PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Wiwit Diah Pujiastuti,
Wasitohadi
PGSD FKIP UKSW
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanan, pelaksanaan & observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal sebanyak 21 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes berupa butir-butir soal evaluasi dan teknik non-tes berupa lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS yang dapat dilihat melalui perbandingan setiap siklus. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 43% dan nilai rata-rata 63.5. Sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 66.7% dan nilai rata-rata 72.14. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 100% dan nilai rata-rata 82.5. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Hasil Belajar IPS, Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia sehingga potensi tersebut dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Setiap pendidikan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, untuk mencapai tujuan dalam pendidikan ini diperlukan sebuah pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan standar proses. Selain itu, cara guru mengajar menjadi salah satu faktor terpenting untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Karena cara yang digunakan guru dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Disamping itu, kondisi siswa juga harus diperhatikan, bahwa yang terjadi saat ini masih banyak siswa hanya duduk diam saja saat guru menyampaikan materi pelajaran, siswa yang kurang aktif juga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Dalam cakupan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan materi pelajaran yang terdapat banyak hafalan. Untuk meningkatkan ketrampilan berpikir siswa peneliti mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah a) Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2016/2017 ? b) Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2016/2017 ?
Tujuan penelitian ini adalah a) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 semester II di SD Negeri 4 Genengadal Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2016/2017. b) Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 semester II di SD Negeri 4 Genengadal Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
KAJIAN PUSTAKA
Mata Pelajaran IPS
Rudy Gunawan (2011:93) menyatakan bahwa “IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bersama sesamanyaâ€. IPS mempelajari secara jelas tentang hubungan yang terjadi antara manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia lain.
Pembelajaran pada IPS disesuaikan dengan berbagai pandangan sosial yang berkembang di lingkungan masyarakat. Karena di lingkungan ini, siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Melalui pembelajaran pada mata pelajaran IPS ini siswa diarahkan agar dapat menjadi warga negara yang demokratis dan cinta damai.
Menurut Sa’dun dan Hadi (2010:78) tujuan pembelajaran IPS adalah a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. c) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan yang lebih mengutamakan kreativitas dan hasil temuan (ide-ide) yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, dalam proses pembelajaran saintifik terdapat lima langkah, yaitu 1) Mengamati, dengan tujuan untuk melatih kesungguhan dalam mencari informasi. 2) Menanya, bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap kritis. 3) Menalar, bertujuan untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan dan menghargai pendapat orang lain serta kemampuan berkomunikasi. 4) Mengasosiasikan, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bernalar secara sistematis dan logis. 5) Mengkomunikasikan, bertujuan untuk mengembangkan sikap jujur, percaya diri dan bertanggung jawab.
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam melaksanakan proses pembelajaran agar siswa dapat mencapai suatu kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran berbasis masalah yang didasarkan pada teori konstruktivisme dan pendekatan saintifik. Dalam pembelajarannya dibutuhkan kolaborasi antara guru dan siswa untuk dapat memecahkan masalah. Siswa juga dituntut untuk aktif berpikir dan mengembangkan pengetahuannya agar mampu untuk menyelidiki masalah serta menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Berikut ini merupakan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL):
No. |
Fase |
Perilaku Guru |
1. |
Fase 1 Melakukan orientasi masalah kepada siswa |
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan alat) apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah serta memberikan motivasi kepada siswa. |
2. |
Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar |
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran agar relevan dalam penyelesaian masalah. |
3. |
Fase 3 Mendukung kelompok investigasi |
Guru mendorong sswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan eksperimen, dan mencari penjelasan serta pemecahan masalahnya. |
4. |
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan artefak serta memamerkannya |
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan artefak yang sesuai dengan tugas yang diberikan, seperti laporan. |
5. |
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah |
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikan serta proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. |
Menurut Suyadi (2013:142) kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) antara lain adalah a) Membantu siswa mentransfer pengetahuan yang dimiliki untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. b) Siswa mampu memecahkan masalah dengan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. c) Membantu siswa untuk mengembangkan kemmapuan berpikir kritis guna beradaptasi dengan pengetahuan baru.
Hasil Belajar
Istilah pada kata “Hasil Belajar†berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie†dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai prestasi yang mempunyai arti “hasil usahaâ€. Merupakan suatu hasil dari usaha yang telah dilakukan individu untuk mendapatkan nilai atau skor. Nawawi (K. Brahim, 2007:39) menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai yang diperoleh melalui tes dan hasil ulangan. Skor atau nilai ini akan dijadikan tolak ukur oleh guru terhadap siswa dalam penguasaan materi pelajaran, karena proses pembelajaran ini akan berkelanjutan dan berpengaruh pada perubahan perilaku siswa.
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalag kecerdasan anak, kemauan belajar dan kepribadian serta sikap guru.
METODE
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model penelitian menurut Kemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari tiga tahap pelaksanaan, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Subjek dan Setting Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal dengan jumlah sebanyak 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017 bulan Februari hingga April 2017.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data: a) Observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). b) Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). c) Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran berjalannya proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Indikator proses dalam penelitian dikatakan berhasil apabila 90% sintak model pembelajaran Problem Based Learning dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dan indikator keberhasilan hasil belajar dikatakan berhasil apabila 90% siswa mencapai nilai ≥65 (KKM).
Peneliti menggunakan teknik analisis data dengan cara analisis ketuntasan yang diperoleh pada tes akhir pembelajaran siklus I dan siklus II dan analisis komparatif yang digunakan untuk membandingkan data pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Pembelajaran IPS di SD Negeri 4 Genengadal selama ini hanya dianggap sebagai hafalan saja, siswa tidak diberi kesempatan untuk berpikir secara aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru masih cenderung menggunakan ceramah, sehingga siswa akan merasa bosan dengan pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Dari 21 siswa, hanya 9 siswa atau 53% siswa yang mendapatkan nilai tuntas KKM (≥65), sedangkan 12 siswa lainnya atau 57% nilainya masih dibawah KKM (≥65). Nilai rata-rata pada kondisi awal hanya sebesar 63.5.
Siklus I
Melihat kondisi awal siswa seperti yang dijelaskan di atas, peneliti mencoba memperbaiki kondisi dengan melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, jumlah siswa ynag mendapatkan nilai tuntas meningkat menjadi 14 siswa atau 66,7% dan 7 siswa atau 33.3% mendapatkan nilai dibawah KKM, sedangkan nilai rata-rata juga meningkat menjadi 72.14.
Siklus II
Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I belum mencapai 90% dai indikator keberhasilan hasil belajar yang ditentukan, untuk itu dilakukan siklus II. Pada siklus II ini, hasil belajar IPS siswa meningkat, secara keseluruhan atau 21 siswa dengan presentase 100% dinyatakan tuntas. Meskipun 100% siswa tuntas, namun terdapat 2 siswa yang nilainya hanya setara dengan KKM (=65), oleh guru kedua siswa ini dinyatakan tuntas.
Komparasi Hasil Belajar
Setelah pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II, diakhir pembelajaaran diadakan tes, dari hasil tes tersebut dapat diketahui nilai terendah, tertinggi, rata-rata dan ketuntasan hasil belajar. Berikut ini adalah perbandingan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II.
No. |
Hasil Belajar IPS |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
95 |
2. |
Nilai Terendah |
45 |
55 |
65 |
3. |
Nilai Rata-rata |
63.5 |
72.14 |
82.5 |
4. |
Ketuntasan Belajar |
43% |
66.7% |
100% |
Pada tabel diatas terlihat kondisi awal dengan nilai rata-rata 63.5 , pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 72.14 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 82.5. Ketuntasan belajar pada kondisi awal sebesar 43%, sedangkan pada siklus I 66.7% dan siklus II 100%. Pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 23.7% dan pada siklus II terjadi peningkatan lagi sebesar 33.3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembahasan
Hasil belajar IPS diukur melalui tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Pada kondisi awal diukur menggunakan nilai ulangan siswa yang menunjukkan nilai rata-rata 63.5 dan ketuntasan 43%. Kemudian dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dan terjadi peningkatan hasil belajar. Nilai rata-rata meningkat menjadi 72.14 dan ketuntasan 66.7%. Namun peningkatan ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, untuk itu dilakukan siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Guru mencoba memotivasi siswa agar tidak malu lagi dalam menyampaikan pendapatnya. Setelah dilakukan siklus II terjadi peningkatan lagi, nilai rata-rata menjadi 82.5 dan ketuntasan mencapai 100%. Meskipun ketuntasan mencapai 100% masih terdapat 2 siswa yang nilainya hanya mencapai pada batas KKM.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kreativitas siswa untuk berpikir kritis dalam pemecahan masalah. Pada kondisi awal siswa terlihat pasif dan hanya duduk diam saja saat pelajaran berlangsung. Saat diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning, siswa terlihat aktif terutama saat berdiskusi kelompok. Siswa juga diberikan kebebasan untuk mencari informasi dan bertanya tentang hal yang belum diketahuinya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: a) Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS adalah melakukan orientasi masalah kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk belajar, mendukung kelompok investigasi, mengembangkan dan menyajikan artefak serta memamerkannya dan menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. b) Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal semester II tahun ajaran 2016/2017.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan kepada: a) Kepala sekolah untuk memberikan saran kepada guru agar dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah. b) Guru agar dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. c) Siswa dalam pembelajaran hendaknya lebih aktif dalam penyampaian pendapat dan mendengarkan dengan baik perintah yang diberikan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani; Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Akbar; Sa’dun dan Hadi Sriwiyana. (2010). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media
Gunawan; Rudi. (2011). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: CV. Alfabeta
Kosasih. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya
Â
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya