PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MELAKSANAKAN

ACTIVE AND FUN LEARNING MELALUI TEKNIK PENDAMPINGAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALANGAN

KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Suyono

Kepala SDN 1 Kalangan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran Active and Fun Learning (AFL) melalui teknik pendampingan pada guru SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester II Tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian berlangsung selama empat bulan, terhitung sejak tanggal 2 Januari sampai dengan 30 April 2020. Penelitian berlangsung dalam dua siklus. Subyek penelitian ini adalah Guru Kelas IV, V dan VI di SDN 1 Kalangan. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui observasi dan catatan data lapangan, wawancara dan hasil tes. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini melalui refleksi sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan. Hasil penelitian ini adalah keterampilan guru melaksanakan Active and Fun Learning (AFL) melalui teknik pendampingan pada SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 meningkat dan termasuk kategori baik.

Kata Kunci: Keterampilan Guru, Active and Fun Learning, Teknik Pendampingan

 

PENDAHULUAN

Kebijakan peningkatan jaminan kualitas lulusan Pendidikan Dasar membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari model pembelajaran yang tradisional (model atau metode pembelajaran yang lebih berpusat guru) ke pengembangan model atau metode yang lebih berpusat pada siswa. Hal demikian menuntut kemampuan guru dalam merancang model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, sesuai dengan karakteristik bidang kajian dan karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu peran guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan, antara lain: (a) peranan guru sebagai penyebar informasi semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing, penasehat dan pendorong, (b) siswa adalah individu-individu yang kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara belajar sesuatu yang berbeda pula, (c) proses belajar mengajar lebih ditekankan pada belajar daripada mengajar.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pergeseran peran guru dalam pembelajaran. Pertama, cara pandang guru terhadap siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai obyek pembelajaran, tetapi siswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diri siswa terdapat berbagai potensi yang siap dikembangkan. Oleh karena itu dalam konteks pembelajaran guru diharapkan mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Kedua, guru diharapkan mampu mengajarkan bagaimana siswa bisa berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat, antara lain dengan cara memberikan tantangan yang berupa kasus-kasus yang sering terjadi di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bekal kemandirian dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat. Bahkan lebih jauh lagi diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam mengembangkan potensi masyarakatnya.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, hanya sebagian kecil guru SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora yang telah menerapkan pendekatan pembelajaran Active and Fun Learning (yang selanjutnya disebut AFL) dalam pelaksanaan KBM. Mereka yang telah menerapkan AFL adalah guru-guru yang telah mengikuti pembelajaran inovatif, yakni guru Kelas IV, Kelas V dan Kelas VI yang tipe materi pembelajarannya non tematik. Guru-guru lain belum menerapkan pendekatan AFL dengan alasan mereka belum mendapatkan pelatihan penerapan AFL.

Melihat kondisi tersebut nampaknya perlu usaha untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada Guru SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora tentang penerapan AFL. Untuk mewujudkan kompetensi dan peran guru dalam penerapan AFL perlu adanya upaya yang dilakukan baik oleh Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah maupun Pengawas Sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan guru dalam penerapan AFL adalah melalui pendampingan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah untuk mengetahui efektivitas kegiatan pendampingan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan AFL. Hal itu dikarenakan relevansi tugas Kepala Sekolah dalam membantu kesulitan guru dalam mendesain kegiatan pembelajaran sekaligus pelaksanaan tugas Kepala Sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran, termasuk dengan menyelenggarakan pendampingan dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan di SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian berlangsung selama empat bulan, terhitung sejak tanggal 2 Januari sampai dengan 30 April 2020. Penelitian berlangsung dalam dua siklus.

Subyek penelitian ini adalah Guru Kelas IV, V dan VI di SDN 1 Kalangan. Subyek penelitian sebanyak 3 orang.

Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui observasi dan catatan data lapangan, wawancara dan hasil tes. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini melalui refleksi sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap hasil penyusunan RPP diperoleh nilai rata-rata sebesar 17,9 yang termasuk kategori tidak baik dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 67,8 yang termasuk kategori kurang baik. Sedangkan hasil pre test dengan nilai rata-rata sebesar 6,5.

Deskripsi Siklus I

Sesuai dengan hasil pendampingan diperoleh hasil penyusunan RPP dengan nilai rata-rata sebesar 28,33 yang termasuk kategori kurang baik dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 71,66 yang termasuk kategori kurang baik. Hal ini membuktikan bahwa guru hanya terampil dalam merancang pembelajaran saja, tetapi masih kesulitan dalam melaksanakan Active and Fun Learning (AFL). Hal tersebut berkaitan dengan penulis sebagai narasumber dalam pendampingan tersebut. Oleh karena itu, pada Siklus II tugas sebagai narasumber juga berlaku bagi subyek penelitian.

