Peningkatan Hasil Belajar Dengan Metode Brainstorming
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERI KEUTUHAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA BAGI SISWA KELAS V
SD NEGERI NGADIREJO 02 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DENGAN METODE BRAINSTORMING
Rokhani
SD Negeri Ngadirejo 02
ABSTRAK
Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKN materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menerapkan metode Brainstorming bagi siswa kelas V SD Negeri Ngadirejo 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2017. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berkaitan dengan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi siswa kelas V masuk materi semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 dengan jumlah 25 siswa. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif strategi pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan membandingkan siklus 1 dan siklus ke 2 sedangkan data yang berupa angka (kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes pra siklus, nilai siklus 1 dan nilai tes siklus 2 kemudian direfleksi. Hasil penelitian melalui metode Braistorming dapat meningkatkan proses pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar. Dari pra siklus, ke siklus 2 mengalami peningkatan hasil belajar yaitu nilai belum tuntas dari 15 siswa (60.00%) turun menjadi 0 siswa (0%). Nilai tuntas dari 10 siswa (40.00%) menjadi 25 siswa (100%). Nilai rata-rata dari 67.00 meningkat menjadi 79.00.
Kata kunci: Pembelajaran PKN, Metode Brainstorming, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) merupakan pendidikan yang akan membekali peserta didik untuk memiliki kemampuan mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa serta menjadikan warga negara yang siap bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan jati diri bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Pada kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkan anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap operasional konkret. Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang – kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PKn.
Hal yang sama juga terjadi di SD Negeri Ngadirejo 02, khususnya pada kelas V semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Hasil pengamatan kasar yang dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran lebih banyak berjalan searah. Guru lebih banyak menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan siswa lebih banyak berperan sebagai passive receiver.
Hasil observasi di lapangan juga ditemukan fakta bahwa pada saat proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kurang aktifnya siswa terlibat dalam pembelajaran ditunjukkan dengan kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa, siswa merasakan kejenuhan sehingga menyebabkan beberapa diantaranya membuat gaduh dan mengganggu konsentrasi siswa lain, kurangnya penguasaan materi pelajaran serta kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa tidak berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dimengerti juga belum bisa bekerja sama dalam kelompok secara maksimal.
Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran PKn yang tercermin dari hasil yang diperoleh dalam ulangan harian. Berdasarkan nilai ulangan harian, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam pembelajaran PKn adalah sebesar 67.00. Nilai tersebut masih di bawah KKM yang ditetapkan untuk pembelajaran PKn, yaitu dengan KKM > 70.00.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan adanya perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru. Perbaikan yang dilakukan difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Langkah ini dilakukan dengan mengganti metode pembelajaran ceramah dengan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan strategi pembelajaran yang sering dipakai oleh seorang guru pada umumnya adalah dengan menerapkan metode Brainstorming.
Perumusan Masalah
Apakah penerapan metode Brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan metode Brainstorming.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai pembangun karakter bangsa ( nasional character building ) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Untuk itu pembentukan karakter anak yang kuat perlu penguasaan Pembelajaran Kewarganegaraan sejak dini.
Menurut hasil penelitian Cogan ( 1998 ), ada delapan karakter yang dapat dibentuk melalui belajar PKn yaitu sebagai berikut: a) Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat di sekitar. b) Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggungjawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat. c) Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan – perbedaan pendapat. d) Kemampuan berfikir kritis dan sistematis. e) Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan. f) Memiliki kemampuan untuk bergaya hidup sederhana. g) Memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan mempertahankan hak – haknya dalam masyarakat. h) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Hasil belajar
Sigit Saptono (2003:48) berpendapat bahwa hasil belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki peserta didik. Hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa dalam mengerjakan suatu tugas pada saat tertentu pula.
Terdapat pengertian lain tentang hasil belajar yakni kemampuan yang dapat dinyatakan oleh siswa setelah mempelajari seluruh pokok bahasan. Kemampuan-kemapuan tersebut meliputi: menggambarkan, menyebutkan, melaksanakan, menghitung atau segala yang mengacu pada tujuan instruksional khusus yang telah dirancang sebelumnya atau hasil akhir yang di capai sebaik-baiknya dalam jangka waktu tertentu.
