UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI ALLAH ITU MAHA MENGETAHUI

MELALUI METODE INKUIRI DENGAN MEMANFAATKAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS III

SD NEGERI NGADIKERSO 02 KECAMATAN SUMOWONO

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Rahayu Sriwati

SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI materi Allah itu Maha Mengetahui melalui metode inkuiri dengan memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Metode ini merupakan salah satu bentuk pengembangan pembelajaran kooperatif yang mempunyai ciri mengembangkan aktifitas berfikir melalui diskusi atau kerja kelompok. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas III (tiga) SD N Ngadikerso 02 tahun pelajaran 2016/2017. Pendekatan penelitiannya adalah pendekatan kuantitatif jenis penelitiannya yaitu tindakan kelas (PTK). Peneliti ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri empat tahap yaitu: perncanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, dokumentasi. Teknik analisis data deskriftif komparatif membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal (prasiklus), Siklus I dan Siklus II, dari aspek (1) partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2) Nilai rata-rata (mean) maupun, (3) persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KBM. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui metode inkuiri dapat meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran PAI materi Allh itu Maha Mengetahui dengan memanfaatka alam sebagai sumber belajar. kelas tiga SD Negeri Ngadikerso 02 Sumowono. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan angka prosentase ketuntasan belajar peserta didik pada kondisi awal yang hanya 25% meningkat menjadi 62,5% pada siklus I dan mencapai angka 100% pada akhir siklus II. Total peningkatan ketuntasan adalah sebesar 75% Hasil capaian rata-rata pada tahap pra siklus sebesar 50,62 meningkat menjadi 68,43 pada siklus I dan menjadi 84 pada siklus II. Total peningkatan rata-rata adalah 33 poin.

Kata kunci: kemampuan membaca, belajar kooperatif, metode inkuiri

 

PENDAHULUAN

Kompetensi dasar pelajaran PAI materi Allah itu Maha Mengetahui, termasuk materi yang penting untuk diajarkan siswa. Pentingnya pemahaman tentang upaya meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar tersebut bagi siswa bertujuan agar prestasi belajar siswa di atas KBM yang ditetapkan sekolah dapat terpenuhi.

Kenyataan, kondisi awal siswa dalam menguasai kompetensi dasar Allah itu Maha Mengetahui itu rendah, terlihat hasil belajar siswa dari 16 anak, pada tahap awal (pra siklus), yang mendapatkan nilai di atas KBM baru 4 anak (25%), itu artinya masih 12 anak atau 75% yang berada di bawah standar PKB yang ditetapkan di SDN Ngadikerso 02 yaitu nilai 70(tujuh puluh). Hal ini perlu adanya tindakan kelas dengan metode yang baru.

Mengatasi masalah di atas, perlu adanya upaya memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman, dan hasil belajar siswa. Sebagai alternatif digunakn metode inkuiri.

Usman (1993:124) metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah kesimpulan.

Sudyana (1986:21) mengemukakan bahwa inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

Anita (2001:1-4) mengatakan metode inkuiri merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih di tingkatkan.

Oemar Hamalik (2001:219) inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu proses atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan membuat dugaan, menjelaskan,mengukur dan membuat kesimpulan. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan di sains adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang bersangkutan saja.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah salah satu cara menyampaikan pembelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.

Harapan kondisi akhir siswa Kelas III SD N Ngadikerso 02 Semester Genapl Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam rendahnya hasil belajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam kompetensi dasar meyakini Allah itu Maha Mengetahui, dapat meningkat di atas KBM. Hal ini tentunya akan terlihat dengan adanya perubahan dari hasil belajar siswa di bawah KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)kemudian berubah meningkat menjadi di atas KBM.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan Metode inkuiri dalam pembelajaran PAI materi Allah itu Maha Mengetahui. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mata pelajaran PAI materi Allah itu Maha Mengetahui peserta didik kelas III SDN Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian mengenai media-media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Untuk peserta didik, penelitian ini dapat memotivasi peserta didik untuk semakin giat belajar PAI sehingga secara otomatis prestasi belajar peserta didik semakin meningkat. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak sekolah untuk memotivasi semangat guru untuk mengadakan penelitian sejenis, sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dan mutu sekolah akan meningkat.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan dan kebiasaan manusia. Menusia perlu memahami bahwa aktivitas belajar akan berpengaruh dalam proses psikologisnya. Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Gagne (1989:11 dalam Ani 2011: 1.3) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pemgertian tersebut mengandung arti bahwa belajarmengandung beberapa atribut pokok yaitu proses, perubahan perilaku dan pengalaman.

