PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOMPONEN PETA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK-TALK-WRITE KELAS IV

SDN JETIS 02 KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Yayuk Purwo Prasetyaningsih

SDN Jetis 02 Bandungan

 

ABSTRAK

Kemampuan siswa pada pelajaran IPS materi Komponen Peta masih rendah. Hasil belajar kondisi awal IPS di kelas IV di SDN SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 pada kompetensi dasar Komponen Peta, dari 22 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 7 siswa (31,82%) dan 15 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70. Penerapan pembelajaran Model Think-Talk-Write merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model think-talk-write kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran Think-Talk-Write memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran IPS materi komponen peta pra siklus (31,82%), siklus I (54,54%), dan siklus II (90,91%). Hasil analisis efektivitas peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write diperoleh rata-rata peningkatan gain sebesar 0,61, artinya efektivitas peningkatan hasil belajar berada pada pada kategori sedang yaitu nilai gain 0,3 < g ≤ 0,7. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan mencapai standar ideal. Dari 31,82% pada prasiklus , dapat meningkat menjadi 54,54% pada siklus I, dan siklus ke II 90,91%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa penerapan model think-talk-write dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS dengan ketuntasan mencapai 90,91%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model pembelajaran, Think-Talk-Write.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pembelajaran berlangsung secara efektif, peserta didik (siswa) memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya, dan produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa. Selain itu peserta didik berbeda dalam berbagai hal, terutama intelegensinya. Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Banyak siswa yang prestasi belajarnya kurang bukan disebabkan oleh kemampuan intelegensi yang belum optimal. Namun hal ini lebih disebabkan kemampuan berfikir untuk memanfaatkan apa yang mereka ketahui atau disebut juga dengan kemampuan metakognisi, kurang berkembang.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Bidang Sarana dan Prasarana, Program pengelolaan sarana dan prasaranamengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan: (1) merencanakan, memenuhi dan mendaya-gunakan sarana dan prasarana pendidikan; (2)mengevaluasi dan melakukan pemeliharaansarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan; (3)melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiaptingkat kelas di sekolah/madrasah; (4) menyusun skala prioritas pengembangan fasi-litas pendidikan sesuai dengan tujuan pen-didikan dan kurikulum masing-masing tingkat. Salah satu sarana pendidikan untuk SD yaitu media pembelajaran peta, baik peta kota/ kabupaten, peta provinsi, peta Indonesia, dan peta dunia. Media pembelajaran berupa peta biasanya digunakan dalam pembelajaran IPS.

Siswa kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang terdiri dari 22 anak, siswa laki-laki berjumlah 14 anak dan siswa perempuan berjumlah 8 anak. Umur mereka berkisar antara 9 – 11 tahun. Kehidupan perekonomian orang tua mereka tergolong dalam perekonomian menengah kebawah. Pekerjaan orang tua mereka pada umumnya adalah petani. Meskipun orang tua mereka mempunyai tamatan pendidikan yang cukup namun orang tua mereka tetap mementingkan pendidikan bagi anak-anaknya. Hasil belajar kondisi awal IPS di kelas IV di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 pada kompetensi dasar Komponen Peta, dari 22 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 7 siswa (31,82%) dan 15 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70.

Metode yang dipakai guru dalam mengajar masih bersifat tradisional, seperti metode ceramah dan pemberian tugas. Guru hanya memiliki satu buku paket. Dalam pembelajaran hanya satu buku itulah yang digunakan sampai akhir semester. Ujian harian, mid dan ujian semester semua diambil dari soal-soal yang ada di buku paket tersebut. Saat mengajar guru tidak pernah menggunakan RPP sehingga tidak ada pedoman dalam mengajar. Namun urutan materi yang diajarkan sesuai dengan KTSP. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah guru tidak pernah mengunakan media dalam pembelajaran. Itulah cara guru mengajar dikelas IV.

Siswa belajar tergantung pada guru. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar. Siswa tidak aktif dalam KBM, pada saat diminta untuk menyampaikan pikiran atau gagasan kemampuan siswa berbicara masih rendah. Dan saat mengerjakan soal, siswa selalu lambat mengerjakannya dikarenakan siswa tidak memahami materi. Setiap siswa memiliki buku paket. Tugas yang dikerjakan siswa semuanya dari buku paket. Walaupun setiap siswa diberi buku paket namun tidak pernah dibaca sebelum ada perintah dari guru.

