PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA MATERI KELIPATAN

DAN FAKTOR BILANGAN DI KELAS IV B SDN KEDIREN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Ubro Sucipto

Guru Kelas IV B SDN Kediren

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan di Kelas IV B SDN Kediren Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV B SDN Kediren sebanyak 19 anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 11 anak laki-laki. Sumber data adalah data primer, yaitu nilai ulangan harian siswa dan data sekunder, yaitu hasil pengamatan oleh teman sejawat. Hasil penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan di Kelas IV B SDN Kediren Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 meningkat.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran, Contextual Teaching and Learning (CTL), Kelipatan dan Faktor Bilangan.

 

PENDAHULUAN

Mata Pelajaran Matematika sangatlah penting diberikan kepada semua siswa, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi (PT). Pada dasarnya, pembelajaran Matematika berperan untuk melatih berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif. Hal itu diperlukan agar siswa mampu untuk memperoleh mengelola dan memanfaatkan informasi bagi kelangsungan hidupnya.

Adapun salah satu tujuan pembelajaran Matematika di SD seperti yang dicantumkan dalam KTSP, yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pemikiran dalam mengembangkan pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi serta perkembangan anak.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak dipungkiri bahwa guru sebagian besar masih menggunakan metode-metode pembelajaran konvensional, misalnya metode ceramah, diskusi, tanya jawab, drill. Dalam penggunaan model-model tersebut, guru sampai kebablasan, sehingga mulai dari awal sampai akhir pembelajaran hanya monoton tanpa ada modifikasi maupun kombinasi yang menarik dalam pembelajaran tersebut. Tidak dipungkiri bahwa metode ceramah, diskusi, tanya jawab, drill, tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran karena semua metode itu adalah dasar dari komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Komunikasi tersebut merupakan media untuk menyampaikan ilmu maupun untuk mendapatkan ilmu dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Anak pada dasarnya sudah memiliki naluri untuk belajar. Walaupun tidak ada guru yang disiapkan untuk mendidik, secara otomatis mereka akan mencari guru sendiri dan belajar melalui apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan, kemudian mereka akan melakukannya.

Bermula dari pandangan itu, guru akan melibatkan pendengaran siswa (audio), penglihatan siswa (visual) dan siswa juga dilibatkan dalam aktifitas pembelajaran (kinestetik). Untuk itu guru perlu merancang metode, media dan model pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua komponen yang dimiliki oleh anak, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal karena semua komponen itu (audio, visual, dan kinestetik) sudah dilibatkan.

Cara pembelajaran dengan melibatkan pendengaran (audio), melihat(visual) dan melakukan sesuatu (kinestetik) apabila diterapkan akan membuat belahan otak kanan mereka aktif, sehingga secara otomatis kemampuan otak kiri juga akan ikut meningkat. Dengan didukung adanya metode, alat peraga dan model pembelajaran yang menarik akan mampu mengubah persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang konon katanya Matematika itu sulit menjadi mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan.

Dari hasil evaluasi dalam buku tes formatif siswa Kelas IV B SDN Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi Kelipatan dan Faktor Bilangan, banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yaitu sebesar 67. Dari hasil ulangan tersebut diperoleh rata-rata kelas sebesar 47,89. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada materi Kelipatan dan Faktor Bilangan, hasil belajar yang diperoleh masih rendah. Hal itu terjadi karena dalam kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai. Akibatnya siswa belum memahami konsep kelipatan dan faktor bilangan yang disampaikan oleh guru.

Agar pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan utuh serta mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka guru harus dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam materi Kelipatan dan Faktor Bilangan. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi di Kelas, maka penulis akan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah karena dalam kegiatannya siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

Bertolak dari permasalahan yang ada di lapangan dan keinginan untuk meningkatkan pemahaman konsep Kelipatan dan Faktor Bilangan, maka peneliti berusaha melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan di Kelas IV B SDN Kediren Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV B SDN Kediren, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016, yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2015.

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV B SDN Kediren sebanyak 19 anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 11 anak laki-laki.

Sumber data primer adalah nilai ulangan harian siswa. Sedangkan sumber data sekunder adalah hasil pengamatan oleh teman sejawat. Hasil pengamatan itu dalam bentuk lembar pengamatan guru dan siswa.

Teknik pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan tenik tes adalah butir soal dan teknik non tes adalah lembar pengamatan guru dan siswa.

Data-data dalam pengamatan ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai ulangan harian siswa. Sedangkan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada Kondisi Awal, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari: 1) Di dalam kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dengan asyik bercanda dengan teman sebangku. Siswa yang memperhatikan kegiatan pembelajaran sebanyak 8 anak atau ± 42%. Selebihnya, siswa kurang memperhatikan kegiatan belajar mengajar. 2) Siswa banyak yang pasif. Siswa yang memberi respon dari penjelasan guru tidak lebih dari 11 anak atau sekitar ± 58%. 3) Siswa yang menunjukkan keberanian dalam berkomunikasi dengan guru hanya sekitar 9 anak atau ± 47%. Selebihnya diam dan hanya berbicara dengan suara yang pelan. Apabila ditanya oleh guru tidak berani menjawab. 4) Setiap tugas yang diberikan oleh guru disambut baik oleh siswa, tetapi hanya beberapa siswa yang mampu menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) tepat pada waktunya. Adapun siswa yang bersemangat untuk menyelesaikan soal sekitar 8 anak atau secara keseluruhan sebesar ± 42%. Analisis aktivitas belajar siswa secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.1. Analisis aktivitas belajar siswa pada Kondisi Awal.