Hasil belajar merupakan penampilan (performance) kemampuan siswa setelah mengalami perbuatan belajar dalam proses pembelajaran. Dari performence ini dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar yang diperoleh biasanya akan diketahui setelah guru melakukan penilaian. Menurut Nasar hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Berbagai pemikiran mengenai taksonomi hasil belajar telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dewasa ini, Bloom sebagaimana dikutip oleh Briggs mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah sikap dan psikomotor.Setiap ranah dapat diklasifikasikan menjadi enam yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi (Nashar.2003:78)

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal , yaitu faktor yang berasal dari anak itu sendiri, yang meliputi bakat, inteligensi, dan kreatifitas. Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Sumber belajar menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan tata tempat.

Sudjana (Suratno, 2008), menuliskan bahwa pengertian Sumber Belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahakan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Usman (1993:124) metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah kesimpulan.

Sudyana (1986:21) mengemukakan bahwa inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

Anita (2001:1-4) mengatakan metode inkuiri merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih di tingkatkan.

Oemar Hamalik (2001:219) inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu proses atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan membuat dugaan, menjelaskan,mengukur dan membuat kesimpulan. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan di sains adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang bersangkutan saja.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah salah satu cara menyampaikan pembelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.

Langkah-langkah dalam proses inkuiri

Sagala (2003:97) berpendapat bahwa langkah-langkah dalam proses inkuiri adalah:

a)    Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingin tahuan terhadap sesuatu.

b)    Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik.

c)     Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.

d)    Mencari infirmasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis.

e)    Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.

f)     Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru.

kelebihan metode inkuiri

a)    siswa aktif dalam kegiatan belajar

b)    membangkitkan motifasi belajar siswa

c)     siswa memahami benar bahan pelajaran.

d)    Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan padadiri sendiri menjai penemu.

e)    Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai konteks.

f)     Melatih siswa belajar mandiri.

Kelemahan metode inkuiri

a)    menyita banyak waktu.

b)    Cara belajar ini diperlukan kesiapan mental.

c)     Tidak semua siswadapat melakukan penemuan.

d)    Tidak berlaku untuk semua topik.

e)    Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besa, karena sangat merepotkan guru.

Hipotesis tindakan pada pada penelitian ini adalah: “Penggunaan Metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Allah itu Maha Mengetahui bagi siswa kelas 3 SDN Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono tahun pelajaran 2016/2017”

METODE

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran PAI. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas III tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2016/2017. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Data yang berasal dari subyek atau data primer berupa hasil belajar peserta didik, banyaknya 16 siswa. Data yang berasal dari selain subyek atau data sekunder, berbentuk dokumen, banyaknya data penilaian hasil belajar, data diperoleh dengan cara evaluasi pra siklus, siklus I dan siklus II.

Menurut Nawawi (1985: 95-95) ada empat macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pada umumnya yaitu: 1) Teknik observasi, dibagi menjadi teknik observasi langsung, dan teknik observasi tidak langsung; 2) Teknik komunikasi langsung, dibagi menjadi teknik komunikasi langsung, dan teknik komunikasi tidak langsung; 3) Teknik pengukuran; 4) Teknik/studi dokumenter. Menurut Darwan Syah (2009: 12) bahwa instrumen adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode.

Validasi Data Agar alat pengumpul data dan data yang diperoleh valid maka dilakukan validasi. Cara validasinya disesuaikan dengan alat maupun data yang diperlukan, misalnya tes tertulis akan divalidasi butir soalnya melalui kisi-kisi,wawancara/observasi akan divalidasi datanya melalui triangulasi. Ada dua triangulasi yang dilakukan, yakni: (1) Triangulasi sumber dan (2) Triangulasi metode.

Analisi data.Mengingat PTK datanya berbentuk bilangan/kuantitatif maka data yang ada dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal (prasiklus), Siklus I dan Siklus II, dari aspek (1) partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2) Nilai rata-rata (mean) maupun, (3) persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KBM.

Indikator kerja. Metode inkuiri dinilai efektif kinerjanya untuk menjawab masalah rendahnya hasil belajar PAI materi Allah itu Maha Mengetahui, apabila ada peningkatan berupa; partisipasi siswa dalam pembelajaran, nilai rata-rata (mean) dari prasiklus ke siklus I dan siklus II secara nyata dan persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM mencapai 100%.

 Desain penelitian menggunakan konsep pokok penelitian tindakan menurut Kurt Lewinyang dikutip oleh Arikunto (2006: 16), terdiri atas empat komponen,yaitu: (1) perencanaan (planning); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting) dengan beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran.