Pembaharuan pendidikan atau inovasi pendidikan adalah konsep yang sering didengar dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal ini pula yang sejak lama sudah didambakan oleh masyarakat. Usaha ke arah pembaharuan pendidikan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Nasional dengan berbagai cara, antara lain melalui pengubahan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan zaman (Fajaroh, 2003). Perubahan kurikulum telah terjadi beberapa kali, dan perubahan paling akhir adalah sesuai Peraturan Mendiknas ditetapkan kurikulum operasional Tingkat Satuan Pendidikan atau sekarang disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Oleh karena itu 3 aspek penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, yaitu teaching of thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking harus terus ditumbuhkembangkan sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang menekankan pada pengalaman berfikir operasional formal yang memungkinkan seseorang untuk mempunyai tingkah laku problem solving dan sebuah konsep pembelajaran sistematik atau sering disebut juga dengan Model Think-Talk-Write. Oleh karena itu maka peneliti perlu melakukan penelitian tindakan dengan judul: “Peningkatan Hasil belajar IPS materi Komponen Peta dengan menggunakan Model Pembelajaran Think-Talk-Write kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017“

Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian penulis batasi pada masalah yang dapat dirumusakan sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan model Pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi komponen peta kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?
  2. Bagaimana efektivitas model Pembelajaran Think-Talk-Write dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi komponen peta kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.     Penerapan model Pembelajaran Think-Talk-Write untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi komponen peta kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2.     Efektivitas model Pembelajaran Think-Talk-Write dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi komponen peta kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian tindakan ini bisa ditinjau dari dua sisi yaitu:

1.     Manfaat Teoritis, yaitu untuk menambah temuan empiris tentang penggunaan model Pembelajaran Think-Talk-Write untuk peningkatan kemampuan kognitif siswa.

2.      Manfaat Praktis, yaitu (a). Bagi pendidikan Indonesia diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan refrensi metode pembelajaran dalam pendidikan Indonesia yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (b). Bagi pembangunan nasional diharapkan dapat mendukung langkah menuju pembangunan nasional yang relevan dengan perkembangan dunia global, dan (3). Bagi penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengembangan pemikiran dalam dunia pendidikan Indonesia.

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan dari teori-teori belajar di atas maka pengertian hasil belajar dapat artikan sebagai suatu proses interaksi terhadap semua yang ada di sekitar individu dengan cara melihat, mengamati, memahami sesuatu. Proses komunikasi antara guru dengan siswa di dalam kelas akan membawa dampak implikasi terhadap kadar hasil belajar yang di capai oleh siswa, hasil belajar tersebut sebagai akibat hubungan guru dengan siswa untuk mengembangkan diri secara bebas, dalam pembentukan memori dan pembentukan pemahaman pada diri siswa. Gagne dan Biggs (dalam Slameto, 2011) dalam mengkaji tentang belajar, dan mengatakan bahwa belajar merupan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat rangsangan (stimulus) menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang ditunjang oleh rangsangan (stimulus) dari lingkungan dan di jalankan untuk jenis-jenis belajar yang berbeda.

Untuk lebih mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan membandingkan hasil tes awal yang diperoleh siswa dengan hasil tes akhir yang dipeoleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Apabila hasil tes akhir nilai atau skornya lebih tinggi dari skor tes awal berarti proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan hasil tes awal dengan tes akhir telah menunjukkan skor yang nyata sebagi akibat proses pembelajaran yang terjadi dikarenakan perlakuan guru.

Hasil belajar bisa disebut prestasi belajar, yaitu hasil atau akibat dari kegiatan belajar.Untuk mengetahui tentang prestasi belajar perlu dijelaskan tentang hakekat belajar.Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman (Slameto, 2011).Di mana perubahan itu bersifat kontinyu dan fungsional,terjadi secar sadar,bersifat positif dan aktif,bukan bersifat sementara,bertujuan atau terarah,dan mencakup seluruh aspek tingkah laku yang selanjutnya dinamakan hasil belajar.Dan hasil belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk prestasi belajar.

Menurut Abu Ahmadi (2001), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka dapat didefinisikan tentang prestasi belajar,yaitu tingkat keberhasilan yang dicapai siswa berupa ketrampilan dan pengetahuan berdasarkan hasil tes atau evaluasi setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

Sedangkan ketuntasan belajar merupakan hasil belajar siswa yang memenuhi keriteria standart tertentu.Seorang siswa dikatakan tuntas belajar bila mencapai ketuntasan indikator hasil belajar ≥ 65%, dan dari suatu kelas dikatakan tuntas belajar bila dalam kelas telah mencapai ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajar (Depdikbud,1994).

