklus) sebelum diadakan penelitian tindakan kelas di kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 jumlah siswa yang tuntas belajaranya 7 siswa dari 23 jumlah siswa yang ada. Setelah diadakannya tindakan pada siklus 1, ada peningkatan hasil belajar siswa yaitu 15 atau 65,21% siswa yang tuntas, dan ada 8 atau 34,78% siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2.
Pada siklus 2 tingkat keberhasilan hasil belajar mencapai 100% atau 23 siswa dari 23 siswa yang ada. Siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan belajar mencapai 100%.
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, pada prasiklus ada 7 siswa atau 30,41% siswa tuntas dan 16 atau 69,6% siswa tidak tuntas. Pada siklus 1 ada 15 siswa atau 65,21% siswa tuntas dan ada 8 atau 34,78% siswa yang tidak tuntas. Selanjutnya dilakukan siklus 2 yang hasilnya adalah 23 atau 100% siswa yang tuntas belajarnya.
Pembahasan
Siklus 1
Fokus perbaikan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri. Kelebihan dari model ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa lebih senang dan tertarik dalam kegiatan belajar mengajar, mampu memperdalam pemahaman siswa tentang pelajaran, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, melatih kepemimpinan siswa dalam mengajukan pendapat, menimbulkan rasa percaya diri siswa, meningkatkan kerjasama antar individu dalam kelompok.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1 masih belum optimal, masih ada beberapa kekurangan dalm penelitian tindakan kelas siklus 1 ini antaranya adalah dalam proses pembelajaran guru masih cenderung mendominasi berjalannya pelajaran, selain itu guru juga kurang memberi motivasi kepada siswa supaya siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dalam proses pembelajaran guru kurang memotivasi agar siswa dapat belajar kelompok dengan percaya diri, masih perlunya pergantian kelompok agar siswa tidak jenuh dengan anggota kelompoknya, kurang intensif dalam dalam membimbing pada masing-masing kelompok pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung, belum ada pemberian kesimpulan pada akhir pembelajaran, siswa belum diajak untuk membuat rangkuman-rangkuman tentang hal-hal yang dianggap penting, dalam memenejemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga dalam proses pembalajaran dapat berlangsung efektif dan efisie. Semua siswa harus berperan dan beraktifitas positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperolrh manfaat pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri.
Siklus 2
Pada siklus 2 penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan yang ada pada siklus 1. Penggunaan model pembelajaran inkuiri pada siklus 2, selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tampak lebih aktif dan mendominasi jalannya proses pembelajaran berlangsung, siswa tampak lebih aktif dan mendominasi jalannya proses pembelajaran, pemberian motivasi kepada siswa mampu membengkitkan terjadinya interaksi yang positif, siswa lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompokny. Penyampaian kesimpulan pembelajaran di akhir proses pembelajaran, membuar rangkuman pada akhir proses pembelajaran. Memenejemen waktu dengan baik membuat kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan tabel prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat menghasilkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan ketuntasan klasikal dari kondisi pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 yaitu 30,4%: 65,21%: 100%.
Dari uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016 sejalan dengan penelitian yang berjudul “ Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016â€. Menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPA tentang (gaya) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapaot disampaikan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan ketuntasan klasikal dari kondisi prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 yaitu 30,4%: 65,21%: 100%. Pada akhir siklus 2 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar saswa mencapai 100% atau sebanyak 23 siswa telah tuntas.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Bagi Kepala Sekolah
Menyarankan kepada guru sebaiknya dalam pproses pembelajaran menggunakan model yang tepat salah satunya menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA yang sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016
Bagi Guru Kelas
Untuk meningkatkan kualitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti mangharapkan para guru SD melakukan variasi atau penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kaliwungu 02 kecamatan Kaliwungu kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Bagi Siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri bagi para siswa diharapkan dapat lebih memeperdalam pemahaman siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap percaya diri siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching: disertai dengan pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Azwar, S. 2010. Reliabilitas dan Valisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Depdikdas. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No. 22. Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: CV Timur Putra Mandiri.
Handayani. (2010). Pengaruh Pemanfaatan Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas 5 SD Negeri Siwal 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Pada Semester II Tahun Ajaran 2010/2011. Salatiga: UKSW
Hendro Darmojo & Jenny R. E Kaligis. (1992). Pendidikan IPA. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nuraini, Evi. 2012. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Cepit Sewon Bantul Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: UNY.
Nuryani. 2012. Efektifitas Penggunaan Model Inkuiri dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas IV SD Tegal Panggung Damurejan Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: UNY
Priyatno, Dewi. 2010. Paham Analisis Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.
Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program r dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Rohana. (2009). Penggunaan Metode Inkuiri Dalam Penerapan Model Kelas 212 Pembelajaran Kelas Rangkap Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 SD Negeri Dumpel Kecamatan Kali Bawang Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun 2009/2010. Salatiga: UKSW