No Aspek Penilaian Ya Tidak
1 Perhatian siswa ± 42% ± 58%
2 Keaktifan siswa ± 58% ± 42%
3 Keberanian siswa ± 47% ± 53%
4 Semangat siswa ± 42% ± 58%

 

Pada Kondisi Awal, hasil belajar siswa sesuai dengan nilai ulangan harian juga termasuk rendah. Rinciannya adalah nilai terendah sebesar 20, nilai tertinggi sebesar 80 dan rata-rata kelas sebesar 47,89. Sesuai dengan KKM, ketuntasan kelas sebesar 21%. Analisis hasil belajar siswa secara lengkap sebagai berikut:

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung dalam kelompok, yaitu 4 kelompok yang terdiri dari sejumlah anggota yang duduk berdekatan. Pembelajaran berdasarkan permasalahan nyata yang disampaikan guru. Siswa dan kelompoknya menyelesaikan masalah dengan media yang dipersiapkan, yaitu mistar dan kerikil berwarna dalam permainan Dakon Matematika (Dakotik). Siswa dan kelompoknya mengerjakan LKS dengan media yang tersedia.

Analisis terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.2. Analisis aktivitas belajar siswa pada Siklus I.

No Aspek Penilaian Ya Tidak
1 Perhatian siswa ± 74% ± 26%
2 Keaktifan siswa ± 68% ± 32%
3 Keberanian siswa ± 63% ± 37%
4 Semangat siswa ± 79% ± 21%

 

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II berlangsung secara berpasangan, yaitu 2 anggota yang duduk berpasangan. Pembelajaran berdasarkan permasalahan nyata yang disampaikan guru. Siswa dan pasangannya menyelesaikan masalah dengan media yang dipersiapkan, yaitu kerikil berwarna dalam permainan Dakon Matematika (Dakotik). Siswa dan pasangannya mengerjakan LKS dengan media yang tersedia.

Analisis terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4.3. Analisis aktivitas belajar siswa pada Siklus II.

No Aspek Penilaian Ya Tidak
1 Perhatian siswa ± 89% ± 11%
2 Keaktifan siswa ± 84% ± 16%
3 Keberanian siswa ± 79% ± 21%
4 Semangat siswa ± 84% ± 16%

 

Pembahasan

Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam penelitian ini dengan kerikil berwarna dalam permainan Dakon Matematika (Dakotik). Pada Siklus I, pembelajaran berlangsung dalam kelompok kecil, yaitu 4 kelompok yang terdiri dari sejumlah anggota yang duduk berdekatan. Kerikil tersedia dan siap digunakan dalam mengerjakan LKS. Pada Siklus II, pembelajaran berlangsung secara berpasangan, yaitu 2 siswa yang duduk berpasangan. Kerikil dipersiapkan secara mandiri.

Penggunaan Model Pembelajaran CTL ini mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan memudahkan siswa dalam menguasai konsep tentang Kelipatan dan Faktor Bilangan. Sesuai dengan hasil pengamatan, analisis terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 4.7. Analisis aktivitas belajar siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No Aspek Penilaian Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Perhatian siswa 42 58 74 26 89 11
2 Keaktifan siswa 58 42 68 32 84 16
3 Keberanian siswa 47 53 63 37 79 21
4 Semangat siswa 42 58 79 21 80 16

 

Grafik 4.8. Analisis hasil belajar siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah siswa yang tuntas belajar 4 12 16
2 Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 15 7 3
3 Persentase siswa yang tuntas belajar ± 21% ± 63% ± 84%
4 Persentase siswa yang belum tuntas belajar ± 79% ± 37% ± 16%
5 Rata rata kelas 46,84 69,47 78,42

 

Sesuai dengan hasil tindakan dan pembahasan, ketuntasan dan rata-rata kelas mengalami peningkatan. Ketuntasan meningkat dari ± 21% menjadi 84%. Artinya ketuntasan lebih tinggi daripada 75%. Begitu juga dengan rata-rata kelas meningkat dari 46,84 menjadi 78,42. Artinya rata-rata kelas lebih tinggi daripada 67. Dengan demikian, indikator kinerja terpenuhi dan tindakan dalam penelitian ini berhasil, sehingga tujuan penelitian tercapai dan hipotesis tindakan terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan di Kelas IV B SDN Kediren Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 meningkat. Ketuntasan meningkat dan melebihi 75%. Begitu juga dengan rata-rata kelas meningkat dan melebihi KKM.

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Guru supaya mampu menunjukkan bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang menyenangkan. Salah satu cara untuk mengubah persepsi siswa, yaitu dengan menggunakan model kontekstual. Oleh karena itu, guru harus menguasai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
  2. Siswa supaya berusaha dengan sungguh-sungguh dan berserah diri pada Tuhan.
  3. Sekolah supaya menjaga dan memelihara alat peraga dan buku-buku pelajaran dengan baik dan siap digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Toha dkk. 2008. Materi Pokok Metode Penelitian; 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Muhsetyo, Gatot dkk. 2008. Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD; 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika 4: untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi 11. Jakarta: Erlangga.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008. Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik; 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Wandi. 2007. Pengertian Belajar Menurut Ahli. (Online). Dalam http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli

Wardhani, I GAK dan Kuswaya Wihardit. 2008. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas; 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Winataputra, Udin dkk. 2008. Materi Pokok Belajar dan Pembelajaran; 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka Press.