Model Think – Talk Write

Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) melibatkan 3 tahap penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a.   Think (Berfikir)

Menurut Kamus Inggris-Indonesia bahwa Think artinya berfikir. Otak adalah mesin pembuat makna yang mencari-cari kecocokan dengan pengalaman sebelumnya. Ilmuwan saraf mengatakan bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap simbol, ikon dan gambar yang sederhana dan kuat. Seperti menciptakan gambar yang unik untuk menjelaskan konsep pada mata pelajarann matematika. Sehingga konsep itu berubah dari abstrak menjadi konkret dan mudah dimengerti (DePorter, 2010:145).

b.   Talk (Berbicara)

Menurut Kamus Inggris-Indonesia bahwa Talk artinya berbicara. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bicara artinya pertimbangan, pikiran, pendapat. Menurut Huinker dan Laughlin (dalam Ansari, 2003: 40) peserta didik yang diberikan kesempatan untuk berdiskusi dapat: (1) megkoneksikan bahasa yang mereka tahu dari pengalaman dan latar belakang mereka sendiri dengan bahasa matematika, (2) menganalisis dan mensintesis ide-ide matematika, (3) memelihara kolaborasi dan membantu membangun komunitas pembelajaran di kelas.

Selain itu, Huinker dan Laughlin (dalam Ansari, 2003: 40) juga meyebutkan bahwa berdiskusi dapat meningkatkan eksplorasi kata dan menguji ide. Berdiskusi juga dapat meningkatkan pemahaman. Ketika peserta didik diberikan kesempatan yang banyak untuk berdiskusi, pemahaman akan terbangun dalam tulisan peserta didik, dan selanjutnya menulis dapat memberikan kontribusi dalam membangun pemahaman. Intinya, pada tahap ini peserta didik dapat mendiskusikan pengetahuan mereka dan menguji ide-ide baru mereka, sehingga mereka mengetahui apa yang sebenarnya mereka tahu dan apa yang sebenarnya mereka butuhkan untuk dipelajari.

c.   Write (Menulis)

Menurut Kamus Inggris-Indonesia bahwa Write artinya menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis adalah membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena, pensil, kapur dan lain-lain. Aktivitas menulis peserta didik pada tahap ini meliputi: menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah (baik penyelesaiannya, ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti), mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada perkerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, dan meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik, yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya (Martinis Yamin dan Ansari, 2008:88).

Kerangka Berpikir

Pemahaman siswa akan mata pelajaran IPS materi komponen peta kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Upaya yang dilakukan dengan Model Pembelajaran Think-Talk-Write diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi komponen peta dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi, siswa dapat bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar, dan saling tanya jawab tentang karangan sederhana melalui penggunaan alat peraga bangun ruang.

Identifikasi masalah yang tampak dalam hasil belajar kondisi awal IPS di kelas IV di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 pada kompetensi dasar Komponen Peta, dari 22 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 7 siswa (31,82%) dan 15 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam konsep komponen peta.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang. Waktu kegiatan Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Agustus 2016 – 19 September 2016 (6 minggu efektif).

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS dengan menerapkan strategi Pembelajaran Think-Talk-Write kelas IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk pra siklus (kondisi awal) dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 19 Agustus 2016 di kelas IV SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang dengan jumlah siswa 22 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model Pembelajaran Think-Talk-Write diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 63,18. Siswa yang mencapai KKM ada 7 siswa dari 15 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 31,82%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan Model Think-Talk-Write.

       Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu, (3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

       Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Sikus I

Berdasarkan nilai hasil belajar pada prasiklus, nilai rata-rata adalah 63,18 dengan ketuntasan belajar klasikal 31,82% (7 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Pada siklus I, nilai rata-rata adalah 68,63 dengan ketuntasan belajar klasikal 54,54% (12 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 10 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada prasiklus dan siklus I.

Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 68,63% belum mencapai 80%.

Siklus II

Berdasarkan nilai hasil belajar pada siklus II, nilai rata-rata adalah 74,09 dengan ketuntasan belajar klasikal 90,91% (20 siswa) dengan mendapatkan nilai ³70, dan ada 2 siswa yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai <70. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II.

Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 90,91% sudah mencapai dan lebih dari 80%.

Peningkatan Hasil Belajar

     Dapat disimpulkan bahwa

a.     Terjadi peningkatan prestasi pada pelajaran IPS setelah diberi tindakan yaitu dari 63,18 menjadi 74,09 ada kenaikan sebesar = 10,91.

b.     Dari sebelum tindakan (prasiklus) dan setelah tindakan sampai dengan (siklus 2) 63,18 menjadi 68,63 , dan dari (siklus 1) ke (siklus 2) juga ada peningkatan sebanyak 68,63 menjadi 74.

c.     Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 31,82 menjadi 90,91.

     Berdasarkan pelaksanaan tindakan hasil observasi nilai, dapat dikatakan sebagai berikut:

1)    Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan Model Think-Talk-Write belum berhasil karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain ;

2)    Model Pembelajaran dengan menerapkan Model Think-Talk-Write, dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

3)    Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan media gambar yang baru mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

4)    Akan tetapi setelah dijelaskan, diberi dorongan mereka bisa mengerti dan berani untuk mempresentsikan materi pelajaran di depan kelas buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar – mengajar berjalan baik, semua siswa aktif belajar.

Hasil Penelitian

Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa dengan menerapkan Model Think-Talk-Write miliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus , siklus I, dan II) yaitu ; 31,82% ; 54,54% ; 90,91%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkatkan pemahaman siswa dengan menerapkan Model Think-Talk-Write yang paling dominan adalah siswa mempresentsikan pelajaran di depan kelas. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah penerapan menerapkan Model Think-Talk-Write dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan Model Think-Talk-Write hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 22 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; untuk pelajaran IPS 63,18 meningkat menjadi 68,63 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 74,09.

Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan menerakan Model Think-Talk-Write pada pembelajaran kelas IV, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPS materi komponen peta pada siswa kelas IV di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan sanksi berjenjang di kelas IV.

Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 70 mencapai ≥ 80%. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 70 pada (siklus 2) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 90,91. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

 

 

 

P E N U T U P

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran dengan menerapkan Model pembelajaran Think-Talk-Write memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran IPS materi komponen peta pra siklus (31,82%), siklus I (54,54%), dan siklus II (90,91%).
  2. Hasil analisis efektivitas peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write diperoleh rata-rata peningkatan gain sebesar 0,3, artinya efektivitas peningkatan hasil belajar berada pada pada kategori sedang yaitu nilai gain 0,3 < g ≤ 0,7.

Implikasi

1.    Penerapan pembelajaran dengan Model Think-Talk-Write mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman siswa.

2.    Penerapan pembelajaran dengan Model Think-Talk-Write efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada IPS yang telah dilaksanakan siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.

3.    Dengan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih cepat memahami dan menguasai materi pelajaran.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar di sekolah dasar (SD) lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.       Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan menggunakan Model Think-Talk-Write sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.        Pemberian penguatan agar siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.       Sebagai guru professional bisa menerapkan metode-metode pembelajaran yang efektif demi perbaikan peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih baik dari sebelumnya.

4.       Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SDN Jetis 02 Kec. Bandungan Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

 


DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ansari, Bansu I. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi. Bandung: UPI. Tidak dipublikasikan.

Aqib, Z. 2003. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikiawan.

Arikunto,Suharsimi.2007 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas RI 2003.Undang Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas.

DePorter Bobbi. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Penerbit Kaifa.

Fajaroh, F., Dasna, I. W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif Dalam Bahan Makanan Pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Tumpang –Malang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 11 (2) Oktober 2004. UNM. Malang.

Hudoyo, H., 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: DepDikbud.

Hudoyo, H., 1990. Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Jakarta: DepDikbud.

Ihsaniwati, Suharni Nurrohmah. 2013. Penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII-A pokok bahasan garis singgung lingkaran MTs Thoriqul Ulum Mojokerto. 2013, S1 Program Studi Pendidikan Matematika. Universitas Negeri Malang.

Indrastuti, 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4: Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Maressa Gunawan. 2014. Penerapan Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Pada Pembelajaran Materi Operasi Pecahan di Kelas V SD Negeri 62 Banda Aceh. FKIP Unsyiah Banda Aceh

Moleong, Lexy J. 2011. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Nasution, 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Slameto. 2011. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Yamin, M dan Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press