PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG LUAS SEGI TIGA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBASIS BENDA MODEL BAGI SISWA KELAS X BO.A

SMK NEGERI 4 SUKOHARJO PADA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Sanusi Anwar

SMK Negeri 6 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar tentang Luas segitiga dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berbasis benda model bagi siswa kelas X BO.A SMK 4 Sukoharjo pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam Kelas. Teknik Pengumpulan Data: Observasi, Wawancara,Tes, Analisis data, dan Uji Validitas Data. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru memungkinkan siswa dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, siswa juga didorong agar aktif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat. Hal ini terlihat dari kenaikan nilai rata-rata Keterampilan Proses matematika Siswa (KPS) yang semula sebesar 66,67 % pada siklus I, meningkat menjadi sebesar 83,33% pada siklus II.

 Kata kunci: benda model; CTL; segi tiga;

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan bagian dari ilmu sains terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu: matematika sebagai proses, matematika sebagai produk, dan matematika sebagai sikap. Proses yang dimaksud di sini adalah proses melalui kerja ilmiah, yaitu: kritis terhadap masalah, mengembangkan hipotesis, merancang percobaan, dan melakukan pengamatan serta menarik kesimpulan. Pengajaran matematika harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan berbagai pengalaman belajar. Guru harus memahami bahwa pada dasarnya siswa sudah memiliki pengetahuan yang harus dikembangkan oleh guru dengan berbagai strategi pembelajaran.

Hal inilah, yang menyebabkan motivasi belajar siswa menjadi rendah. Alam pikiran siswa sudah tertanam cara berfikir yang keliru, sehingga harus ada upaya-upaya serius untuk menjebol tembok cara pandang yang keliru ini.

Dari 36 siswa yang mendapat nilai di atas KKM baru mencapai 12 siswa (33,33 %) dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 24 siswa (66,67 %) dengan nilai rata-rata kelas 47,99.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar tentang Luas Segitiga dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Berbasis Benda Model Bagi Siswa Kelas X BO.A SMK 4 Sukoharjo pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan masalah: Bagaimanakah kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar Luas Segitiga benda model melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning berbasis benda model bagi siswa kelas X BO A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2018/2019?

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Belajar dan Pembelajaran Matematika

Belajar Matematika

Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian belajar berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama, yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Soetomo (1993:46) berpendapat belajar merupakan suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap, dan lain-lain.

Galloway dalam Sukamto (1997:27) juga mengemukakan pendapat yang sama yaitu belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Hakikat matematika sebagai proses, matematika sebagai produk, dan matematika sebagai sikap. Ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan.(1) Matematika sebagai Proses; (2) Matematika sebagai Produk; (3) Matematika sebagai Sikap.

Pembelajaran Matematika di SMK

Sudah menjadi pendapat umum, bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dimengerti, dipahami, dan memusingkan kepala. Materi matematika di SMK mulai sukar dan sudah diadakan pembidangan-pembidangan. Yaitu matematika sederhana, matematika menengah, dan matematika sukar.

Pembelajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa tetapi lebih ditekankan adanya interaksi antara siswa dengan materi (objek) pembelajaran dan guru hanya bertindak sebagai pengendali. Kondisi belajar siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghapalkannya, harus diubah menjadi berbagi pengetahuan, mencari, dan menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Pengajar dapat menggunakan pendekatan, teknik, model, atau metode pembelajaran inovatif untuk mencapai tujuan tersebut.

 

 

Teori Belajar dalam Sains

Teori Belajar Konstruktivisme

Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori pemrosesan informasi, teori psikologi kognitif Bruner, dan yang lain. Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan cara pengetahuan disusun dalam diri manusia.

Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Siswa harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu sendiri, dan berusaha susah payah dengan ide-ide agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan (Slavin 2008:18).

Model Contexual Teaching and Learning

Pengertian Contexual Teaching and Learning

Pengertian Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Karakteristik Pembelajaran CTL: Kerjasama, Saling menunjang, Menyenangkan, tidak membosankan.Belajar dengan bergairah dan Pembelajaran terintegrasi.

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2009: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilikipeserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari hasil belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang mempunyai beberapa kemiripan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Penelitan yang dilakukan oleh Andi Fitriawati seorang mahasiswa pendidikan FKIP UNTAD dengan judul “Penerapan Metode Penemuan terbimbing untuk meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang konsep Segitiga di kelas VII C RSBI SMP AL-Azhar Palu” dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Pemahaman siswa kelas VIIC RSBI SMP Al-Azhar Palu tentang konsep segitiga meningkat setelah dilakukan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran matematika, keterlibatan siswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep sangat diperlukan. Dilibatkannya siswa secara aktif dalam penemuan konsep melalui serangkaian kegiatan ilmiah akan berdampak positif bagi siswa, yaitu pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih bermakna sehingga kuat dalam memori jangka panjang. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi keterampilan proses sains, mendorong konstruktivisme pada siswa, dan meningkatkan kemampuan metakognitif adalah model pembelajaran dengan pendekatan CTL. Hal ini pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk lebih terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang bermuara pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, penerapan pembelajaran dengan pendekatan CTL berbasis benda model diduga Dapat meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran dan hasil belajar materi Luas segitiga pada siswa kelas X BO.A semester 2 SMK 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri Sukoharjo. Di sekolah ini penelitian dilakukan pada Kelas X BO A. Penelitian dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama enam bulan, yakni bulan Januari sampai dengan Juni 2019.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.BO.A. semester 2 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 36 orang siswa. 35 siswa laki-laki, 1 perempuan. Pemilihan subjek dilandasi adanya alasan bahwa siswa kelas X.BO.A. memiliki nilai hasil belajar paling rendah dibandingkan kelas X.BO A, yang lain.

Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam Kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar Luas segitiga pada siswa Kelas X BO.A SMK 4 Sukoharjo dengan penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis benda model.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan Kelas ini antara lain:1.  Tempat dan peristiwa yaitu kegiatan pembelajaran Informan dalam penelitian ini adalah guru Matematika dan siswa Kelas X BO.A. 2. Dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Teknik Pengumpulan Data

Observasi, Wawancara, Tes, Analisis data, Uji Validitas Data

Analisis Data

Data yang berupa deskriptif komparatif yaitu teknik yang digunakan untuk data kuantitatif yakni membandingkan antar siklus. Data ini berupa hasil tes yang sudah dikerjakan oleh siswa. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil di setiap siklusnya.

Indikator

Pencapaian Siklus akhir pada kualitas proses pembelajaran adalah 83, 33% Baik dari jumlah siswa. Peningkatkan hasil belajar      75% mencapai 75 dari jumlah siswa.

Prosedur Penelitian

Prosedur PTK ini mengikuti prinsip-prinsip PTK baik siklus I maupun II yaitu terdiri dari beberapa tahap diantaranya; tahap planning (rencana tindakan), implementing (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi) yang kemudian diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus kedua, dan seterusnya. Pelaksanaan dalam dua siklus

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berangkat dari kondisi tersebut, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi luas segitiga dengan pendekatan Contextual Teaching And Learning(CTL) berbasis benda model. Dengan pendekataan CTL inilah penulis memperbaiki proses pembelajaran luas segitiga, agar lebih bermakna.

Deskripsi Tindakan Siklus I

Tindakan pembelajaran Siklus I dilakukan dalam empat tahapan kegiatan. Keempat tahapan tersebut meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi.

Perencanaan,Tahap ini dilaksanakan pada hari jum’at, 1 Februari 2019 bertempat di ruang guru SMK 4 Sukoharjo, guru bersama kolabolator mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Pelaksanaan(Action I); Jum’at, 8 Februari 2019. Jumlah siswa 36, dibagi 4 kelompol, masing-masing terdiri dari 9 siswa. Observasi dan interpretasi; Jum’at, 8 Februari 2019 untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 11 Februari 2019, di ruang kelas X BO.A SMK 4 Sukoharjo.

Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus I selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut:

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Tindakan Siklus I

Refleksi Hasil Tindakan; Jum’at, 15 Februari 2019 di ruang guru SMK 4 Sukoharjo.

Deskripsi Tindakan Siklus II

Tindakan pembelajaran Siklus II merupakan hasil perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya. Tindakan pembelajaran Siklus II dilakukan dalam empat tahapan kegiatan. Keempat tahapan tersebut meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) refleksi hasil tindakan.Perencanaan; Jum’at, 15 Februari 2019 dapat mencapai 80 % dari jumlah siswa.; Pelaksanaan Tindakan; Senin, 18 Februari 2019 dan hari Jum’at, 22 Februari 2019; Observasi dan Interpretasi; Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 adalah 30 orang siswa atau 83,33% dari jumlah siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00 % jumlah siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 sudah terlampaui.

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Tindakan Siklus II

Refleksi Hasil Tindakan; Keterampilan Proses matematika Siswa (KPS) yang semula sebesar 66,67 % pada siklus I, meningkat menjadi sebesar 83,33 % pada siklus II.

Pembahasan Hasil Tindakan

Penggunaan benda model dengan pendekatan CTL pada siswa Kelas X BO.A berjalan efektif karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kenaikan nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa (KPS) yang semula sebesar 75 % pada siklus I, meningkat menjadi sebesar 83,33% pada siklus II.

Data peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi “Luas segitiga” dari kondisi awal hingga akhir tindakan Siklus II pada tabel di atas selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut:

Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II

Simpulan

Proses pembelajaran berjalan efektif karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kenaikan nilai rata-rata Keterampilan Proses matematika Siswa (KPS) yang semula sebesar 66,67% pada siklus I, meningkat menjadi sebesar 83,33 % pada siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 66,91 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I, menjadi 76,39 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 55,55 % pada akhir tindakan Siklus I, menjadi 75 % pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Johnsson, Elaine, Ph.D, 2009. Contextual Teaching And Learning. Bandung: Mizan Learning Center(MLC).

Keraf, Gorys, 1984. Komposisi. Ende Flores: Arnoldus.

Markhamah, LPPM – UMS, 2009. Penulisan Artikel Ilmiah Kajian Teoritis Dan Bahasa Indonesia Dalam Artikel Ilmiah. Diselenggarakan oleh Solo Teacher Development Institut(STDI).

Meier, Dave, 2005. The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa.

Rahman, Maman, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Semarang.