PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PEMBELAJARAN PAKEM DENGAN METODE INKUIRI

Wahyu Pambudi

Tritjahjo Danny Soesilo

Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Dipilih pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dengan metode inkuiri berpotensi meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penerapan PAKEM dengan metode inkuiri diimplementasikan melalui, Permainan, Pengamatan, dan Presentasi. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Penelitian terdiri 2 siklus dengan 3 kali pertemuan setiap siklusnya. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Pingit berjumlah 20 siswa dengan karakteristik heterogen. Ketuntasan dan nilai rata-rata hasil belajar pra siklus sebesar 45 % (60, 5) menjadi 70 % (70,5) pada siklus I. Siklus II menjadi 100 % (88,27). Dengan demikian penerapan PAKEM dengan metode inkuiri terbukti meningkatkan hasil belajar matematika.

Kata kunci: PAKEM, inkuiri, hasil belajar, matematika

PENDAHULUAN

Mempunyai keterampilan dalam menemukan sebagai pola pemikiran logis dalam memahami sesuatu yang bersifat ilmiah belum berfungsi dengan maksimal, sehingga menyebabkan rendahnya nilai ketuntasan belajar siswa belum mencapai kriteria yang telah ditentukan oleh sekolah. Maka untuk itu diperlukan sebuah pembelajaran yang berpotensi untuk menerapkan pembelajaran yang bersifat logis dalam meningkatkan kompetensi maupun hasil belajar. Pembelajaran yang akan diterapkan yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dengan metode inkuiri. Diharapkan setelah adanya tindakan pembelajaran, tingkat berpikir ilmiahnya mencapai kompetensi yang maksimal, dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar semakin meningkat.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan adanya proses pembelajaran yang umumnya masih disampaikan dengan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Sehingga siswa dalam memahami materi lebih mengedepankan hafalan dari pada pemahaman. Selain itu menyebabkan siswa kesulitan dalam menerima materi yang pada akhirnya dapat menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal itu terbukti hasil belajar siswa di bawah KKM yaitu 6,0.

Berdasarkan uraian tersebut identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran sehingga kurang memberikan fasilitas kepada siswa dalam mengembangkan kreatifitasnya, kurangnya penekanan pada konsep yang logis atau konsep ilmiah, kurangnya motivasi belajar. Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuri untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas III SD Negeri 3 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

Maka untuk itu rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas III SD Negeri 3 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung ?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitiannya yaitu meningkatkan hasil belajar matematika kelas III SD Negeri 3 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dengan menggunakan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri.

Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu bermanfaat sebagai bahan kajian dalam bidang pendidikan dengan meyakinkan secara teoritis bahwa penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran matematika. Sedangkan manfaat secara praktis bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Bagi guru dapat memberikan wawasan dalam menerapkan cara belajar yang menggunakan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri. Sedangkan bagi sekolah dapat menambah referensi untuk guru yang lain dalam penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri.

Matematika

Matematika menurut Ruseffendi (Heruman 2008: 1) merupakan bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif atau ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisai mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan. Matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan dengan cara pembuktian yang logis Johnson dan Rising (Sri Subarinah 2006: 1).

Sedangkan hakikat matematika menurut Heruman (2010: 1) yaitu memiliki objek tujuan yang abstrak yang bertumpu pada kesepakatan dan pola pikir yang deduktif. Selain itu menurut Dienes (Aisyah 2008: 2- 8) mengemukakan bahwa tiap- tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan mudah dipahami oleh siswa. Menurut Dienes (Somakim 2007: 8) mengungkapkan bahwa jika benda-benda atau objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.

Dari teori yang dikemukakan tersebut, matematika merupakan bahasa simbol yang dibuktikan melalui pola keteraturan tertentu serta struktur dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan. Selain itu matematika juga mengandung pola pikir yang logis yang dibuktikan kebenarannya melalui proses percobaan untuk menemukan unsur- unsurnya atau dalam hal ini dinamakan metode inquiry. Matematika memuat konsep atau prinsip yang dapat diwujudkan dalam bentuk konkret atau nyata. Dalam mata pelajaran matematika dapat diimplementasikan dengan media permainan serta memanfaatkan objek yang nyata untuk dimanipulasi. Matematika juga merupakan kajian yang membutuhkan penalaran atau proses ilmiah.

Pembelajaran Matematika di SD

Tahap berpikir usia SD merupakan tahap operasional konkret yaitu cara berpikir logikanya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek yang nyata. Dienes (Somakim 2007: 8) menyatakan bahwa dalam perkembangan konsep matematika dapat dicapai melalui pola yang berkelanjutan dan pada setiap serinya dalam rangkaian kegiatan belajar menganut pola konkret ke simbolik. Pola belajar adalah interaksi yang direncanakan antara yang satu segmen struktur pengetahuan dan belajar aktif yang dilakukan melalui media matematika yang dirancang secara khusus. Heruman (2013: 2) menambahkan bahwa dalam matematika setiap pola yang abstrak atau yang baru dipahami oleh siswa perlu diberi penguatan supaya dapat bertahan lama dalam memori anak. Untuk itulah maka dalam pembelajaran matematika perlu adanya yang namanya proses percobaan dan pemahaman. Bruner, Dienes (Somakim 2007: 8) menambahkan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan sangat baik jika sebuah konsep itu diwujudkan dalam bentuk benda-benda atau objek-objek ke dalam bentuk permainan. Bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dalam pengajaran matematika.

