Peningkatan Hasil Belajar Dengan Teams Games Tournament
Peningkatan HASIL BELAJAR Matematika
PADA MATERI MENGHITUNG LUAS BANGUN DATAR
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) DI KELAS VI SEMESTER I SDN KEMAWI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
tahun PELAJARAN 2016/2017
Sri Hartini
SDN Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Pada siswa kelas VI Semester I, setelah kegiatan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar Menghitung luas bangun datar, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam mempraktekkan materi ini. Hal ini terlihat pada hasil tes perbuatan, semua belum mencapai target ketuntasan. Dari 18 siswa baru ada 9 siswa (50,0%) yang mencapai target ketuntasan belajar dengan nilai 65. Siswa masih lemah dalam menghitung luas bangun datar. Kondisi seperti ini memerlukan perhatian dari guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan membentuk kelompok besar dan kelompok kecil agar latihan siswa lebih intensif. Dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), siswa saling membantu temannya yang lemah dalam Menghitung luas bangun datar. Dalam penelitian ini, pelatihan ditekankan pada peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada bulan Oktober-November 2016. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa kelas VI yang berjumlah 18 siswa. Hasil penelitian: (1) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) meningkat: (a) Pada Kondisi awal yang rata-rata 58,61; (b) Pada Siklus I rata-rata 64,44; (c) Pada Siklus II hasil belajar rata-rata 70,56; (2) Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu: (a) Pada Kondisi awal yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 9 siswa (50,00%); (b) Pada Siklus I yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 12 siswa (66,67%); (c) Pada Siklus II yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 16 siswa (88,89%).
Kata kunci: Teams Games Tournament, hasil belajar, ketuntasan belajar, luas bangun datar,
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan dengan: (a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses; (b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis; (c) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi; (d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas, tepat, dan teliti. Hudojo (2005: 12) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak Sekolah Dasar (SD). Heruman (2008: 8) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjut Heruman menambahkan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).
SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang termasuk di wilayah Kelurahan Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Kondisi SD Negeri Kemawi saat ini sudah memenuhi syarat sebagai sekolah dasar standar nasional. Salah satu mata pelajaran adalah Matematika. Pada standar kompetensi Menghitung luas bangun datar, siswa banyak di antaranya mengalami kesulitan, karena siswa harus menguasai konsep dua dimensi dan tiga dimensi sekaligus.
Pada siswa kelas VI Semester I, setelah kegiatan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar Menghitung luas bangun datar, ternyata guru mengalami beberapa masalah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam mempraktekkan materi ini. Hal ini terlihat pada hasil tes perbuatan, semua belum mencapai target ketuntasan. Dari 18 siswa baru ada 9 siswa (50,0%) yang mencapai target ketuntasan belajar dengan nilai 65. Siswa masih lemah melakuka Menghitung luas bangun datar.
Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan membentuk kelompok kecil agar latihan siswa lebih intensif. Pembelajaran kooperatif tipe TGT belum pernah diterapkan oleh guru. Model pembelajaran ini merupakan hal baru dalam pengetahuan guru di SD Negeri Kemawi. Guru perlu cermat dan paham dalam penggunaan model pembelajaran ini agar hasil yang dicapai dapat maksimal.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT dipilih, karena sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa SD kelas VI. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi Matematika materi Menghitung luas bangun datar yang dikemas dalam bentuk yang menarik. Siswa pada usia ini suka bermain dengan kelompoknya dan berusaha untuk melatih suatu keterampilan. Karakteristik perkembangan kognitif dan motoric pada siswa usia sekolah dasar untuk kelas VI SD berada pada stadium operasional konkret. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dimulai dengan penyampaian materi oleh guru kemudian belajar kelompok, kuis/permainan, turnamen, dan penghargaan.
Implementasi pembelajaraan kooperatif tipe TGT dapat memberikan suasana pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan, dan memudahkan pengusaan keterampilan Menghitung luas bangun datar sehingga prestasi belajar siswa diharapkan akan meningkat. Sebagai dampaknya, pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat melatih siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning atau Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berkelompok maupun berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2007: 42).
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) (cooperatif learning) karena siswa diberi kesempatan bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah. Para siswa juga berkesempatan untuk mendiskusikan strategi pembelajaran yang dipelajari. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) juga dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum pendapat sendiri maupun orang lain dalam bentuk tulisan atau lisan. Pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengutakamakn kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Widodo, 2007: 15).
Perumusan Masalah
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
2. Untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah:
a. adalah untuk menambah referensi tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
b. Menambah wawasan pedagogis guru yang melaksanakan penelitian dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran masa kini dan yang akan datang, memberdayakan guru dalam mengambil prakarsa profesionalisme, meningkatkan rasa percaya diri dapat membangun pengetahuan dan pengalaman menjadi suatu teori dalam praktek tindakan kelas melatih kemandirian dalam menyusun program pembelajaran.
b Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini menjadi pendorong untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.
c. Bagi Siswa
Bila guru dapat menggunakan pendekatan yang tepat, siswa dapat meningkat prestasi belajarnya, sehingga siswa meningkatkan kemampuan Menghitung luas bangun datar dan menemukan semangat baru dalam belajar.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Landasan Teori
Hasil Belajar
Belajar merupakan aktivitas sehari-hari bagi seorang pelajar yang semula tidak tahu dan tidak bisa menjadi tahu dan bisa melakukan sesuatu. Dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 disebutkan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang akibat pengolahan atas pengalaman yang diperoleh dan praktik yang dilakukan siswa.
Beberapa psikolog dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) mengemukakan beberapa pengertian belajar:
1) Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
2) Morgan et.al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.
3) Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Anni (2009: 82) belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud yaitu peserta didik, rangsangan, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.
Slameto (2003: 23) mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan pada seseorang yang dilakukan secara sadar sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami dan tampak pada perubahan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode belajar yang ditentukan oleh guru. Sebab dengan penyajian pembelajaran secara menarik akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sebaliknya jika pembelajaran itu disajikan dengan cara yang kurang menarik, membuat motivasi siswa rendah. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, upaya yang harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar pun dapat ditingkatkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Esensi Pembelajaran Kooperatif itu adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terdapat sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal.
Pada Pembelajaran Kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Siswa saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada kerja sama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu. Dengan memperhatikan pengertian dari Pembelajaran Kooperatif di atas, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab semua siswa dituntut untuk bekerja dan bertanggung jawab sehingga di dalam kerja kelompok tidak ada anggota kelompok yang asal namanya saja tercantum sebagai anggota kelompok, tetapi semua harus aktif.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai kentutasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007: 41).
Kerangka Berpikir
SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang termasuk di wilayah Kelurahan Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Kondisi SD Negeri Kemawi saat ini sudah memenuhi syarat sebagai sekolah dasar standar nasional. Pada umumnya siswa SD ini adalah masyarakat sekitar Kemawi yang pada umumnya berasal dari keluarga kelas ekonomi sosial menengah ke bawah. Salah satu mata pelajaran adalah Matematika. Pada standar kompetensi Menghitung luas bangun datar, siswa banyak di antaranya mengalami kesulitan, karena Menghitung luas bangun datar merupakan yang membutuhkan kecerdasan berpikir. Hasil belajar Matematika dengan Kompetensi dasar Menghitung luas bangun datar masih lemah dalam Menghitung luas bangun datar. Kondisi seperti ini memerlukan perhatian dari guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran.
Berpijak pada latar belakang masalah di atas, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satu langkah yang ditempuh guru adalah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran ini merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan kualitas Pembelajaran Matematika pada siswa Kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, yang meliputi peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar.
Pada kondisi awal, guru melakukan pembelajaran bersifat konvensional, guru dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, banyak peserta didik yang aktivitas belajar dan hasil belajarnya rendah. Identifikasi masalah yang tampak dalam hasil belajar Matematika dengan Kompetensi dasar Menghitung luas bangun datar, di Kelas VI Semester I, semua belum mencapai target ketuntasan, yaitu rata-rata kelas hanya 58,61. Dari 18 siswa baru ada 9 siswa (50,0%) yang mencapai target ketuntasan belajar dengan nilai 65. Siswa masih lemah dalam Menghitung luas bangun datar. Kondisi seperti ini memerlukan perhatian dari guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Matematika yaitu 65.
Agar hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran meningkat, maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh guru/peneliti yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pada kondisi akhir, melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas di SDN Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang berjumlah 18 orang siswa terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Siswa tersebut dikelompokkan dalam 4 kelompok.
Sumber Data
Sumber data penelitian tindakan kelas ini yaitu:
Sumber data primer.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu: metode observasi. Sumber data primer yaitu siswa berupa hasil belajar materi Menghitung luas bangun datar.
Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder berupa dokumentasi sekolah, foto, dan literatur yang berkaitan dengan Menghitung luas bangun datar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Menghitung luas bangun datar pelajaran Matematika Kelas VI SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang.
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan siswa menghitung luas berbagai bangun datar. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, soal tes formatif dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Kondisi Awal dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24 Oktober 2016 di Kelas VI SDN Kemawi Kec. Sumowono Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 18 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Perolehan hasil belajar Menghitung luas bangun datar pada prasiklus yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 11 siswa (50,00%).
Refleksi
Dari hasil refleksi Kondisi awal, diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran guru sebelum menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan cukup baik namun hasil belajar siswa belum optimal. Berdasarkan observasi, dalam penerapan metode ini, guru masih sedikit memberikan penguatan positif kepada siswa, terutama dalam melakukan apersepi dan dalam memberi contoh cara menghitung luas bangun datar. Dalam membentuk kelompok, peran guru masih terlihat dominan, dan menguasai kelas.
Pada kondisi awal hasil belajar masih rendah, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 18 siswa, rata-rata 58,61 hanya 9 siswa yang tuntas belajar (50,00%). Pada kondisi awal ini, di antara 4 tim, maka terlihat bahwa tim yang paling unggul adalah Tim-C dari kelompok anak perempuan dengan nilai rata-rata 61,0 dengan predikat cukup.
Deskripsi Tiap Siklus
Siklus I
Hasil belajar Menghitung luas bangun datar melalui pembelajaran Siklus I yang mencapai dengan ketuntasan belajar pada ada 12 siswa (66,67%).
Selanjutnya dari refleksi pada prasiklus, peneliti melaksanakan penelitian pembelajaran pada siklus I. Kelemahan-kelemahan pada Kondisi Awal (Prasiklus) sudah bisa diperbaiki dan aktivitas siswa meningkat. Kelemahan yang terjadi pada aktivitas siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru dan dalam melakukan Menghitung luas bangun datar.
Pada Siklus I hasil belajar sudah meningkat, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 18 siswa, yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 12 (66,67%) dengan rata-rata 64,44.
Pada siklus I ini, di antara lima tim, maka terlihat bahwa tidak ada tim yang paling unggul.
Siklus II
Perolehan hasil belajar Menghitung luas bangun datar melalui pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siklus II yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 16 siswa (88,89%).
Pada Siklus II hasil belajar sudah meningkat, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 18 siswa, yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 16 (88,89%).
Pada siklus II ini, di antara lima tim, maka terlihat bahwa tim yang paling unggul adalah Tim-C dengan nilai rata-rata 73,0 dengan predikat baik.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Siklus I
Pada tindakan Siklus I guru mulai memfokuskan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), tapi baru pada tahap pembentukan kelompok yang efektif. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini terkait dengan teori Trianto (2007: 41) muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Guru membantu siswa bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Dalam penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini guru dalam kegiatan awal masih disibukkan dengan pembentukan kelompok kecil yang sesuai. Pada kegiatan inti sudah berjalan cukup lancar, dan pada kegiatan akhir guru menutup kegiatan dengan tanya jawab.
Pada kondisi awal, rata-rata nilai 58,61 dengan tingkat ketuntasan belajar 50%. Pada Siklus I hasil belajar sudah meningkat, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 18 siswa, yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 12 siswa (66,67%) dengan rata-rata 64,44. Peningkatan rata-rata nilai 5,83 dan peningkatan ketuntasan belajar 16,67%.
Siklus II
Pada penelitian Siklus II adalah penerapan cooperatif learning lebih intensif. Dalam pelaksanaannya, guru sudah menerapkan metode ini dengan baik. Pengingkatan keterampilan terjadi pada kegiatan awal yaitu guru melibatkan siswa dalam menyiapkan materi Menghitung luas bangun datar lebih efektif.
Dalam model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) (cooperatif learning) Siklus II siswa diberi kesempatan bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk Menghitung luas bangun datar. Para siswa juga berkesempatan untuk berlatih strategi dan teknik Menghitung luas bangun datar yang sudah dipelajari. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) juga dapat melatih siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kegiatan tersebut, siswa menjadi aktif dan keterampilan siswa pun bertambah.
Dalam Siklus II, aktivitas belajar dengan guru terjadi peningkatan yaitu: memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru, menjawab pertanyaan guru, menghitung luas bangun datar yang dicontohkan guru, melakukan pertandingan antar kelompok.
Pada Siklus II hasil belajar sudah meningkat, terlihat pada hasil tes, dari sejumlah 18 siswa, yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 16 siswa (88,89%) dengan rata-rata 70,56. Peningkatan rata-rata nilai 6,11 dan peningkatan ketuntasan belajar 22,22%.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran prasiklus I, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada daftar skor hasil tes. Dan berikut ini, disajikan skor hasil tes.
Nilai rata-rata Kelas Penelitian Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Tingkat Ketuntasan Klasikal Penelitian Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan prasiklus, siklus I sampai siklus II yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: “penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Pelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada siswa kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarangâ€.
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) meningkat: (a) Pada Kondisi awal yang rata-rata 58,61; (b) Pada Siklus I rata-rata 64,44; (c) Pada Siklus II hasil belajar rata-rata 70,56.
2. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran Matematika pada kompetensi Menghitung luas bangun datar pada kelas VI SD Negeri Kemawi Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu: (a) Pada Kondisi awal yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 9 siswa (50,00%); (b) Pada Siklus I yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 12 siswa (66,67%); (c) Pada Siklus II yang mencapai dengan ketuntasan belajar ada 16 siswa (88,89%).
Impllikasi
Berdasarkan pada landasan teori pada hasil penelitian ini maka penelitian ini berimplikasi secara teoritis maupun praktis dalam upaya mengoptimalkan hasil belajar Matematika khususnya dalam Menghitung luas bangun datar. Implikasi Teoritis: pembelajaran dengan pendekatan kooperatif meningkatkan hasil belajar. Implikasi Praktis: dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Pelajaran Matematika.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut
1. Bagi para pendidik lain yang sedang mengalami permasalahan dalam pembelajaran seperti peneliti alami dapat diterapkan strategi pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Untuk itu guru perlu mempertimbangkan lebih jauh sebelum menggunakan metode ini. Diharapkan keterampilan mengajar guru juga dapat meningkat.
2. Jika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), guru perlu memberikan tugas yang jelas dan tidak membingungkan anak, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat secara nyata.
3. Guru lebih intensif melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) agar dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prossedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Depdiknas. 2005. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Alumni.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM Press.
Istighotsah. 2014. Penerapan Cooperative Learning Model TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Materi Operasi Hitung Campuran di MI NU 39 Kertosari Singorojo Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
Mangruri. 2017. Teknik Lompat Jauh. https://mangruri.com/teknik-lompat-jauh/
Moleong, Lexy J. 2011. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purwadi. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perkembangbiakan Makhluk Hidup dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Eksperimen dengan Team Group Tournament (TGT) Bagi Siswa Kelas VI SDN 2 Pesaren Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Semester I Tahun Ajaran 2016/2017. Sukorejo: PTK.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rifa,i, Achmad & Anni, Catharina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slavin, Robert. E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Subarkah, Suwarjo. 2011. Pengaruh Metode Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Keterampilan Smash Antara Siswa-siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Klaling Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kepelatiahn Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan. Unnes.
Sugandi, Ahmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sumanto, dkk. 2008. Gemar matematika 5: untuk kelas V SD/MI/Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.