Agar kegiatan belajar dapat berhasil, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar individu, sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002:39) bahwa, hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu; faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Untuk mengungkap sejauh mana hasil belajar yang dicapai oleh siswa perlu diadakan proses pengukuran, penilaian terhadap hasil belajar siswa. Untuk ini perlu juga diketahui pengertian kedua istilah di atas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:3) “mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Ukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai “.
Pengertian Metode Brainstorming
M. Sobry Sutikno (2007:98) berpendapat bahwa metode Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Menurut Morgan (Suprijanto, 2009:122) “Brainstorming adalah salah satu bentuk berpikir kreatif sehingga pertimbangan memberikan jalan untuk berinisiatif kreatif. Sedangkan menurut Barbara Allman dan Sara Freeman (2010:37) “Brainstorming adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu daftar panjang yang berisi berbagai respon berbeda tanpa membuat penilaian terhadap ide-ide individuâ€. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dimana peserta didorong untuk menyatakan gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman serta ide-ide mengenai suatu masalah tanpa adanya penilaian dari peserta lain`
Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Brainstorming juga dapat digunakan secara individual. Sentral dari Brainstorming adalah konsep menunda keputusan. Dalam Brainstorming siswa dituntut untuk bisa menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya.
Langkah-langkah Brainstorming
1. Tahap Pemberian informasi dan motivasi (Orientasi)
2. Tahap Identifikasi (Analisa)
3. Tahap Klasifikasi (Sintesis)
4. Tahap Verifikasi
5. Tahap Konklusi (Penyepakatan)
Kerangka Berpikir
Dari kajian pustaka yang penulis kemukakan dan dari permasalahan yang timbul untuk diberikan solusi agar hasilnya bisa memuaskan,maka penulis memberikan gambaran singkat pada pembaca tentang alur berpikir dalam pelaksanaan perbaikan dalam upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul.
Dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional / ceramah dalam penyampaian pelajaran PKn materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 hasil belajar siswa tidak optimal.
Melalui metode brainstorming dalam pelajaran PKn materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 hasil belajar siswa dapat meningkat.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu setelah menerapkan metode Brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ngadirejo 02 tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V semester 2 SD Negeri Ngadirejo 02 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ngadirejo 02 tahun pelajaran 2017/2018 pada siswa kelas V semester 1 dengan jumlah siswa 25 anak.
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKN materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan jenis data tersebut, maka data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi: 1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Kartasura tahun pelajaran 2017/2018. 2) Tempat atau lokasi berlangsungnya proses pembelajaran PKN materi Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Dokumen atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan buku penilaian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, teknik tes, dan analisis dokumen.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan lembar pengamatan.
Validitas Data
Data yang diperoleh dalam penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data antara lain adalah menggunakan teknik triangulasi, dan memperpanjang masa pengamatan.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif – kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi dan studi dokumentasi. Tahapan analisis data deskriptif kualitatif terdiri dari: pemaparan data, reduksi (data yang sudah ada di cek dan dicatat kembali), kategorisasi (data dipilah-pilah), penafsiran dan penyimpulan.
Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif misalnya, mencari nilai rerata (Arikunto, 2010: 189).
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Atas dasar hal tersebut, maka indikator kinerja penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut ini: 1) Siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PKN apabila sudah memperoleh nilai hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 70.00. 2) Siswa secara klasikal sudah mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran PKN apabila sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar mencapai KKM yang ditetapkan dengan KKM > 70.00. 3) Pembelajaran sudah berhasil apabila jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 sudah mencapai > 80.00% dari jumlah siswa.
Prosedur Penelitian
Prosedur PTK ini mnegikuti prinsip-prinsip PTK, yaitu terdiri dari beberapa tahap diantaranya; tahap planning (rencana tindakan), implementing (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi) yang kemudian diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus kedua, dan seterusnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pra Siklus
Pembelajaran pada pra siklus lebih di dominasi oleh metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan dan kurang perhatian ketika pembelajaran sedang berlangsung, akibatnya siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru Hal lain yang menyebabkan permasalahan karena guru yang memberikan penjelasan sulit dipahami sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Dari hasil yang ditemukan pada pra siklus, dari 25 siswa hanya ada 10 siswa atau 40.00% yang mencapai tingkat penguasaan materi atau memperoleh nilai 70.00 keatas. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat penguasaan siswa kelas V SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 masih rendah.
Siklus I
Hasil evaluasi siklus I diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai. Dalam pembelajaran siklus I menggunakan metode Brainstorming.
Dalam proses pengamatan diperoleh data bahwa: 1) Penjelasan guru sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa; 2) Ada beberapa siswa yang kurang aktif memberikan sumbang saran; 3) Perhatian dan motivasi guru pada siswa masih kurang.
Sedangkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90.00 dan nilai terendah adalah 65.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 73.80. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal sudah mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM >70.00 adalah 19 orang siswa atau 76.00% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 6 orang siswa atau 24.00%.
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran. Dengan dasar hasil tes formatif yang menunjukkan peningkatan pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan 80% belum tercapai maka diadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II menggunakan metode Brainstorming yang diperbaiki dari evaluasi siklus sebelumnya.
Hasil pengamatan dari observer selama proses pembelajaran siklus II adalah siswa pada waktu pembelajaran dapat mengikuti dengan baik dan sebagian besar siswa sudah aktif dalam memberikan sumbang saran atau pendapat mereka. Selain itu mereka sudah ada keinginan untuk menyelesaikan tugas dari guru. Mau bertanya jika ada kesulitan. Sedang pengamatan yang diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah guru sudah mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, metode yang digunakan sudah tepat, pemberian motivasi sudah cukup.
Sedangkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90.00 dan nilai terendah adalah 70.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 79.00. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal sudah mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah 25 orang siswa atau 100% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 0 orang siswa atau 0%.
Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan – kekurangan pada proses pembelajaran mata pelajaran PKn pada siklus II. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya diantaranya masih ada siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.
Tabel Data Ketuntasan dan Peningkatan Nilai Rata – Rata dari Pra Siklus hingga Siklus II
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1 |
Tuntas |
10 |
40.00 |
19 |
76.00 |
25 |
100 |
2 |
Belum Tuntas |
15 |
60.00 |
6 |
24.00 |
0 |
0 |
3 |
Nilai rata -rata |
67.00 |
73.80 |
79.00 |
Berdasarkan tabel dapat kita lihat bahwa pada Pra Siklus hanya 60.00% siswa yang meraih ketuntasan, 76.00% pada siklus I, dan sebanyak 100% pada Siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang signifikan apabila kita menggunakan metode dan cara belajar yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan semangat dan meraih prestasi yang kita harapkan.
Pada nilai rata – rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata – rata pada pembelajaran awal 67.00 pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 73.80 dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 79.00. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan Setiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum perbaikan pembelajaran dari 25 siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 10 siswa atau hanya 40.00% dan 15 siswa atau 60.00% belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah penulis merefleksi diri, maka kegagalan itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
a. Pembelajaran masih didominasi guru.
b. Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa.
c. Kurang relevannya metode yang digunakan.
Kegagalan dalam pembelajaran PKN kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat serta supervisor bahwa ketidaktuntasan siswa dalam proses pembelajaran PKN kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018, disebabkan oleh:
a. Siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran.
b. Tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa.
Berdasarkan temuan masalah diatas, maka langkah yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKN dengan metode Brainstorming.
b. Meningkatkan keberanian dan memotivasi siswa dalam belajar.
3. Siklus II
Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah:
a. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam melakukan perannya
b. Hasil evaluasi belajar sudah baik dan semua siswa tuntas dalam pembelajaran. Rata – rata nilai sudah diatas KKM yaitu 80% dan tingkat ketuntasan 100%.
Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKN kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode Brainstorming telah berhasil, dan hipotesis yang menyatakan bahwa metode Brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngadirejo 02 tahun pelajaran 2017/2018 terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II dikelas V semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 di SD Negeri Ngadirejo 02 maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode Brainstorming telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti bahwa penerapan metode Brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan prosentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran.
Saran
1. Guru harus memberi motivasi dan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan.
2. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Di era kompetisi siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat
4. Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya dengan kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat sosial pada siswa.
5. Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan pengetahuannya melalui forum KKG dll.
DAFTAR PUSTAKA
Allman Barbara dan Freeman S. (2010). Menjadi Guru Kreatif. Jogjakarta: Golden Book.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi II. Yogyakarta: Rineka Cipta.
———————– (2010). Dasa-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Cogan, John J. (1998). Citizenship education for the 21 st century: Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munandar, Utami. (1985). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.
Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Saptono, Sigit. (2003). Paparan Kuliah Strategi Belajar.Bandung: Raja Persindo Persada.
Sobry, S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sudjana, Nana. (2002). Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Suprijanto. (2009). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.