Berdasarkan uraian teori tersebut disimpulkan bahwa matematika berhubungan dengan pola yang mempunyai interaksi terhadap objek nyata. Dalam pembelajaran matematika terjadi pembentukan berpikir logis melalui proses percobaan yang dapat mengembangkan pemahaman peserta didik yang dicapai melalui pola belajar konkret ke simbolik. Pembelajaran matematika merupakan sebuah sistem pemahaman dari sebuah objek yang berlangsung melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan struktur ini matematika diarahkan dalam hal-hal yang bersifat konkret atau nyata. Untuk mewujudkan itu maka digunakan sebuah pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri.

Hakikat dan Prinsip PAKEM

PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan pada proses aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Menurut Siwono Sedino (Jamal Ma’mur Asmani 2011: 88) bahwa PAKEM merupakan sebuah proses pembelajaran yang menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, serta mengemukakan pendapatnya. Belajar merupakan suatu proses yang aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya bukan merupakan suatu proses yang pasif yang hanya menerima ceramah guru saja. Sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berperan aktif, maka pembelajaran bertentangan dengan hakikat belajar.

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM ) memiliki empat prinsip, yang dijelaskan oleh Jamal Ma’mur Azmani (2011 : 123) yaitu : 1). Mengalami. Dalam hal ini siswa belajar melalui berbuat dan pengalaman langsung dengan melibatkan seluruh indranya. Contoh dari prinsip mengalami adalah melakukan percobaan, penyelidikan, wawancara, dan penggunaan alat peraga. Prinsip mengalami membuat siswa dapat merasakan teori dan ide- ide yang progresif. Dengan adanya prinsip mengalami siswa menjadi matang, dinamis, dan professional. Mengamati, wawancara, menyelidiki, ekperimentasi, dan menggunakan alat- alat peraga membuat mental siswa menjadi kritis, kreatif, inovatif, dan kompetitif. 2). Interaksi, Yaitu interaksi yang berupa antar peserta didik dengan peserta didik ataupun peserta didik dengan guru. Dengan interaksi pembelajaran akan lebih menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat. Prinsip interaksi memberikan peluang pada peserta didik untuk berekspresi dan berartikulasi sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan berkembang karena aktualisasi dinamis yang terus dikembangkan.

3). Komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai cara penyampain apa yang kita ketahui. Interaksi saja tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi. Cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan presentasi maupun laporan. Prinsip komunikasi dapat dijadikan ajang untuk mengetahui sejauh mana pendalaman dan pengayaan materi seorang siswa. Adu gagasan, silang pemikiran, dan bedah ide membuat pemikiran menjadi segar, kaya, mendalam, dan penuh variasi. 4). Refleksi. Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat atau dipikirkan. Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektivitas pembelajaran yang sudah berlangsung. Refleksi dapat memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang bermanfaat dalam perbaikan makna hasil pembelajaran. Dengan adanya refleksi, maka kesalahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi. Prinsip refleksi juga dapat dijadikan sebagai wahana evaluasi dari strategi yang telah diterapkan dan hasil yang didapatkan. Dari hasil refleksi dapat diketahui kelemahan dan kelebihan atau efektif dan tidaknya suatu jenis pembelajaran. Adanya refleksi maka akan memunculkan pemikiran baru dan gagasan baru yang lebih segar.

Dari uraian penjelasan tersebut PAKEM adalah sebuah pembelajaran yang mengarahkan pada proses keterlibatan peserta didik dalam suatu kegiatan secara langsung. Keterlibatan peserta didik secara langsung diarahkan pada proses menemukan atau sering disebut dengan metode inkuiri, kemudian melalui metode inkuiri tersebut masalah dapat dipecahkan dengan cara diskusi antara peserta didik dengan peserta didik atau peserta didik dengan guru. Selanjutnya peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya mengenai suatu kegiatan yang telah dilakukan.

Peran Guru Dalam PAKEM

Menurut Suyadi (2013: 163) peran guru dalam pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) adalah memberikan sebuah kegiatan dengan cara melibatkan peserta didik secara langsung yang melibatkan seluruh indranya. Dengan demikian peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah, aktif, dan menyenangkan.

Menurut UNESCO dan UNICEF ( Jamal Ma’mur Asmani 2011: 83) menyatakan bahwa peran guru dalam PAKEM, meliputi: 1). Guru terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do). 2). Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. 3). Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku- buku dan bahan ajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”. 4). Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar kelompok. 5). Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Dari uraian tersebut peran guru dalam PAKEM adalah sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara langsung. Guru dalam PAKEM mengarahkan peserta didik pada kegiatan penemuan (metode inkuiri), mengungkapkan gagasan-gagasan baru tentang suatu kegiatan tertentu melalui proses berbuat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan dan (3) merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Dwitagama 2012: 21). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester II tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Penelitian ini memiliki dua variabel yang diteliti yaitu variabel bebas (X) adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dengan metode inkuiri. Kemudian variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika (Y).