Deskripsi Siklus II

Sesuai dengan hasil pendampingan diperoleh hasil penyusunan RPP dengan nilai rata-rata sebesar 34 yang termasuk kategori baik dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 82 yang termasuk kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa guru terampil dalam merancang pembelajaran saja dan melaksanakan Active and Fun Learning (AFL). Sedangkan hasil post test dengan nilai rata-rata sebesar 9,62.

Pembahasan

Pada Kondisi Awal, keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran Active and Fun Learning (AFL) termasuk tidak baik. Hal tersebut sesuai dengan pemeriksaan terhadap hasil penyusunan RPP dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Keduanya termasuk kategori tidak baik. Sedangkan hasil pre test termasuk cukup dengan nilai rata-rata sebesar 6,5. Namun hasil pre test tersebut tidak relefan dengan hasil penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran yang termasuk kategori tidak baik.

Sesuai dengan tindakan dalam penelitian ini, keterampilan guru dalam penerapan Active and Fun Learning (AFL) mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada Siklus I, pendampingan oleh penulis sebagai narasumber, keterampilan guru dalam penerapan AFL mengalami peningkatan dimana hasil penyusunan RPP dengan nilai rata-rata sebesar 28,33 yang termasuk kategori kurang baik dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 71,66 yang termasuk kategori kurang baik. Keterampilan tersebut meningkat dari kategori tidak baik menjadi kategori kurang baik.

Pada Siklus II, tugas sebagai narasumber juga berlaku bagi subyek penelitian, sehingga masing-masing mendapat tugas dan memahami hakikat dari AFL. Keterampilan guru dalam penerapan AFL mengalami peningkatan dimana hasil penyusunan RPP dengan nilai rata-rata sebesar 34 yang termasuk kategori baik dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 82 yang termasuk kategori baik. Selain itu, hasil post test dengan nilai rata-rata sebesar 9,62, mengalami peningkatan.

Analisis terhadap keterampilan guru dalam penerapan AFL sebagai berikut:

 

 

 

Tabel 4.1. Analisis terhadap keterampilan guru dalam penerapan AFL.

No Subyek Penelitian Penyusunan RPP Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 Guru Kelas IV 28 34 70 82
2 Guru Kelas V 26 33 68 81
3 Guru Kelas VI 31 35 77 83
Nilai Rata-rata 28,33 34 71,66 82
Kategori Kurang baik Baik Kurang baik Baik

 

Sesuai dengan tindakan dan pembahasan hasil penelitian, maka keterampilan guru dalam penerapan AFL mengalami peningkatan yang memenuhi indikator kinerja yang ditentukan. Oleh karena itu, tindakan dalam penelitian adalah berhasil dan hipotesis tindakan terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah keterampilan guru melaksanakan Active and Fun Learning (AFL) melalui teknik pendampingan pada SDN 1 Kalangan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 meningkat dan termasuk kategori baik.

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Guru supaya melaksanakan Active and Fun Learning (AFL) karena mempunyai dampak yang positif terhadap pembelajaran.
  2. Guru supaya berkreasi dengan penggunaan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk melaksanakan Active and Fun Learning (AFL).
  3. Guru supaya mengikuti pelatihan Active and Fun Learning (AFL) dan sejenisnya.
  4. Kepala Sekolah supaya melakukan pendampingan kepada guru tentang Active and Fun Learning (AFL) dan sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Danial, Endang. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Active and Fun Learning. Jakarta: Depdinas.

—. 2005. Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, Pembelajaran Active and Fun Learning. Jakarta: Depdinas.

—. 2007. Bahan Training and Guiding KTSP, Pengembangan Bahan Ajar dan Media. Jakarta: Depdinas.

De Potter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2000. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Hasibuan dan Moedjino. 1996 Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hidayat, Kosadi, dkk. 1987. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Madya, Suwarsih. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Dalam www.ktiguru.org

Munandir. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UMM Press.

Silberman, Melvin. 2002. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Yappendis.

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 1992. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu, sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suhardjono, dkk 1995. Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Diknas

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI. Makasar: Makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar.

Suharsimi, Arikunto. (1996) Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

—. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai Penataran Guru (BPG) Semarang.

Suharsimi, Arikunto, dkk 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.