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri atas 3 tahap dengan 2 siklus. Tahap pertama adalah tahap prasiklus sementara tahap dua dan tiganya adalah siklus satu dan siklus dua. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada tahap prasiklus adalah: 1) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. 2) Guru melaksanakan pembelajaran diawali dengan apersepsi, motivasi belajar, dan menyampaikan materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan materi tentang meyakini Allah itu Maha Mengetahui dengan metode ceramah. 3) Guru menutup kegiatan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai umpan balik dari materi yang telah diceramahkan kepada siswa.

Dalam planning atau perencanaan tindakan prasiklus, guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan RPP untuk kegiatan pembelajaran (lampiran1a), mempersiapkan bahan pembelajaran dari berbagai sumber (lampiran2), mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran 3a), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4).

Acting atau melaksanakan tindakan, yang meliputi: tindakan yang mengacu pada skenario yakni melaksanakan pembelajaran dengan metode card sort. Implementasi dari rencana yang telah dibuat dalam skenario pembelajaran diaktualisasikan pada saat pelaksanaan ini dan pada dasarnya setiap perencanaan telah dapat dijabarkan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang dapat menggangu proses penelitian. Proses pembelajaran prasiklus dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan Kompetensi Dasar Meyakini Allah itu Maha Mengetahui yang dilaksanakan pada hari Senin, 13 Februari 2017. Dalam tahap ini peneliti mengingat dan menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan. Proses ini dilaksanakan dalam kurun waktu dua jam pelajaran.

Observing yakni melaksanakan pengamatan: dengan mengamati peserta didik, peneliti mengamati perubahan perilaku mereka dalam proses pembelajaran tentang meyakini Allah itu Maha Mengetahui. Pelaksanaan observasi meliputi proses mengamati aktivitas siswa secara umum selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diamati berupa lembar observasi.

Reflecting yakni melaksanakan refleksi, tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Demikian seterusnya dilakukan berulang ulang (jumlah siklus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dua siklus). Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, pembelajaran membaca dilaksanakan dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran hanya bersifat monoton, guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah dan peserta didik cenderung mendengarkan sehingga peserta didik akan bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu sebagian besar peserta didik belum bisa memahami materi meyakini Allah itu Maha Mengetahui. Sehingga hal tersebut akan berdampak pada peserta didik dan proses pembelajaran yang kurang berhasil secara optimal. Selain itu, prestasi belajar peserta didik akan cenderung rendah dan tidak memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil prestasi belajar PAI dalam materi mayakini Allah itu Maha Mengetahui peserta didik kelas III SDN Ngdikerso 02 yang masih kurang dari harapan.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Dari 16 peserta didik kelas III SDN Ngadikerso 02, pada nilai ulangan harian sebelum dilakukan penelitian, nilai tertinggi sebesar 75, nilai terendah sebesar 15, dan rata-rata kelas sebesar 50,62 atau peserta didik yang masih memperoleh nilai < KKM sebanyak 12 peserta didik atau 75% sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai > KKM sebanyak 4 peserta didik atau 25%. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dilihat rendahnya prestasi belajar PAI dalam pembelajaran meyakini Allah itu Maha Mengetahui.

 

 

Siklus 1

Pada tahapan ini peneliti melaksanakan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Hal-hal yang peneliti persiapkan adalah peneliti menyusun rencana perbaikan pambelajaran, menyusun lembar pengamatan untuk siswa, menyusun petunjuk melakukan pembelajaran metode inkuiri.

Berdasarkan lembar observasi aktifitas peserta didik dan hasil tes peserta didik pada tindakan siklus I, maka diperoleh data-data dalam tindakan siklus I. Observasi digunakan untuk mengetahui saat proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I, masih ada sebagian besar peserta didik yang masih kurang konsentrasi tidak aktif dalam kelompok belajar, dan sering bercanda dengan temanya. Hal itu mungkin dikarenakan teman dalam kelompok sudah terbiasa yang berdekatan tempat duduk dalam kesehariannya.

Pada hasil tes tindakan siklus I diperoleh nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah adalah 50, rata-rata kelas dalam siklus I adalah 68,43. Peserta didik yang masih memperoleh nilai <KKM sebanyak 6 peserta didik atau 37,5% sedangka peserta didik yang memperoleh nilai >KKM sebanyak 10 peserta didik atau 62,5%.       

      Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan meyakini Allah itu Maha Mengetahui peserta didik pada tindakan siklus I dibanding dengan kemampuan membaca sebelum diadakan tindakan. Namun demikian, hasil belajar tersebut belum signifikan dalam mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Oleh karena itulah, untuk ketuntasan hasil belajar perlu dilanjutkan dengan diadakan tindakan siklus II

SIKLUS II

      Pembagian kelompok pada tindakan siklus II berdasarkan prestasi belajar peserta didik secara merata. Sehingga aktifitas peserta didik pada tindakan II terlihat sangat aktif. Keaktifan peserta didik dapat dilihat dari antusias peserta didik dalam menjawab pertanyaan maupun konsentrasi dalam mengerjakan tugas dalam kelompoknya. Peserta didik yang cenderung pandai dan aktif akan membantu peserta didik yang kurang aktif, sehingga dalam kelompok akan dapat menunjukkan keaktifan secara menyeluruh. Kerjasama dalam kelompok akan semakin terlihat dan saling membantu satu dengan yang lain. Peserta didik saling berlomba saat diminta untuk mengerjakan tugas menyusun kata pada papan stereoform. Peserta didik akan merasa lebih senang dan termotivasi untuk menyusun kata secara cepat dan benar sehingga akan memenangkan permainan. Sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Pada hasil tes tindakan siklus II diperoleh nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 70, rata-rata kelas dalam siklus II adalah 84. Persentase ketuntasan belajar sebesar 100%. Artinya dari 16 peserta didik, semua tuntas belajar. Maka dapat diperoleh adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan ketuntasan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) pada seluruh peserta didik.

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No

Hasil belajar

Data awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai Tertinggi

75

90

100

2

Nilai Terendah

15

50

70

3

Rata-rata

50,62

68,43

84

4

Tuntas belajar

25%

62,5%

100%

5

Tidak tuntas belajar

75%

37,5%

0%

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

            Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa kemampuan meyakini Allah itu Maha Mengetahui peserta didik dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode inkuiri. Peningkatan kemampuan meyakini Allah itu Maha Mengetahui dapat dilihat dari peningkatan angka persentase ketuntasan belajar peserta didik pada kondisi awal yang hanya 25% meningkat menjadi 62,5% pada siklus I dan mencapai 100% pada akhir siklus II. Total peningkatan ketuntasan adalah sebesar 75% peningkatan Hasil capaian rata-rata pada tahap pra siklus sebesar 50,62 meningkat menjadi 68,43 pada siklus I dan menjadi 84 pada siklus II. Total peningkatan rata-rata adalah 33 poin.

Saran

Beberapa saran sebagai bahan masukan dan tindak lanjut kerkenaan dengan hasil penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Kepala Sekolah, sebaiknya Kepala Sekolah selalu mendorong dan membina guru untuk lebih pro aktif dalam usaha menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik, 2. Bagi Guru, a. Guru sebaiknya selalu tanggap terhadap masalah yang timbul dalam pembelajaran berusaha mencarikan solusinya, b. Guru sebaiknya menggunakan keterampilan dasar mengajar secara optimal dan kreatif dalam upaya merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, c. Guru hendaknya mampu dan mau menerapkan pengggunaan model-model pembelajaran baru yang disesuaikan dengan standar kompetensi yang akan dicapai, d. Guru dituntut untuk selalu meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang digariskan dalam kurikulum, seimbang antara hasil belajar dan keterampilan proses.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W.,Sri dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Beni S. Ambarjaya. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik. 2012.Yogyakarta: CAPS.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdikbud, Jakarta.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI.Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan.2006.Jakarta

Elis Ratnawulan dan Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. 2014. Bandung: Pustaka Setia.

Hamdani.Strategi Belajar Mengajar. 2010.Bandung:CV Pustaka Setia.

Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani. Ilmu Pendidikan Islam. 2010. Bandung: CV. Pustaka Setia.2010.

Ismail. Strategi pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. 2008.Semarang: RaSAIL Media Group.

Jamal Makmur Asmani. 7 Tips Aplikasi Pakem. 2010. Jogjakarta: DIVA Press.

Hamid, H.M. Akib. 2014. Statistika Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Multiono, A. Zairu dan Asmani. 2003. Tes dan Asesmen di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sapriati Amalia,dkk. 2011. Pendidikan PAI di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

Satori, Djam’an. 2014. Profesi Keguruan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Surakhmand, Winarno. 2002. Strategi Belajar Mengajar. PT. Bintang, Jakarta.

Sumantri, Mulyani. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka, Jakarta.

Toha, Muhamad. 2014. Metode penelitian. Universitas Terbuka, Jakarta.

Wardani,I G.A.K. 2014. Pemantapan Keampan Profesional. Universitas Terbuka, Jakarta.

Wahyudin, Dinn. 2014. Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Wihardit, Kuswaya 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.