Implementasi PAKEM menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara langsung. Maka untuk itu kegiatan peserta didik diarahkan pada proses penemuan melalui percobaan yang diimplementasikan dalam bentuk permainan. Kemudian mengungkapkan gagasannya atas hasil kegiatan yang telah dilakukan. Berikut tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri yang meliputi, a). Perencanaan, b). Pelaksanaan Tindakan Siklus , c). Observasi, d). Refleksi.

Dalam melakukan pengumpulan data diperlukan sebuah teknik yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik tersebut diantaranya: 1). Teknik pengumpulan data variabel PAKEM dengan metode inkuiri yaitu teknik nontes berupa observasi dan dokumentasi. Observasi dilaksanakan untuk mengamati kesesuaian aktivitas guru dan siswa sesuai dengan model pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri. Pengamatan siswa dilakukan untuk mendapatkan nilai afektif siswa. Sedangkan dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan dan mencari data. Data yang diperoleh adalah daftar nama siswa kelas III, jumlah siswa kelas III, nilai pra-siklus, daftar rangking dan foto. 2). Teknik pengumpulan data variabel hasil belajar yaitu tes. Tes dilaksanakan dengan pemberian soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar matematika.

Teknik analisis data yang dilakukan yaitu uji validitas instrumen, uji reliabilitas dan uji taraf kesukaran soal. Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang valid dan tidak valid. Dalam melihat valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada Software SPSS, selanjutnya untuk menentukan bahwa suatu item tersebut dikatakan valid atau tidak digunakan sebuah pedoman dari Sugiyono (2010 : 178) yang menyatakan “ dapat digunakan pedoman nilai korelasi positif dan besarnya 0,3 ke atas maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang baik”. Tujuannya agar instrumen yang digunakan mengukur apa yang harus diukur. Setelah soal diuji validitasnya pada SD Negeri 2 Klepu , dari 40 soal setiap siklusnya terdapat masing-masing 20 soal yang valid.

Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS 16.0 diperoleh hasil. Pada siklus 1 mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,950 dengan kategori reliabilitas memuaskan. Kemudian pada siklus 2 diperoleh perhitungan reliabiitas sebesar 0,954 dengan kategori reliabilitas memuaskan. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16.0 tentang reliabilitas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tes pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dikatakan reliabel atau dapat digunakan untuk penelitian. Sedangkan Uji tingkat kesukaran dapat dilakukan setelah uji validitas dan reliabilitas. Pada siklus 1 dan siklus 2 dari 40 butir soal pilihan ganda diambil masing- masing 20 soal setiap siklusnya. Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran instrumen soal tes pada siklus 1 sebanyak 19 soal pilihan ganda dalam kategori sedang dan 1 soal kategori mudah. Kemudian hasil uji tingkat kesukaran soal pada siklus 2 dengan jumlah soal sebanyak 20 dalam kategori sedang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar matematika siswa kelas 3 mengalami peningkatan mulai dari kondisi awal atau pra siklus diketahui nilai rata- rata siswa sebesar 60,5 menjadi 70,75 pada siklus I. Kemudian meningkat dari 70,5 menjadi 88,5 pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

Hasil penerapan PAKEM dengan metode inkuiri dalam pelajaran matematika kelas 3 semester II di SD Negeri 3 Pingit tahun 2016/2017 selaras dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vita Nurvatimah tentang pendekatan realistics mathematics dan PAKEM dalam pembelajaran matematika SD diketahui nilai rata-rata matematika dari 61,52 menjadi 82,34. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nur’aeni tentang penerapan PAKEM dalam meningkatkan hasil belajar matematika, menunjukkan nilai rata-rata matematika dari siklus I sebesar 88,27 naik menjadi 97,59 pada siklus II. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran PAKEM terbukti meningkatkan hasil belajar.

Simpulan

Langkah PAKEM dengan metode inkuiri yang meliputi permainan, pengamatan, presentasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 3 Pingit. Pada kondisi awal atau pra siklus persentase ketuntasan sebesar 45 % dengan nilai rata- rata 60,5 Kemudian setelah adanya penerapan PAKEM dengan metode inkuiri pada siklus 1, persentase ketuntasan belajar sebesar 70 % dengan rata-rata 70,75. Kemudian pada siklus 2 persentase ketuntasan sebesar 100 % dengan rata- rata 88,5. Dengan demikian penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 3 Pingit Tahun 2016/2017. Melalui hasil kesimpulan tentang penerapan pembelajaran PAKEM dengan metode inkuiri, peneliti menyarankan supaya penelitiaan ini menjadi referensi serta perbaikan terhadap proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Tritjahjo Danny Soesilo selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan dalam penelitian ini. Serta Bapak Budiono selaku guru kelas III SD Negeri 3 Pingit yang telah memberi kesempatan untuk kegiatan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah N dkk, 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas. Sari Press.

Asmani ,Jamal ma’ mur, 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. jogjakarta: diva press.

Heruman. 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sri Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.

 

Suyadi, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya